Tampilkan postingan dengan label blog Competition. Tampilkan semua postingan

Memasak bersama keluarga menjadi istimewa dengan Kraft Quick Melt

Memasak bersama keluarga menjadi istimewa dengan Kraft Quick Melt 

Assalamualaikum, apa kabar nih Mama-mama yang kembali sibuk antar jemput anak sekolah atau Mama-mama yang kembali Work from Office. Tetap semangat donk ya.  

Di post blog kali ini saya akan berbagi resep dengan bahan Kraft Quick Melt dan cerita memasaknya bersama anak-anak akhir pekan yang lalu. Resepnya gampang banget jadi teman-teman pun bisa mempraktikkan di rumah bersama si kecil, pasta yang  disukai anak-anak. 

Ini dia fotonya, makaroni dan keju atau Mac and Cheese 

Mac and Cheese

Keju yang saya gunakan keju Kraft Quick Melt, lelehannya ngeju banget,  menggugah selera,  dengan rasa keju yang khas. Kraft Quick Melt ini meleleh dalam waktu 3 menit saja dengan lelehan sempurna, tidak encer. 

Lelehan kejunya menggoda kan? 


Kedua anak saya  tidak termasuk katagori anak-anak yang hobi memasak tapi mau diajak  memasak dengan syarat memasak makanan yang mereka sukai. Pernah beberapa kali si anak gadis yang udah kelas 2 SMP, berinisiatif masak sendiri karena ingin mempraktikkan resep masakan yang dia lihat di instagram, oh ya si anak gadis ini follower selegram resep teh Ayudiahrespatih, jadi yang dia praktikkan resep yang ada di sana.  Beberapa masakannya jadi objek foto Mamanya dan tayang di mikrostock (semoga laku ya, Aamiin ). 

Salah satu makanan yang disukai anak-anak di rumah adalah makanan/camilan  berkeju, seperti aneka pasta, cream keju, cake dengan rasa keju dsb. Jadi kalau diajak masak makanan ini tidak usah ditanya dua kali deh, asal semua bahan siap dengan senang hati mereka mau.

salah satu kesukaan anak-anak di rumah, keju

Mengisi waktu berkualitas dengan memasak bersama

Mengajak anak-anak memasak bukan tanpa alasan, pertama, karena ingin menghabiskan waktu berkualitas dengan mereka. Kebersamaan saya dan anak-anak berkurang seiring bertambahnya usia mereka, terlebih jam sekolah mereka sudah normal, hingga sore hari (full day school). Senin sampai jumat sekolah hingga sore hari, sampai di rumah sudah kecapean jadi biasanya mereka me time dengan selonjoran,  lanjut mengerjakan tugas sekolah atau mengerjakan hal yang mereka suka (hobi).

Akhir pekan jadi pilihan menghabiskan waktu lebih banyak bersama keluarga. 

Menciptakan waktu berkualitas dengan
Memasak bersama

Alasan kedua mengajak mereka masak bersama adalah mengajarkan mereka salah satu keterampilan hidup yang harus dimiliki. Saya tidak menuntut mereka harus bisa masak atau harus suka masak tapi minimal tidak bingung nyalain kompor, motong dan rebus sayuran, ga bingung takaran airnya berapa kalau  masak nasi pake rice cooker ðŸ˜…. Mungkin suatu saat mereka jadi anak kost (kuliah atau kerja di luar kota atau bahkan luar negeri, masa depan siapa yang tahu ya), jadi mereka tidak shock saat terpaksa harus turun ke dapur.

Alasan ketiga, menuntaskan rasa rindu. Iya saya rindu dengan keriuhan suara mereka, dimintai tolong ini-itu, ditanya ini itu, rindu rasa dibutuhkan. Jadi selama masih bisa bersama mereka, manfaatkan dengan maksimal, suatu saat anak-anak akan punya kehidupan sendiri dan makin jarang bersua.

Pentingnya menciptakan waktu berkualitas bersama keluarga

Saya percaya meluangkan waktu berkualiatas bersama anak-anak/keluarga  penting banget karena akan membentuk kedekatan emosional secara fisik dan mental antar anggota keluarga. Salah satu contoh kedekatan fisik, anak masih mau dipeluk atau  rangkulan saat sudah besar.

Kalau kedekatan emosional sudah terbentuk, anak-anak jadi tidak segan bercerita apapun pada kita sebagai orangtua, tidak segan menjadikan Mama/Papanya tempat curhat. Kita pun sebagai orangtua akan mudah memberi bimbingan, arahan dan nasehat pada mereka. Terlebih di era digital, tanpa bimbingan tepat anak-anak mudah terbawa arus atau sesuatu yang trend yang belum tentu positif.

Menciptakan waktu berkualitas dengan anak-anak akan membuat mereka dekat secara  fisik dan mental dengan kita sebagai orangtua, membuat mereka tak segan berbagi cerita, curhat dan meminta pendapat, kitapun sebagai orang tua akan lebih mudah memahami dan menasehati anak-anak.

Dan menurut artikel parenting yang saya baca di situs parenting, waktu berkualitas yang dimiliki sebuah keluarga akan meningkatkan kesehatan mental anggota keluarga.

Memasak bersama bisa menciptakan waktu berkualitas dan membentuk  bonding karena terjadi interaksi tatap muka, bertanya, mengobrol,  melempar ide, berkomentar tentang hasil masakan dan menikmatinya bersama

Agar kegiatan memasak bersama menyenangkan dan tujuannya tercapai yaitu, menikmati masakan enak dan menjadi waktu berkualitas , saya menyiapkan  hal berikut;



  • Memilih resep yang mudah dan enak.

Karena tujuan memasaknya  adalah menciptakan waktu kebersamaan yang berkualitas, menciptakan bonding dengan anak-anak, jadi acara memasak harus dibuat menyenangkan salah satunya dengan mempraktikan resep masakan yang mudah dan enak.

Jangan sampai acara memasak bersama membuat mereka kapok turun ke dapur karena terbentuk mindset memasak enak itu susah dan ribet. Tingkat kesulitan memasak bisa ditingkatkan jika anak-anak  sudah enjoy dan biasa memasak bersama.

Anak-anak terbiasa diajak seru-seruan di dapur 

  • Resep makanan  disukai seluruh anggota keluarga

Memilih resep masakan yang disukai seluruh anggota keluarga agar anak-anak semangat memasaknya dan dapat dinikmati bersama di meja makan dengan santai sambil mengobrol. Jika memasak menu yang disukai si Kakak tapi si Adik tidak suka, kemungkinan si adik nolak diajak masak, begitupun jika sebaliknya.  

Jadi biasanya kami  mendiskusikan dulu mau mencoba masak makanan apa atau menawarkan resep yang saya temukan di google/media sosial ke anak-anak atau meminta mereka mencari resep di google dan youtube.

Karena anak kedua lagi agak batuk, jadi kita skip dulu resep yang digoreng. Kalau udah gini jadi pengen air fyer hahahah (aamiin) 

  • Waktu yang dibutuhkan untuk memasak tidak terlalu lama

Selain mudah, resep yang dipilih sebaiknya praktis dan tidak membutuhkan waktu lama untuk memasaknya. Maksimal satu jam terhitung dari persiapan memasak,   hingga beres-beres dan cuci alat masak yang habis dipakai. Memasak yang terlalu lama memungkinkan anak bosan atau tidak konsentrasi karena ada interupsi kegiatan lain seperti main dengan teman atau menonton.

