Tampilkan postingan dengan label being me. Tampilkan semua postingan

Tips Hemat Membeli Peralatan Dapur untuk Food Blogger Pemula

Ada yang mulai suka masak lalu memfotonya untuk posting di instagram atau blog post? Saya (ngacung sendiri). Mulai suka masak sejak resign kerja karena merasa ada waktu dan  tidak ada si mba hehehe. Buka akun IG dan pinterest, lihat – lihat foto  makanan ciamik, kok jadi pengen bisa motret ya. Mungkin efek mencari hiburan atau  sesuatu yang bisa dilakukan selain mengurus anak - anak, kasur, sumur dan suami tentunya hehehe.

Boleh lihat - lihat blog masak saya di https://semangkukrasakitchen.wordpress.com/

me time ala - ala hehehe


Duh ngapain sih ikut – ikutan latah motret makanan ala - ala food blogger? Buang – buang waktu aja! Aih namanya juga kesenangan, tidak bisa dirasakan orang lain dan melakukan sesuatu yang kita sukai bisa membuat happy, efek keluarnya hormon endorphin. Bagi saya melakukan sesuatu yang disukai semacam hiburan atau me time,  sekaligus jeda dari rutinitas irt yang khas dan itu – itu saja.  

Pengalaman Pertama Mengikuti Pameran Bunga

Assalamulaikum teman – teman,

Ada yang pernah ikut pameran/jualan di pameran? Waktu kuliah saya beberapa kali jualan di pameran tapi yang dijual bukunya orang (penerbit), dua kali jadi kasir penerbit Mizan waktu pameran buku Bandung di Braga, honornya lumayan bikin mendadak jadi mahasiswa banyak duit dan rela ninggalin jam kuliah hahaha.



Bulan lalu pertama kalinya saya ikut pameran dengan barang yang dijual bunga dan dagangan milik sendiri. Tepatnya di event Florikultura Indonesia yang diselenggarakan di kampus IPB Baranangsiang. Pameran rutin yang diselenggarakan IPB, dengan tema pameran Buah dan Bunga tapi atas saran Presiden penyelenggaraan dipisahkan antara pameran bunga dan buah perdua tahun sekali. Jadi kalau tahun ini pameran bunga, tahun depan pameran buah, begitu seterusnya. Tujuannya mengangkat petani dan pertanian lokal, membangkitkan Florikultura Indonesia sehingga bisa menjadi tuan di negaranya sendiri.

Tari daerah pada acara pembukaan 

Belajar Tahsin Al-Qur'an (lagi)

Hari ke 12 Ramadan, masih semangat Tadarus Qur'annya? Beberapa hari lalu saya membaca quote yang diposting akun Ig seorang teman, bunyinya kurang lebih seperti ini; Jadilah Generasi Rabbani bukan Generasi Ramadhani. Artinya kurang lebih jangan hanya saat bulan Ramdhan kita (termasuk saya) begitu bersemangat mendekatkan dirinya padaNya, sementara bulan lain biasaa...akh, saya banget ituh. Makjleb quotenya. Ramadhan memang seharusnya dijadikan momentum perbaikan hingga berlanjut ke bulan-bulan berikutnya. Tetap tadarus dan tarawih diganti tahajud. Tapi ya gitu deh godaan malas lebih kuat. Itu mah sayaa...Tapi semoga bulan berikutnya saya bisa konsisten  ....

Ngobrolin tadarus (membaca Al-Qur'an) alhamdulillah Ramadhan tahun ini saya berkesempatan belajar Tahsin lagi walaupun hanya sepotong, tidak dari awal. Pertama kali belajar tahsin saat kuliah, tahun kedua bekerja ada kesempatan belajar tahsin lagi. Dan ingin belajar Tahsin lagi begitu mengajari si sulung iqro saat usianya balita.

Phalaenopsis si Bunga Eksklusif

Assalamualaikum Teman, 

Menuntaskan rasa rindu. Rindu ngeblog heuheu. Dan mau  ngomongin bunga, karena akhir - akhir ini berkutat dengan bunga selain tentu saja urusan rumah tangga, jadi yang kepikiran mau nulis soal bunga. Oh ya bacaan saya pun akhir-akhir ini tidak jauh - jauh dari cara merawat dan menanam beragam bunga hahaha. Nasib tukang kembang amatir kudu banyak belajar.

Ada yang tahu Phalaenopsis? Betul, nama pasarannya anggrek bulan. Anggrek yang bisa dibilang ekslusif diantara jenis anggrek lain. Indah iya tapi banyak banget anggrek lain yang lebih indah. Nah apa sih yang membuat anggrek ini ekslusif hingga selalu jadi hiasan dibanyak lobi perkantoran, hotel, rumah sakit, restoran mewah atau mejanya big bos, bahkan jadi pelengkap saat imlek.

Catatan 2016


Sedikit curcol, silahkan skip bagi yang tidak suka postingan curhat :D

Januari, masih belum terlambat donk ya kalau posting tentang 2016 dan harapan untuk tahun 2017. Bukan catatan semacam kalaedoskop ya teman hanya momen penting/berkesan yang saya alami di tahun 2016.

