Tampilkan postingan dengan label being me. Tampilkan semua postingan

Notebook Keren untuk Mama dan Si Kecil

Kami, saya dan suami, mengurungkan niat menjual PC jadul yang sudah berumur 6 tahun, malah up grade dan mengganti  monitornya dengan monitor LED, alasannya agar anak-anak tidak mengganggu ketika kami berbekerja menggunakan laptop masing-masing. Semua game edukatif, film-film animasi edukatif, dan video lagu anak-anak ,  kami simpan di PC. Dan PC ini tidak tersambung ke internet jadi aman walaupun tanpa pengawasan.

Rebutan
Tapi ternyata itu tidak 100% menyelesaikan masalah. Baru beberapa menit asik di depan notebook,  biasanya anak-anak langsung mengerubungi saya dan meninggalkan PC yang masih menyala.
“Di sini gak ada video lagu Barneynya,” kata saya.
“Kita liat foto aja ya, De,” kata Azka (5y6m).
“Kak, jangan ganggu mama donk, ayo ajak adiknya pake komputer sana.”
“Gak mau, aku mau pake komputer mama.” Duh beneran bikin esmosi dech.

Daripada berdebat, keluar tanduk dan membentak-bentak alias esmosi tingkat dewa. Saya memilih menyerah. Membiarkan anak-anak melihat foto dan mencoba pindah ke PC. Tapi kembali terinterupsi teriakan Azka,”Mama jangan pake komputer itu aku mau nonton lagu.” Interupsi selanjutnya, Azka minta bantuan main game dengan alasan susah atau minta mengklik video lagu yang dia suka. “Aku kan gak tahu yang mana, aku gak bisa baca bahasa Inggris,” Azka beralasan.

Jadi saya harus menunggu anak-anak tidur untuk bisa menggunakan notebook tanpa gangguan atau interupsi. Waktu yang saya miliki untuk menulis otomatis berkurang padahal target banyak *sok sibuk*. Sebagai yang suka menulis mau donk bikin solo album tapi target tinggal target. Kalau gak sering up date blog, bukan gak ada ide tapi merasa tak waktu untuk menuliskannya, wah jadi curhat gak jelas nich hahaha.

“Kalau mau sukses gak ada alasan,” kata suami saat saya mengeluh.
“Iya tapi ....,” saya ngotot membela diri.
“Ya udah kalau gitu harus sabar, tunggu mereka tidur kalau mau  lebih banyak waktu tunggu sampai  Khalif (2y) masuk sekolah dasar,” kata suami sambil melengos pergi.
“Kelamaan bos. Lagi pula masa menolak orderan.”
“Lebih penting anak atau nulis? Berapa sich honornya, ntar gua ganti,” katanya ketus.
Skak Mat!

Masalahnya bukan sekedar honor atau eksis tapi sesuatu yang gak bisa diungkapkan *sokbeneranpenulis*, guman saya dalam hati. Saya duduk di kursi dan mulai menyalanan tv  tapi detik berikutnya terdengar teriakan khas Azka.  “Mama, aku mau nonton film Boboi Boy,” kata Azka sambil membuka rak bawah yang berisi dvd player. Menyalakan, menekan tombol oven dan memasukkan cd. Duh, padahal mamanya pengen up date gosip seleb.

Menikmati Kebersamaan
Sekitar seminggu yang lalu PC kami koslet. Jadi ceritanya hari itu mendung dan banyak petir, saya memang tidak mencabut kabel komputer karena posisi stabilizer sudah off, tiba-tiba terdengar letupan disertai kepulan asap. Jadilah Papanya anak-anak memindahkan semua ‘data’ milik mereka yang kebetulan ada kopiannya di hardisk eksternal ke notebook saya.

Hikmahnya saya dan suami  jadi lebih intens menemani mereka  saat bermain di depan komputer. Tertawa geli melihat tingkah Khalif yang menirukan salah satu tokoh di film kartun yang bercerita tentang gosok gigi. Tertawa lepas saat Azka dengan pede menirukan lagu firework versi video madagaskar dengan aksi loncat-loncat seperti singa. Dan  karena notebook fortabel, kami bisa melakukannya sambil duduk manis di taman, istilahnya Azka piknik.

