Tampilkan postingan dengan label being mom. Tampilkan semua postingan

Memasak Sehat dan Menyenangkan di Masa Adaptasi Kebiasaan Baru

Live Healthy be Happy

Assalamualaikum teman-teman, semoga dalam keadaan baik, sehat lahir batin. Kalau ada rasa sedikit galau karena corona tak kunjung usai wajar, asal jangan sampai galaunya kebablasan sampai stress ga melakukan apa-apa hehehe. Life must go on, pandemi  ini ujian kesabaran - nasehat pada diri sendiri yang kadang galau karena belum bisa pulkam, ketemu Ibu, Bapak dan saudara – saudara.

Masih ngikutin anjuran pemerintah, ke luar rumah kalau urgent seperti belanja kebutuhan sehari-hari ke pasar atau mini market seminggu sekali dengan mematuhi protokol kesehatan, memakai masker dan membawa hand sanitizer.

Masak apa nih hari ini? Ada yang rajin masak sejak pandemi? Samaa…Tos dulu donk. Efek anak-anak di rumah terus, suami juga seminggu 2 kali WFH. Skill masak bertambah, lebih hemat dan sehat tentunya. Tapi jujur saja kadang saya bosan dengan masakan sendiri jadi sesekali pesan online atau beli jualannya teman, hitung-hitun saling bantu, iya kan?

Sebagai ibu rumah tangga tanpa asisten, dan sejak PJJ merangkap jadi guru pendamping anak-anak, harus pintar-pintar mengatur waktu antara pekerjaan rumah lain, memasak, melakukan hobi dan jualan online. Sok sibuk banget ya hehehe. Ya kalau ga sibuk bosan karena di rumah terus.

Belajar Food Photography (1) : Memanipulasi Cahaya

Assalamualaikum Teman, semoga dalam keadaan baik, tetap sabar (menghadapi pandemi) dan tak putus berdoa agar pandemi ini segera berakhir. Walaupun sudah new normal tetap saja khawatir karena virus masih dimana-mana dan grafik yang positif belum menunjukkan tanda penurunan.  Tapi jangan sampai ya pandemi ini membuat putus asa dan diam, harus tetap produktif donk ya.

Saya lagi semangat belajar food photography nih, efek di rumah aja, semacam mencari hiburan. Tertarik  motret dengan objek makanan sejak punya IG tahun 2014 dan ikut komunitas upload kompakan tapi ya sekedar ikutan tanpa  usaha belajar.



Boleh baca DIY alas foto untuk food photography dari kayu

Meluaskan Dunia Anak dengan Perpustakaan Digital Let's Read

Menanamkan minat baca anak 


Perpustakaan digital anam

Assalamualaikum
Apa kabar teman – teman, masih dirumah aja? Kalau saya sih iya walaupun new normal. Keluar rumah kalau memang penting aja walaupun godaan untuk jalan-jalan lumayan besar karena sudah 3 bulan di rumah aja hehehe. Tapi harus sabar, daripada beresiko membawa virus.

Kebosanan juga dilanda anak-anak tapi mereka jarang sekali mengeluh, mungkin paham kalaupun mengeluh, seperti saat lebaran kemarin, mengeluh pengen mudik ke Bandung ketemu Akung, Uti dan sepupu-sepupunya, tetap tidak bisa kami kabulkan. Mereka mulai paham bahaya Covid-19.

Kemarin iseng nanya si Kaka,“Bosan ga di rumah aja?”

“Bosan bangettt, aku pengen sekolah ketemu teman-teman.”

Tapi karena kondisinya belum memungkinkan, mereka mulai menikmati kegiatan di  rumah yang mereka dan kami (saya dan suami) ciptakan dan fasilitasi. Dibacakan atau membaca (sendiri) buku jadi salah satu kegiatan yang diagendakan setiap hari walaupun kadang mereka mengeluh karena buku yang saya haruskan baca bukan buku kesukaan mereka. Seperti si Kaka yang tahun ini masuk SMP  mulai saya tugasi membaca buku fiksi yang serius, seperti buku Laskar Pelangi dan buku Tere Liye. Sebelumnya hanya buku fiksi anak-anak tulisan Arleen, Stella Ernes, Enid Blyton, komik KKPK,  dan buku komik science Korea.


Perpustkaan mini di rumah 
Boleh baca Resensi buku anak  yang sudah saya tulis.