  • Bahan masakan mudah didapat dan bernutrisi

Ini yang tidak kalah penting, bahan masakan harus mudah didapat dan bernutrisi. Minimal bahan masakan yang dibutuhkan ada di pasar atau minimarket dekat rumah. Kandungan makanan bernutrisi sangat penting agar makanan tidak hanya enak di lidah dan kenyang di perut tapi menyehatkan.

Karena anak-anak suka makanan berkeju, untuk keju leleh pilihan kami jatuh ke Kraft Quick Melt, karena rasa  lezat dan  gurih keju yang khas. Kalau istilah anak-anak, rasanya mantap! Kandungan nutrisi keju tak perlu diragukan yaitu sebagai sumber calsium. 

Keju kesukaan anak-anak

  • Memberi kebebasan pada anak-anak untuk terlibat penuh dan berkreasi

Karena anak-anak di rumah memasuki usia praremaja dan remaja, sudah tidak bisa diatur untuk hal remeh temeh. Mereka mulai suka mencoba hal baru dan berani mengeksekusi sebuah ide. Jadi biasanya saya  memberi kebebasan dan bertanya pada anak-anak, siapa bagian motong-motong, siapa bagian goreng dsb. Mau dibantu Mama atau sendiri (Mama hanya memantau),  mau ditambah apalagi bahannya  selain yang ada diresep agar ada variasi dsb.

Saat praktik kemarin, si Adik bagian motong keju, Kaka motong bawang dan smoked beff. Mama masak Kaka jagain kamera, karena kan dibuat video 😃. Kaka plating, Mama bagian moto hahaha. Terus dimakan bareng-bareng donk. 

  • Hasil masakan dimakan bersama dan diapresiasi

Adakalanya hasil masakan, secara penampilan tidak sesuai ekspektasi. Lihat di reel instagram hasilnya aestetik, pas kita masak, kok penampakannya ga karuan? 

Saya biasanya tetap mengapresiasi dengan mengatakan, kalau pertama kali mencoba wajar hasilnya kurang cantik, karena tangan kita masih kaku, belum bisa mengukur tingkat kematangan, suhu oven yang tepat untuk masakan dsb.  Lalu mendiskusikan apa yang membuat penampilan masakan tidak cantik.

Seperti spaghetti brulee ini, secara penampakannya kurang cakep tapi rasanya enak banget! Setelah kami amati, penampilan kurang menggiurkan ini karena, keju Kraft Quick Melt yang ditambahkan kurang banyak, over heanting (suhu oven terlalu panas) dan waktu memanggangnya terlalu lama. 

Spaghetti brulee

  • Melibatan anak-anak saat beres-beres

Bagian paling mager setelah memasak adalah beres-beresnya, benarkan? Tapi harus dilakukan dengan melibatkan anak-anak ini pembelajaran penting tentang menyelesaikan pekerjaan dari awal sampai akhir, dari yang asik dikerjakan sampai yang tidak asik dikerjakan,  sebagai bentuk tanggung jawab.

Biasanya saya penawarkan, siapa yang mau nyuci piring siapa yang mau bagian lap-lap meja dapur atau dikerjakan semua bareng-bareng.

Pembagian tugas yang disepakati, Mama cuci piring, Kaka beresin meja dapur dan alat bekas masak, adik buang sampah.

Resep Mac and cheese 



Yang mau coba membuat Mac and cheese di rumah, berikut resepnya atau lihat langsung bahan dan cara memasaknya  di videoReel ini 




Bisa lihat video masaknya di
Akun instagram @t_rinasusanti


Atau klik video ini ya 



Bahan

100 gram makaroni

200 ml susu uht 

1 sdm terigu (campurkan dengan 2 sdm air) 

Campuran Kraft Cheddar 40 gram + Kraft Quick Melt 20 gram 

Kraft Quick Melt secukupnya untuk toping

3 bawang putih

1 sdm margarine

2 lembar smoked beef  (bisa diskip atau diganti sosis, kornet) 

1 sdt merica bubuk

Garam secukupnya

Origano bubuk

Cara membuat

Rebus makaroni, sisihkan. 

Tumis bawang putih dengan 1 sdm margarine hingga harum, masukkan smoked beef, terigu, campuran keju Cheddar dan Kraft Quick Melt dan susu uht, aduk, masukkan makaroni. Masak hingga kuah menyusut. 

Masak hingga  kuah menyusut


Masukkan ke dalam pinggan tahan panas, susun potongan keju Quick Melt di atasnya, panggang hingga keju meleleh, karena pada dasarnya sudah matang, jd bisa dipanggang hanya sampai keju meleleh (3 menit pada suhu 180 di oven) . Saya panggang 10 menit karena makaroni dimasukkan ke oven sebelum suhu panas banget. 


Masukkan ke pinggan tahan panas



Toping kraft quick melt



Oven 


Alasan Memilih  Kraft Quick Melt

Alasan memilih keju quick melt karena rasanya lezat dan  gurih keju yang khas,  membuat masakan menjadi sempurna rasanya.

Kraft Quick Melt, 3 menit meleleh
Kraft quick melt cepat meleleh dan melelehannya sempurna. 

Kraft quick Melt cepat meleleh, dalam waktu 3 menit saja. Teksturnya sempurna, lelehannya tidak terlalu cair/encer. 



Kraft  quick melt disukai semua anggota keluarga, memasak  dengan kraft quick melt anti gagal sehingga memasak bersama keluarga menjadikan waktu berkualitas lebih bermakna.

Masakan sederhanapun  menjadi lebih special karena pengalaman seru menikmati lelehan dari kraft quick melt. 


Keunggulan resep Mac and Cheese Kraft Quick Melt

  • Resep mudah dan praktis jadi anak-anak bisa dilibatkan untuk memasaknya. 
  • Waktu yang dibutuhkan untuk memasak sekitar 40 menit
  • Bisa untuk camilan di rumah atau bekal sekolah
  • Bahan yang digunakan mudah peroleh dan bernutrisi. 
  • Menggunakan Kraft Quick Melt, lelehan kejunya membuat makanan creamy, gurih lezat, disukai anak-anak. 
  • Lelehan Kraft Quick Melt sempurna, tidak terlalu kental atau encer, hingga hasil masakan sempurna, menggugah selera. 

Penutup

Memasak bisa jadi kegiatan menciptakan waktu berkualitas dan menyenangkan dengan keluarga. Memilih resep yang mudah, praktis dan bernutrisi adalah kunci memasak bersama menjadi menyenangkan. Resep apapun jadi istimewa dengan kraft quick melt. 

 

Referensi tulisan

www.bundakraft.com

www.ayahbunda.co.id



 

 

 


Oreo 110th Birthday Celebration, Ciptakan Momen Kebersamaan Keluarga

Oreo 110th Birthday Celebration, Ciptakan Momen Kebersamaan Keluarga

Oreo dengan kemasan spesial 110 tahun


Diputar, dijilat, dicelupin! Kalimat yang sangat akrab di telinga masyarakat Indonesia khususnya anak-anak.  Yap, kalimat itu juga yang saya ingat tentang iklan pertama Oreo. Sebagai orang dewasa kala itu, saya hanya mengerutkan kening setiap kali melihat iklan itu di televisi, makan biskuit aja ribet, pikir saya waktu itu. Sampai akhirnya jadi Mama, ternyata menikmati Oreo dengan cara diputar, dijilat dan dicelupin, cara yang seru untuk anak-anak! Ada unsur bermain di sana, sesuai dunia mereka. Menemani mereka makan Oreo dengan cara diputar, dijilat dan dicelupin, menghadirkan suasana gembira. Hingga kini usia anak-anak sudah memasuki usia pra remaja dan remaja, ingatan Oreo dengan kalimat diputar, dijilat dan dicelupin tetap melekat, tak heran kadang mereka menikmati Oreo dengan cara diputar, dijilat, dicelupin  sambil tertawa-tawa karena  mengingat masa kecil.