Sayangnya saat asik-asik  nonton film kartun edukatif pendek, baterai low sehingga kami pindah kembali ke rumah. “Akh jadi gak seru kalau di rumah,” kata Azka.

Ini membuat saya berandai-andai, jika punya Acer Aspire E1-432, bisa memasang jaringan wifi di rumah, terlebih setelah kami ganti provider internet yang unlimited sekarang, karena Acer Aspire E1-432, dilengkapi port LAN (RJ-45) dan wireless adafter Acer Nplify 802,11b/g/n, jadi bisa online di taman, sambil download film atau game edukatif karena memiliki harddisk SATA 500GB. Tapi harus diawasi, agar jangan sampai anak-anak secara gak sengaja download game yang tidak sesuai umur mereka atau gak sengaja buka dan liat gambar tidak layak.

Jika punya Acer Aspire E1-432 asik kali ya, di dukung performa Intel® Processor di dalamya, prosesorIntel 4th Gen terbaru atau Haswell, daya tahan baterai bisa sampai 6 jam.  Dan prosesor ini sudah terintegrasi dengan IntelHD jadi tampilan multimedia lebih tajam terlebih dengan dukungan resolusi monitor LEDnya 1366x768 px. Pasti menonton atau main game bareng anak-anak jadi seru.





Setelah saya pikir-pikir, ada keuntungan lain notebook saya dilengkapi video dan game milik anak-anak, yaitu agar saat di perjalanan dalam kendaraan bisa jadi solusi jika mereka mulai merengek karena macet dan bosan. Karena jika dalam kendaraan tab lebih sering berubah fungsi jadi peta dan mp3 player.


Time to Work
Saya menarik nafas lega ketika akhirnya anak-anak tertidur, siap-siap me time dengan ngeblog dan bertemu emak-emak sehobi di dunia maya. Tak terasa menit dan jam berlalu, mata sudah berat padahal tulisan belum di edit ulang, belum semua blog teman di singgahi, ide di kepala belum semua tertuang....Jadi berandai-andai punya Acer E1 Slim series, karena dimensinya 30% lebih tipis dari notebook sekelasnya, dengan berat hanya 2.1 kg,  bisa saya bawa kemana-mana termasuk menunggu anak-anak saat main di play ground mall. Jadi saya bisa tetap produktif kapan dan dimanapun, plus menuangkan ide yang kadang datang kapan saja. 

Acara jalan-jalan ke mall jadi tampil keren dengan notebook slim yang paling tipis di kelasnya. Terlebih dengan daya tahan baterai yang cukup panjang dan jaringan wifinya, benar-benar handal untuk dipake kerja.



Kalau punya Acer E1 Slim series , nama saya akan lebih banyak tertera di majalah, nominal di rekening pastinya nambah juga hehehe  Amin.


Ini lho majalah2 yang memuat nama saya *narsismodeon*



Tulisan ini diikutsertakan dalam lomba “30 Hari Blog Challenge, Bikin Notebook 30% Lebih Tipis” yang diselenggarakan oleh Kumpulan Emak Blogger (KEB) dan Acer Indonesia.

Tampil Keren dan Produktif ala Urban Mama

Pengen Keren dan Modis

Saya orangnya konvensional, cari aman, gak punya nyali untuk tampil beda termasuk dalam hal penampilan, tapi itu dulu. Sekarang udah berubah tapi dikit.   Contoh sederhananya, dulu pilihan pakaian saya tidak lepas dari warna coklat dan kream, mau pake warna terang takut terlalu jreng, takut gak pantas dsb. Sekarang pakaian saya berwarna-warni.



