Tampilkan postingan dengan label parenting. Tampilkan semua postingan
Acer Liquid Z320, smartphone aman untuk anak
Jumat, 29 Januari 2016
Anak-anak
digital
Anak-anak kita tumbuh
dalam dunia digital sejak lahir, bahkan mungkin sejak dalam kandungan saat Ibu
memperdengarkan suara musik atau e-book
rider dari tablet atau telepon pintar pada janin.
Gadget seperti telepon pintar dan tablet sudah menjadi
bagian tak terpisahkan dalam sebuah keluarga terutama keluarga urban. Berdasarkan
survey yang di lakukan The Asian Parent pada tahun 2014 terhadap 2500 orang tua di negara-negara Asia yaitu
Singapura, Malaysia, Indonesia, Thailand dan Filipina, menyebutkan bahwa 98% anak
terbiasa menggunakan gadget, artinya 9 dari 10 anak, terbiasa berinteraksi
dengan gadget.
![]() |
sumber. id.theasianparent.com |
Banyak orang tua,
termasuk saya, menjadikan gadget sebagai alat belajar dan menstimulasi si
kecil. Dampak positifnya terasa, sebagai contoh anak kedua (4 thn) saya hapal
cukup banyak kosakata bahasa inggris – bahkan dengan pengucapan yang lebih
fasih – tanpa saya mengajarinya langsung tapi sering mendengar
lagu dan film kartun edukatif yang saya unduh dari youtube. Belum termasuk beragam aplikasi
untuk menstimulasinya seperti mengenal bentuk, warna, angka, huruf dan game
yang juga edukatif.
Untuk si sulung
(7 thn) yang suka sekali menggambar, saya mendampinginya melihat tutorial menggambar dari youtube.
Selain dampak
positif secara kognitif seperti yang saya sebut di atas, gadget juga berdampak
positif secara afektif yaitu anak mengenal dan memahami teknologi secara dini, menumbuhkan
kepercayaan diri anak karena anak merasa banyak tahu dan mudah menemukan
sesuatu.
Sebagai orang tua,
sisi positif menggunakan gadget sebagai media belajar dan
stimulasi anak adalah lebih praktis, banyak pilihan, efisien dan hemat. Simpel
karena saya tidak harus setiap saat membuat peraga sendiri (DIY) untuk
menstimulasi anak. Banyak pilihan untuk
setiap jenis stimulasi, lebih hemat di banding membeli banyak mainan/peraga
untuk menstimulasi dan efisien karena belajar dapat dilakukan kapan dan di
manapun.
Kekhawatiran orang tua, berlebihan kah?
Pada saat
bersamaan, ada kekhawatir jika nanti
anak-anak memiliki smartphone sendiri (sekarang mereka masih menggunakan smartphone milik saya dan penggunaannya benar-benar di bawah kendali saya), lebih asik
dengan smartphone nya di banding bermain atau bersosialisasi dengan lingkungannya
yang mengakibatkan sifat empati dan simpati anak tidak tumbuh dengan baik.
Saya juga
khawatir mereka mengakses konten yang tidak sepantasnya mereka lihat saat
pengawasan saya lengah. Khawatir mereka tumbuh menjadi generasi instan, yang
tidak tahu cara ‘kerja keras dan cerdas’ untuk mencapai sesuatu.
Apa
kekhawatiran saya berlebihan? Beberapa waktu saya mengikuti seminar mengenai
Digital Parenting yang salah satu narasumberya Konsultan Psikologi Personal
Growth Jakarta, data dari konsultan ini menyebutkan ada beberapa kliennya yang
memang mengalami dampak negatif gadget serius, dari kecanduan games dengan
taraf yang sulit disembuhkan sehingga anak yang kehilangan daya pikirnya.
Bagaimana agar
hal itu tidak terjadi pada anak-anak kita? Salah satunya dengan memilih perangkat ponsel pintar yang
aman, ponsel pintar yang memang di desain untuk anak-anak. Memang ada? Ada yaitu smartphone Acer Liquid Z320.
Smartphone Acer Liquid Z320, aman untuk
anak
Acer LiquidZ320 smartphone yang dilengkapi aplikasi
khusus untuk anak dan super aman. Aman dalam arti tak perlu khawatir si kecil
mengakses konten yang tidak pantas andai pun kita lengah saat mendampinginya.
Secara singkat Kids Center bisa di lihat dari video berikut ini;
Yap, Acer
Liquid Z320 yang di lengkapi Kids Center yaitu aplikasi yang berisi beragam games,
fitur, konten dan web yang aman, edukatif dan menarik untuk anak. Aplikasi ini merupakan aplikasi
pre-install dalam Acer Liquid Z320. Kids Center sudah terinstal secara otomatis
dengan tampilan full colour dan eye-catching.
Kelebihan lain Kids Center dari
Acer Liquid Z320 diantaranya :
Parental Control yang ekstra aman
Saat fitur Kids
Center diaktifkan anak, ia hanya akan menikmati aplikasi dan situs tertentu,
sehingga konten yang tidak cocok untuk anak tidak akan terakses. Kids Center
juga memberikan usulan aplikasi, video dan game yang sesuai dan aman untuk
anak.