Oreo salah satu camilan kesukaan kedua anak saya di rumah. Dari jaman menikmatinya dengan cara diputar, dijilat dan dicelupin hingga kini langsung menggigitnya atau dibuat kreasi dessert yang kekinian.

Yap Orea menginspirasi mereka tentang serunya menikmati makanan, asiknya berkreasi dengan Oreo dan nikmatnya makan satu bungkus Oreo rame-rame.

Menciptakan momen kebersamaan ditemani Oreo

Karena jadi camilan favorit, Oreo menemani waktu kebersamaan kami, entah di rumah atau saat jalan-jalan. Tapi kini bukan hal mudah bisa lama-lama dan sering kumpul bareng anak-anak, pertama karena mereka sudah sekolah full day, sampai sore, ditambah ekskul. Kedua, jika di rumah kadang mereka disibukkan dengan tugas sekolah,  mengerjakan hal yang mereka sukai (hobi)  atau bermain bersama teman-temannya yang tak lain anak tetangga.

Benar ungkapan yang menyebutkan, sabar dan puas-puasin momen saat anak-anak lengket dengan kita (usia balita) karena akan ada saatnya mereka sibuk dengan kegiatannya.

Tapi kesibukan anak-anak jangan sampai mengurangi momen kebersamaan keluarga. Karena anak pra remaja dan remaja masih butuh orang tua untuk mendampingi mereka bertumbuh, momen kebersamaan harus diciptakan, direncanakan dan dinegosiasikan. Iya, kadang perlu negoisasi karena anak-anak  merasa kesibukan mereka lebih penting dari acara kebersamaan yang ingin kita buat.

Sependapat dengan Psikolog dan Co-Founder dari Rumah Psikologi TigaGenerasi, Saskhya Aulia Prima M.Psi yang mengatakan,

Sejatinya menciptakan momen kebersamaan melalui aktivitas seru bersama keluarga memang penting untuk rutin dilakukan agar ikatan emosional dapat terjalin dengan baik. Salah satunya dapat diciptakan melalui berbagai aktivitas seru dan menyenangkan dengan menikmati camilan favorit bersama keluarga.”

Saya percaya ikatan emosional yang terbentuk dalam keluarga akan membuat anak tumbuh menjadi pribadi kuat dan tangguh saat dewasa.

Di usianya  yang menginjak praremaja dan remaja, aktivitas seru dan menyenangkannya harus dibuat dengan kesepakatan, ya mereka bukan anak kecil lagi yang bisa diatur main ini itu 😃. Selain jalan-jalan, aktivitas seru dan menyenangkan ditemani camilan versi keluarga kami adalah menonton bareng. Kami mengagendakan seminggu sekali nonton di rumah dengan menyewa film dari Google Play. Tidak memilih ke bioskop dengan alasan hemat, ke bioskop sesekali saja jika ada film yang temanya pas untuk semua anggota keluarga. Dengan nonton di rumah tujuan untuk bonding lebih tercapai, bisa saling diskusi atau mengomentari jalan cerita film,  sambil leyeh-leyeh,  tentunya lengkap dengan Oreo sebagai camilan.

Oreo camilan favorit keluarga 

Aktivitas seru bersama Oreo

Salah satu aktivitas seru bersama Oreo adalah di dapur, saat anak-anak ingin membuat dessert kekinian dengan  Oreo seperti yang mereka lihat di tv atau ig mamanya. 

Nyoba bikin dessert Oreo kekinian


Yang paling suka Oreo 


#UlangTahunOreo #WishOreo110

Sejujurnya saya baru tahu lho jika Oreo sudah 110 tahun menemani momen ngemil keluarga di dunia. Tahun ini Oreo biskuit no 1 di dunia dan merupakan salah satu brand ikonik dari Mondelez Internasional  genap berusia 110 tahun!

Akh, masa sih udah 110 tahun? Di Indonesia Oreo memang baru hadir tahun 1994 dan  slogan diputar, dijilat, dicelupi sudah sangat melekat di ingatan masyarakat Indonesia. Seperti diungkapkan Titi Kamal, seorang selebriti dan Mom influencer yang memiliki pengalaman berkesan tumbuh bersama Oreo sebagai biskuit favorit keluarga dari generasi ke generasi saat ini dan selalu menjadikan Oreo sebagai teman waktu ngemil keluarga.

Selamat ulang tahun ke 110 Oreo

Menginjak usia Oreo yang ke 110 ini, Oreo mengajak keluarga Indonesia turut merayakan #UlangTahunOreo dengan mengikuti beragam event yang diadakan Oreo.

Seperti diungkapkan Vega Gupta selaku Marketing Manager Oreo, Monzelez Indonesia,”Pada perayaan hari jadi ke-110 ini kami ingin mengajak keluarga Indonesia turut merayakan keseruan #WishOreo110 dengan terus menhadirkan keseruan sepanjang tahun melalui berbagai inovasi dan kejutan dari rangkaian Produk Oreo.”

Memangnya ada event apa saja sih di #ulangtahunOreo, #WishOreo110?

Pertama, ada peluncuran produk varian spesial ulang tahun Oreo,”Birthday Cake Flavor”. Dengan desain kemasan yang berbeda. Desain dengan ornamen khas ulang tahun seperti balon, lilin dan kue ulang tahun. Ada juga tulisan 110 years dengan warna kemasan biru dan pink. Oh ya kemasan Oreo ,”Birthday Cake Flavor” ini dibuat terbatas.

Oreo kemasan Birthday Cake Flavor


Bukan hanya kemasannya yang berbeda dengan Oreo regular, lapisan krim biskuitnya juga berbeda, jika biasanya satu warna polos,  putih (vanilla), pink (strawberry) atau coklat , Oreo ”Birthday Cake Flavor” ini cream putih  bertabur sprinkle berwarna-warni.

Kedua, keseruan meniup lilin  sebanyak 110 dengan fitur AR (Augmented Reality), seru dan berhadiah caranya pindai kode OR  pada kemasan produk baru varian spesia ulang tahun Oreo “Birthday Cake Flavor” dan akan langsung terhubung pada fitur instagram filter di  laman akun instagram @oreo_Indonesia. Share keseruan meniup 110 lilin Oreo. 110 partisipan yang beruntung dan berhasil meniup 110 lilin ini akan memenangkan hadiah menarik dari Oreo.

Saya dan si kecil sudah mencobanya nih.

 


Ketiga, Kolaborasi dengan GrabFood menghadirkan jajanan spesial Oreo tanggal 27 Juli – 3 Agustus 2022 dan peluncuran Merchandise eksklusif edisi #WishOreo110 di Tokopedia, berupa kaos dan Tote bag, oh ya harga Oreonya juga spesial lho, didiskon. 