Selain ingin tampil beda dan modis (asli gak modis) juga katanya nich dari buku-buku self help yang saya baca keberanian dan rasa percaya diri itu tercermin dari penampilan, artinya jika ingin berubah  mulai dari hal kecil salah satunya berani merubah penampilan, tapi tetap dalam koridor yang gak menyalahir aturan donk. Sebagai muslimah ya tetap harus pake hijab. Dan tampil beda dari biasanya selain lebih fresh di mata orang, fesh juga untuk diri sendiri.

Begitupun saat memilih membeli notebook. Kalau dulu, gak terpikir punya notebook selain hitam  dengan alasan warna hitam itu netral  - alasan yang gak nyambung sebenarnya, emang mau dimatching in sama apa ya. Kini selalu berharap bisa ganti notebook yang keren bukan hanya warna juga tampilan dan fiturnya. Tapi bukannya gak bersyukur lho kalau saya berkeinginan punya notebook baru, warna  silver, tipis dan ringan, agar bisa lebih mobile. Memangnya  mau kemana nenteng-nenteng notebook sekarang kan dah kerja di rumah? Sok sibuk ya? *tutupmukapakebuku*

Produktif kapan dan dimanapun

Empat bulan lalu saya suka bawa notebook ke kantor, tapi bukan untuk mengerjakan pekerjaan kantor , karena di kantor sudah tersedia pc. Jadi biasanya sepulang kerja saya nongkrong dulu satu jam atau dua jam, di foodcort mall (info tambahan, kantor tempat saya bekerja satu-satunya pabrik farmasi yang berada di pusat kota – dekat mall tak sampai 1km) untuk mengerjakan orderan artikel atau ngejar lomba blog yang mepet deadline. Maklum kalau di rumah, pasti direbutin anak-anak dan bapaknya.

Sejak bulan juli lalu saya memutuskan resign dari tempat kerja. Belajar dari dua kali pengalaman cuti hamil saya tahu resiko kerja di rumah yaitu ada rasa bosan dan jenuh. Jadi me time sangat penting. Berbeda dengan saat saya masih kerja, bisa me time kapan saja. Apalagi akhir bulan, suka lupa ngontrol waktu me time, saking asiknya cuci mata dan pilih-pilih diskonan.

Karena ke luar rumah sendiri sukar, biasanya saya menyiasati waktu me time di tengah kegiatan. Misal saat ke dokter antriannya kan lama, biasanya anak-anak sama bapaknya  di play groud saya online sambil nunggu giliran dipanggil. Atau dalam perjalanan, saat anak-anak tidur, suami fokus nyetir, saya asik online. Atau saat anak-anak asik main, saya online di samping mereka – tapi alternatif terakhir ini sulit karena biasanya mereka ngerecokin walaupun udah di kasih game di pc.


Sst, mama lagi stres dengan setumpuk referensi  dan besok deadline

Me time yang produktif tentunya, baca buku atau ngeblog. Dan sebagai ibu muda perkotaan saya mau dong tampil keren termasuk bawa notebook keren kemana-mana. Bukan karena warnanya yang beda juga tampilan fisiknya dinamis, ringan, tipis dan memiliki fitur lengkap.

Duh, kesannya sok sibuk banget ya. Tapi beneran lho segala sesuatu kalau mau diseriusin termasuk ngeblog, memang sibuk. Selain posting rutin dan share untuk menaikkan rating  dengan harapan  dilirik sebuah produsen untuk posting iklan,  ikut lomba blog yang hadiahnya bikin ngiler, gadget keren atau uang tunai jutaan rupiah, nulis buat solo album (buku) dan  orderan artikel harus tetap dikerjakan dengan kualitas terbaik agar orderan terus datang, diselingi hunting narsum ke rumah sakit-rumah sakit.

Bareng teman-teman Kelompok Emak-Emak Blogger

sok sibuk kan? Itu baru saya yang sekelas blogger pemula, apalagi blogger dan penulis profesional pasti lebih sibuk dan lebih butuh notebook keren.

Kenalan dengan Acer E1 Slim series

Ngomongin notebook keren, katanya Acer Indonesia mengeluarkan Acer E1 Slim series. Notebook dengan dimensi 30% lebih tipis dari notebook sekelasnya, lebih ringan juga hanya 2.1 kg. Pas buat saya yang kecil. Ergonomis di tenteng ke mana-mana, gak bikin pegel.


