Tampilkan postingan dengan label parenting. Tampilkan semua postingan

Ke Museum Geologi Bandung (lagi)


Tyrex
Mengajak anak-anak ke Museum membuat mereka bosan? Coba ajak kemari deh, salah satu museum yang selalu minta di kunjungi  anak-anak saya saat berlibur ke rumah neneknya di Bandung, Museum Geologi, untunglah tempatnya tidak terlalu jauh dari rumah. 

Acer Liquid Z320, smartphone aman untuk anak

Anak-anak digital
Anak-anak kita tumbuh dalam dunia digital sejak lahir, bahkan mungkin sejak dalam kandungan saat Ibu memperdengarkan suara musik atau e-book rider dari tablet atau telepon pintar pada janin.

Gadget seperti telepon pintar dan tablet sudah menjadi bagian tak terpisahkan dalam sebuah keluarga terutama keluarga urbanBerdasarkan survey yang di lakukan The Asian Parent pada tahun 2014 terhadap  2500 orang tua di negara-negara Asia yaitu Singapura, Malaysia, Indonesia, Thailand dan Filipina, menyebutkan bahwa 98% anak terbiasa menggunakan gadget, artinya 9 dari 10 anak, terbiasa berinteraksi dengan gadget.


sumber. id.theasianparent.com
Banyak orang tua, termasuk saya, menjadikan gadget sebagai alat belajar dan menstimulasi si kecil. Dampak positifnya terasa, sebagai contoh anak kedua (4 thn) saya hapal cukup banyak kosakata bahasa inggris – bahkan dengan pengucapan yang lebih fasih – tanpa saya mengajarinya langsung tapi sering  mendengar  lagu dan film kartun edukatif yang saya unduh dari  youtube. Belum termasuk beragam aplikasi untuk menstimulasinya seperti mengenal bentuk, warna, angka, huruf dan game yang juga edukatif.

gadget sebagai media belajar dan stimulasi 

Untuk si sulung (7 thn) yang suka sekali menggambar, saya mendampinginya  melihat tutorial menggambar dari youtube.

Selain dampak positif secara kognitif seperti yang saya sebut di atas, gadget juga berdampak positif secara afektif yaitu anak mengenal dan memahami teknologi secara dini, menumbuhkan kepercayaan diri anak karena anak merasa banyak tahu dan mudah menemukan sesuatu.

Sebagai orang tua, sisi  positif  menggunakan gadget sebagai media belajar dan stimulasi anak adalah lebih praktis, banyak pilihan, efisien dan hemat. Simpel karena saya tidak harus setiap saat membuat peraga sendiri (DIY) untuk menstimulasi anak.  Banyak pilihan untuk setiap jenis stimulasi, lebih hemat di banding membeli banyak mainan/peraga untuk menstimulasi dan efisien karena belajar dapat dilakukan kapan dan di manapun.



Kekhawatiran orang tua, berlebihan kah?
Pada saat bersamaan, ada kekhawatir jika  nanti anak-anak memiliki smartphone sendiri (sekarang mereka masih menggunakan smartphone milik saya dan penggunaannya benar-benar di bawah kendali saya), lebih asik dengan smartphone nya di banding bermain atau bersosialisasi dengan lingkungannya yang mengakibatkan sifat empati dan simpati anak tidak tumbuh dengan baik.

Saya juga khawatir mereka mengakses konten yang tidak sepantasnya mereka lihat saat pengawasan saya lengah. Khawatir mereka tumbuh menjadi generasi instan, yang tidak tahu cara ‘kerja keras dan cerdas’ untuk  mencapai sesuatu.

Apa kekhawatiran saya berlebihan? Beberapa waktu saya mengikuti seminar mengenai Digital Parenting yang salah satu narasumberya Konsultan Psikologi Personal Growth Jakarta, data dari konsultan ini menyebutkan ada beberapa kliennya yang memang mengalami dampak negatif gadget serius, dari kecanduan games dengan taraf yang sulit disembuhkan sehingga anak yang kehilangan daya pikirnya.

Bagaimana agar hal itu tidak terjadi pada anak-anak kita? Salah satunya  dengan memilih perangkat ponsel pintar yang aman, ponsel pintar yang memang di desain untuk anak-anak.  Memang ada? Ada yaitu smartphone Acer Liquid Z320.

Smartphone Acer Liquid Z320,  aman untuk anak
Acer LiquidZ320  smartphone  yang dilengkapi aplikasi khusus untuk anak dan super aman. Aman dalam arti tak perlu khawatir si kecil mengakses konten yang tidak pantas andai pun kita lengah saat mendampinginya.

Secara singkat Kids Center bisa di lihat dari video berikut ini;




Yap, Acer Liquid Z320 yang di lengkapi Kids Center yaitu aplikasi yang berisi beragam games, fitur, konten dan web yang aman, edukatif dan menarik untuk  anak. Aplikasi ini merupakan aplikasi pre-install dalam Acer Liquid Z320. Kids Center sudah terinstal secara otomatis dengan tampilan full colour dan eye-catching. 