Cerita Lebaran Penuh Makna

Pulang akan selalu membawa cerita berbeda walaupun jalan dan orang yang kita temui masih sama dengan kepulangan  sebelumnya...


Walaupun saya hanya mudik ke Purwakarta dan Bandung, siapa sangka mengalami kemacetan walaupun tidak seheroik teman-teman yang mudik lewat jalur pantura atau pantai selatan. Kemacetan yang  sempat membuat senewen,  galau dan panik.

Galau,  karena kami sempat bingung untuk membuat keputusan, apa  akan putar arah keluar tol dan pulang ke rumah (mudik ditunda hingga besok pagi atau tengah malam) atau bertahan karena tanggung sudah menempuh 4 jam perjalanan dari Pasar Rebo ke tol Cikarang?

Alasan Saya Datang ke Acara Blogger

Bagi saya acara atau event blogger itu seperti memiliki magnet tersendiri, membuat  ingin datang.  Alasannya ya  pengen tahu aja acaranya seperti apa dan pengen tahu Jakarta. Iya kadang alasan datang ke event karena pengen tahu tempat dan jalan yang dilalui. Maklumlah ya wong ndeso yang merantau di Ibukota, walaupun ber-ktp Jakarta hampir 10 tahun, tidak tahu jalan-jalan di Jakarta apalagi jurusan metromini karena   saya tidak pernah benar-benar tinggal di Jakarta, cuma nebeng alamat rumah mertua (entah kenapa suami keukeuh tetap berktp Jakarta).

Tapi karena kondisi tidak selalu memungkinkan untuk datang ke acara blogger, jadi  pilih-pilih dan disesuaikan dengan kondisi. Kondisi mood, keuangan alias ongkos, rute transportasi massal (busway atau kereta) untuk ke tempat acara mudah – jaga-jaga kalau tidak dianter pak suami.

Narsis seusai acara blogger  ;p

Begini ceritanya kalau mahmud kopdar :)

Assalamualaikum temans.

Tahu kan kepanjangan mahmud? mamah (berjiwa) muda hehehe. Ya, gitu deh kalau udah ketemu teman suka lupa umur, serasa muda, sejenak lupa krucil dan bapaknya yang nungguin di resto sebelah atau di parkiran:)

Yeayyy akhirnya kami ketemuan walaupun dengan formasi tidak lengkap, karena tinggal di beda kota, beda provinsi bahkan beda pulau. Bukan sekedar soal waktu yang tidak bisa menyatukan untuk bertemu juga ongkos hahaha. Mba Wien yang beromisili di  Yogya kebetulan ada training di Bogor jadilah sekalian kami ketemuan.  Pilihan Green Terrace TMII karena relatif dekat dari tempat tinggal bumil mba Nunung yang ngidam pengen kumpul  dan mentraktir *terima kasih banyak mba Nung semoga rejekinya lancar dan bertambah*.

kopdar cantik, makan enak :D
Terharu karena ada goodiebag padahal tidak ada  sponsor. Ambu membagikan prol tape buatannya dan mba Wien bawa oleh-oleh abon   dari Yogya. eh, dapat doorprize juga dari mab Nunung, duh makasih banget ya mba Nung.

Pertemanan kami di mulai di media sosial karena sama-sama suka nulis lomba, ngekuis, (contesmania) dan (bukan) kebetulan beberapa dari kami di pertemukan menang di lomba Sariwangi yang hadiahnya camping sekeluarga plus uang tunai. Percaya ga percaya saat tahu tujuh dari sepuluh pemenang lomba sariwangi waktu itu adalah kami yang sudah saling kenal dekat di media sosial.

bertujuh menang di lomba sariwangi 

Akhirnya pertemanan kami tak sekedar bicara soal lomba, obrolan khas ibu-ibu termasuk saling sharing masalah parenting. Bagi saya mereka tidak sekedar teman tapi sahabat walaupun jarang bertemu, sudah merasa klik. Mungkin ini yang namanya chemistry berteman.

Ini lho trend di jaman kami abg 
Makan siang di selingi obrolan dengan tema beragam dan melompat-lompat dari info lomba blog, kuis, isu pemilihan gubenur DKI – bukan karena kekinian ya tapi tiba-tiba jadi topik hahaha. Dan saya lupa, bagaimana awalnya hingga obrolan kami nyambung ke Majalah Anita Cemerlang, majalah Mode, tulisan Zara Zettira dan komik Nina. Obrolan yang pastinya hanya di mengerti generasi kami *ketahuan deh umurnya*.

Lalu menyinggung penulis dan  novelnya yang pada jaman itu terkenal  syur. Ya, dulu belum jamannya internet dan youtube, dan buku seperti itu masih terbatas jadinya terkenal. Walaupun tidak pernah baca pasti pada tahu kalau penulis itu novelnya  17+. Bahkan novel itu di gunakan untuk manakut-nakuti, seperti yang di lakukan kakaknya teman,”Hati-hati ya jangan baca novel yang penulisnya Freddie S.” Dan karena pada jaman itu soal sex tabu, jadi di takut-takuti seperti itu jadi beneran takut baca.  Padahal penasaran setengah mati, tapi kalau nekat baca dan ketahuan malu.