Tersedia pula
channel video dan karena Kids Center terupdate secara otomatis maka jumlah channel
video (yang tentunya positif dan sesuai untuk anak) bertambah sehingga anak
tidak bosan.
Tampilan untuk
memutar video di Kids Center berbeda dengan tampilan youtube, agar pengguna
yaitu anak tidak ‘tersesat’ atau mengakses dengan tidak sengaja video yang
tidak sesuai.
Di lengkapi
dengan parental control untuk memantau aktivitas internet anak dan
mengatur keamanan yang mencegah anak dari mengunduh konten dewasa atau membeli
aplikasi baru tanpa seijin spAcer. Tapi jika orangtua merasa pilihan keamanan
yang otomatis ada dalam Kids Center kurang, bisa mengaktifkan Extra Safe Zone yang mengunci ponsel di
Kids Center meskipun telah dinyalakan.
Beragam pilihan aktivitas menarik untuk
anak
Selain beragam
fitur, konten dan situs khusus anak, Kids Center dari Acer Liquid Z320
dilengkapi aktivitas menarik seperti untuk kamera tersedia bingkai foto lucu
dan sesuai untuk anak. Galeri hasil foto dari kamera Kids Center dibuat
terpisah dari galeri utama.
![]() |
Kids Center
juga menyediakan coloring pages yang
berisi banyak gambar lucu sehingga anak betah berlama-lama mewarnai.
Mudah digunakan
Kids Center
diaktifkan dengan cara pengguna membuat akun untuk melakukan berbagai
pengaturan, termasuk konten yang dapat diakses anak.
Kids Center
mudah digunakan anak-anak di bawah usia 12 tahun walaupun memiliki banyak
fitur. Begitupun pengaturan yang harus di lakukan oleh orangtua, mudah di
pahami.
![]() |
4 langkah mudah mengaktifkan Kids Center |
Jadi dengan
Acer Liquid Z320, kita tak perlu khawatir jika lengah mengawasi anak saat
tengah asik dengan ponsel pintarnya jika kita sudah melakukan pengaturannya.
Harga terjangkau
Harga Acer Liquid Z320 seharga Rp.999.000,-.
Keterlibatan orang tua secara aktif dan
penuh
Selain pemilihan smartphone yang tepat untuk anak yaitu Acer Liquid Z320, penggunaan ponsel pintar akan lebih
efektif untuk mendukung kecerdasan dan tumbuh kembangnya jika orang tua
terlibat secara aktif dan penuh. Keterlibatan orang tua juga akan membuat anak cerdas berinternet dan media sosial (kelak) serta menghindarkan anak dari perilaku negatif di dunia maya. Berikut berdasarkan survey, perilaku kurang baik anak di dunia maya;
![]() |
Foto adalah dokumentasi pribadi saat mengikuti seminar digital parenting |
Keterlibatan orang tua dapat dilakukan diantaranya dengan;
Menyepakati waktu dan lamanya berinteraksi
dengan gadget
Membuat
kesepakatan dengan anak mengenai waktu dan lamanya berinteraksi dengan gadget
selain agar anak tidak kecanduan, anak menjadi tahu bahwa yang harus di
lakukannya bukan hanya bermain dengan ponsel pintarnya dan mengerti pentingnya
waktu.
Pemakaian gadget
sebaiknya tidak lebih dari 2 jam sehari atau dilakukan saat akhir pekan saja.
Pendampingan
Pendampingan
yang dilakukan orang tua selain untuk memastikan anak tidak mengakses konten
yang tidak baik, juga membantu anak memahami konten yang di aksesnya sekaligus
menanamkan nilai-nilai baik.
Pendampingan
yang dilakukan juga dapat mempererat bonding orang tua dan anak, sehingga peran
orang tua sebagai tempat bertanya dan berkeluh kesah tidak tergantikan gadget
dan internet.
Konten disesuaikan dengan usia dan
kebutuhan anak
Akan efektif
jika konten yang di akses anak disesuaikan dengan tahapan perkembangan anak
sehingga menyenangkan. Konten sebaiknya
tidak sekedar ‘bermain’ tapi merangsang anak berpikir, membawa pesan positif
dan kreatif.
Berinteraksi dengan lingkungan sekitar
Selain menetapkan
waktu untuk anak bermain dan belajar dengan gadget, tetapkan juga waktu
anak berinteraksi dengan lingkungan sekitar, baik teman sebaya maupun alam.
![]() |
memberi ruang agar anak berinteraksi dengan alam sekitar |
Interaksi anak dengan lingkungan dan alam akan menumbuhkan sikap simpati dan empati, hal yang tidak bisa di pelajari secara teoritis.
refensi tulisan dan gambar
www.acerid.com
www.id.theasianparent.com
www.ayahbunda-online.com
seminar digital parenting
refensi tulisan dan gambar
www.acerid.com
www.id.theasianparent.com
www.ayahbunda-online.com
seminar digital parenting
Tulisan ini diikutsertakan dalam Acer Liquid Z320 Blog Competion
Yuk menularkan minat baca
Rabu, 27 Januari 2016
Buku di tanah air
![]() |
buku berpajak :( |
Beberapa waktu lalu (lebih dari
setahun) saya mengikuti gathering yang di adakan sebuah penerbit di mana buku
saya di terbitkan, dalam acara tersebut
direktur utama penerbit berbicara mengenai perkembangan dunia penerbitan di
tanah air. Penjelasan yang membuat saya mengerti kenapa saat ini tugas penulis bukan hanya menulis tapi membantu
mempromosikan buku/tulisannya.