Kelebihan lain Kids Center dari Acer Liquid Z320 diantaranya :

Parental Control yang ekstra aman
Saat fitur Kids Center diaktifkan anak, ia hanya akan menikmati aplikasi dan situs tertentu, sehingga konten yang tidak cocok untuk anak tidak akan terakses. Kids Center juga memberikan usulan aplikasi, video dan game yang sesuai dan aman untuk anak.

Tersedia pula channel video dan karena Kids Center terupdate secara otomatis maka jumlah channel video (yang tentunya positif dan sesuai untuk anak) bertambah sehingga anak tidak bosan.

Tampilan untuk memutar video di Kids Center berbeda dengan tampilan youtube, agar pengguna yaitu anak tidak ‘tersesat’ atau mengakses dengan tidak sengaja video yang tidak sesuai.

Di lengkapi dengan parental control  untuk memantau aktivitas internet anak dan mengatur keamanan yang mencegah anak dari mengunduh konten dewasa atau membeli aplikasi baru tanpa seijin spAcer. Tapi jika orangtua merasa pilihan keamanan yang otomatis ada dalam Kids Center kurang, bisa mengaktifkan Extra Safe Zone yang mengunci ponsel di Kids Center meskipun telah dinyalakan.

Beragam pilihan aktivitas menarik untuk anak
Selain beragam fitur, konten dan situs khusus anak, Kids Center dari Acer Liquid Z320 dilengkapi aktivitas menarik seperti untuk kamera tersedia bingkai foto lucu dan sesuai untuk anak. Galeri hasil foto dari kamera Kids Center dibuat terpisah dari galeri utama.


Kids Center juga menyediakan coloring pages yang berisi banyak gambar lucu sehingga anak betah berlama-lama mewarnai.

Mudah digunakan
Kids Center diaktifkan dengan cara pengguna membuat akun untuk melakukan berbagai pengaturan, termasuk konten yang dapat diakses anak.

Kids Center mudah digunakan anak-anak di bawah usia 12 tahun walaupun memiliki banyak fitur. Begitupun pengaturan yang harus di lakukan oleh orangtua, mudah di pahami.

4 langkah mudah mengaktifkan Kids Center

Jadi dengan Acer Liquid Z320, kita tak perlu khawatir jika lengah mengawasi anak saat tengah asik dengan ponsel pintarnya jika kita sudah melakukan pengaturannya.

Harga terjangkau 
Harga Acer Liquid Z320 seharga Rp.999.000,-.



Keterlibatan orang tua secara aktif dan penuh
Selain pemilihan smartphone  yang tepat untuk anak yaitu Acer Liquid Z320, penggunaan ponsel pintar akan lebih efektif untuk mendukung kecerdasan dan tumbuh kembangnya jika orang tua terlibat secara aktif dan penuh. Keterlibatan orang tua juga akan membuat anak cerdas berinternet dan media sosial (kelak) serta menghindarkan anak dari perilaku negatif di dunia maya. Berikut berdasarkan survey, perilaku kurang baik anak di dunia maya;

Foto adalah dokumentasi pribadi saat mengikuti seminar digital parenting
Keterlibatan orang tua dapat dilakukan diantaranya dengan;

Menyepakati waktu dan lamanya berinteraksi dengan gadget
Membuat kesepakatan dengan anak mengenai waktu dan lamanya berinteraksi dengan gadget selain agar anak tidak kecanduan, anak menjadi tahu bahwa yang harus di lakukannya bukan hanya bermain dengan ponsel pintarnya dan mengerti pentingnya waktu.

Pemakaian gadget sebaiknya tidak lebih dari 2 jam sehari atau dilakukan saat akhir pekan saja.

Pendampingan
Pendampingan yang dilakukan orang tua selain untuk memastikan anak tidak mengakses konten yang tidak baik, juga membantu anak memahami konten yang di aksesnya sekaligus menanamkan nilai-nilai baik.

Pendampingan yang dilakukan juga dapat mempererat bonding orang tua dan anak, sehingga peran orang tua sebagai tempat bertanya dan berkeluh kesah tidak tergantikan gadget dan internet.

Konten disesuaikan dengan usia dan kebutuhan anak
Akan efektif jika konten yang di akses anak disesuaikan dengan tahapan perkembangan anak sehingga menyenangkan.  Konten sebaiknya tidak sekedar ‘bermain’ tapi merangsang anak berpikir, membawa pesan positif dan kreatif.