Bukan hanya itu, walaupun tipis fiturnya lengkap, ada DVD-RW –nya, pas buat saya yang suka nonton. Yang pasti saya suka monitor LED nya yang sebesar laptop, 14 inci. Gak bikin otot mata tegang karena luas pandang sesuai.

Ada beberapa  Acer E1 Slim series yaitu Aspire E1-470 dan Aspire E1-470G, spesifikasi lengkapnya bisa dilihat di sini. Yang terbaru dari  Acer E1 Slim series adalah Acer Aspire E1-432, keunggulannya menggunakan  prosesorIntel 4th Gen terbaru atau Haswell.  Membuat prosesor bekerja dengan sangat efisien yang memungkinkan daya tahan baterai hingga 6 jam.  Dan prosesor ini sudah terintegrasi dengan IntelHD jadi tampilan multimedia lebih tajam terlebih dengan dukungan resolusi monitor LEDnya 1366x768 px. 

Oh ya   Acer E1-432 dilengkapi port LAN (RJ-45) dan wirelss adafter Acer Nplify 802,11b/g/n, jadi bisa memanfaatkan jaringan wifi dimanapun karena sekarang banyak fasilitas publik sudah dilengkapi wifi.  Dan bisa dowload film atau game karena memiliki harddisk SATA 500GB.

Tipis, ringan dan fitur lengkap, mudah di bawa ke mana-mana, jadi kapan dan di manapun tetap produktif dengan tampilan tetap keren ala urban mama.

mau yang ini, keren dan terkesan futuristik


 Tulisan ini diikutsertakan dalam lomba “30 Hari Blog Challenge, Bikin Notebook 30% Lebih Tipis” yang diselenggarakan oleh Kumpulan Emak Blogger (KEB) danAcer Indonesia.


Kopdar dan Halabihalal Emak2 Blogger

Ngeblog itu asik, menuangkan ide, gagasan atau sekedar unek-unek alias curhat dapat banyak teman baru. Ngeblog bisa juga bisa jadi lahan cari uang lho....tapi saya gak akan ngebahas itu. Saya akan nulis keseruan dan rasa excited saat ikut kopdar dan halalbihalal KEB di Dcost Seafood Restoran Plaza Semanggi, hari minggu lalu (1 sept 2013). Bukan acara kopdar pertama yang saya ikuti tapi ini pertama kali kopdar bareng KEB, semuanya emak2 jadi kebayang kan seru dan hebohnya. Heboh narsis, seru gamesnya dan kepo karena mau tahu gosip baru. Ternyata bukan gosip, Srikandi Blogger 2014 memang akan digelar dan panitianya sudah terbentuk dengan mak Haya Aliya Zaki sebagai ketuanya. Selamat mak Haya....

Acara dibuka mak Aulia Gurdi  sebagai MC disusul mak Fadlun  sebagai ketua panitia acara lalu Makpon Mira Sahid dan mak icoel  bareng makpuh makpuh (terjadi miskomunikasi antara dua makmin ini soal pelaksaan Srikandi Blogger 2014 heheh)
Dan...bisa ditebak Mak Icoel abis dicengin....heheh

Mak Aulia Gurdi

Mak Fadlun

Makpon...
miskomunikasi 
Dan ini dia foto jajaran panitia Srikandi Blogger 2014


Panitia Srikandi Blogger 2014

Abis maksi dengan menu seafood (lha iyalah ...)