Surat untuk Uti*
Rabu, 13 Januari 2016
Assalamualaikum
Seperti biasa, usai liburan di Bandung, sampai beberapa hari Kaka sedikit mengeluh; masih pengen di Bandung, kangen Uti, kapan ke Bandung lagi dan sederet kalimat yang intinya pengen terus di Bandung lalu tiba-tiba matanya merah dan terisak,”Aku kangen Uti.”
Seperti biasa, usai liburan di Bandung, sampai beberapa hari Kaka sedikit mengeluh; masih pengen di Bandung, kangen Uti, kapan ke Bandung lagi dan sederet kalimat yang intinya pengen terus di Bandung lalu tiba-tiba matanya merah dan terisak,”Aku kangen Uti.”
Duh, mama juga kangen Nak.
![]() |
suarat-surat yang siap di poskan :) |
Nano-nano cerita SANLAT SD123
Kamis, 31 Desember 2015
Assalamualaikum
Bagaimana akhirnya Kaka dengan sukarela mau ikut sanlat? Ceritanya di SANLAT Alternatif Pengisi Liburan Sekolah
"Ikut sanlat mahal-mahal, kan sama aja isinya belajar ibadah, mending di rumah aja."
Wah kalau saya sih sederhana saja, sama seperti tujuan saya saat mengajak anak ke museum atau tempat wisata seperti gunung, pantai dsb yaitu mengenalkan dan menambah wawasan anak sekaligus berpetualang. Jadi hitung-hitung wisata rohani, jika wisata rohani biasa anak hanya melihat kegiatan ibadah di sini anak praktik langsung. selain itu dengan ikut sanlat saya membayangkan anak ikut berpetualang; bersama teman baru, lingkungan baru dan suasana baru dengan mandiri.
Tapi berbeda pendapat itu biasa jangan dibawa baper hehhe. Yang pasti saat ikut sanlat anak di tuntut lebih mandiri dan berani, orangtua pub belajar melepas dan memberi anak kepercayaan.
Kemarin saya menjemput Kaka sanlat, senyumnya langsung menyambut pertemuan kami (tepatnya dia nyengir hehehe).
Wah kalau saya sih sederhana saja, sama seperti tujuan saya saat mengajak anak ke museum atau tempat wisata seperti gunung, pantai dsb yaitu mengenalkan dan menambah wawasan anak sekaligus berpetualang. Jadi hitung-hitung wisata rohani, jika wisata rohani biasa anak hanya melihat kegiatan ibadah di sini anak praktik langsung. selain itu dengan ikut sanlat saya membayangkan anak ikut berpetualang; bersama teman baru, lingkungan baru dan suasana baru dengan mandiri.
Tapi berbeda pendapat itu biasa jangan dibawa baper hehhe. Yang pasti saat ikut sanlat anak di tuntut lebih mandiri dan berani, orangtua pub belajar melepas dan memberi anak kepercayaan.
Kemarin saya menjemput Kaka sanlat, senyumnya langsung menyambut pertemuan kami (tepatnya dia nyengir hehehe).
Saya memeluknya dan jadi pengen nangis, harap maklum setelah tidak kerja, baru kali ini saya berpisah berhari-hari dengan Kaka, waktu kerja sudah biasa Azka menginap di Bandung sama Utinya.
“Seneng gak?”
“Seneng.” Masih sambil nyengir. "Aku mau ikut sanlat lagi nanti. Soalnya seru."
Setelah itu, selama perjalanan menuju rumah Kaka tidak berhenti cerita keseruan sanlat yang di alaminya.
SANLAT alternatif pengisi liburan sekolah
Selasa, 29 Desember 2015
![]() |
suasana |
Selain akhir tahun sanlat ini juga di adakan saat liburan sekolah menjelang Idhul Fitri, di sebutnya sanlat ramadhan.
Sanlat serupa tentunya tidak
hanya ada di Bandung juga di kota lain dan bukan hanya majelis Daarut Tauhid
yang mengadakan. Untuk Daarut Tauhid selain di Bandung diadakan juga di
Jakarta.
Be a Little Chef in One Day #idemain
Minggu, 06 Desember 2015
Assalamualaikum...
Walaupun sering bantu Mama di dapur dan pernah praktik membuat pizza, Kaka tetap pengen ikut saat teman-teman di rumah mengajaknya praktik membuat pizza di Domino’s Pizza.
Walaupun sering bantu Mama di dapur dan pernah praktik membuat pizza, Kaka tetap pengen ikut saat teman-teman di rumah mengajaknya praktik membuat pizza di Domino’s Pizza.
![]() |
keseruan anak-anak |
Buah manis menabung
Rabu, 18 November 2015
Tantrum heboh
Sekitar setahun lalu, Azka pernah
tantrum di mall gara-gara pengen beli lego yang harganya 500 ribu. Sudah saya rayu
untuk beli lego kecil agar murah tapi keukeuh pengen yang itu. Saat itu usianya
6 tahun jadi kebayang kehebohan tantrumnya. Malu bangetlah pokoknya.