Berinteraksi dengan lingkungan sekitar
Selain menetapkan waktu untuk anak bermain dan belajar dengan gadget, tetapkan juga waktu anak berinteraksi dengan lingkungan sekitar, baik teman sebaya maupun alam.

memberi ruang agar anak berinteraksi dengan alam sekitar 
Interaksi anak dengan lingkungan dan alam akan menumbuhkan sikap simpati dan empati, hal yang tidak bisa di pelajari secara teoritis.

refensi tulisan dan gambar
www.acerid.com
www.id.theasianparent.com
www.ayahbunda-online.com
seminar digital parenting 


Tulisan ini diikutsertakan dalam Acer Liquid Z320 Blog Competion




Yuk menularkan minat baca

Buku di tanah air 

buku berpajak :(

Beberapa waktu lalu (lebih dari setahun) saya mengikuti gathering yang di adakan sebuah penerbit di mana buku saya  di terbitkan, dalam acara tersebut direktur utama penerbit berbicara mengenai perkembangan dunia penerbitan di tanah air. Penjelasan yang membuat saya mengerti kenapa saat ini tugas penulis  bukan hanya menulis tapi membantu mempromosikan buku/tulisannya.

Surat untuk Uti*

Assalamualaikum

Seperti biasa, usai liburan di Bandung, sampai beberapa hari Kaka sedikit mengeluh; masih pengen di Bandung, kangen Uti, kapan ke Bandung lagi dan sederet kalimat yang intinya pengen terus di Bandung lalu tiba-tiba matanya merah dan terisak,”Aku kangen Uti.”

Duh, mama juga kangen Nak.

suarat-surat yang siap di poskan :)

Nano-nano cerita SANLAT SD123

Assalamualaikum

Cerita Kaka tentang sanlat

Bagaimana akhirnya Kaka dengan sukarela mau ikut sanlat? Ceritanya di SANLAT Alternatif Pengisi Liburan Sekolah 


Penginapan akhwat
"Ikut sanlat mahal-mahal, kan sama aja isinya belajar ibadah, mending di rumah aja."

Wah kalau saya sih sederhana saja, sama seperti tujuan saya saat mengajak anak ke museum atau tempat wisata seperti gunung, pantai dsb yaitu mengenalkan dan menambah wawasan anak sekaligus berpetualang. Jadi hitung-hitung wisata rohani, jika wisata rohani biasa anak hanya melihat kegiatan ibadah di sini anak praktik langsung. selain itu dengan ikut sanlat saya membayangkan anak ikut berpetualang; bersama teman baru, lingkungan baru dan suasana baru dengan mandiri.

Tapi berbeda pendapat itu biasa jangan dibawa baper hehhe. Yang pasti saat ikut sanlat anak di tuntut lebih mandiri dan berani, orangtua pub belajar melepas dan memberi anak kepercayaan.

Kemarin saya menjemput Kaka sanlat, senyumnya langsung menyambut pertemuan kami (tepatnya dia nyengir hehehe).
Saya memeluknya dan jadi pengen nangis, harap maklum setelah tidak kerja, baru kali ini saya berpisah berhari-hari dengan Kaka, waktu kerja sudah biasa Azka menginap di Bandung sama Utinya.
“Seneng gak?”
“Seneng.” Masih sambil nyengir. "Aku mau ikut sanlat lagi nanti. Soalnya seru."
Setelah itu, selama perjalanan menuju rumah Kaka tidak berhenti cerita keseruan sanlat yang di alaminya.

SANLAT alternatif pengisi liburan sekolah

suasana

Seingat saya sanlat untuk anak sekolah (pesantren kilat selama 4 hari 3 malam – kegiatan belajar dan bermain berbasis agama dan dikemas sesuai usia anak) yang di adakan di Daarut Tauhid (DT) sudah ada sejak saya masih kuliah, dan selain DT  majelis Percikan Iman asuhan ust. Aam Amirudin juga rutin mengadakan, tapi untuk saat ini saya kurang tahu apa Majelis Percikan Iman masih mengadakan sanlat atau tidak. Lebih detail mengenai program kegiatannya bisa di lihat di www.sanlatmq.com.

Selain akhir tahun sanlat ini juga di adakan saat liburan sekolah menjelang Idhul Fitri, di sebutnya sanlat ramadhan.

Sanlat serupa tentunya tidak hanya ada di Bandung juga di kota lain dan bukan hanya majelis Daarut Tauhid yang mengadakan. Untuk Daarut Tauhid selain di Bandung diadakan juga di Jakarta.

Be a Little Chef in One Day #idemain

Assalamualaikum...

Walaupun sering bantu Mama di dapur dan pernah praktik membuat pizza, Kaka tetap pengen ikut saat teman-teman di rumah mengajaknya praktik membuat pizza di  Domino’s Pizza.

keseruan anak-anak 
Ide awalnya datang dari mamanya salah satu teman main Azka di rumah yang juga tetangga, katanya untuk seru-seruan dan membuat permainan bareng yang beda. Oh ya saya tinggal di perumahan yang penghuninya hampir seumuran, jadi usia anaknya juga tidak jauh beda. Setiap sore mereka bermain bersama di taman yang letaknya pas di tengah-tengah blok kami.