Nah dari obrolan novel syur itu tiba-tiba nyambung ke permasalahan abg. Masalah sex akan jadi pertanyaan mereka karena pada usianya hormon pubertas sudah berkembang dan rasa ingin tahu mereka makin besar.  Mulailah Ambu, mba Wien dan mba Murti, sharing mengenai masalah dan cara menghadapi  anak usia smp atau  abg.

Permasalahan anak abg
Dari soal urusan mode baju yang tidak mau terlalu modis tapi juga tiak mau terlihat ndeso. Pertanyaan,“Memang ciuman bisa bikin hamil?”  “Hamil kan bertemu sperma dan ovum, ketemunya di mana?”  “Kenapa sih tidak boleh pacaran, kan ga pegangan tangan?”
Saya, mba Arin dan mba Nunung menyimak dengan serius, karena problem yang kurang lebih sama akan kami hadapi beberapa tahun mendatang.

Point yang saya dapat dari obrolan ini, penting menjaga kedekatan dengan anak saat ini hingga mereka beranjak dari remaja agar kita menjadi teman bertanya dan berbagi mereka. Karena informasi di luar sana yang begitu banyak dan bisa di akses tanpa filter bisa berbahaya.
Kedekatan dengan anak-anak yang seperti apa? Tentunya tidak sekedar fisik. Kita merasa dekat dengan anak, apa anak juga merasakan hal yang sama?

Pertanyaan yang menjadi penting karena pada beberapa kasus anak merasa tidak di sayang orangtua akibat teguran keras, disiplin dan terlalu di atur, seperti kasus yang  diceritakan mba Murti berdasarkan pengalaman menghadapi anak sulungnya.

Padahal pada saat yang sama orangtua merasa melakukannya karena sayang dan untuk kebaikan anak.

Disinilah  pentingnya komunikasi yang tepat dengan anak terlebih saat mereka beranjak remaja, kata Ambu.

Pe-er besar untuk saya yang sulit sekali merubah perilaku komunikasi satu arah, artinya saya yang dominan, kurang banyak mendengarkan, lebih suka mengatur daripada diskusi.

Tak terasa makanan di meja hampir tandas, tinggal potongan bebek yang sebenarnya masih menggoda selera  tapi apa daya perut  sudah penuh. Daripada mubajir di buang, dibungkuslah untuk di bawa pulang.

Narsis dulu

Kami pun beranjak dan mencari spot untuk foto-foto sebelum pulang. Harus foto donk karena kesempatan bertemu langka, sekalian foto juga untuk kontes hahaha.

Judulnya foto-foto nekat, gimana ga nekat kami foto-foto di taman Green Terrace, di mana lalu lalang mobil  keluar masuk ke area ini. Jadi pusat perhatian dan diketawain satpam dari jauh tapi ya cuek aja ya, kan gak akan ketemu lagi hehehe. 

mba wien sibuk nyeting kamera via hp :)

Cerita Tas Canvas


tas-tas favorit
Berbicara soal tas, saya suka tas berbahan kanvas karena terkesan santai dan sporty, selain  penampilan saya yang tidak modis ini rasanya tidak matching jika pakai tas bling-bling :D. Saya punya tiga tas berbahan kanvas, yang terlama di beli sekitar 6 tahun lalu, dan masih sering di pakai (antara hemat dan pelit hehehe), motif bunga ros ala shabby chic,  sudah agak belel tapi makin belel makin sayang sama tas ini. Yang kedua dibeli sekitar  tiga tahun lalu, Mama saya pernah protes katanya kurang pantas tas ini saya pakai karena kebesaran – untuk ukuran tubuh saya hehehe.

Yang ketiga tas baru *pamer*,  hasil ngeblog lho tepatnya hasil tukar voucher job review dari sebuah onlineshop, ukurannya pas untuk tubuh saya yang kecil.

Kalau bicara soal isi tas, tergantung dengan siapa saya pergi, kalau bawa anak-anak pasti isi tas lebih banyak karena membawa perintilan ini itu seperti tisu basah satu pak besar, sapu tangan, sisir, lotion, minyak kayu putih, hand sanitasi dan kantung kresek. Bawa tas   pun biasanya dua, satu tote bag yang isinya baju ganti, tempat minum, cemilan dsb.

Kalau pergi  sendiri lebih simple, isi tasnya mungkin tak jauh berbeda dengan isi tas perempuan lainnya seperti;

isi tas 

Peralatan dandan ala kadarnya terdiri dari pelembab, bedak dan lipstik. Jadi setelah sholat  pake pelembab, bedakan dan bibir sedikit di ulas biar nampak fresh,  tidak tampak pucat dan sedikit menyamarkan kerutan halus hahaha *ketahuan umurnya deh*.

Dompet dan isinya wajib dong ya, termasuk di dalamnya kartu flash untuk naik busway dan tiket langganan KRL. Jika bepergian sendiri (ke Jakarta) saya pengguna setia busway  atau KRL, tergantung tempat acara. Tapi lebih sering naik busway karena dari Ciputat sini ada APTB, jadi tinggal nyambung busway. 