Giliran makan tenang :)

Oh iya member KEB dari bandung ada yang datang lho...salut
blogger bandung plus makpon dan mak icoel  (mau donk kaosnya :))

Dilanjutkan acara games bertabur hadiah, yang gak menang pun dapat hadiah buku. Gimana gak asik dan bikin semangat. Jadilah walaupun saya gak bisa menggunakan sumpit nekat ikutan dan hasilnya bikin malu sendiri karena saya hanya mampu memindahkan manik-manik 5 dari 20.
Yang penting eksis plus dapat hadiah

Tapi di kuis berikutnya saya menang donk, aslinya sich emak2 yang lain ga ada yang maju ke depan, saya aja yang kepedean. Terlebih tergiur hadiahnya novel Mak CeritaEka yang resensinya di lombakan. Lumayan kan jadi gak usah beli kalau dapat hadiah ....hehe
Dan...saya menang, dapat novelnya plus voucher MAP 50.000

Semua emak asik sendiri untunglah anak-anak yang di bawa kreatif (kekreatifan yang pastinya menular dari emaknya) mereka mencari keasikan sendiri dan jadi akrab satu sama lain. Jadi buat emak2 yang punya anak dan suka merasa keberatan bawa anak ke acara seperti ini jangan khawatir, bawa aja asal siap mental jika ternyata anaknya gak betah dan ingin buru-buru pulang.


Akrab :)


Jam 14.00 siang, acara usai, kami foto bersama.



foto milik pribadi, utami irga, Ia laginat dan mak Dey bandung




Contesmania : Sportif, Smart And Happy

Berawal dari perkenalan saya dengan Arin Murtiyarini saat sama-sama jadi juara di lomba menulis kisah inspiratif orangtua di majalah AyahBunda, saya berkenalan dengan mama – mama lain penyuka kontes. Entah itu kontes nulis, blog, foto atau resep.  Karena kami tinggal beda kota, hanya saya, Eka Candra dan Arin Murtiyarini yang tinggal di satu kota, Bogor (tapi sudah sebulan ini saya pindah rumah ke Ciputat Tangerang), maka kami membuat grup di BB dengan nama contesmania.

Bergabung dengan grup ini saya jadi tahu info-info kontes alias melek kontes dan lomba, terutama menulis, karena kalau kontes lain saya kurang percaya diri untuk ikut. Walaupun rajin mengikuti kontes saya termasuk anggota yang jarang menang di banding teman-teman contesmania lain, yang bahkan pernah mendapat hadiah spektrakuler dari lomba.

Kami berbeda lho dengan kuter atau kuis hunter, karena kami tidak ikut  lomba atau  kontes yang pemenangnya ‘pure’  berdasarkan like, anti autolike, anti memperjualbelikan like dan tidak punya berpuluh-puluh akun akses sosmed untuk mengejar like. Kami suka kontes yang fair dan sportif. Karena bagi kami kontes harus bikin happy menang atau nggak menang. 

Tapi jangan salah kalau kita kopdar atau chat di grup bb yang diobrolin gak cuma kontes, juga  info buku terbaru, curhat khas ibu-ibu dengan anak balita (ini sich saya hahah), tuker pinjam buku dan bisnis, karena tiga anggota grup kami memiliki wirausaha. Mba Susan atau biasa di panggil Ambu punya bisnis kue kering dan snacx box, mba Eka selain dosen dan calon doktoral juga marketing salah satu perawatan wajah, mba Vivien pemilik toko dan kos-kos an. Semangat wirausaha mereka mulai menular pada saya. 

Tanpa di duga komunitas kami masuk dalam 15 besar “Jawa Pos for Her Active & Pro-Active Community Competition.”



Dan ini lah kami kalau sedang narsis, saat kopdar atau menang kontes.



Anggrek

Si cantik Anggrek
Alasan saya menyukai bunga anggrek sama sepeti pecinta bunga lainnya,  karena bunganya yang cantik. Ibu saya bilang merawat anggrek itu susah-susah gampang, harus bertangan ‘dingin’, kalau gak bisa merawatnya tak akan berbunga sepanjang hidup. Apa yang ibu saya katakan berdasarkan pengalaman pribadi, beberapa waktu lalu ibu membawa (anak) pohon anggrek dari rumah nenek di Purwakarta, anggrek  bermotif macan tutul, di rumah nenek anggrek ini  berbunga sepanjang tahun tanpa mengenal musim, sampai semua tetangga nenek berdecak kagum. Tapi anggrek yang di bawa Ibu ke Bandung, sampai bertahun – tahun tidak pernah berbunga, sampai akhirnya ibu bosan dan memberikannya pada tetangga. Sejak itu saya mengamini pendapat ibu. Lha, ibu yang bisa merawat bunga saja tidak bisa apalagi saya yang selama ini sekedar menikmati tanaman-tanaman ibu.