Buah manis menabung

Tantrum heboh
Sekitar setahun lalu, Azka pernah tantrum di mall gara-gara pengen beli lego yang harganya 500 ribu. Sudah saya rayu untuk beli lego kecil agar murah tapi keukeuh pengen yang itu. Saat itu usianya 6 tahun jadi kebayang kehebohan tantrumnya. Malu bangetlah pokoknya.

Selain tak ada dana untuk beli mainan seharga itu, saya dan Abinya pun berprinsip jangan memberikan anak sesuatu gara-gara tantrum nanti jadi kebiasaan dan tantrum di jadikan senjata untuk mendapatkan sesuatu.

Jadilah Abinya membopong Azka yang gigih meronta. Batal deh rencana makan siang. Sepanjang keluar mall menuju parkiran kami jadi bahan tontonan.

Ini bukan tantrum Azka yang heboh pertama kalinya lho,  dua kali tantrum sebelumnya di keramaian juga yaitu  di pameran dan mall lain. Dan tindakan kami sama, membopong paksa Azka untuk pulang. Itu belum termasuk tantrum di rumah.

Saya kira, adiknya akan mengalami hal sama, ternyata tidak. Khalif jarang tantrum kalau pun tantrum tak seheboh Azka.

Kami sebagai orang tua belajar konsisten dengan aturan, Azka juga belajar menahan diri dan tahu bahwa semua hal bisa di dapat secara instan, tidak semua yang diinginkan bisa mudah di dapatkan begitu saja.

Sisi positif tantrum
Beruntung saya pernah membaca buku pengasuhan mengenai tantrum, yang bukan hanya berisi tips menghadapi anak  tantrum  juga efek positif dari tantrum jika orang tua mengelolanya dengan baik.

Anak mengamuk karena ingin sesuatu dan tetap memaksa walaupun kita larang, artinya dia memiliki keinginan kuat (kalau istilah orang sunda mah keukeuh) jadi katanya kelolalah sisi ‘keukeuhnya’ agar kelak anak memiliki sikap gigih  saat ingin mencapai tujuan. 

Jadi kami tidak memukul atau mencerca Azka karena tantrumnya tapi di biarkan sampai capek hahaha. Setelah tenang beri pengertian. Tidak cukup sekali tapi dengan jeda waktu lama. Terus saya dan Abinya bilang, bahwa  lego mainan mahal jadi kalau ingin beli Azka harus menabung dulu.

Karena kasian, untuk menurutkan keinginan legonya, saya download game lego di hp. Agar tidak addick main game, saya downloadnya yang game lego junior.

Sifat keukeuh Azka mulai nampak sekarang, tanpa tantrum tentunya. Jika dia menginginkan sesuatu berusaha gigih mencapainya dan suka mensugesti dirinya sendiri.  

Menabung
Tapi rupanya lego game tidak membuat keinginan Kaka memiliki lego dalam bentuk fisik luntur. Bahkan saya pernah haru, karena setiap mengisi celengan ayamnya, dia selalu bilang buat beli lego dan mengajak adiknya untuk melakukan hal yang sama.

Minggu lalu tabungan di pecah dan jadilah kami membelikannya lego. Dan ternyata eh ternyata bukan hanya anak-anak yang keasikan main lego, emak bapaknya juga. Saya jadi tidak heran ada orang yang koleksi mainan  lego karena memang mengasikkan. Jadi pengen beli seri ini itu hahaha. Tapi tetap ya harus konsisten,  menabung dulu. 


Pipis

Para mama pasti sempat  merasakan masa-masa di mana si kecil suka sekali menahan pipis, hingga saat dia bicara ingin pipis artinya pipisnya sudah tidak bisa lagi di tahan. Nah itu juga yang sering terjadi pada kedua si kecil saya terutama si sulung sampai berumur enam tahun.

Sudah berkali-kali saya nasehati untuk tidak menahan pipis, tetap saja di lakukan. Akibatnya pernah pipis di celana saat berjalan menuju toilet di sebuah mall. Sering mampir ke minimarket atau fast food sekedar untuk pipis, biar ga malu dan terlalu mencolok numpang pipis, terpaksalah jajan.

Kebelet pipis di busway, di mobil saat melaju di flyover tol kota, saat macet....pokoknya heboh dan bikin panik. 

Dan cerita itu di muat di rubrik gado-gado femina edisi 42, yang terbit hari kamis lalu (24 oktober)

Punya pengalaman menarik dan unik juga? Yuk kirim ke rubrik gado-gado, 3 halaman spasi 2 ke kontak@femina.co.id.





Kalau di muat lumayan lho honornya heheh

Oh ya satu lagi, menahan buang air kecil itu berbahaya, bisa Anyang-anyangan.


Terlalu bersih tidak, ya?