#UNINSTALLKHAWATIR dengan GOJEK

Naik GOJEK aja, praktis! Iya, walaupun saya bisa naik kendaraan roda dua, tapi untuk perjalanan jarak agak  jauh yang melewati jalan besar saya tidak berani mengendarai sendiri. Perjalanan dari Pamulang ke BSD saja saya tidak berani bawa motor sendiri.  

Untuk sekitaran Pamulang kalau bonceng anak – anak saya hanya berani kalau lewat jalan perkampungan. Ada kejadian yang membuat saya agak takut naik motor kalau jauh atau bawa anak – anak karena  pernah  disalip angkot lalu angkot berhenti mendadak di depan saya untuk mengambil penumpang. Alhasil saya menyerempet samping belakang motor, hilang keseimbangan dan terhempas ke aspal. Walaupun tidak mengalami luka parah, rasanya ya sakit. Baret di sana – sini.


GOJEK in aja!
Saya tidak bisa mengendarai kendaraan roda empat, walaupun suami pernah mendorong untuk kursus saya menolak. Seiring  usia nyali untuk bisa nyetir menguap.

Untunglah kini ada GOJEK. Kemana pun pergi jadi praktis. Kalau dulu kemana – mana bareng anak – anak harus weekend  atau menunggu Pak suami pulang kerja, kini  GOJEK - in  aja.

ERHA Age Corrector Series, Anti - Aging yang Terbukti Efektif dan Aman

Pentingnya merawat diri
“Muka tuh dirawat bukan diedit!” Komentar epik yang dilontarkan adik perempuan saya beberapa tahun lalu saat kami bertemu, dan membuat saya tertawa malu hehehe. Karena kami tinggal  beda kota, pertemuan kami dalam setahun bisa dihitung dengan jari, saat mudik lebaran atau liburan sekolah anak – anak, selebihnya bertemu dan bersapa via video call dan media sosial.  


ERHA Age Corrector Series

Lalu dia mengeluarkan membuka two way cake dan menyodorkan cerminnya pada saya.”Coba perhatiin tuh, udah ada flek,  pori – porinya udah segede lobang jarum, udah ada flek.”
“Enak aja segede lobang jarum.”

Dia tertawa sebelum berkata,”Kalau dibiarin makin membesar, fleknya juga nambah tebal dan banyak. Coba Teteh ketawa, makin jelas keliatan kerutannya di mata sama pipi. Penuaan dini itu, umur kita kan belum 40.” Waktu saya belum usia 40 tapi 35+ .

Saya akui semenjak resign dan jadi ibu rumah tangga,   saya kurang telaten merawat diri terutama wajah alasannya karena ga kemana – mana, hanya sesekali ke luar rumah jalan – jalan/ngemall sama keluarga atau ke event blogger.

“Say, cantik itu buat suami. Kasian suami pulang kerja lihat istrinya lecek sementara dikantor lihat yang kinclong – kinclong, karyawan di kantor suami kan ga cowok semua.”

Ekstra Kulikuler di Sekolah dan Bakat Minat Anak

Anak - anak sekolah di sekolah Islam jadi jam sekolahnya lebih panjang, ekskul serentak dilaksanakan hari jumat, beberapa ekskul hari sabtu. Walaupun sekolah sampai sore si sulung semangat ikut ekskul bahkan sampai 3 ekskul. 

 Ganti Ekskul lagi 

“Ma, aku mau pindah ekskul. Keluar MB dan ikut TS, “ kata si sulung. MB kependekan dari marching band, TS kependekan dari Tapak Suci (bela diri).
“Kenapa tidak  dua – duanya,”saran saya karena sayang dia sudah mau 4 semenster ikut MB. Dan pernah juga ikut  ekskul TS 4 semester saat kelas 1 dan 2.  
“Jamnya latihannya sama.”

Foto setelah tampil

“Bukannya ekskul TS hari jumat dan MB sabtu.”
Jumat aku ekskul bulu tangkis. TS ada juga hari sabtu, aku mau yang hari sabtunya.”
“Ya terserah.”
Entah sudah berapa kali si sulung  pindah ekskul,  perasaan tiap semester, kecuali MB yang sudah bertahan 3 semester dan TS 4 semester (saat kelas 1 dan 2), sisanya ganti – ganti dari nari, marawis, teater.