Selain tak ada dana untuk beli
mainan seharga itu, saya dan Abinya pun berprinsip jangan memberikan anak
sesuatu gara-gara tantrum nanti jadi kebiasaan dan tantrum di jadikan senjata
untuk mendapatkan sesuatu.
Jadilah Abinya membopong Azka
yang gigih meronta. Batal deh rencana makan siang. Sepanjang keluar mall menuju
parkiran kami jadi bahan tontonan.
Ini bukan tantrum Azka yang heboh
pertama kalinya lho, dua kali tantrum
sebelumnya di keramaian juga yaitu di
pameran dan mall lain. Dan tindakan kami sama, membopong paksa Azka untuk
pulang. Itu belum termasuk tantrum di rumah.
Saya kira, adiknya akan mengalami
hal sama, ternyata tidak. Khalif jarang tantrum kalau pun tantrum tak seheboh
Azka.
Kami sebagai orang tua belajar
konsisten dengan aturan, Azka juga belajar menahan diri dan tahu bahwa semua
hal bisa di dapat secara instan, tidak semua yang diinginkan bisa mudah di
dapatkan begitu saja.
Sisi positif tantrum
Beruntung saya pernah membaca
buku pengasuhan mengenai tantrum, yang bukan hanya berisi tips menghadapi
anak tantrum juga efek positif dari tantrum jika orang tua
mengelolanya dengan baik.
Anak mengamuk karena ingin
sesuatu dan tetap memaksa walaupun kita larang, artinya dia memiliki keinginan
kuat (kalau istilah orang sunda mah keukeuh) jadi katanya kelolalah sisi
‘keukeuhnya’ agar kelak anak memiliki sikap gigih saat ingin mencapai tujuan.
Jadi kami tidak memukul atau
mencerca Azka karena tantrumnya tapi di biarkan sampai capek hahaha. Setelah
tenang beri pengertian. Tidak cukup sekali tapi dengan jeda waktu lama. Terus
saya dan Abinya bilang, bahwa lego
mainan mahal jadi kalau ingin beli Azka harus menabung dulu.
Karena kasian, untuk menurutkan
keinginan legonya, saya download game lego di hp. Agar tidak addick main game, saya
downloadnya yang game lego junior.
Sifat keukeuh Azka mulai nampak sekarang, tanpa tantrum tentunya. Jika dia menginginkan sesuatu berusaha gigih mencapainya dan suka mensugesti dirinya sendiri.
Sifat keukeuh Azka mulai nampak sekarang, tanpa tantrum tentunya. Jika dia menginginkan sesuatu berusaha gigih mencapainya dan suka mensugesti dirinya sendiri.
Menabung
Tapi rupanya lego game tidak
membuat keinginan Kaka memiliki lego dalam bentuk fisik luntur. Bahkan saya
pernah haru, karena setiap mengisi celengan ayamnya, dia selalu bilang buat
beli lego dan mengajak adiknya untuk melakukan hal yang sama.
Minggu lalu tabungan di pecah dan
jadilah kami membelikannya lego. Dan ternyata eh ternyata bukan
hanya anak-anak yang keasikan main lego, emak bapaknya juga. Saya jadi tidak heran ada orang yang koleksi mainan lego karena memang mengasikkan. Jadi pengen beli
seri ini itu hahaha. Tapi tetap ya harus konsisten, menabung dulu.
Pipis
Sabtu, 24 Oktober 2015
Para mama pasti sempat merasakan masa-masa di mana si kecil suka sekali menahan pipis, hingga saat dia bicara ingin pipis artinya pipisnya sudah tidak bisa lagi di tahan. Nah itu juga yang sering terjadi pada kedua si kecil saya terutama si sulung sampai berumur enam tahun.
Sudah berkali-kali saya nasehati untuk tidak menahan pipis, tetap saja di lakukan. Akibatnya pernah pipis di celana saat berjalan menuju toilet di sebuah mall. Sering mampir ke minimarket atau fast food sekedar untuk pipis, biar ga malu dan terlalu mencolok numpang pipis, terpaksalah jajan.
Kebelet pipis di busway, di mobil saat melaju di flyover tol kota, saat macet....pokoknya heboh dan bikin panik.
Dan cerita itu di muat di rubrik gado-gado femina edisi 42, yang terbit hari kamis lalu (24 oktober)
Punya pengalaman menarik dan unik juga? Yuk kirim ke rubrik gado-gado, 3 halaman spasi 2 ke kontak@femina.co.id.
Punya pengalaman menarik dan unik juga? Yuk kirim ke rubrik gado-gado, 3 halaman spasi 2 ke kontak@femina.co.id.
Kalau di muat lumayan lho honornya heheh
Oh ya satu lagi, menahan buang air kecil itu berbahaya, bisa Anyang-anyangan.
Oh ya satu lagi, menahan buang air kecil itu berbahaya, bisa Anyang-anyangan.
Terlalu bersih tidak, ya?
Rabu, 07 Oktober 2015
Tulisan terbaru di majalah ayahbunda edisi terbaru, no 20 edar minggu ini. Tema utama yang diangkat majalah AB edisi ini mengenai kebersihan. Ada 92 tips bersih sehat, bonus card cara mandi untuk si kecil, tips menghadapi 'serangan' hewan kecil yang kadang berkeliaran di rumah seperti lalat, laba-laba, tikus, tunga, kecoak dsb. Ada juga rekomendasi alat kesehatan keluarga yang sebaiknya di miliki.