Tulisan terbaru di majalah ayahbunda edisi terbaru, no 20 edar minggu ini. Tema utama yang diangkat majalah AB edisi ini mengenai kebersihan. Ada 92 tips bersih sehat, bonus card cara mandi untuk si kecil, tips menghadapi 'serangan' hewan kecil yang kadang  berkeliaran di rumah seperti lalat, laba-laba, tikus, tunga, kecoak dsb. Ada juga rekomendasi alat kesehatan keluarga yang sebaiknya di miliki.

Lalu fakta dan mitos seputar kesehatan, seperti mengenai makanan untuk anak yang di tiup atau dikunyahkan orangtua, istilah belum 5 menit untuk makanan jatuh, main lumpur, makanan kadaluarsa dsb.

Oh ya seperti biasa tampilan artikelnya eye catching, baik warna, penempatan maupun susunannya. Membaca jadi tidak membosankan. Artikel di tulis dengan gaya bahasa ringan, singkat dan padat.

fakta dan mitos seputar kebersihan

gambar cover edisi 20 

Best moment Kaka

Hari minggu lalu, pertama kalinya Kaka berenang sejauh lebih dari 20 meter tanpa jeda, bahkan nampak enjoy dan cengengesan penuh kemenangan (mungkin bangga).

Waktu itu Abinya hanya mengajak Azka  barengan berenang, dan surprise karena Kaka bisa menyamainya.  Jadi postingan ini dalam rangka mengabadikan best moment Kaka.  Hanya penting untuk saya hehehe.

Cerita di balik
Saya memang ingin anak-anak bisa berenang sedini mungkin salah satu alasannya biar tinggi badannya ga kayak mamanya ini hahaha. Pada keadaan dan hal tertentu suka minder tapi dalam batas wajar, ga sampai mengurung diri atau frustrasi hehehe. Manusiawi toh karena manusia sukanya yang sempurna. Tapi pada beberapa keadaan  pernah di untungkan dengan tinggi badan yang saya miliki ini.

Alhamdulillah, pas beli rumah (nyicil kpr maksudnya) dapat fasilitas gratis   klub olahraga selama satu tahun, jadilah Azka yang waktu itu berumur sekitar 1  tahun hampir seminggu sekali kami ajak berenang. Setelah masa gratis habis, Kaka suka menangih minta berenang, kami pun mengadendakan maksimal sebulan sekali mengajak berenang. Sebulan sekali rupanya tidak membuat Azka puas, jadilah di umur 5 tahun lebih, kami mengleskan Azka berenang , seminggu sekali.

Kejutan di edisi ulang tahun

Bulan september adalah ulang tahunnya majalah ayahbunda, dan seperti biasa, ada edisi ulang tahun donk yang isinya spesial dan bertabur bonus. Harganya sedikit lebih mahal dari biasanya memang tapi wort it lah karena banyak plus-plusnya. No 18 edar 7 sept - 20 sept.



Dan ada tulisan saya donk, bukan narsis ya tapi promosi hehehe.
Tulisannya mengenai kejutan balita 3-4 tahun. Di usianya ini si kecil lagi pinter-pinternya jangan heran kalau banyak kejutan yang akan Ayah atau Bunda dapatkan, dari yang membuat bangga, haru sampai malu. Tapi satu hal yang pasti, kehadiran si kecil membawa perubahan baik bagi setiap orangtuanya, contoh kecil jadi harus bangun lebih pagi hehehe *itu mah saya*



Bonus di edisi ultah ini ada dua, satu sisipan majalah yang berisi tips parenting dari puluhan komunitas dan para pakar, komunitas yang tentunya para bunda sudah tahu, ada ID_AYAHASI, Indonesia Berkebun, museum ceria dsb...ada tips dari ahli gizi, dokter anak, dokter kandungan dsb.t

Bonus lain kartu bergambar untuk tumbuh kembang anak 1 tahun.


Main congklak tak sekedar seru #idemain #stimulasi

Udah lama banget pengen beliin Kaka congklak tapi setiap nemu congklak di pasar bahannya plastik, biji congklaknya pun dari plastik. Pengennya kerang asli. Walaupun cara mainnya sama tetap merasa gimana gitu kalau kerangnya plastik. Nggak ori hehehe

“Sekarang udah jarang coklat yang kerang asli,” kata mama waktu saya nitip beliin kalau ke pasar baru.

Ternyata dan ternyata congklak dengan biji kerang asli sudah banyak di jual di onlineshop. Kemana aja Rin? Iya kemana aja ya padahal tiap hari online.

Jadilah beli via online, begitu datang langsung eksekusi, kebetulan paketnya datang siang hari saat kaka sudah pulang sekolah. Satu putaran diajari, Kaka  langsung ngerti dan minta main lagi lagi dan lagi, sampai mamanya telat masak dan beres-beres.  Sstt, mama juga sebenarnya kesenengan main congklak setelah puluhan tahun ga main hahahaha.  Oh ya jangan khawatir jika biji kerangnya nanti hilang-hilang, bisa di beli secara terpisah di toko online.