Tips Menanam dan Merawat Anggrek untuk Pemula

Ada yang sudah baca novelnya Aroma Karsa? Ada kutipan dalam buku ini yang membuat saya terkikik, kurang lebih seperti ini kalimatnya,"Hanya bunga anggrek yang membuat orang waras menjadi tidak waras."

Di green house salah satu konsumen 

Bunga anggrek memang seperti candu, bikin ketagihan hahaha dan tak terasa  dua tahun ‘bercengkrama’ dengan bunga  anggrek, berawal dari suka, beli satu, pengen lagi dan lagi terus mencoba jualan, Alhamdulillah lancar, ketemu sesama penyuka dan kolektor anggrek.


Boleh baca Pengalaman Pertama Mengikuti Pameran Bunga


Sebagian koleksi anggrek saya bisa di lihat di instagram @anggrek.hias


Perubahan Hormon si Pra Remaja


Assalamualaikum teman, tulisan semacam curcol ini berdasarkan pengalaman, saat saya dan suami, sibuk menelpon Rumah Sakit di seputaran Tangsel dan Jaksel mencari dokter anak sub spesialis endokrin anak atau dokter spesialis hormon anak. Semoga sharing pengalaman ini bermanfaat terutama untuk Mama yang punya pengalaman serupa dengan anak gadisnya.


Bone age test

Cara Mama Menyayangimu

Jujur, kadang tidak sadar dengan umur yang menua (menutup mata dari  kerutan halus di wajah dan beberapa uban hehehe) sampai melihat tinggi badan anak – anak,  how old am I

Jadi mama itu...
Rasanya baru kemarin jadi mama baru yang mudah panik, parnoan, apa – apa harus sesuai dengan pedoman buku parenting. Lahir anak kedua rasanya lebih santai, idealisme pengasuhan mengendor untuk hal - hal tertentu. Terkenang – kenang juga saat si sulung masih suka  tantrum. Pengalaman menghadapi anak tantrum ternyata paling berkesan.

Saat si Pra Remaja Tertarik berhijab

Assalamualaikum teman – teman,
Kabar menggembirakan adalah saat si sulung mau mengenakan hijab saat bepergian selain sekolah  dan mengaji karena kemauan sendiri.

Saya memang bukan Mama yang membiasakan anak perempuannya memakai hijab kecuali untuk sekolah (dari play group hingga kini (sd kelas 4)  Kakak sekolah di sekolah Islam). Pernah jika pergi seperti ngemall atau jalan – jalan, Kaka saya minta memakai  kerudung tapi biasanya tidak tahan lama, dilepas dengan alasan gerah.

Tapi walaupun belum membiasakan Kaka berhijab saya tidak pernah mengenakan Kaka pakaian seksi ,baik di rumah apalagi ke luar rumah.

Kegiatan Ngabuburit Favorit

Hari ke 15 Ramadhan alhamdulillah puasa si sulung AZE berjalan lancar setelah bolong di hari kedua dan ketiga Ramadhan. Hari pertama saat buka  puasa Kaka  muntah-muntah, badannya lemas dan hangat, sepertinya masuk angin. Hari kedua hampir tidak bangun dari tempat tidur, katanya badannya lemas. Hari ketiga pemulihan, alhamdulillah hari keempat sampai sekarang puasa penuh.

Tapi bukan tanpa drama hehehe. Masih mengeluh kehausan jika tengah hari, kadang merengek minta buka tapi giliran ditantang disuruh buka, dia menolak hahaha. Katanya sayang. Pernah juga minta puasa setengah hari,"Abis buka jam 12 aku puasa lagi sampai magrib, Ma."

"Ya nggak ada puasa seperti itu. Itu untuk anak kecil yang sedang latihan puasa."
"Kata Mama aku masih kecil belum wajib puasa."
"Iya tapi Kakak udah sembilan tahun waktunya latihan puasa penuh sampai magrib. Kalau tidak latihan dari sekarang nanti pas wajib tidak kuat."
Kaka cemberut."Ya udah aku kumur-kumur aja," katanya sambil menuju wastapel.
"Jangan ditelan ya airnya."
"Nggak."

Bukan saya saja sepertinya  Mama yang mengalami drama di atas, iya kan? Kadang kasian tapi mereka harus belajar.