Dan berhubung saya ‘buta’ Jakarta walaupun sudah berKTP Jakarta 9 tahun (nebeng alamat mertua) yang tidak boleh ketinggalan saat saya ke Jakarta sendirian (entah acara blogger atau bertemu narasumber tulisan) adalah peta busway, agar tidak salah naik bis. Tapi tetap saja ya walaupun sudah bawa peta busway, pernah salah naik busway, karena  masih pusing jika pindah busway dan melewati jembatan, jadilah niat ke Monas malah nyasar sampai Kota dengan rute lewat Kebun Jeruk dan Kedoya.

Dulu saat stasiun KRL belum rapih (masih kumuh dan horor) di mana setiap statsiun tidak ada tulisan nama statsiunnya, saya selalu membawa secarik kertas yang isinya  tulisan urutan nama statsiun, agar tidak salah turun atau kelewat.

Handphone dan power bank harus bawa donk ya, selain biar update dan terhubung dengan keluarga, hp juga berfungsi untuk hiburan jika macet, entah baca portal berita atau selancar di medsos, seringnya sih yang terakhir, baca berita apalagi berita politik malah suka bikin puyeng. Eit, bukan berarti tidak peduli sama kondisi dalam negeri ya.

Tisu dan atau saputangan, walaupun udah tidak musim bawa saputangan, kebiasaan yang diterapkan ibu sejak sekolah dasar ini masih  terbawa sampai sekarang.

Buku, tidak harus buku baru atau buku belum di baca. Gadgetan sepanjang jalan kadang bosan. Apalagi jika terjebak macet berjam-jam. Jika naik busway biasanya saya terkena jebakan macet di sekitar Pondok Indah. Biasanya saya bawa buku favorit, jadi kalau pun di baca ulang tetap asik.

Pulpen, entah untuk apa tapi selalu merasa perlu membawa.

Plastik, fungsinya tergantung situasi, bisa untuk sampah atau kalau hujan barang-barang dalam tas di masukin ke plastik karena tasnya tidak kedap air.

Mukena lipat, walaupun di setiap  mushola biasanya tersedia, sayangnya tidak semua mushola menjaga kebersihan mukenanya.

Peniti, untuk cadangan jika peniti di kerudung lepas jatuh (dan sukar di cari) saat wudhu. Selain 


Oh iya saya juga suka baw kunci rumah dan pagar - lupa tidak terfoto. Kami punya dua kunci rumah dan pagar, satu biasanya di bawa pak suami karena dia kadang pulang kantor malam.  Jika saya yang pergi sendiri, kunci itu saya bawa. Selain itu saya juga suka bawa payung lipat jika musim hujan.



Demikian isi tas saya. Isi tas kamu apa?




Ngaliwet* di Dusun Bambu Family Leisure Park

Ke Lembang ya macet


ngaliwet di saung purbasri

*liwet adalah olahan nasi khas sunda yang di masak dengan cara, beras di masak bersama bumbu rempah yaitu bawang merah, bawang putih, daun salam, laos, biasa  ditambahkan juga ikan teri, irisan cabe rawit, daun bawang, lalu di masak dalam panci bulat bernama kastrol.

Lembang selalu menjadi tujuan wisata favorit di Bandung. Walaupun untuk bisa sampai ke sana terutama di musim libur lebaran atau akhir tahun, harus bermacet-macetan selama berjam-jam. Dan sepertinya orang tidak kapok dengan kemacetan itu.

Termasuk saya? Ehm, nggak juga sih, kalau ke Lembang di musim liburan saya berusaha tidak kesana saat puncaknya macet dan mencari jalan alternatif yang sekiranya tidak diketahui para wisatawan luar Bandung – walaupun tetap ya jalur alternatif ini macet tapi mendingan lah daripada lewat jalan setiabudi.

Apa sih yang menarik di Lembang? Konsep yang di tawarkan restorannya yang tidak sekedar makan, sebut saja misalnya Floating Market, D’Ranch, Rumah Strobery dan sebagainya dengan bonus udaranya yang segar, karena Lembang terletak di kaki gunung Tangkuban Perahu.

Memilih perabot dapur multifungsi

Ternyata bukan hanya saya, yang betah berlama-lama, melototi perabot dapur  saat belanja offline atau online. Ini salah satu efek  ‘keisengan’ di dapur bertambah, nyoba resep ini itu dan motret untuk posting di Blog atau IG hehehe.

Sebelumnya gak pernah tuh kepikiran pengen punya perabot dapur ini itu. Cukuplah lungsuran dari Mamah dan nenek,  hadiah beli produk (piring, mangkuk dan gelas hadiah beli detergen), hadiah ngumpulin stamp dari supermarket, hadiah nulis dan itu yang penting-penting saja. Sekarang, pengen punya printilan dapur karena butuh buat moto juga  dan biar dapur eye catching hehehe.

Agar tahan daroi godaan beli perabot dapur – apalagi dengan alasan sekedar pajangan atau prop foto saja alias tidak di pakai sehari-hari, saya punya tipsnya nih,

Pilih barang berkualitas dengan harga sesuai kemampuan
Bukan sekali dua kali membeli perabot dapur dengan pertimbangan karena murah lalu akhirnya kecewa. Pernah beli whisk terus karatan padahal jarang di pake dan di simpan dalam keadaan kering. 