Suatu hari di kantor saya (waktu saya masih kerja di Bandung) seorang rekan kerja menjual anggrek bulan putih, saya pun dengan serta merta membelinya dan kejadian yang dialami ibu kembali terulang, anggrek saya tidak pernah berbunga L

Namun siapa sangka, kini saya dititipi beragam pohon anggrek yang awalnya membuat saya bingung antara excited dan khawatir seperti yang saya dan ibu alami dulu. Ini mau tidak mau membuat saya search di internet mengenai cara merawat anggrek yang benar dan bagaimana anggrek di perlakukan. Dan ternyata, merawat anggrek tidak sesulit bayangan saya selama ini. Ini point-point merawat anggrek yang saya dapat dari mbah google

  1. Lokasi, suhu dan kelembaban. Anggrek mudah berkembang di dataran tinggi namun dengan perawatan yang baik bis atumbuh di daratan rendah. Suhu yang baik untuk anggrek 15-35 derajat  celsius. Dengan kelembaban 65-70%.
  1. Cahaya Matahari. Umumnya tanaman anggrek pantang terkena matahari secara langsung tapi masih toleran pad amatahari pagi antara jam 7 sampai jam 9. Anggrek biasanya di tanam di keteduhan di bawah pohon/tembok atau di tempel pada batang pohon.
  1. Penyiraman. Sekali dalam sehari sudah cukup, jika hari hujan tidak perlu di siram. Penyiaman sebaiknya jam 9 jika pagi dan jam 3 jika sore hari. Hal ini agar anggrek tidak terlalu lembab yang bisa menyebabkan busuk.
  1. Pemupukan dilakukan agar anggrek rajin berbunga.
  1. Media tanam yang tidak mudah lapuk, memudahkan akar menempel, berongga (untuk sirkulasi udara). Media tanam yang biasanya di gunakan adalah serabut kelapa, arang dan pakis
Merawat anggrek memang perlu telaten dan sabar menunggunya berbunga. Oh ya sebuah artikel yang saya baca di internet, katanya jangan sungkan mengajak anggrek berbicara agar berbunga dan tumbuh subur.

Saya tidak hapal nama beragam jenis anggrek, hanya setelah salah satu anggrek berbunga, saya menjadi mencari tahu, jenis anggrek apa ini. 

close up
sekali berbunga lima 
pohonnya menjuntai

sama-sama cantik  #narsis mode on


Ini adalah anggrek Dendrobium anosmum dengan spesifikasi
  • Kingdom: Plantae
  • Division: Magnoliophyta
  • Class: Liliopsida
  • Order: Asparagales
  • Family:Orchidaceae
  • Subfamily: Epidendroideae
  • Tribe: Dendrobieae
  • SubTribe: Dendrobiinae
  • Genus: Dendrobium
  • Species: Den. anosmum
Anggrek ini adalah jenis anggrek yang paling mudah dan sering berbunga, bunganya pun cukup banyak dalam sekali berbunga.

mengembangbiakan anggrek 

meletakkan anggrek di keteduhan

angrek di antara tanaman lain


Ini adalah anggrek Phalaenopsis



Mengenal anggrek lebih dekat

Suku anggrek-anggrekan atau orchidaceae adalah tumbuhan berbunga yang paling banyak jenisnya. Dan sebagaian besar jenis anggrek hidup di daerah tropis. Anggrek yang hidup di daerah tropis umumnya hidup sebagai epipit, artinya hidup menempel pada pohon lain tanpa mengganggu pohon induknya. Anggrek umumnya tahan terhadap ketersedian air, ia bisa hidup hanya mengandalkan air dari kelembaban udara sebabnya karena daun anggrek yang cukup tebal bisa menyimpan ketersedian air.