Untuk menunggu waktu buka puasa, setelah ashar kami biasanya melakukan kegiatan ngabuburit. dan ini kegiatan ngabuburit fav. Kaka;

Mencari Tajil 
Tak jauh dari tempat kami tinggal terdapat perumahan dimana terdapat spot aneka kuliner, jika Ramdahan banyak pedagang dadakan menggelar dagangannya disini, berbakal meja atau etalase kecil. Yang dijual aneka menu berbuka puasa atau tajil. Aneka gorengan, aneka kolak, es buah, es kelapa, pempek dst.

Untuk sampai ke tempat ini kami harus mengendarai motor karena jaraknya lumayan bikin gempor kalau jalan kaki hehehe.

Kedua anak saya termasuk tipe anak yang tidak suka jajan, kalau pun merengek minta jajan di warung biasanya karena melihat temannya dan begitu sampai warung bingung mau beli apa dan jajanannya biasanya tidak habis. Jadi kalau berburu tajil seperti ini juga permintaan mereka tidak macam-macam, emaknya yang malah kalap hehehe.

Kaka dan adik tidak terlalu suka gorengan dan kolak, sukanya kelapa muda, pempek kalau gorengan sukanya  cakwe dna kue bantal. Jadi lumayan hemat. Yang membuat mereka suka berburu tajil adalah naik motor dan melihat keramaiannya.

Bermain bersama teman-teman
Diantara banyak teman anak-anak yang tidak lain tetangga, ada satu yang saya lihat lebih akrab dan cocok. Jika Kaka sudah main dengan temannya ini bisa betah berjam-jam. Sibuk dengan khayalannya. Tak jarang temannya yang lain gabung. Kalau sudah begini rumah jadi mirip kapal pecah. Dan jujur saja membuat kepala pening tapi ditahan sampai jam waktunya selesai mereka main. Jam main biasanay saya batasi, jika dari pagi, adzan dzuhur harus selesai, jika mulai setelah ashar jam lima lebih sedikit harus selesai dan mainan harus dibereskan lagi.

Bantu mama masak/membuat kue
Biasanya Kaka menawarkan diri membantu Mama masak/membuat kue. Beberapa waktu lalu kami membuat kue keju. Resepnya boleh baca di sini; Resep Kue Keju

Asisten cilik
Menggambar
Terinspirasi dari buku KKPK (kecil-kecil punya karya) terbitan Mizan grup, Kaka jadi pengen punya buku hasil karyanya sendiri. Jadi saya tantang dia membuat dan berjanji jika selesai akan saya bantu kirimkan ke penerbit. "Tapi belum tentu jadi buku ya, Ka. Karena nanti penerbit memilih yang paling bagus dari semua karya yang bagus. Dan kalau ga jadi buku jangan sedih tapi harus coba buat lagi yang lebih bagus."

Kaka mengiakan, ekspresi sumringahnya memudar. Mungkin dia kira setiap mengirim karya jadi buku. 

Dibacain buku
Kalau ini harus saya yang inisiatif, tapi kadang saya sok sibuk. Kecuali ada buku baru pasti otomatis membaca sendiri.

Menonton tv (kalau ingat)
Aktivitas yang jarang dilakukan kecuali 10 menit sebelum adzan karena niatnya memang menunggu adzan berkumandang hehehe. Kebanyakan acara tv tidak sesuai dengan anak-anak, ada sih acara anak ramadan di rtv tapi anak-anak kurang tertarik. Mereka maunya film kartun. Alhamdulillah lah mengurangi jam menonton.

Nah kalau si kecil teman-teman apa nih aktivitas ngabuburit favoritnya?



KidsProject; one day one book
Setelah kurang lebih dua bulan berhenti membacakan buku pada anak-anak, akhirnya kembali bisa rutin bacain buku. Kenapa berhenti? Karena anak-anak tidak mau saya bacakan buku sama sekali. Kakak hanya baca buku pelajaran sekolah.

Walaupun Kaka sudah bisa membaca saya tidak pernah memaksanya untuk baca buku, hanya mendorong dan sering menolak, malah balik minta dibacain buku. Dia memang bukan tipe anak yang bisa duduk manis lama-lama baca buku, kalau diam pasti harus ada yang dilakukan dengan tangannya, misal menggambar atau membuat kreasi. Dia tipe pembelajar audio visual.