Lalu fakta dan mitos seputar kesehatan, seperti mengenai makanan untuk anak yang di tiup atau dikunyahkan orangtua, istilah belum 5 menit untuk makanan jatuh, main lumpur, makanan kadaluarsa dsb.
Oh ya seperti biasa tampilan artikelnya eye catching, baik warna, penempatan maupun susunannya. Membaca jadi tidak membosankan. Artikel di tulis dengan gaya bahasa ringan, singkat dan padat.
![]() |
fakta dan mitos seputar kebersihan |
![]() |
gambar cover edisi 20 |
Best moment Kaka
Rabu, 30 September 2015
Hari minggu lalu, pertama kalinya
Kaka berenang sejauh lebih dari 20 meter tanpa jeda, bahkan nampak enjoy dan cengengesan
penuh kemenangan (mungkin bangga).
Waktu itu Abinya hanya mengajak
Azka barengan berenang, dan surprise
karena Kaka bisa menyamainya. Jadi
postingan ini dalam rangka mengabadikan best moment Kaka. Hanya penting untuk saya hehehe.
Cerita di balik
Saya memang ingin anak-anak bisa
berenang sedini mungkin salah satu alasannya biar tinggi badannya ga kayak
mamanya ini hahaha. Pada keadaan dan hal tertentu suka minder tapi dalam batas
wajar, ga sampai mengurung diri atau frustrasi hehehe. Manusiawi toh karena
manusia sukanya yang sempurna. Tapi pada beberapa keadaan pernah di untungkan dengan tinggi badan yang
saya miliki ini.
Alhamdulillah, pas beli rumah
(nyicil kpr maksudnya) dapat fasilitas gratis
klub olahraga selama satu tahun, jadilah Azka yang waktu itu berumur
sekitar 1 tahun hampir seminggu sekali
kami ajak berenang. Setelah masa gratis habis, Kaka suka menangih minta
berenang, kami pun mengadendakan maksimal sebulan sekali mengajak berenang.
Sebulan sekali rupanya tidak membuat Azka puas, jadilah di umur 5 tahun lebih,
kami mengleskan Azka berenang , seminggu sekali.
Kejutan di edisi ulang tahun
Senin, 14 September 2015
Bulan september adalah ulang tahunnya majalah ayahbunda, dan seperti biasa, ada edisi ulang tahun donk yang isinya spesial dan bertabur bonus. Harganya sedikit lebih mahal dari biasanya memang tapi wort it lah karena banyak plus-plusnya. No 18 edar 7 sept - 20 sept.
Dan ada tulisan saya donk, bukan narsis ya tapi promosi hehehe.
Tulisannya mengenai kejutan balita 3-4 tahun. Di usianya ini si kecil lagi pinter-pinternya jangan heran kalau banyak kejutan yang akan Ayah atau Bunda dapatkan, dari yang membuat bangga, haru sampai malu. Tapi satu hal yang pasti, kehadiran si kecil membawa perubahan baik bagi setiap orangtuanya, contoh kecil jadi harus bangun lebih pagi hehehe *itu mah saya*
Bonus di edisi ultah ini ada dua, satu sisipan majalah yang berisi tips parenting dari puluhan komunitas dan para pakar, komunitas yang tentunya para bunda sudah tahu, ada ID_AYAHASI, Indonesia Berkebun, museum ceria dsb...ada tips dari ahli gizi, dokter anak, dokter kandungan dsb.t
Bonus lain kartu bergambar untuk tumbuh kembang anak 1 tahun.
Main congklak tak sekedar seru #idemain #stimulasi
Minggu, 06 September 2015
Udah lama banget pengen beliin
Kaka congklak tapi setiap nemu congklak di pasar bahannya plastik, biji
congklaknya pun dari plastik. Pengennya kerang asli. Walaupun cara mainnya sama
tetap merasa gimana gitu kalau kerangnya plastik. Nggak ori hehehe
“Sekarang udah jarang coklat yang
kerang asli,” kata mama waktu saya nitip beliin kalau ke pasar baru.
Ternyata dan ternyata congklak dengan biji kerang asli sudah banyak di jual di onlineshop. Kemana aja Rin? Iya
kemana aja ya padahal tiap hari online.
Jadilah beli via online, begitu
datang langsung eksekusi, kebetulan paketnya datang siang hari saat kaka sudah
pulang sekolah. Satu putaran diajari, Kaka langsung ngerti dan minta main lagi lagi dan
lagi, sampai mamanya telat masak dan beres-beres. Sstt, mama juga sebenarnya kesenengan main
congklak setelah puluhan tahun ga main hahahaha. Oh ya jangan khawatir jika biji kerangnya
nanti hilang-hilang, bisa di beli secara terpisah di toko online.
Adiknya ga mau kalah minta di
ajarin dan sekarang udah bisa. Tak puas main sama Mama, Abi pun di ajak main congklak. Sudah barang
tentu teman-teman sekitar rumah.