Dari kejadian itu saya belajar, jika beli perabot dapur yang pemakaiannya tidak tiap hari dan berbahan stainless steel, pilih stainless steel yang berkualitas, agak mahal tapi awet.

Untuk cetakan kue panggang langsung di atas api, saran saya beli yang stainless steel tebal seperti ini, tidak karatan dan saat di pake tidak repot dengan pengaturan apinya. Versi lebih mahalnya ada yang anti lengket tapi mahal untuk ukuran kantung saya hahaha. Untuk saya model begini aja lebih dari cukup.

Kekurangan cetakan ini, bawahnya tidak rata, jadi saat digunakan di atas kompor gas, lepas alas tungkunya dan ganti dengan kawat yang biasa di pake untuk alas panci atau wajan panas. Harga kawat ini 5000 an.

camilan kesukaan, kue pukis :))

Waktu saya post di IG banyak teman yang nanya beli di mana? Dulu saya beli di pasar tradisional tapi sekarang saya liat banyak di jual secara online di tokopedia. Harga kisaran 60 sampai 70 ribu.

Perabot dengan kesan tema tertentu dan desain bagus
Alasannya, agar tidak mudah tergoda dengan model perabot baru. Kalau saya, karena beberapa perabot dapur di dapatkan dari lungsuran Ibu dan nenek dengan model yang kesannya klasik dan vintage, jadi sekarang kalau beli perabot dapur yang temanya itu biar (sok) seragam. Dan manis kalau untuk foto makanan hehehe

Oh ya perabot dapur kekinian dengan kesan klasik dan vintage yang harga di bawah 30 ribu lumayan banyak. 
  
Warna eye catching
Katanya kalau melihat warna terang dan cerah, suasana hati  bisa ikut cerah, jadi menaikkan untuk menaikkan moody memasak.

Recycle perabot lama atau tidak terpakai
Perabot rusak jangan langsung di buang. Banyak ide bisa di ambil di IG atau Pinterest.
Nah, ini talenan hasil ngePIN. Talenan bulukan di decopage. Fungsinya bisa untuk props foto atau menulis pesan/resep singkat di dapur.

cara membuatnya secara singkat bisa di lihat di www.catatanperiuk.blogspot.co.id


papan pesan di dapur

Wajan anti lengket yang lapisan anti lengketnya sudah ngelupas di sana-sini jangan di buang. Kabarnya sobekan anti lengket ini bahaya jika termakan. Tips dari saya kelupasin sekalian lapisan anti lengketnya yang berwarna hitam sampai bersih.  Jadi deh wajan biasa tapi tidak lengket lho, asal sebelum di pake panaskan dengan minyak sampai rata. Wajan ini jadi cetakan Pancake andalan hehehe.

Oh ya wajan anti lengket bekas juga bisa di sulap jadi hiasan dapur, di decopage sama seperti talenan, cat dengan cat akrilik, tempele hiasan kertas atau quote. Saya belum sempat mencoba bikin, tapi ada niat karena punya wajan anti lengket bekas dua.




Halal bihalal dan kopdar ala blogger dan kontesmania

Kesempatan langka bisa bertemu langsung teman-teman yang selama ini hanya di kenal bahkan sudah merasa akrab di dunia maya karena ngobrol di grup chat, saling mengunjungi blog, komentar di timeline atau sekedar memberi jempol.

Keakraban yang terjalin karena satu kesamaan hobi; nulis, ngeblog dan ngontes. Jadi saat kesempatan itu datang, bersponsor pula jauh-jauh hari saya meminta ijin pak suami dan anak-anak. Bertempat di restoran De'Leuit jalan Padjadjaran Bogor.

“Mama, mau ke Bogor ketemu teman-teman. Gak usah di anter ga apa-apa.” Alasan ga mau dianter biar tidak merasa terburu-buru pulang atau di rengeki minta pulang sama si kecil, sekali-kali me time boleh donk sekalian juga anak-anak belajar mandiri, nggak nempel terus sama emaknya hehehe *alasan*.

Dengan menggunakan bis saya sampai Bogor  tepat waktu tapi berhubung tak sempat sarapan jadilah mencari cemilan dulu. Bukan kebetulan tempat acara terletak di kawasan yang memang banyak tempat jajan.

Karena datang beberapa menit sebelum acara di mulai saya kebagian tempat di belakang. Pemandangan pink dan ungu langsung menyapu mata saya. Kesannya, cerah, ceria, perempuan dan semangat J.

Beberapa orang tidak saya kenal karena ini adalah acara gabungan dari beberapa komunitas yaitu karyawan IPB agranita, blogger dan kontesmania. Bukan hanya blogger Bogor ada blogger dari Bekasi, dari Tangsel (saya) dan Depok.