Promo Diskon, Voucher, Kode Kupon, dan Cashback Belanja Online, Semuanya Ada di ShopBack

Di jaman serba digital sekarang mencari apapun jadi mudah. Bukan hanya mencari informasi berupa artikel atau berita juga beragam barang. Apa sih jaman sekarang yang tidak dijual online? Nyalon pun bisa pesan online. Tapi kalau saya, buka online shop yang diingat dan ingin dilihat adalah peralatan dapur sama diskonan makanan yang jika di toko jarang diskon seperti selai coklat, keju mozzarella, coklat dsb.

Bicara belanja di online shop keuntungan yang didapat bukan hanya diskon, tapi lebih hemat waktu dan biaya. Secara gitu ya selain macet tarif parkir juga mihil.  Eh tapi bukan hanya itu, sekarang belanja online bisa dapat cashback asal belanja onlinenya melalui ShopBack


www.shopback.co.id
Apa sih shop back?

Smartphone di Hari Istimewa Seorang Mom Blogger

Kalau saya mengistimewakan hari ulang tahun salah satu anggota keluarga tidak lain sebagai bentuk rasa syukur dan bahagia karena masih diberi waktu bersama dan melihat bagaimana mereka hadir mewarnai hidup saya.

Biasanya saya mengistimewakan dengan cara memberi  kado dan membeli atau membuat kue alakadarnya untuk dinikmati bersama dan dibagikan kepada teman si kecil di lingkungan rumah. Walaupun mengistimewakan tapi kami tidak pernah merayakannya. Sekedar ucapan selamat, doa dan kue.

Minggu lalu,  tepat usia ke Kecil 5 tahun, berbeda dari tahun tahun sebelumnya kali ini Papanya anak-anak  ingin memberi hadiah jalan-jalan main seharian. Ketika ditanya ingin kemana keduanya langsung menjawab,”Berenang!” agar terasa istimewa kami memilih berenang di water park bukan kolam renang di perumahan samping tempat tinggal kami yang biasa dikunjungi. Kata Papanya anak-anak hadiah ini sebenarnya untuk dirinya juga yang ingin menghabiskan banyak waktu bersama anak-anak tanpa interupsi gadget dan televisi. Benar-benar quality time, terlebih sudah beberapa minggu ini Papanya anak-anak harus berangkat lebih pagi dan pulang malam karena pekerjaan kantor sedang padat.

7 Ide Camilan Sehat untuk Bekal Sekolah

Adakah Mama yang suka bingung dengan bekal sekolah si kecil? Terutama untuk Mama yang punya anak TK yang diharuskan bawa bekal karena di sekolah tidak ada kantin. Dan pihak sekolah biasanya melarang anak-anak membawa bekal jajanan yang tidak sehat seperti chiki, kerupuk atau snack yang kadar garam dan kegurihannya tinggi. Tujuan mengharuskan anak membawa bekal makanan sehat tak lain agar anak tahu mana camilan sehat dan tidak, dan membiasakan tidak jajan sembarangan. Makanan sehat berarti jelas kandungan nutrisinya. 

Saya termasuk yang suka bingung,”Bekal apa ya Adik besok?” Paling sering roti karena praktis dan mudah dibeli. Sampai dia protes,”Aku kok bekalnya roti terus, bosan tahu Ma.”

muffin labu kuning

Mind Mapping untuk Pelajaran Sekolah

Assalamualaikum temans,

Alhamdulillah akhirnya bisa update blog lagi setelah berhibernasi – (sok) sibuk dengan pekerjaan rumah, sibuk mencoba resep baru (teracuni seleb food blogger di IG hahah) dan nanam tanaman di pekarangan rumah yang cuma seuprit, jadi tukang ojek dan  guru privat kedua si kecil saya.

Beberapa hari lalu di grup WA teman kuliah ngomongin soal pelajaran anak SD sekarang yang ajaib. Ya, ajaib dibandingkan jaman kita (generasi 80-90 an mana suaranya? Heuheu). Tidak ada pelajaran membaca, buku-buku paket langsung berisi paparan kalimat panjang yang perlu pemahaman (padahal anak baru bisa membaca).