Congklak atau dakon adalah sebuah permainan tradisional
menggunakan papan berlubang (ada yang 14
lubang ada yang 16 lubang) dan diisi biji kerang. Permainan ini sudah ada sejak jaman ‘baheula’.
Kabarnya permainan ini adalah salah satu permainan para putri keraton di
Indonesia jaman dulu. Awalnya saya
mengira permainan ini asli Indonesia lho ternyata setelah googling, permainan ini
di bawa pedagang-pedagang Arab ke Asia hingga akhirnya sampai ke Indonesia. Percaya ga percaya soale belum pernah baca atau liat foto anak arab main
congklak hahahha.
Seperti sebuah permainan lainnya,
ada banyak hal yang bisa anak pelajari dari bermain congklak di antaranya ;
1.
Mengenalkan kompetisi
Keduanya ingin selalu menang dan
sama-sama mengasumsikan, peluang menang di tentukan oleh yang pertama kali
memainkan congklak. Tak heran jika suka rebutan mau main duluan. Walaupun tak
ada hadiah atau reward untuk kemenangan itu, ada perasaan bangga yang membuat
anak mengejar kemenangan itu. Anak mulai
belajar berkompetisi dan merasakan emosinya (kalah sedih menang senang).
2.
Belajar sportif dan jujur
Keinginan menang membuat anak-anak
berpikir mencari cara untuk menang termasuk berpikir untuk curang. Salah satunya
dengan cara tidak mengisi satu lubang congklak agar biji congklak terakhir
jatuh di tempat yang masih banyak kerangnya alias ga mati. Untungnya mata mama
jeli – lha iyalah lebih pengalaman - . Itu terjadi di awal-awal kami punya
congklak, sekarang keduanya sudah main jujur. Tapi saya terus menekankan dan
memberi nasehat, apapun permainannya harus jujur dan harus malu jika curang
karena walaupun tidak ada yang melihat, Allah dan malaikat melihat.
3.
Belajar menunggu giliran
Gregetan kalau lawan gak berhenti-berhenti membagi-bagikan
biji congklak. Ga sabar nunggu giliran. Ini juga yang suka di keluhkan
anak-anak.”Kok mama ga mati-mati sih mainnya.”
Secara tidak langsung anak-anak belajar menunggu, gantian
dan bergiliran.
4.
Belajar Strategi
Agar biji kerang yang dikumpulkan banyak (menang), ada
strateginya. Bukan strategi matematis yang menjelimet atau harus di hitung
(bakalan lama dong), seiring waktu anak akan belajar dan jadi tahu caranya
menang dengan strategi.
5.
Belajar berhitung
Congklak membantu KAE belajar berhitung, membagi dan
mengelompokkan.
6.
Melatih interaksi sosial dan emosional
Permainan congklak membutuhkan
dua orang. Interaksi ini membutuhkan keterampilan sosial dan emosional yang
akan terasah secara otomatis saat anak bermain bersama. Mengelola emosi saat kelah dan menang. Interaksi
sosial dengan lawan, dari obrolan
permainan yang tengah di mainkan sampai hal-hal lain.
Point – point
‘pelajaran’ di atas banyak juga di temukan pada permainan lain, termasuk
permainan di gadget yang banyak macamnya dan super canggih dalam hal strategi.
Ada satu keunggulan permainan tradisional yang tak bisa tergantikan dengan
permainan gadget secanggih apapun yaitu interaksi sosial dan emosional.
Alasan yang mendasari bermunculannya banyak
komunitas atau teman main yang mengangkat kembali permainan-permainan
tradisional. Karena kemampuan interaksi sosial dan emosional sangat penting
dalam kehidupan anak bermasyarakat kelak, karena dari kemampuan ini timbul rasa
empati dan simpati.
7 Mainan untuk 7 Kecerdasan Anak
Selasa, 01 September 2015
Saya lebih
suka rumah berantakan dengan mainan daripada rumah rapih dan anak-anak duduk manis
nonton tv. Alasannya karena percaya
mainan bagi seorang anak adalah salah satu media atau alat untuk menstimulasi
kecerdasannya, terutama balita. Bukan berarti saat menonton anak tidak terstimulasi tapi saat bergerak (main) lebih banyak yang terstimulasi. misal, saat anak bermain lego atau puzzle bukan hanya kecerdasan visual spacial yang terstimulasi juga motorik halus, matematis dan linguistik.
Beberapa
mainan sengaja di beli dengan alasan khusus, selebihnya gratisan entah hadiah
membeli susu, goodie bag acara atau pameran, mainan bekas anak adik, hampers
produk karena dapat kontes atau membuatnya sendiri bareng anak-anak.
Sebenarnya yang di maksud cerdas itu apa sih?
Menurut
Dr. Howard Gardener, profesor pendidikan di di Harvard University, AS,
kecerdasan adalah kemampuan untuk menyelesaikan masalah, menghasilkan persoalan
baru untuk diselesaikan dan kemampuan menciptakan sesuatu. Kecerdasan tidak
dapat dilihat dari kemampuan linguistik dan logika.
Howard
gardener kemudian mengembangkan teori kecerdasan majemuk. Semua kecerdasan itu
dimiliki setiap anak namun dengan taraf berbeda. Untuk mengetahui kecerdasan
apa yang dimiliki si kecil kita perlu stimulasi sejak dini dan mainan adalah
salah satu medianya.