Adiknya ga mau kalah minta di ajarin dan sekarang udah bisa. Tak puas main sama Mama,  Abi pun di ajak main congklak. Sudah barang tentu teman-teman sekitar rumah.

Congklak atau  dakon adalah sebuah permainan tradisional menggunakan papan berlubang  (ada yang 14 lubang ada yang 16 lubang) dan diisi biji kerang.  Permainan ini sudah ada sejak jaman ‘baheula’. Kabarnya permainan ini adalah salah satu permainan para putri keraton di Indonesia jaman dulu.  Awalnya saya mengira permainan ini asli Indonesia lho ternyata setelah googling, permainan ini di bawa pedagang-pedagang Arab ke Asia hingga akhirnya sampai ke Indonesia.  Percaya ga percaya soale belum  pernah baca atau liat foto anak arab main congklak hahahha.

Seperti sebuah permainan lainnya, ada banyak hal yang bisa anak pelajari dari bermain congklak di antaranya ;

1.       Mengenalkan kompetisi
Keduanya ingin selalu menang dan sama-sama mengasumsikan, peluang menang di tentukan oleh yang pertama kali memainkan congklak. Tak heran jika suka rebutan mau main duluan. Walaupun tak ada hadiah atau reward untuk kemenangan itu, ada perasaan bangga yang membuat anak mengejar kemenangan itu.  Anak mulai belajar berkompetisi dan merasakan emosinya (kalah sedih menang senang).

2.       Belajar sportif dan jujur
Keinginan menang membuat anak-anak  berpikir mencari cara untuk  menang termasuk berpikir untuk curang. Salah satunya dengan cara tidak mengisi satu lubang congklak agar biji congklak terakhir jatuh di tempat yang masih banyak kerangnya alias ga mati. Untungnya mata mama jeli – lha iyalah lebih pengalaman - . Itu terjadi di awal-awal kami punya congklak, sekarang keduanya sudah main jujur. Tapi saya terus menekankan dan memberi nasehat, apapun permainannya harus jujur dan harus malu jika curang karena walaupun tidak ada yang melihat, Allah dan malaikat melihat.

3.       Belajar menunggu giliran
Gregetan kalau lawan gak berhenti-berhenti membagi-bagikan biji congklak. Ga sabar nunggu giliran. Ini juga yang suka di keluhkan anak-anak.”Kok mama ga mati-mati sih mainnya.”
Secara tidak langsung anak-anak belajar menunggu, gantian dan bergiliran.

4.       Belajar Strategi
Agar biji kerang yang dikumpulkan banyak (menang), ada strateginya. Bukan strategi matematis yang menjelimet atau harus di hitung (bakalan lama dong), seiring waktu anak akan belajar dan jadi tahu caranya menang dengan strategi.

5.       Belajar berhitung
Congklak membantu KAE belajar berhitung, membagi dan mengelompokkan.

6.       Melatih interaksi sosial dan emosional
Permainan congklak membutuhkan dua orang. Interaksi ini membutuhkan keterampilan sosial dan emosional yang akan terasah secara otomatis saat anak bermain bersama.  Mengelola emosi saat kelah dan menang. Interaksi sosial dengan lawan, dari obrolan  permainan yang tengah di mainkan sampai hal-hal lain.

Point – point ‘pelajaran’ di atas banyak juga di temukan pada permainan lain, termasuk permainan di gadget yang banyak macamnya dan super canggih dalam hal strategi. Ada satu keunggulan permainan tradisional yang tak bisa tergantikan dengan permainan gadget secanggih apapun yaitu interaksi sosial dan emosional.


Alasan yang mendasari bermunculannya banyak komunitas atau teman main yang mengangkat kembali permainan-permainan tradisional. Karena kemampuan interaksi sosial dan emosional sangat penting dalam kehidupan anak bermasyarakat kelak, karena dari kemampuan ini timbul rasa empati dan simpati. 

7 Mainan untuk 7 Kecerdasan Anak

Saya lebih suka rumah berantakan dengan mainan  daripada rumah rapih dan anak-anak duduk manis nonton tv. Alasannya karena  percaya mainan bagi seorang anak adalah salah satu media atau alat untuk menstimulasi kecerdasannya, terutama balita. Bukan berarti saat menonton anak tidak terstimulasi tapi saat bergerak (main) lebih banyak yang terstimulasi. misal, saat anak bermain lego atau puzzle bukan hanya kecerdasan visual spacial yang terstimulasi juga motorik halus, matematis dan linguistik.

Beberapa mainan sengaja di beli dengan alasan khusus, selebihnya gratisan entah hadiah membeli susu, goodie bag acara atau pameran, mainan bekas anak adik, hampers produk karena dapat kontes atau membuatnya sendiri bareng anak-anak.