Beberapa anak mungkin enjoy dan mudah beradaptasi dengan  keadaan ini, seperti saya dulu menikmati banget masa-masa sekolah. Senang-senang saja disuruh menghapal perkalian dari 1 sampai 10.  Hayuk aja disuruh Bu Guru ngapalin isi buku HPU – Himpunan Pengetahuan Umum (masih ingat buku ini temans?). Mau aja ngapalin tanggal-tanggal bersejarah kemerdekaan. Tapi tidak semua anak samaaa….


mind mapping IPA ala Kaka

Mengapresiasi Karya si Kecil

Sukar menghilangkan kebiasaan mengomentari  karya si kecil, dengan persepsi bagus menurut saya sebagai orang dewasa. Misal, “Masa kudanya warna pink?”
“Kan kudanya perempuan.”
Ya tetap aja kali mau betina atau jantan kuda tidak ada yang berwarna pink, pikir saya keukeuh.

Atau,”Coba gambarnya seperti begini, kan cantik.”
“Tapi kan aku ga bisa. Mama aja gak bisa gambar.”
Maksudnya sih minta dia belajar menggambar seperti contoh yang saya sodorkan. Kemudian saya sadar, cara saya salah…

Terlalu banyak berkomentar negatif dengan cara yang salah pula, katanya bisa membuat anak frustasi bahkan kapok untuk bereksplorasi dengan imajinasinya, saya lupa di mana saya pernah membaca artikel yang menyebutkan hal itu. Kalau dipikir-pikir ada benarnya.  Gimana gak frustasi udah senang-senang menuangkan khayalan dalam bentuk gambar dengan kuda perempuan (warna pink) terus Mamanya bilang, salah. Salah hanya karena imajinasi yang berbeda.

Waktu berkualitas bersama keluarga kapan dan dimanapun

Family is Home ...


"Ma, aku mau punya handphone ,"
"Memang di sekolah ada teman yang bawa?" Tanya saya padahal saya tahu peraturan di sekolah, anak-anak di larang membawa handphone , kalaupun ada orangtua yang merasa penting anaknya membawa untuk memudahkan komunikasi undangan dsb, orangtua harus bicara langsung dengan pihak sekolah dan memastikan handphone tanpa koneksi internet, hanya untuk sms dan telp.
" Nggak , kan tidak bisa bawa handphone ke sekolah. Aku mau buat di rumah aja . "
"Buat apa?"
"Buat telepon teman."
"Pake handphone Mama aja."

Permintaan Kaka soal handphone membuat saya teringat pertanyaan seorang teman yang juga seorang mama, "Umur berapa anak sebaiknya diberi handphone ?"

Kalau sekedar diberi handphone    karena urgent , menurut saya bisa kapan saja jika si anak sudah bisa menggunakannya. Tapi arah pertanyaannya adalah, "Umur berapa anak sebaiknya diberi handphone yang terkoneksi internet? Karena anak ingin memiliki akun media sosial seperti teman-temannya dan bisa WA an dengan teman-teman.

Jujur saja, saya agak khawatir menghadapi masa itu. Waktu si kecil cepat atau lambat akan berkenalan dan akrab dengan smartphone. Khawatir tidak bisa mengontrol diri, khawatir terbawa arus yang tidak -tidak, khawatir semangat menuntut ilmunya turun karena main gadget terus.

Di sisi lain, saya sadar, sekedar khawatir tak akan menyelesaikan masalah. Pe-er saya dan harus segera dilakukan adalah penyediaan si kecil menghadapi masa itu. Sehingga saat dia kenal internet dan media sosial, kita sebagai orangtua tetaplah tempatnya curhat. Rumah tetap tempat pulangnya yang paling nyaman. Tetap semangat menuntut ilmu karena sadar dengan masa depannya. Tidak terbawa arus karena nilai-nilai yang ditanamkan di rumah melekat baik dalam karakter dan attitude nya.

Dan cara menanamkan itu semua dimulai dengan menghabiskan waktu berkualitas dengan mereka. Waktu dimana kita hadir untuk anak-anak tidak hanya fisik juga pikiran, hati dan emosi, sehingga anak-anak merasa dekat, nyaman dan aman dengan kita. Dan nilai-nilai yang kita tanamkan menjadi benteng terbaik untuk dirinya.

Kapan waktu berkualitas yang paling tepat? Kalau saya berusaha menjadikan saat bersama keluarga kapan dan dimanapun, lama atau sebentar adalah berkualitas. Seperti rutinitas di bawah ini;

1.Nonton film bersama
Menemani anak-anak nonton film bareng bisa menjadi waktu berkualitas? Bisa banget. Film adalah media belajar yang paling mudah dicerna dan dipahami anak. Banyak film anak menyampaikan pesan yang cukup dalam tentang nilai-nilai, karakter dan attitude baik.