 

Merchandise Oreo 110 tahun di Tokopedia

Keempat, ada kolaborasi Oreo dan F&B merchant ternama yaitu Bitter Sweet by Najla. Seperti diungkapkan Najla Farid Bisyir sebagai founder Bittersweet by Najla,”Oreo merupakan biskuit yang sudah melegenda dan kamipun memahami bahwa Oreo memiliki tempat special di hati penggemarnya. Kami sangat senang dengan kolaborasi ini dan berharap dengan dessert box special bertajuk cookies and cream special anniversary ini dapat menambah momen special #WishOreo110.”

Sumber gambar instagram
Bittersweet by Najla


Semua keseruan dalam rangka 110 tahun Oreo ini untuk mengajak seluruh keluarga Indonesia turut merayakannya seperti diungkapkan Ibu Vega selaku Vega Gupta selaku Marketing Manager Oreo, Monzelez Indonesia,“Oreo berharap untuk senantiasa menjadi bagian tak terpisahkan di setiap keseruan momen ngemil dalam keluarga, sekaligus kami juga mengajak seluruh keluarga Indonesia untuk ikut merayakan rangkaian aktivitas #WishOreo 110.”

Oreo adalah biskuit favorit nan legendaris yang sudah dikenal masyarakat dilebih dari 100 negara dan berusia lebih dari 100 tahun. Dan tahukah teman-teman ternyata Oreo adalah biskuit yang paling banyak dijual di abad ke-21 ini dengan lebih dari 2 miliar secara pendapatan global. Menikmati Oreo dengan cara diputar, dijilat dan dicelup menjadi cara khas menikmati biskuit ikonik di banyak negara, bukan hanya di Indonesia. Jadi jangan heran ya kalau ke luar negeri dan ada anak-anak menikmati Oreo dengan cara diputar, dijilat, dicelupin seperti anak-anak kita.

Di Indonesia ada 8 (delapan) varian rasa Oreo. Oreo di Indonesia dan 35 negara lainnya diproduksi di pabrik Mondelez Internasional di Cikarang

Oreo menemani dari waktu ke waktu

Saya tidak ingat sejak kapan anak-anak di rumah makan dan suka Oreo, yang pasti Orea jadi salah satu bekal sekolah saat mereka duduk di Taman Kanak-kanak hingga sekarang. 


Apa cerita menarik teman-teman bersama Oreo dan si Kecil? Yuk di share


 Referensi tulisan

Instagram Oreo Indonesia

Instagram bittersweetbynajla

website Oreo






Aktivitas Kreatif Remaja Gen Z

Manfaat Internet bagi remaja generasi Z


Liburan sekolah akhirnya berakhir, anak-anak semangat kembali ke Sekolah. Yap setelah dua tahun sekolah daring, moment pergi ke sekolah sangat ditunggu-tunggu. Bahkan saat menjelang liburan semester kemarin si sulung mengeluh,”Aku ga mau libur sekolah. Sebel libur sekolah terus.” 

Si sulung (kelas 2 smp)  ga suka libur sekolah bukan karena hobi belajar, kutu buku atau rangking 1 dapat beasiswa,  ikut olimpiade science, itu sih harapan Mamanya heuheu. Sesekali dia ikut perlombaan mewakili sekolahnya tapi bukan bidang akademis.  Nilai akademisnya sampai saat ini alhamdulillah cukup baik. Si anak gadis pernah bilang sebel sama matematika  tapi saya selalu bilang mengerjakan soal matematika itu asik kayak main game. Jadi kenapa si anak gadis ga mau libur sekolah?

Si sulung  tipe anak supel dan senang berorganisasi, punya inisiatif jadi seksi sibuk kalau ada acara di sekolah sejak sekolah dasar. Kalau ada lomba antar kelas dia paling sibuk mengatur dan membuat rencana ini itu. Saya pernah menuliskan cerita masa sekolah dasarnya  tentang aktivitas di ekskul dan organisasi kepanduan di Masa-masa Indah di Sekolah Dasar.

Dua tahun pandemi menuntutnya belajar daring dan tidak berinteraksi dengan temannya secara langsung sempat membuatnya stress, murung dan uring-uringan sampai menemukan sesuatu lewat internet dan media sosial, ‘teman’ dan ‘mentor’ nya menggambar, dengan memfollow ilustrator-ilustrator senior. Dia memang suka menggambar sejak sekolah Taman Kanak-kanak.

"Ma, aku ikut webinar digital art ya, Mama bayar ya, aku kirim ke wa Mama form isiannya."

"Ma, ada webinar animasi, aku pengen ikutan, Mama bayarin ya. "

"Ma, kayaknya aku harus punya laptop sendiri, laptop Mama jadul tiap aku pake gambar  hang melulu ga bisa  ngerender," Laptop saya memang jadul, spesifikasi rendah karena peruntukan hanya untuk menulis, ngeblog.  Akhirnya laptop bapaknya dilungsurkan karena speknya cukup tinggi. 

"Memangnya dia bisa mengoperasikannya, kan beda, aplikasinya gambarnya juga beda,"tanya saya pada Suami. Beradaptasi pada sistem operasional baru kan agak ruwet, pikir saya. 

"Bisalah emang Mamanya," cibir suami.

Ternyata memang hanya butuh waktu satu hari si sulung beradaptasi dengan sistem operasional dan aplikasi baru di laptop barunya. 

Beberapa hari berikutnya, dia bertanya pada saya cara membuat blog. "Aku mau simpan gambar di blog Mah, bukan nulis kayak Mama, buat open commision gitu. Mama ngerti kan open commision?"

Moment-moment  yang menghentak kesadaran saya jika si sulung bukan anak kecil lagi. Inisiatif, keluwesannya beradaptasi dengan teknologi, caranya menentukan pilihan,  kemampuannya menerapkan atm  (amati, tiru dan modifikasi) dan menangkap peluang,  mengingatkan saya pada istilah generasi Z, generasi yang sejak kecil kenal dan akrab dengan gawai yang canggih. Internet menjadi bagian dari gaya hidup yang bermanfaat. 

Menurut Badan Pusat Statistik (BPS) Indonesia berdasarkan hasil sensus penduduk yang dilakukan tahun 2020, disebutkan bahwa generasi Z atau Gen Z merupakan penduduk yang lahir pada tahun 1997 hingga 2012 atau generasi yang berada pada rentang usia 10-25 tahun.  Sebuah generasi peralihan dari generasi millennial dengan teknologi-teknologi yang makin berkembang. 

Generasi Z yang akrab dengan teknologi digital dan menjadikannya bagian dari keseharian. Belajar tidak hanya dari bangku sekolah juga dari internet.

Selama pandemi si sulung ikut beberapa kali webinar tentang digital art, ikut lomba desain dan gambar walaupun belum sempat menang, saya senang karena wajah murungnya berangsur hilang. 

Ada saatnya dia bosan menggambar dan merasa tidak ada ide seperti saat menjelang liburan kemarin. “Terus aku ngapain di rumah? Liburannya lama lagi.”


Remaja generasi Z fasih dengan beragam aplikasi 
Boleh intip koleksi gambarnya di www.zahrayes.blogspot.com


"Ya, bantuin Mama aja beresin rumah,"saran saya, selama liburan sekolah otomatis porsi bantu pekerjaan rumah bertambah. 

Boleh intip animasi sederhana hasil si sulung, menggabungkan gambar dengan photoshop dan after effect



Suatu hari tanpa diduga  si anak gadis minta dibelikan ayam fillet katanya mau praktik masak. Dan jadilah masakan di foto ini, resepnya dia dapat dari  browsing di Google dan media sosial (instagram dan pinterest). Selang beberapa hari praktik masak  lagi. Berikut hasil masakannya, yang foto Mamanya karena memang suka motret makanan. Si sulung belum tertarik belajar memotret.