Sebenarnya yang di maksud cerdas itu apa sih?
Menurut Dr. Howard Gardener, profesor pendidikan di di Harvard University, AS, kecerdasan adalah kemampuan untuk menyelesaikan masalah, menghasilkan persoalan baru untuk diselesaikan dan kemampuan menciptakan sesuatu. Kecerdasan tidak dapat dilihat dari kemampuan linguistik dan logika.

Howard gardener kemudian mengembangkan teori kecerdasan majemuk. Semua kecerdasan itu dimiliki setiap anak namun dengan taraf berbeda. Untuk mengetahui kecerdasan apa yang dimiliki si kecil kita perlu stimulasi sejak dini dan mainan adalah salah satu medianya.

Kecerdasan Linguistik

Masalah Perut pada Bayi

Pertanyaan yang kerap dilontarkan ibu baru termasuk saya (dulu) adalah kenapa sih perut bayi besar? Apa normal? Ciri bayi kolik itu bagaimana dan dsb. Artikel ini adalah jawabannya. dengan narasumber ahli dr. Tatang P.,SpA dari rumah sakit Pondok Indah Jakarta Selatan.

Majalah Ayahbunda no 18, terbit minggu lalu dan edar hingga minggu ini. 




Mengenal karakter si tiga sampai empat tahun

Dua minggu lalu dapat tugas nulis dari majalah ayahbunda perihal salah satu milestone anak usia tiga sampai empat tahun......apakah itu? Ada di ayahbunda edisi dua minggu mendatang.

Tugas yang membuat buka-buka tumpukan buku pengasuhan yang sudah lama ga di baca karena udah pernah di baca saat Azka balita. Wah ternyata banyak point yang saya lupa, padahal tahun ini Khalifah jelang 4 tahun. Jadilah sekalian belajar lagi.

Emang penting orangtua belajar, baca buku parenting ini itu, jaman dulu aja orangtua kita ga banyak baca buku pengasuhan, anaknya baik-baik aja, ya seperti kita ini.

Itu mah pilihan ya heheh. Alasan saya  sendiri  merasa harus belajar, biar tidak cepat mengambil kesimpulan yang salah.  Kesimpulan salah yang sering adalah labeling hiperaktif. Anak ga mau diam di bilang hiperaktif padahal wajar, ciri-ciri anak aktif sama hiperaktif beda jauh lho. Atau terlalu cepat menyimpulkan hal wah, misal merasa kemampuan si kecil 'wow' padahal, pada usia sekian semua anak ya se 'wow' itu.

Anak tantrum di bilang nakal, padahal pada beberapa anak tantrum adalah milestonenya karena menunjukkan ego dan keinginan kuatnya. Agar tantrumnya memberi dampak positif ada caranya.

Balik lagi ke tema tulisan, mau ngomongin milestone si 3 sampai 4 tahun. Empat yang menonjol adalah keinginan mandiri, pinter ngomong, egonya tinggi dan ga bisa diam alias bergerak aktif.

Mandiri
Jangan heran kalau biasanya makan minta disuapin tiba-tiba pengen makan sendiri.  Efeknya jadi berantakan dan belepotan itu karena motorik kasar dan halusnya belum sempurna. Bukan hanya makan biasanya, hal-hal kecil lain ingin dilakukan sendiri dan biasanya ngotot kalau kita kasih tahu cara yang tepatnya. Merasa caranya sudah benar. Kalau terbukti caranya salah, marah sendiri kadang nangis karena kesal ga bisa.

Let’s cooking #idemain #stimulasi


making cookies 
Jujur saja menghabiskan waktu seharian di rumah bersama anak-anak itu melelahkan dan tidak selalu manis, ada kalanya jenuh dan malas untuk menemani mereka main, inginnya me timee... sementara mereka memiliki banyak energi dan ide main. Dan dapur adalah salah satu tempat main yang disukai mungkin karena banyak alat dapur yang bisa di jadikan mainan atau bagi mereka seperti mainan.

Jadi yang membuat saya mencoba praktik kue ini itu seringnya sebagai ide main anak-anak.

Umur berapa anak ‘aman’ di ajak main di dapur? Menurut pengalaman saya sih 3 tahun, karena pada usia itu anak udah mulai memahami perintah, bisa di atur (ga selalu sebenarnya) dan bisa memegang sesuatu dengan baik.

Practical life skills
Dari baca-baca buku dan majalah pengasuhan, ternyata banyak manfaatnya melibatkan anak, termasuk anak usia dini dalam kegiatan keseharian. Tak lain untuk melatih keterampilan kehidupan atau practical life skills. Dan sejak usia dini sebaiknya anak-anak tidak hanya bermain dengan mainannya tapi ‘main’ dalam kegiatan keseharian. Di antaranya melibatkan saat membuat kue atau bento tapi dalam batas aman untuk anak (aman dari panas, benda tajam dsb). Tentu tidak hanya membuat kue bisa juga  berkebun, membereskan pakaian setelah di setrika, menyortir belanjaan bulanan berdasarkan tempat, bantu Ayah cuci kendaraan dsb.