Keberadaan saya dan suami disaat anak-anak menonton adalah menekankan pesan-pesan itu. Misal saat menonton film Zootopia (karena kebetulan anak-anak lagi suka nonton film ini).
"Hebat ya Jody Hoop, padahal kelinci tapi bisa jadi polisi hebat mengalahkan binatang lain yang badannya besar dan punya taring seperti kucing. Dan dia satu-satu lho polisi kelinci? "
"Memang kelinci lain kenapa gak jadi Polisi?"

"Selain Jody Hoop tidak ada kelinci yang berani jadi Polisi karena dianggap kecil, dianggap tidak bisa menangkap penjahat. Kaka inget tidak waktu latihan jadi sekolah polisi, Jody kalah melulu kan? Tapi dia tidak menyerah terus berusaha akhirnya jadi lulusan Polisi dengan nilai terbaik. "
"Terus bisa nangkap penjahat ya, Ma."



Tak perlu diskusi panjang, pesan lain dari film itu bisa ditanamkan saat menontonnya lagi dilain waktu - jika suka satu film biasanya anak-anak selalu ingin menonton lagi dan lagi.
Oh ya karena anak-anak juga suka film Upin dan Ipin, dari film itu saya menanamkan perbedaan dan toleransi. Bagaimana Upin dan Ipin yang melayu muslim bisa tetap berteman akrab dengan Mei-Mei.

2. Saat mendukung aktivitas yang disukainya
Hari sabtu minggu adalah hari yang kami tunggu-tunggu karena kami bisa menghabiskan waktu bersama lebih panjang, melakukan aktivitas berbeda, anaka-anak paling senang karena tak ada jadwal belajar hahaha.

Tentu tidak setiap waktu  weekend kami habiskan di luar rumah, dalam sebulan maksimal dua kali kami ke luar. Biasanya berenang karena Kaka dan abinya hobi berenang dan Adik tengah belajar berenang.

Tapi minggu lalu anak-anak lebih memilih main ice skating dibanding renang. Karena kami percaya mencoba hal berbeda dari rutinitas biasanya, memberi pengalaman baru yang mengasah rasa percaya diri dan kemampuannya, maka kami mendukung keinginan mereka selama positif. Selain itu mereka jadi tahu bahwa kami  terbuka dan menghargai pilihan mereka.

Kami memberi semangat saat Kaka jatuh. Mengacunginya jempol saat berhasil.



3. Time to read
Finally punya ruang khusus untuk buku dan baca meskipun penampakannya lebih mirip gudang buku karena rak belum memadai Heuheu.

Seperti yang pernah saya tulis di post ini, saya memiliki dua waktu membacakan buku untuk anak-anak yaitu sebelum tidur siang dan tidur malam.

Meskipun Kaka sudah bisa membacakan biasanya tetap bacakan secara bergantian dengan adik. Tapi jika ada buku baru biasanya Kaka baca sendiri karena tak sabar. Tugas saya hanya membacakan buku tanpa interupsi nasehatin ini itu tapi saya percaya momen ini membuat bonding kami makin kuat. Dan melalui buku saya menanamkan nilai-nilai kebaikan.
                                                                                                                                
4. Melibatkan dalam kegiatan sehari-hari
Dunia anak adalah dunia bermain tapi bukan berarti tidak sejak dini melibatkan mereka dalam aktivitas kegiatan sehari-hari di rumah. Momen menyiram bunga, membantu mencuci mobil, mencuci sepatu di hari sabtu bersama, kami jadikan berkualitas caranya, kami melakukannya dengan bebas sekalian bermain. 

'Teman' kumpul keluarga
Kumpul bersama keluarga tak lengkap tanpa camilan, betulkan? Selain untuk mengganjal perut juga sumber energi agar tetap enjoy beraktivitas. Disisi lain, ngemil identik dengan gemuk dan bukan kebiasaan sehat. Eit, tapi tergantung ngemil apa dulu donk ya, kalau camilan sehat justru mencegah berat badan naik dan menjauhkan dari makan berlebih.