Praktikum anak gadis, resep browsing di internet


Kepribadian generasi Z

Keakraban Gen Z dengan teknologi membuat mereka mudah beradaptasi dengan perubahan di dunia digital. Gaya hidup yang banyak tergantung pada akses internet, belajar, bekerja dan aktivitas sehari-hari. Wawasan mereka lebih maju, lebih mampu menerima perbedaan. 

Selain itu kedekatan mereka dengan internet juga secara tidak langsung mempengaruhi kepribadiannya. Sering kita dengar anak jaman sekarang, kurang sopan-santun dan etikanya,  tak sabar dengan proses, tingkat kepedulian pada lingkungan sekitar yang rendah, sibuk dengan dunianya.

Menurut pakar perkembangan anak ini terjadi karena orangtua tidak mempersiapkan mental anak sebelum anak kenal teknologi internet. 

Kalau dalam agama yang saya anut, islam, ada istilah adab dulu baru ilmu, ibu/rumah adalah madrasah (tempat belajar) anak pertama. Artinya orang tua tidak bisa lepas tangan, menjadi pendamping anak mengenal internet dan membekalinya dengan ilmu kehidupan bermasyarakat (budi pekerti, norma dsb).

Tiga gaya hidup ini bisa membuat generasi Z, tidak hanya melek teknologi tapi punya kepedulian yang tinggi pada lingkungan sekitar;

1. Aktif di kegiatan sekolah seperti ekskul dan organisasi kesiswaan. 

2. Bergabung di komunitas hobi yang positif. 

3. Terlibat dalam isu/kegiatan yang berkaitan dengan lingkungan, agar mereka aware terhadap isu lingkungan yang terjadi di bumi ini. 

Ketiga kegiatan diatas membuat generasi Z berinteraksi dengan orang lain dan lingkungannya, sekaligus melatih kemampuan emosi dan sosialnya. 

Tidak ada kata terlambat mengenalkan anak pada teknologi internet 

Bagi saya bukan hal mudah menunda  anak  kenal  internet karena interaksi saya dengan internet dan media sosial sudah menjadi kebutuhan (karena saya pedagang  online dan Blogger),  interaksi anak dengan teman-temannya yang sudah akrab dengan internet dan media sosial  juga tak bisa dihindari. Ketika saya membatasi akses internet, mereka  ikut menonton youtube atau media sosial saat temannya nonton. Terlebih saya bukan tipe Mamah yang suka mengurung anaknya di rumah. Saya percaya saat anak bermain/berinteraksi dengan orang lain, kecerdasan sosial dan emosionalnya  terasah.  Resikonya, anak cepat kenal hal negatif. Sisi positifnya, hal negatif tersebut jadi bahan diskusi saya dan anak-anak.

Jika dulu, saat saya masih kuliah (1998-2003) bisa mengakses internet dan memiliki gawai itu sebuah previlage mungkin saat ini sebaliknya,  orangtua yang bisa menunda mengenalkan anaknya dari internet dan media social di  usia dini sebuah previlage.

Banyak Ibu termasuk saya (sering) menyerah pada tingkah laku anak lalu memberi gadget dengan alasan biar  anteng. Agar anak  mau makan, si anak dikasih tontonan youtube. Ya daripada  stress toh tidak bisa  jadi ibu sempurna – mencari pembenaran. It’s oke ceunah kalau sesekali karena kalau berkali-kali bisa jadi kebiasaan.

Siapa yang nonton tingkah menggemaskannya Prince Louis dan Princess Charlotte (Putra dan putri Pangeran Inggris Raya) yang beberapa waktu lalu wara-wiri di timeline IG saat mereka menghadiri perayaan  Latinum Jubilee- Perayaan 70 tahun Ratu Elizabeth naik tahta. Tingkah mereka menghadapi kebosanan saat acara itu, Pincess Charlotte beberapa kali tertangkap kamera membuka buku. Pince Louis mulai tantrum tapi Kate, William bahkan Kakeknya Charles, kompak menghadapinya dengan tenang dan berusaha menenangkan tanpa iming-iming gadget. Sungguh saya iri!

Dari artikel atau berita kita juga tahu jika  Bill Gates    memberikan anaknya gadget saat usia remaja. Mark  Zuckkerberg  pendiri facebook dan pemilik media sosial  tidak membiarkan anaknya gadget-an di usia dini.

Mungkin sebagian kita berpikir, apa anaknya ga akan gaptek?

Menurut pakar perkembangan anak,  teknologi adalah hal yang mudah dipelajari sehingga tidak masalah mengenalkan anak pada teknologi internet di atas 3 atau 5 tahun. Jangan merasa ‘berdosa’ karena tidak mengenalkan tonton youtube pada anak usia dini. Anak-anak bisa memahami teknologi dalam hitungan hari tapi butuh waktu lama mengajarkan adab, sopan santun, sikap empati, rasa tanggung jawab, memahami value dalam keluarga, agama dan masyarakat, memahami konsekuensi suatu perbuatan,  toleransi pada perbedaan, punya pendirian  dst.

Terus kita kudu piye yang sudah terlanjur mengenalkan anak pada internet dan media sosial lebih dini?

Paparan internet dan media sosial pada generasi Z di Indonesia

Berdasarkan data BPS tahun 2018,  90% anak muda Indonesia menggunakan internet untuk media social, untuk mengerjakan tugas hanya 31,12%.  Pada masa pandemi, penggunaan internet untuk belajar/mengerjakan tugas mungkin bertambah namun tidak lantas menurunkan menggunaan media sosial, dari pengamatan anak sendiri dan tetangga, anak-anak jadi mengenal media sosial lebih cepat, terutama Tiktok dan Youtube. Anak-anak jadi memiliki handphone sendiri pada usia lebih cepat untuk mengakses internet.

Berdasarkan riset yang digagas perusahaan independent berbasis kecerdasan buatan (AI) Neurosensum Neurosensum yang bertajuk Neorosensum Indonesia consumers Trend 2021: Social Media Impact on Kids  . Rata-rata anak Indonesia mengenal media sosial sebelum usia 7 tahun.  92% nak yang berasal dari kalangan ekonomi bawah  54% diperkenalkan media sosial sebelum usia 6 tahun. Survey ini dilakukan di empat kota besar di Indonesia Jakarta, Medan, Bandung dan Surabaya.

Yap, bicara soal internet pada generasi Z atau generasi yang berada pada rentang usia 10-25 tahun, tidak bisa dipisahkan dari media sosial. Internet membuat anak dan remaja mudah mengakses informasi yang mendukung pendidikan dan ilmu pengetahuan di saat yang sama mereka mengenal lalu mengakses media sosial, sengaja atau tidak sengaja. Seperti pengalaman anak terkecil saya dua tahun lalu, yang tiba-tiba membicarakan Tiktok padahal di gawai kami (saya, suami dan si sulung) tidak ada yang memiliki aplikasi Tiktok, ternyata dia ikut nonton saat temannya (tetangga) nonton. Begitupun awal mulanya si Anak Gadis kenal instagram. Walaupun saya punya akun instagram sejak 2012 untuk mendukung aktivitas ngeblog, saya tidak pernah memperlihatkan atau membicarakan soal instagram pada anak-anak. Usianya 10 tahun , saat dia bertanya,”Apa sih Mah Instagram? Teman-teman aku ngobrolin itu di sekolah.” Saat bertanya itulah saya menunjukkan akun instagram saya dan ngobrol kalau ‘pekerjaan’ Mamahnya ini yang keliatan cuma di rumah aja masak, nyuci dan beres-beres juga bikin konten.