MP-ASI rumahan hingga instan

Kini semakin banyak variasi makanan pendamping ASI yang di jual, baik yang instan maupun rumahan. MPASI instan sangat mudah di temui, dari warung sampai hypermarket. Sebaliknya, MPASi di rumah hanya di jual di beberapa tempat, seperti gerai di perumahan atau ruko tertentu atau di jual secara online tapi area pengiriman terbatas. 

Tulisan ini berisi liputan beberapa mp-asi rumahan dan instan, di tulis berdasarkan survey dan ngobrol dengan mompreneur mp-asi rumahan *bukan copas*,  di sertai catatan hasil wawancara dengan  dokter gizi klinis dr. Tirta Prawita Sari MSc. SP.GK.  dari RS Pondok Indah Jakarta, mengenai mp-asi rumahan dan instan.

Ayahbunda edisi no 16 10-23 agustus 2015.

rumahan atau instan, memiliki kelebihan


Suporter terandal

Tidak hanya pemain sepakbola yang butuh suporter juga ibu ASI. Suporter-suporter terandal itu antara lain suami, orangtua, mertua, teman .... Narasumber tulisan ini dr. Amalia SpOG., IBCLC

Selengkapnya bisa baca di majalah Ayahbunda edisi no 15 (27 juli - 10 agustus 2015). Di artikel ini juga memuat pengalaman beberapa bunda ASI dengan suporter terandalnya, dan tiga bunda bercerita tentang kendala yang mereka hadapi saat memberi ASI. 


tulisan terbaru saya 





Kendala yang mungkin di hadapi saat memberi ASI

Beberapa waktu lalu saya mendapat tugas menulis mengenai ASI dengan narasumber dokter spesialis kandungan sekaligus konselor laktasi bersertifikat internasional – tulisan di muat di majalah edisi bulan April 2015. Selama jadi kontributor ayahbunda, ini pertama kalinya dapat tugas menulis mengenai ASI dan langsung bikin shock. Inget ‘dosa’, menyesal, terus mewek diam-diam ....

#trowback . Delapan tahun lalu saat hamil anak pertama, merasa jadi calon mama yang bersemangat. Semangat baca ilmunya punya anak, dari beli majalah bertema parenting (yang gak cukup satu majalah sebulan), beli buku sampai ikut workshop or seminar di Jakarta – bagi saya ke Jakarta sendiri  itu perjuangan pertama karena rumah di Bogor, kedua sebagai perantauan  saya ‘buta’ kota Jakarta.
Walaupun sudah baca ‘ilmu’nya  tetap merasa belum siap begitu si kecil lahir. Tetap merasa gak bisa apa-apa. Jadilah pilih lahiran di Bandung,  biar ada Mama dan saudara-saudara yang menghadle si baby hehehe.

Hari pertama kedua, ketiga, kempat ASI belum keluar juga. Kepanikan di mulai plus stres. Ya, saya mama yang gagal memberi ASI full  dua tahun, gagal ASI eksklusif. Kok bisa? Ga tau ya kalau ASI itu makanan terbaik untuk bayi? Ga tahu ya bla...bla .....soal teori mah saya tahu semuanya karena sudah di persiapkan sejak hamil yang tidak saya persiapkan adalah bahwa tidak semua Ibu ASI nya lancar sejak hari pertama, tidak semua Ibu ASI nya ngucur jadi perlu ekstra usaha untuk bisa memberi ASI.  Yang saya persiapkan malah perlengkapanmenyiapkan stok ASIP jika kembali bekerja seperti membeli pompa ASI, breast pad, ice gel dsb.

Saya pikir ASI itu akan dengan mudah keluar, lancar dan banyak keluarnya seperti yang dialami Ibu, adik  dan saudara-saudara saya (sepupu, bibi dsb)....jadi saat saya tidak seperti mereka, saya down, tertekan, stres, merasa tidak adil dsb di tambah lagi saya harus kembali ngantor, akh makin lebaylah emosi saya waktu itu...

So, buat calon mama, selain menyiapkan ilmu pentingnya ASI, cari tahu kendala yang mungkin di hadapi seputar memberi ASI dan solusinya agar siap dan bisa memberi ASI full, biar tidak menyesal seperti saya.

Banyak cara, dari baca malajah, buku atau ikut workshopnya. Dan  di pekan ASI yang jatuh awal bulan Agustus nanti komunitas The Urban Mama mengadakan workshop mengenai ASI. Bookmark tanggalnya ya




Di pekan ASI ini pun majalah AyahBunda menurunkan artikel mengenai Support System ASI (edisi no 15 akhir bulan Juli, berarti minggu depan ya) salah satunya tulisan saya (sekalian promo J) hasil wawancara dengan dokter spesialis kandungan sekaligus konselor laktasi yang praktik di RSIA Hermina,  plus beberapa mama yang berbagi pengalamannya memberi ASI pada buah hatinya.