MC membuka acara

Duet LG dan spektra
Acara halal bihalal dan kopadar ini  di sponsori LG dan spektra. LG dan Spektra memang memiliki program untuk mensponsori acara komunitas istilahnya arisan komunitas.

diskon,berhadiah  dan kemudahan cicilan
Siapa tak kenal merk LG, merk elektronik asal Korea yang sudah akrab di telinga dan banyak di gunakan. Teknologi dan model produk LG  inovatif salah satunya, yang juga menjadi salah satu produk impian saya, kulkas dua pintu dengan teknologi smart inverter yaitu teknologi yang memungkinkan hemat listrik 30 hingga 40%.  Ini juga yang membuat saya bersemangat hadir, ingin tahu lebih jauh produk LG, karena ada rencana mengganti kulkas lama yang satu pintu dengan yang dua pintu.

Di acara ini selain memperkenalkan beberapa produknya, LG juga memberikan diskon dan kemudahan cicilan melalui Spektra yaitu brand dari FIFGroup yang bergerak di bidang pembiayaan multiguna termasuk elektronik dan peralatan rumah tangga. Hanya dengan DP 150.000 bisa mencicil produk apa saja. Selain itu ada hadiah langsung yang membeli produk saat itu. Hadiah itu antara lain Happy Call, satu set glass lock n lock dan juicer.

perwakilan dari spektra
perwakilan dari LG
Kerjasama komunitas PTN-Agranita, blogger dan contesmania dengan LG-Spektra atas inisiatif seorang Blogger, working mom dan anggota kontesmania, yang cukup kondang di kalangan blogger ibu dan perempuan yaitu Arin Murtiyarini.


my wishlist; kulkas smart inverter :)
LG dan Spektra juga  banyak bagi – bagi hadiah sebagai hadiah games, menjawab pertanyaan dan doorprize. Saya mencoba peruntungan dengan ikut salah satu gamesnya tapi sayang kalah. Menunggu – nunggu dapat doorprize pun kalah.

yang membeli hari itu dapat hadiah langsung

mba Nunung dapat doorprize blender

Tapi sedikit terhibur dengan isi goodie bag:).

isi goodie bag

Oh ya di acara ini juga ada demo masak. Resep yang di praktikkan salah satunya pastel tutup.

demo masak oleh chef Rina

Bertemu para Blogger
Foto bersama teman-teman Blogger bukan sekedar eksis lho tapi sebagai kenang-kenangan juga. Beberapa Blogger baru saya temui hari itu, diantaranya Blogger yang sudah merasa akrab di dunia maya Mak Riana Wulandari atau emak riweuh, mak Ophi Ziadah dan Melly Felyadin. Aih-aih ternyata mak Melly ini imut-imut seperti saya :).

blogger-blogger cantik :)

From contes to Frendship
Acara ini juga sekaligus temu kangen saya dengan teman-teman kontesmania, yang karena jarak (tinggal di beda-beda kota) dan kesibukan *saya mah sibuk ngurus anak*, jarang sekali bertemu namun teknologi mendekatkan kami. Bisa setiap saat ngobrol di grup atau balas komentar di media sosial. Sayangnya karena jarak (tinggal di luar propinsi jabar) tidak semua anggota kontesmania bisa hadir. 

formasi contesmania yang tidak lengkap
Pertemanan yang terjalin karena kesamaan suka ngontes bedanya saya lebih sering kalah daripada menang. Walaupun diawali dari kesukaan ngontes,  obrolan kami tak melulu soal kontes lho tapi beragam hal termasuk berbagi tips dalam urusan rumah tangga seperti keuangan, pengasuhan dll. 

Foto bersama di akhir acara 

foto bersama usai acara


foto lagi, para blogger cantik :)



Jalin silaturahmi gara-gara tulisan

Menulis artikel  untuk majalah ayahbunda walaupun tema bisa di bilang itu – itu saja, seputar parenting dan kesehatan anak dan Ibu hamil, tapi ga bisa comot –comot tulisan dari google atau buku begitu saja. Harus kroscek sama narasumber ahli atau orang-orang yang terlibat langsung dalam suatu kegiatan. Seperti saat saya menulis mengenai kebiasaan baru di sekolah si kecil di sini dan mengenai MP-ASI rumahan yang baru akan terbit minggu ini. 

Kesadaran banyak Mama akan pentingnya makanan sehat membuat MP-ASI rumahan kini jadi pilihan  utama di banding instan, peluang ini terbaca beberapa Mama. Para Mama yang awalnya hanya membuat MP-ASI untuk buah hatinya mulai membuat dengan skala lebih banyak dan menjualnya, karena beberapa Mama terutama Mama bekerja  merasa sibuk dan tidak bisa membuat MP-ASI rumahan sendiri.

Tulisan yang menuntut saya mencari dan mewawancara mompreneur yang bergerak di bisnis ini. Dan teknologi memudahkan semuanya, tanya teman sana – sini via grup WA/BBM, medsos dan blogger.  Aktif dan memiliki banyak teman di komunitas sangat membantu, seorang teman food blogger Fitri pity firmansyah mengenalkan saya pada Amanda Pingkan Wulandari, seorang Mama yang berdomisili di Bandung dan memulai usaha MP-ASI rumahan sejak 2011 dengan merk P&P, ulasannya bisa di lihat di majalah Ayahbunda :).

Bertemanan di dunia maya di lanjutkan dengan kopdar saat saya kemarin mudik (ke Bandung) dan gak nyangka bu Pingkan memberi saya hadiah buku tulisannya bersama ke 3 temannya, semuanya tak lain adalah   sebagai admin HHBF atau homemade healthy baby food sebuah komunitas parenting khususnya berbagi mengenai MP-ASI rumahan di facebook.