Beberapa waktu kemudian si sulung bilang,”Ma, teman-teman aku punya instagram, memang boleh anak-anak punya?”

Suatu hari si Bungsu pun pernah bertanya,”Mama punya facebook?” Bingung donk karena saya tidak pernah memperlihatkan/membicarakan facebook. “Mamanya ALS punya facebook tahu Ma?”

“Iya biarin aja,” kata saya sambil tertawa. Tapi rupanya dia penasaran, dengan wajah lugu bertanya lagi,”Memangnya Mamah ga punya?” 

Dampak internet terhadap generasi Z

Manfaat internet banyak sekali, tapi kita bisa menutup mata pada dampak negatifnya. Kenal internet otomatis kenal media sosial, dampak negatif ekstrim media sosial pada  remaja, kasusnya sudah sering jadi headline berita,  seperti membuat konten dengan menghalangi truk hingga memakan korban tapi nyatanya tidak membuat kapok. Konten merusak fasilitas umum, seperti remaja yang menendangi pagar kayu di pinggir sungai sebuah taman kota.

Merasa harus eksis sehingga sibuk ngonten, malas sekolah. Ingin viral hingga nekad membuat konten berbahaya atau merugikan orang lain atau dirinya.

Dampak negatif lain termasuk yang tak kasat mata seperti menimbulkan kecemasan  sering juga dibahas para pakar psikolog perkembangan dan bagaimana mengatasinya, tulisan para ahli ini  bisa dengan mudah kita cari di google.  

Kita mungkin tidak dapat menunda anak mengenal Internet dan media sosial tapi bisa menjadi pendamping, partner dan penasehat, agar mereka bisa dengan bijak memanfaatkan internet dan media sosial.

Kita mungkin tidak dapat membatasi akses mereka pada internet dan media sosial tapi kita dapat menetapkan waktu screen time dan membatasi quota agar mereka bisa menentukan prioritas, paham mana yang penting dan tidak untuk kehidupannya kelak.

Kita mungkin tidak dapat memegang kendali sepenuhnya,  apa yang tidak boleh dan boleh mereka akses di inernet tapi kita bisa menanamkan value, norma kesusilaan dan pemahaman agama yang baik  agar mereka memiliki batasan sesuai norma agama dan etika. 

 

Gaya hidup dengan internet membuat Generasi Z bisa berkarya dan lebih kreatif sejak dini

Internet membawa dampak yang luar biasa pada perubahan jaman, teknologi, gaya hidup, kebiasaan bahkan cara pandang. Anak-anak dan remaja diperkotaan tumbuh lebih cepat secara kognitif. Anak-anak sekarang sudah kenal dan paham coding, jaman saya kayaknya kudu kuliah komputer buat paham percodingan. Begitupun dengan beragam aplikasi seperti photoshop, dulu hanya anak desain yang mahir photoshop sekarang anak smp bahkan sd sudah mahir gambar dengan aplikasi ini.

Beberapa remaja membuat konten di media sosial untuk mencari penghasilan, ada yang memang kontennya positif ada yang sekedar hahahihi. Harapannya semoga remaja pembuat konten ini membuat konten positif agar vibes positifnya menular pada remaja lain.

Salah satu contoh kesuksesan berkarya saat usia dini dengan bantuan internet adalah Rich Brayn, berawal dari membuat konten musik rap di Youtube hingga akhirnya berkarir musik di Amerika secara profesional pada usia muda. 

Remaja saat ini banyak yang sudah mahir membuat game dan animasi sederhana. Tak sedikit dari  mereka bisa secara otodidak, tanpa les tapi belajar secara mandiri dari internet (youtube).

Ya pilihannya ada pada orangtua, bagaimana mengarahkan anak-anak dan remaja, agar memanfaatkan internet sebaik mungkin dengan positif.

Saya selalu menanamkan pesan pada kedua anak saya, internet itu pake kuota, kuota itu tidak gratis alias harus dibeli, kalau dibeli tidak dimanfaatkan sebaik-baiknya rugi dan mubajir. Jangan buat nonton yang tidak ada manfaatnya, konten tidak jelas.  Budget Mamah untuk membeli kuota terbatas karena kebutuhan tidak hanya internet/kuota.

Suka diledekin Mamah pelit kuota tapi akhirnya mereka paham maksudnya. Dan agar penggunaan internet di rumah maksimal manfaatnya saya menerapkan ini pada anak-anak;

Pendidikan adalah prioritas

Salah satu yang saya tanamkan pada anak-anak adalah pentingnya pendidikan termasuk pendidikan agama dan sosial.  Sekolah dengan bertanggung jawab. Karena  pendidikan adalah modal masa depan. Apapun cita-cita mereka, ingin jadi apapun mereka kelak saat dewasa, sekolah /menuntut ilmu dulu. Karena ilmu yang membuat mereka bisa beradaptasi dengan perkembangan jaman.

Menetapkan waktu screen time

Jangankan anak-anak, saya pun kalau udah buka gawai, scrool mendsos, baca berita yang lagi hangat, lihat-lihat aplikasi resep masakan,  suka lupa waktu. Tapi karena saya sudah dewasa, sudah memiliki alarm yang namanya kewajiban. Yap ada kewajiban  yang harus ditunaikan selain terus-terusan mantengin gawai. Memasak, ngeblog, membuat konten, menemani anak belajar dsb. Saya tahu kapan waktunya mengakses internet, kapan harus berhenti.

Anak-anakpun punya kewajiban tapi karena rasa tanggung jawab mereka masih bertumbuh-belum sebesar orang dewasa, orang tua harus mengingatkan. Untuk itulah perlu menetapkan waktu screen time atau membatasi waktu anak mengakses internet. 

Pagi bangun tidur, sekolah tanpa gawai. Kecuali si Anak Gadis yang sudah bawa gawai ke sekolah. Walaupun pihak sekolah menetapkan aturan tidak membuka gawai saat pelajaran sekolah berlangsung, saya kerap mengingatkan kembali aturan itu.

Saat libur sekolah dibatasi juga. Saya lebih banyak mendorong si anak  bungsu main dengan teman-temannya. Keuntungan rumah di perkampungan pinggiran kota, anak-anak masih senang main sepeda, ke sawah, empang dan layangan. Si Anak Gadis sudah tidak main seperti adiknya lagi tapi waktu screen time tetap dibatasi dan dia sudah paham tanpa saya cereweti.

Merekomendasikan akun media sosial inspiratif 

Walaupun Si Anak Gadis tidak menunjukkan tanda-tanda betah di dapur (selalu manyun kalau diminta bantuin Mamah masak), saat dia punya akun IG  saya memintanya  mengikuti beberapa akun masak dan food photography yang kontennya tidak sekedar masak dan moto tapi ada sentuhan seninya. Bukan hanya akun masak saya pun merekomendasikan si anak gadis mengikuti  akun milik photographer kenamaan Indonesia, mengikuti akun pablik pigure seperti  gubenur Jabar Ridwan Kamil karena inspirasi jejak karya arsitekturnya, kepemimpian dan gaya humorisnya. Merekomendasika untuk mengikuti akun DIY, akun media massa, akun pecinta/aktivis  lingkungan.