Tip Menulis Cerita Parenting

Kalau biasanya saya sharing di blog ini tip menulis dari workshop-workshop menulis yang saya ikuti, seperti menulis fiksi bersama Maggie Tiojakin, workshop menulis Femina, dsb, semuanya bisa di baca  di katagori workshop menulis. Kali ini tip menulis ala-ala saya, lebih tepatnya berbagi pengalaman menulis.  Saya gak jago-jago banget nulis jadi ini sebenarnya postingan adu nyali alias memberanikan diri J.

Cerita parenting tidak sama dengan artikel parenting. Artikel parenting biasanya berisi pengetahuan populer dan bersifat how to mengenai pengasuhan, sedangkan cerita parenting, menuliskan moment paling berkesan sekaligus mengandung hikmah, saat bersama anak 

Memilih tema parenting karena beberapa tulisan saya dengan tema ini pernah di muat di media cetak.  Seperti apa tulisan-tulisannya, bisa di baca   di katagori mom’s story atau di buku Mommylicious – beberapa tulisan di buku ini pernah di muat di media cetak.

Langsung saja ya teman ke point-point yang harus diperhatikan saat menulis cerita inspiratif bertema parenting adalah;

Pertama, tulisan merupakan kisah nyata yang kita alamai.
Kenapa? Walaupun pembaca tidak akan tahu ini kisah asli atau bukan, tapi  sebuah tulisan inspiratif yang merupakan pengalaman nyata akan lebih terasa menyentuh – touching. Mungkin karena menulisnya pake hati  ya hehehe. Nama dan tempat kejadian bisa di samarkan.

Gara - gara Mommylicious

Assalamualaikum teman, masih ingat Mommylicious? itu lho buku duet saya dan sahabat saya Arin Murtiyarini, yang belum tahu Mommylicious, bisa di intip di sini.

Beberapa tulisan  di buku Mommylicious adalah tulisan kami yang sudah pernah di muat di media massa, terutama  majalah Parenting Indonesia. satu di majalah Ummi (tulisan saya). Buku Mommylicious sudah tidak beredar di tokbuk Gramedia karena terbitnya sudah agak lama, tapi kalau berminat bolehlah pesan ke saya atau mba Arin, kebetulan masih ada stok hehehe.

Btw, kembali ke judul tulisan, jadi ceritanya gara-gara buku Mommylicious ini saya mendapat email beberapa minggu lalu dari sebuah majalah, saya di mintai pendapat soal Mom War. Hari gini gitu ya masih ngomongin mom war, tapi kenyataannya memang masih ada. Disadari atau tidak, masih ada status -status di media sosial yang nyerempet-nyerempet mom war, membbuat beberapa Ibu baper lalu berkomentar ke arah mom war. Mungkin si pembuat status ga nyadar statusnya bikin Ibu lain baper. Lha salah sendiri situ baperan *nah lho*.

Kalau saya sih ga baperan soal mom war , malah suka pengen ngikik  kalau baca status yang mengarah-ngarah ke sana - terus biasanya saya WA mba Arin dan dibahas tuh status sambil ketawa-ketiwi.

Status apa sih yang bikin beberapa Ibu baper dan membuat status tersebut dikomentari pendapat pro dan kontra? Kedekatan anak dan art (untuk ibu bekerja), gaji ibu bekerja, ASI vs sufor, dsb.

Kembali ke soal email dari majalah, katanya dia tahu saya karena buku Mommylicious saya pernah di resensi di majalahnya tahun lalu. Wah, baru tahu, selama ini kami mengarsipkan majalah, tabloid dan koran yang memuat review Mommylicious. Saya pun di kasih foto halaman ulasan buku Mommylicious karena majalahnya sudah habis *sedih*.

Ini penampakan resensinya, ketebakkan ini majalah apa? 



Dan saya akan mejeng di majalah ini edisi bulan April *narsis* tapi yang pasti pengakuan ini *cieeelah pengakuan* membuat semangat menulis dan ngeblog saya terdongkrak, setelah sempat mendem karena baper kalah kontes melulu hahaha, jangankan kontes ya GA aja kalah, terus tulisan yang di kirim ke media massa pun tidak ada kabar.

Baiklah saya akan rajin menulis lagi, mengikuti nasehat pak suami, nulis nulis aja gak usah mikirin uang, memangnya gak di kasih uang belanja, memangnya uang belanja ga cukup ....hahahaha .