Kecerdasan Linguistik
Masalah Perut pada Bayi
Senin, 31 Agustus 2015
Pertanyaan yang kerap dilontarkan ibu baru termasuk saya (dulu) adalah kenapa sih perut bayi besar? Apa normal? Ciri bayi kolik itu bagaimana dan dsb. Artikel ini adalah jawabannya. dengan narasumber ahli dr. Tatang P.,SpA dari rumah sakit Pondok Indah Jakarta Selatan.
Majalah Ayahbunda no 18, terbit minggu lalu dan edar hingga minggu ini.
Mengenal karakter si tiga sampai empat tahun
Kamis, 27 Agustus 2015
Dua
minggu lalu dapat tugas nulis dari majalah ayahbunda perihal salah satu milestone
anak usia tiga sampai empat tahun......apakah itu? Ada di ayahbunda edisi dua
minggu mendatang.
Tugas
yang membuat buka-buka tumpukan buku pengasuhan yang sudah lama ga di baca
karena udah pernah di baca saat Azka balita. Wah ternyata banyak point yang
saya lupa, padahal tahun ini Khalifah jelang 4 tahun. Jadilah sekalian belajar
lagi.
Emang
penting orangtua belajar, baca buku parenting ini itu, jaman dulu aja orangtua
kita ga banyak baca buku pengasuhan, anaknya baik-baik aja, ya seperti kita
ini.
Itu mah
pilihan ya heheh. Alasan saya sendiri merasa harus belajar, biar tidak cepat
mengambil kesimpulan yang salah.
Kesimpulan salah yang sering adalah labeling hiperaktif. Anak ga mau
diam di bilang hiperaktif padahal wajar, ciri-ciri anak aktif sama hiperaktif
beda jauh lho. Atau terlalu cepat menyimpulkan hal wah, misal merasa kemampuan si kecil 'wow' padahal, pada usia sekian semua anak ya se 'wow' itu.
Anak
tantrum di bilang nakal, padahal pada beberapa anak tantrum adalah milestonenya
karena menunjukkan ego dan keinginan kuatnya. Agar tantrumnya memberi dampak
positif ada caranya.
Balik lagi
ke tema tulisan, mau ngomongin milestone si 3 sampai 4 tahun. Empat yang
menonjol adalah keinginan mandiri, pinter ngomong, egonya tinggi dan ga bisa
diam alias bergerak aktif.
Mandiri
Jangan
heran kalau biasanya makan minta disuapin tiba-tiba pengen makan sendiri. Efeknya jadi berantakan dan belepotan itu
karena motorik kasar dan halusnya belum sempurna. Bukan hanya makan biasanya,
hal-hal kecil lain ingin dilakukan sendiri dan biasanya ngotot kalau kita kasih
tahu cara yang tepatnya. Merasa caranya sudah benar. Kalau terbukti caranya
salah, marah sendiri kadang nangis karena kesal ga bisa.
Let’s cooking #idemain #stimulasi
Jumat, 14 Agustus 2015
![]() |
making cookies |
Jujur saja menghabiskan waktu seharian di rumah bersama anak-anak itu
melelahkan dan tidak selalu manis, ada kalanya jenuh dan malas untuk menemani
mereka main, inginnya me timee... sementara mereka memiliki banyak energi dan
ide main. Dan dapur adalah salah satu tempat main yang disukai mungkin karena
banyak alat dapur yang bisa di jadikan mainan atau bagi mereka seperti mainan.
Jadi yang membuat saya mencoba praktik kue ini itu seringnya sebagai
ide main anak-anak.
Umur berapa anak ‘aman’ di ajak main di dapur? Menurut pengalaman saya
sih 3 tahun, karena pada usia itu anak udah mulai memahami perintah, bisa di
atur (ga selalu sebenarnya) dan bisa memegang sesuatu dengan baik.
Practical life skills
Dari baca-baca buku dan majalah pengasuhan, ternyata banyak manfaatnya melibatkan anak, termasuk anak usia dini dalam kegiatan keseharian. Tak lain untuk melatih keterampilan kehidupan atau practical life skills. Dan sejak usia dini sebaiknya anak-anak tidak hanya bermain dengan mainannya tapi ‘main’ dalam kegiatan keseharian. Di antaranya melibatkan saat membuat kue atau bento tapi dalam batas aman untuk anak (aman dari panas, benda tajam dsb). Tentu tidak hanya membuat kue bisa juga berkebun, membereskan pakaian setelah di setrika, menyortir belanjaan bulanan berdasarkan tempat, bantu Ayah cuci kendaraan dsb.
Dari baca-baca buku dan majalah pengasuhan, ternyata banyak manfaatnya melibatkan anak, termasuk anak usia dini dalam kegiatan keseharian. Tak lain untuk melatih keterampilan kehidupan atau practical life skills. Dan sejak usia dini sebaiknya anak-anak tidak hanya bermain dengan mainannya tapi ‘main’ dalam kegiatan keseharian. Di antaranya melibatkan saat membuat kue atau bento tapi dalam batas aman untuk anak (aman dari panas, benda tajam dsb). Tentu tidak hanya membuat kue bisa juga berkebun, membereskan pakaian setelah di setrika, menyortir belanjaan bulanan berdasarkan tempat, bantu Ayah cuci kendaraan dsb.