Saya pikir ini salah satu cara mengajak anak ‘membaca’ lingkungan sekitarnya, membuka  wawasan dan terinspirasi untuk berkarya. Dulu media saya ‘belajar’  majalah atau acara tv, sekarang majalah jadi barang langka, acara tv banyak gimmick atau gossip artis.

Membatasi kuota

Saya bilang ke anak-anak bahwa kemampuan kami untuk internet sekian ratus ribu, jadi mengusahan kuota senilai itu cukup selama satu bulan. Keterbukaan ini membuat anak-anak aware terhadap akses internet alias tidak boros untuk menonton tontonan konten yang tidak penting. 

Mendorong anak untuk aktif dan kreatif

Totte bag desain si sulung
Salah satu dampak internet terhadap generasi Z adalah sikap lebih senang/anteng dengan gadget, kurang bisa bersosialisasi yang lebih parah, tidak peduli pada sekitar. Saya mendorong anak-anak untuk aktif di kegiatan sekolah dan lingkungan rumah, saya percaya saat mereka berinteraksi dengan orang lain, kemampuan emosi dan sosialnya terasah. 

Si sulung saya sarankan membuat IG untuk menyimpan gambar-gambarnya, sampai saat ini konsisten isinya gambar hasil karyanya, tanpa foto diri. Mulai merambah membuat blog isinya gambar karyanya sekaligus tempat jualannya, yap dia mulai menerima pesanan. Selama ini hanya teman sekolahnya yang suka pesan gambar untuk ucapan selamat ulang tahun.

Dia juga ada inisiatif mendesain barang dengan gambarnya seperti tote bag ini. Tentu saja Mamah yang diminta pertama kali order hahaha.

Sebagai orang tua saya masih tertatih-tatih membersamai anak dijaman teknologi ini, belajar dari pengalaman dan mengamati. Pada dasarnya, kita dibekali insting melakukan hal baik, orang tua


Peluang Ngeblog Bersama Komunitas Penulis Ibu-Ibu Doyan Nulis

Peluang Ngeblog Bersama Komunitas Penulis Ibu-Ibu Doyan Nulis  

IIDN komunitas penulis perempuan 

Sekitar tahun 2008 saya mulai menulis blog (lagi), bertepatan dengan kelahiran anak pertama. Menyandang gelar baru sebagai seorang ibu ternyata membuat semangat menulis saya kembali muncul. Ya jadi penulis sempat menjadi cita-cta saya waktu sekolah dasar, seiring waktu cita-cita berubah terlebih saat masuk kuliah jurusan kimia, nulis di blog saat itu hanya iseng mencurahkan kegalauan heuheu.

Peran jadi ibu membuat semangat menulis karena ingin mengabadikan moment dengan anak yang nano-nano rasanya, ada senang, haru, sedih, khawatir hingga stress. Ya ternyata mengasuh si kecil ada saatnya membuat stress saat sakit misalnya atau tidak mau makan.  

Saat itu saya menulis blog di platform multiply dengan naman blog selalu berubah,  belum kepikiran punya blog dengan alamat nama sendiri. Tahun 2011 saya pindah ke platform blogger. Dari blog punya teman baru sesama blogger yang saling bertegur sapa  di komentar blog.

Mulai kepikiran, andai saja ada komunitas ibu-ibu yang sama-sama suka nulis atau ngeblog, bisa sharing, saling memberi masukan, pasti asik. Sampai suatu hari, seorang teman  memention saya di FB kalau ada komunitas baru dimana dia baru bergabung. Wah dari namanya aja udah langsung merasa cocok, Ibu-ibu Doyan Nulis. Bergabung dengan komunitas IIDN pada tahun pertama komunitas ini dibentuk oleh  Indari Mastuti, tahun 2010. Dalam waktu singkat komunitas ini sudah dikenal banyak orang terbukti selain meningkatnya jumlah member, profil komunitas  IIDN beberapa kali diliput media cetak (tahun 2010 media cetak, majalah dan tabloid masih banyak beredar). 

Kini usia komunitas IIDN sudah  12 tahun dan jadi komunitas penulis perempuan terbesar dengan jumlah member 21 ribu dan tersebar di seluruh wilayah Indonesia. Komunitas IIDN bisa dibilang komunitas menulis pioneer perempuan khususnya ibu-ibu. Kehadiran IIDN  menjadi wadah para penulis perempuan  khususnya ibu-ibu di Indonesia untuk berbagi pikiran, ide dan inspirasi  dan kalau memungkinkan mengkomersilkan tulisannya (dengan istilah writerpreneur).

Logo IIDN


          peluang ngeblog

Saya termasuk member yang lebih banyak memantau dan menyimak alias silent reader. Tidak terlalu aktif berkomentar, hanya sesekali mengikuti kegiatannya. Dari memantau dan menyimak jadi banyak belajar, yang  paling utama sih jadi semangat menulis. Terpacu menulis lebih baik dan menjadikannya komersil, dengan cara mengirim tulisan ke media cetak (tahun 2011  masih masih banyak media cetak yang menerima tulisan dari pembaca), menulis buku solo atau antologi. Uang memang bukan segalanya, tapi ada kesenangan tersendiri jika dapat uang dari menulis 😃.

Mulai deh memoles tulisan di blog dan dikirimkan ke media, coba-coba disusun jadi buku, rajin mengikuti seleksi antologi yang tidak hanya diadakan di IIDN tapi komunitas lain. Alhamdulillah beberapa tulisan parenting di blog setelah dipoles tayang di media cetak seperti Ummi, Parenting, AyahBunda, Femina dsb.

Boleh baca Pengalaman Menjadi Kontributor Majalah

Manfaat bergabung di komunitas

Yang saya rasakan setelah bergabung di komunitas yang memiliki kesamaan dengan hal yang kita sukai seperti komunitas IIDN ini,  selain menambah pertemanan, juga mendapat banyak insight, bisa mengikuti workshop dengan harga bersahabat bahkan kadang gratis, sharing menulis, info projek dan dorongan untuk tetap semangat menjalani hal yang kita sukai yaitu menulis. Memang kadang sampai di titik jenuh tapi dengan bergabung dan aktif di komunitas, titik jenuh akan terlampaui. Itu yang saya rasakan hingga bisa lebih dari 10 tahun ngeblog dan mendapat penghasilan sampingan dari blog. 

IIDN Reborn

Saya tidak ingat kapan tepatnya IIDN seperti vakum di FB. Jarang ada kegiatan atau update an status. Yang saya ingat Indari Mastuti membuat sekolah perempuan di Bandung dan tetap aktif dikegiatan literasi secara offline.

Sampai sekitar tahun 2020 (mohon koreksi jika saya salah), IIDN kembali aktif dengan diketuai mba Widyanti Yuliandri, sempat ada istilah IIDN reborn.

Saya ‘kenal’ mba Widyanti Yuliandari karena sama-sama gabung di komunitas Emak-emak Blogger. Yang paling saya ingat dari mba Wid ini buku Food Combining yang pernah ditulisnya. 


Mba Widyanti ketua IIDN dan buku solonya

Kata kenalnya saya gunakan tanda petik karena hanya kenal secara online, belum pernah bertemu langsung hehehe.