Gak terlalu minder bersebelahan dengan bu Pingkan karena ukuran tubuh kita gak beda jauh hahaha. ya, jujur aja suka gimana gitu kalau ketemu teman baru terus badannya menjulang heuheu. Peran sebagai ibu sepertinya yang membuat obrolan kami cair (walaupun awalnya saya canggung), sebagai mama yang sebenarnya gak terlalu lama-lama di dapur tapi maksain masak demi anak-anak, saya tanya-tanya bu Pingkan soal awal mula gemar masak. Ehm, ternyata motivasinya ke dapur karena anak, ingin memberikan anak makanan yang baik. Terus kita share sedikit soap pengasuhan. Semoga saat saya mudik kita bisa ketemuan lagi ya bu Pingkan....:) 

dari online ke offline
Bukunya sudah saya review di www.momsbooksclub.blogspot.com

Dan saya langsung nyesel. Nyesel kenapa buku ini baru terbit setelah saya selesai MP-ASI atau ini kode untuk anak ketiga hahaha.

Btw, walaupun saat anak-anak MP-ASI saya masih kerja, saya memberi mereka MP-ASI rumahan salah satu penyemangatnya karena teman-teman kantor juga melakukan hal yang sama. Ya, mereka bekerja masih bisa MP-ASI rumahan masa saya nggak, di tambah lagi basic kuliah kimia, jadi selalu punya alasan ekstrim  untuk memilih makanan yang kandungan kimia sintesisnya minimal .

Pertanyaan yang biasanya di lontarkan para Ibu yang baru memulai MP-ASI rumahan adalah apa untuk membuat MP-ASI rumahan perlu peralatan dapur khusus? Menurut pengalaman saya sih iya yaitu alat untuk menghaluskan makanan. Jadi apa harus punya blender? Nggak juga, Ibu saya cerita kelima anaknya MP-ASI rumahan dan gak pake blender, cara menghaluskannya di kukus terus di haluskan pake lumpang dan alu yang khusus sebagai perlengkapan makan bayi. Jadi tidak punya menghalus modern bukan alasan untuk gak MP-ASI rumahan. Tapi MP-ASI rumahan atau MP-ASI instan adalah pilihan, karena dua-duanya memiliki kelebihan. Apa kelebihannya?

Simak di majalah ayahbunda minggu ini, tulisan saya mengenai MP-ASI rumahan dan instan, di sertai catatan dari dokter spesialis gizi klinis dr. Tirta Prawita Sari MSc. SP.GK.


Belajar motret dan nge GRID di Instagram

Walaupun sudah tahu lama ada akun IG dan pak suami pernah menyarankan untuk bikin, katanya biar tahu cara ambil foto yang baik, angel dan fokus yang bagus. Saya tidak tertarik karena  merasa terlalu banyak  akun medsos dan ga kepegang, secara di rumah susah pegang hp kalau anak-anak melek , terus kan ceritanya mau membatasi anak gadgetan masa emaknya gadgetan terus.

Nasehat lebih baik dengan contoh tapi tetap ya kalau kepepet deadline tulisan pesanan bisa buka lapi berjam-jam – anak-anak di minta dengan sangat pengertiannya dan itu ga gampang terutama untuk Khalif yang bisa tiba-tiba mematikan lapi atau nangis. Alah malah curcol, judulnya mau ngomongin IG nih.

Akhirnya buka akun IG beberapa bulan lalu dan teracuni. Teracuni pengen banget bisa motret bagus, bukan  branding ( da aku mah apa atuh, bingung apa yang mau di branding....).  Untunglah  masih under kontrol, artinya bisa nahan diri ga tiap  hari ikut tantangan motret yang beda-beda temanya di beberapa akun upload bareng. Bisa nahan diri ga kalap beli beli property foto seperti alas foto, bunga, perabot dapur, dsb.  

 foto masuk  GRID itu biikin semangat belajar motret :)

Berburu buku sale

Ada positifnya saat terjebak kemacetan di tengah kota kami memilih isoma ke mall terdekat jika mesjid terlalu jauh untuk di jangkau. Kalau sudah ke mall tak lengkap jika tak mampir ke toko buku. dan betapa beruntungnya saya, beberapa kali mampir ke mall tanpa sengaja, pas ada sale buku.

gimana ga kalap 

Dapur Impian

 dapur impian foto dari google
Walaupun saya tidak pandai memasak dan waktu gadis termasuk yang ogah nimbrung Ibu di dapur (lebih milih baca novel hehe), saya selalu bermimpi kelak jika punya rumah sendiri memiliki dapur yang luas, terbuka, nyaman, bersih dengan perabotan komplit.

Dan kini setelah memiliki rumah sendiri, sedikit demi sedikit saya berusaha mewujudkannya. Untuk membuat dapur terlihat luas dan lapang, saya tidak memberi sekat antara dapur dan ruang tengah (ruang keluarga). Sedangkan  biar terbuka, saya juga tidak memberi pintu atau sekat antara dapur dan sepetak tanah (sekitar  1x2) di sampingnya (ceritanya taman belakang tapi isinya malah jemuran hahaha).