MP-ASI rumahan hingga instan
Rabu, 12 Agustus 2015
Kini semakin banyak variasi
makanan pendamping ASI yang di jual, baik yang instan maupun rumahan. MPASI
instan sangat mudah di temui, dari warung sampai hypermarket. Sebaliknya, MPASi
di rumah hanya di jual di beberapa tempat, seperti gerai di perumahan atau ruko
tertentu atau di jual secara online tapi area pengiriman terbatas.
Tulisan ini berisi liputan beberapa mp-asi rumahan dan instan, di tulis berdasarkan survey dan ngobrol dengan mompreneur mp-asi rumahan *bukan copas*, di sertai catatan hasil wawancara dengan dokter gizi klinis dr. Tirta Prawita Sari MSc. SP.GK. dari RS Pondok Indah Jakarta, mengenai mp-asi rumahan dan instan.
Ayahbunda edisi no 16 10-23 agustus 2015.
Ayahbunda edisi no 16 10-23 agustus 2015.
![]() |
rumahan atau instan, memiliki kelebihan |
Suporter terandal
Sabtu, 01 Agustus 2015
Tidak hanya pemain sepakbola yang butuh suporter juga ibu ASI. Suporter-suporter terandal itu antara lain suami, orangtua, mertua, teman .... Narasumber tulisan ini dr. Amalia SpOG., IBCLC
Selengkapnya bisa baca di majalah Ayahbunda edisi no 15 (27 juli - 10 agustus 2015). Di artikel ini juga memuat pengalaman beberapa bunda ASI dengan suporter terandalnya, dan tiga bunda bercerita tentang kendala yang mereka hadapi saat memberi ASI.
![]() |
tulisan terbaru saya |
Kendala yang mungkin di hadapi saat memberi ASI
Rabu, 22 Juli 2015
Beberapa waktu lalu saya mendapat tugas menulis mengenai ASI dengan
narasumber dokter spesialis kandungan sekaligus konselor laktasi bersertifikat
internasional – tulisan di muat di majalah edisi bulan April 2015. Selama jadi
kontributor ayahbunda, ini pertama kalinya dapat tugas menulis mengenai ASI dan
langsung bikin shock. Inget ‘dosa’, menyesal, terus mewek diam-diam ....
#trowback . Delapan tahun lalu saat hamil anak pertama, merasa jadi
calon mama yang bersemangat. Semangat baca ilmunya punya anak, dari beli
majalah bertema parenting (yang gak cukup satu majalah sebulan), beli buku
sampai ikut workshop or seminar di Jakarta – bagi saya ke Jakarta sendiri itu perjuangan pertama karena rumah di Bogor,
kedua sebagai perantauan saya ‘buta’
kota Jakarta.
Walaupun sudah baca ‘ilmu’nya tetap merasa belum siap begitu si kecil lahir.
Tetap merasa gak bisa apa-apa. Jadilah pilih lahiran di Bandung, biar ada Mama dan saudara-saudara yang
menghadle si baby hehehe.
Hari pertama kedua, ketiga, kempat ASI belum keluar juga. Kepanikan di
mulai plus stres. Ya, saya mama yang gagal memberi ASI full dua tahun, gagal ASI eksklusif. Kok bisa? Ga
tau ya kalau ASI itu makanan terbaik untuk bayi? Ga tahu ya bla...bla .....soal
teori mah saya tahu semuanya karena sudah di persiapkan sejak hamil yang tidak
saya persiapkan adalah bahwa tidak semua Ibu ASI nya lancar sejak hari pertama,
tidak semua Ibu ASI nya ngucur jadi perlu ekstra usaha untuk bisa memberi ASI. Yang saya persiapkan malah perlengkapanmenyiapkan stok ASIP jika kembali bekerja seperti membeli pompa ASI, breast
pad, ice gel dsb.
Saya pikir ASI itu akan dengan mudah keluar, lancar dan banyak
keluarnya seperti yang dialami Ibu, adik
dan saudara-saudara saya (sepupu, bibi dsb)....jadi saat saya tidak
seperti mereka, saya down, tertekan, stres, merasa tidak adil dsb di tambah
lagi saya harus kembali ngantor, akh makin lebaylah emosi saya waktu itu...
So, buat calon mama, selain menyiapkan ilmu pentingnya ASI, cari tahu
kendala yang mungkin di hadapi seputar memberi ASI dan solusinya agar siap dan
bisa memberi ASI full, biar tidak menyesal seperti saya.
Banyak cara, dari baca malajah, buku atau ikut workshopnya. Dan di pekan ASI yang jatuh awal bulan Agustus
nanti komunitas The Urban Mama mengadakan workshop mengenai ASI. Bookmark
tanggalnya ya
Di pekan ASI ini pun majalah AyahBunda menurunkan artikel mengenai Support System
ASI (edisi no 15 akhir bulan Juli, berarti minggu depan ya) salah satunya tulisan saya (sekalian promo J) hasil wawancara dengan dokter spesialis kandungan sekaligus konselor
laktasi yang praktik di RSIA Hermina, plus beberapa mama yang berbagi pengalamannya
memberi ASI pada buah hatinya.
Langganan:
Postingan (Atom)