Program IIDN

 
Program IIDN
Sebagai komunitas penulis, IIDN memiliki banyak program menarik,  berupa diskusi dan aktivitas kepenulisan yang diposting di grup IIDN di FB. Setiap harinya mengangkat tema yang berbeda, teman-teman bisa mencarinya dengan hastag #SeninSemangat #SelasaBlog. #RabuBuku, #KamisKuis #JumatFIKSI dan #SabtuPUEBI.  Lengkapnya bisa teman-teman langsung mengunjungi grupnya di FB dan bergabung dengan komunitas IIDN.

Ada juga program yang memfasilitasi penulisan, penerbitan dan pemasaran buku anggota IIDN baik buku solo atau antologi, bekerja sama dengan penerbit Indie.

Selama pandemi IIDN sudah menerbitkan beberapa buku antologi dan solo yang ditulis anggotanya lho. 

IIDN bekerja sama dengan pihak luar (brand, instansi atau komunitas lain) untuk kegiatan yang berkaitan dengan kepenulisan. Lebih detail mengenai program di IIDN bisa langsung kunjungi website Ibu-ibu Doyan Nulis. 

Peluang Ngeblog di IIDN

Sebagai anggota lama IIDN saya tetap tim menyimak dan memantau 😀. Pernah juga ikut kegiatan workshop mengenai blog yang diadakan IIDN dan Indosat

Boleh baca Ngeblog bareng IM3 dan IIDN 

Dari sekian banyak lomba blog yang diadakan IIDN saya ikut sekitar  6 lomba. Hasilnya hanya dua kali menang, satu kali pemenang hiburan, sisanya kalah. Tidak semua lomba blog yang diadakan IIDN saya ikuti kalau temanya tidak saya kuasai atau tidak sempat, saya tidak ikut.

Ga kapok Rin sering ikut lomba dan masih sering kalah?  Kapok sih nggak tapi baper 😄. Btw, saya percaya mantra, setiap tulisan akan menemukan jodohnya, mungkin tidak melalui lomba tapi mendapat tawaran review produk, liputan blogger atau kerjasama lain.

Selain itu ada beberapa keuntungan mengikuti lomba blog walapun akhirnya kalah, yaitu;

  1. Mengasah kemampuan menulis

Sudah jadi rumus umum, banyak baca dan banyak menulis adalah salah satu cara bisa membuat tulisan yang baik,  enak dibaca dan dapat ‘feel’nya. Dengan ikut lomba blog kita ‘dipaksa’ mengerahkan semua kemampuan, termasuk mencari ide yang sekiranya beda dengan peserta lain. Mengasah kemampuan menulis termasuk jadi mampu menulis dengan kaidah bahasa Indonesia yang baik dan benar. Misal, jadi hapal mana kata baku dan tidak baku.

  1. Belajar kreatif

Mengikuti lomba blog menuntut kreatifitas, bukan hanya tulisan yang enak dibaca juga  alur tulisan yang mudah dipahami dan runut, kadang perlu didukung infografis atau desain pendukung tulisan lain. Intip-intip tulisan blogger yang rajin menang lomba memang biasanya idenya unik, out of the box, didukung gambar atau infografis baik. Saya belum bisa seperti itu, masih harus banyak belajar. 

Boleh baca Belajar Memotret dan Memasak 

  1. Menambah skill

Blogger jaman now dituntut tidak hanya bisa menulis jika ingin mendapat peluang dari lomba juga bisa memotret dengan baik (minimal enak dilihat), bisa mendesain canva untuk mendukung tulisan atau aplikasi lain. Jadi saat ikut lomba blog, kita ‘dipaksa’  menambah kemampuan lain selain nulis yang bisa mendukung tulisan di blog.

Beberapa waktu lalu ikut lomba blog yang diadakan IIDN yang salah satu syaratnya membuat video (masak) reel, dari ikut lomba ini kemampuan saya membuat video masak bertambah. 

Jadi belajar bikin video masak
Yang rapih


Boleh baca Kraft Crolette, Kreasi Keju Asli Kaya Nutrisi 

  1. Jadi bahan tulisan untuk update blog

Udah lama ga update blog, selain sok sibuk kadang merasa tidak ada ide? Ada yang sama? Dengan mengikuti lomba blog jadi ada bahan tulisan untuk update blog. Biasalah ya kalau dipaksa ide bisa datang atau sebaliknya ide dipaksa datang 😃.

  1. Belajar legowo

Kalah lomba blog itu, bikin baper, apalagi kalau sudah merasa mengerjakan dengan maksimal. Bapernya bisa berhari-hari, itu yang saya rasakan. Dari kekalahan saya belajar legowo, ikhlas walaupun tidak semudah yang diucapkan/ditulis, tetep ya suka greget, tetap suka ada penyesalan, coba nulis ini, coba tambahin ini itu sampai  akhirnya ya sudahlah kalah -  ikhlas.

  1. Belajar dari tulisan pemenang

Setelah move on  dari kekalahan, intip tulisan pemenang. Dari sana jadi tahu apa yang membuat tulisan tersebut menang dan saya kalah. Idenya unik, tulisan runut dan enak dibaca, didukung infografis yang menarik, layout blog post yang membuat pembaca betah  dsb. Saya mungkin tidak bisa mempelajari  semua tapi setidaknya ada gambaran tulisan yang menarik seperti apa yang disukai juri lomba blog.

Peluang lain dari Blog

Setiap tulisan akan menemukan jodohnya

Peluang blog tidak hanya dari lomba, dengan rajin update blog, aktif di media sosial, gabung di komunitas, peluang lain akan datang, seperti; Review produk, blogger dikirim produk untuk direview di blog dan media sosial, mendapat fee dan produk. Liputan acara online/offline, blogger diundang ke acara yang diadakan brand (selama pandemi secara online) dan diminta menuliskannya diblog dan mendapat fee. Placement post, blogger dikirim tulisan untuk post di blog dan mendapat fee.

Sama halnya dengan lomba blog yang ditulis dengan sepenuh hati agar menang, menulis blog liputan atau review produkpun sebaiknya dilakukan dengan totalitas, tulisan baik, foto pendukung oke dsb agar pemberi pekerjaan (komunitas atau agensi) puas dengan hasil kerja kita. Dan harus sesuai deadline, setor molor dari deadline, auto ditandain dan ga diajak lagi hehehe. 

Butuh proses dibarengi dengan keaktifan di media sosial untuk bisa mendapat peluang dari blog

Program IIDN untuk Blogger Pemula

Buat teman-teman yang ingin memulai ngeblog, tapi bingung mulai dari mana, harus ngapain agar  blognya mendatangkan cuan? Skill apa aja yang dibutuhkan saat ini untuk jadi blogger selain menulis? Teman-teman bisa gabung di komunitas IIDN karena  IIDN punya program keren-keren nih buat blogger pemula, seperti;

  • Tips ngeblog yang di share setiap hari selasa dan workshop mengenai kepenulisan dan blog. 
  • Workshop yang berhubungan dengan blog. Yang terbaru IIDN mengadakan workshop  bulan Mei lalu mengenai Google Analytics yang tujuannya meningkatkan performa blog.
  • IIDN juga sudah meluncurkan buku khusus tentang blog yang ditujukan untuk blogger pemula.

Sumber foto fb komunitas IIDN


So, buat teman-teman yang mau mendapat peluang dari blog, bisa bergabung dengan komunitas IIDN dan mengikuti program-programnya, cus intip grupnya di Facebook atau instagram.