Tiga Tahun KEB Sauyunan

KEB Sauyunan
Tiga tahun KEB Sauyunan. Pemilihan kata sauyunan sebagai tagline ultah KEB tahun ini,  saya kira bukan tanpa makna dan tekad KEB untuk sauyunan.

Sauyunan adalah kata dalam bahasa sunda, yang menurut seorang sastrawan sunda, merupakan gabungan dari dua kata, sa yang artinya hiji (satu) dan uyun yang artinya lengkah (langkah). Jadi sauyunan berarti bersatu saat melangkah. sauyunan juga mengandung maksa kebersamaan yang dipenuhi oleh suasana menyenangkan dan menghasilkan sesuatu yang bermanfaat bagi semua pihak yang terlibat, maknanya identik dengan at-taawun (tolong menolong). Di kutip dari sini

Internet dan Saya


Bagi sebagian orang termasuk saya, keberadaan internet dan media sosial tidak bisa dilepaskan dari keseharian. Bukan sekedar membaca dan berbagi status, tapi memanfaatkannya menjadi sesuatu yang positif.  Kalau awalnya medsos seperti fb dan  twitter sebagai ‘lapak’ reuni, kini saya memanfaatkannya untuk mempromosikan tulisan-tulisan saya di blog, harapannya agar di baca, itu saja. Atau sebaliknya saya mendapat inspirasi dan ide dari teman-teman di media sosial.  

Yang pasti keberadaan internet dan media sosial membuat saya lebih berkembang.Selalu ada iri positif dari teman-teman yang memacu saya untuk lebih banyak belajar dalam segala hal, termasuk urusan dapur dan mendidik si kecil.

Sudah barang tentu saya juga memanfaatkan internet sebagai gudang informasi. Tak perlu beranjak saat membutuhkan informasi apapun, tinggal menuliskan kata kunci di google. Jadi sebenarnya tidak alasan seorang mama atau perempuan tidak tahu apa-apa jika handphone yang di genggamnya smartphone.
Tapi jujur, ada kalanya interaksi saya dengan internet dan medsos membuat lupa waktu. Jadwal harian kegiatan si kecil terlewat, displin jam menonton anak-anak molor karena saya keasikan di depan lapi, anak-anak sok lupa waktu. Menyiasatinya, minimalkan interaksi dengan gadget dan lapi saat keduanya melek heheh

Interaksi di internet dan media sosial tidak selalu nyaman bagi saya, menemukan pendapat yang bersebrangan, status nyinyir, tapi itu membuat saya belajar sekaligus seperti diingatkan; ‘beda kepala beda isi, dari pada ikut sibuk nyinyir sana-sini lebih baik diam’ .

Blog dan Saya
Walaupun sudah cukup lama berinteraksi dengan blog setelah menjadi mama, saya menseriusi blog terlebih karena ingin mengabadikan moment bersama anak-anak. Sesekali di kirimkan ke media dan dimuat itu bonus, kalau tulisan saya diblog dibukukan di minati orang itu bonus paling besar (ini mah kege eran *ngarep*).  

Tapi sering waktu, kalau dulu ngeblog  untuk sekedar menulis - semacam diary, kini saya tak menolak tawaran postingan iklan (selama tidak sara, bukan judi dan bukan fitnah), ikut lomba blog karena tergiur hadiahnya (dan lebih sering kalah hehe), walaupun tentu saja, fungsi blog sebagai media menuliskan sesuatu yang saya sukai, tetap dilakukan.  Rasanya sayang saja kalau menolak rejeki dari ngeblog, tapi saya menghargai beberapa blogger yang tetap mempertahankan blog sebagai media tulisan pribadi yang murni.

menulisdan bersahabat


Persahabat melalui Internet

Interaksi di internet khususnya dunia maya dan blog, melalui grup Kumpulan Emak-Emak Blogger mempertemukan saya dengan teman – teman  baru sesama blogger dan saling berbagi inspirasi, tepat seperti tag line KEB




Inspirasi dari KEB

Biar lambat yang penting posting.



Yap, karena (sok) sibuk mengerjakan suatu hal yang menjadi obsesi (halah) jadilah saya kudet soal postingan ini. Karena (sok) sibuk itu saya jadi jarang buka medsos, lebih tepatnya nahan diri. Tapi sekarang kerjaan obsesi itu sudah tuntas, jadilah bisa buka-buka medsos lagi.

Pertama, selamat ultah donk buat KEB,

Kopdar, di mana pun seru yang penting happy

Kopdar alias bertemu teman-teman yang selama ini kenal di dunia maya, baik teman medsos maupun blogger, selalu saya tunggu - tunggu. Jika waktunya pas – saya suka jika kopdar diadakan week end - tempatnya ok, terutama tempat yang memungkinkan saya membawa serta suami dan anak-anak, kemungkinan besar saya datang.

kopdar bersama teman medsos. Foto milik Murtiyarini
Agak repot memang harus membawa anak-anak tapi saya menikmatinya, kopdar membawa keluarga itu seperti menyelam sambil minum air.