Kebanyakan jenis anggrek berasal dari Indonesia.  Anggrek bulan atau dengan nama latin Phalaenopsis amabilis dinobatkan sebagai salah satu dari tiga bunga nasional, di sebut puspa pesona, bunga khas Indonesia yang dianggap mewakili karakterik bangsan dan negara Indonesia,  

anggrek bulan
Beberapa jenis anggrek dikatagorikan langka sehingga dilindungi keberadaannya. Beberapa diantaranya yang termasuk anggrek langka. Gambar – gambar bunga anggrek langka ini saya dapat dari google.


 
anggrek blue bell

anggrek purple foxglove
anggrek passion flower

sumber : id.wikipedia.org

Tulisan ini diikutsertakan dalam give away 2013 aku dan pohon 

Srikandi Blogger dan Sebuah Gagasan


KEB dan Srikandi Blogger 

Bangga menjadi bagian dari keluarga KEB, diusianya yang menginjak satu tahun sudah melakukan langkah besar yaitu pemilihan Srikandi Blogger sebuah ajang pemilihan blogger perempuan yang bisa menyampaikan dan mengaktualisasikan kegiatan dan aktivitasnya secara online maupun offline. Tentunya, butuh merencanaan matang dan kerja keras agar acara ini berlangsung, terutama mencari sponsor yang mau mendanai. Salut untuk panitia!

Bagi saya ajang Srikandi Blogger merupakan bentuk apresiasi terhadap blogger perempuan yang menginspirasi. Inspirasi dari dunia maya untuk perubahan positif di dunia nyata.

Salah satu alasan kenapa perempuan perlu ruang untuk mengaktualisasikan diri karena kemampuan multitasking mereka. Sebagai seorang ibu atau calon ibu yang kelak melahirkan agen-agen perubahan di setiap jaman. Peran yang menuntut para perempuan untuk pintar dan meng up grade pengetahuannya sesuai perkembangan jaman karena merekalah sekolah pertama untuk anak-anaknya.
Peran sebagai perempuan bekerja, yang menuntut untuk profesional. Kedua peran tersebut mengharuskan perempuan  mampu menuangkan ide dan gagasannya. Ide dan gagasan yang bisa membuat perubahan positif. Terlebih di era digital, dimana tak ada batas ruang untuk para perempuan berkolaborasi mengaktualisasikan ide dan gagasannya.

Blog, Ruang Menuangkan Gagasan dan Ide

Bagi saya menulis bukan sekedar eksistensi tapi kebutuhan. Ruang untuk menuangkan gagasan, ide, rekaman keseharian dengan anak-anak yang selalu memberi pelajaran baru atau sekedar menuliskan unek-unek. Walaupun untuk bisa menulis dengan tenang dan nyaman perlu usaha ekstra yaitu memotong jam tidur. Kesibukan sebagai  mama dari dua balita dan  bekerja di sebuah perusahaan asing dengan budaya kerja yang  menuntut karyawannya bekerja total saat di kantor. Terjadwal dengan deadline ketat. Jadi jangan harap bisa duduk manis dan menuangkan ide yang melintas, mengerjakan order tulisan atau menulis untuk lomba di sela pekerjaan kantor. 

Gagasan atau ide yang tidak luar biasa tapi sangat ingin saya bagi salah satunya menularkan kenikmatan membaca pada semua orang, anak-anak, muda atau tua.  

Tidak usah membakar buku untuk menghancurkan sebuah bangsa. Buat saja orang-orangnya berhenti membaca - Ray Bradbury

Bagi saya ini seperti warning untuk mewarisi anak-anak dengan kebiasaan membaca.
Membuat anak  menyukai game dan menonton sangat mudah tapi menyukainya membaca perlu usaha keras  di jaman serba digital saat, ketika banyak mama termasuk saya menginginkan kepraktisan dan serba cepat. Praktis dan tidak mau rempong dengan kerewalan anak-anak, membiarkan si kecil main game di gadget. Tentu tidak salah jika porsinya sesuai. Tapi ada kecenderungan yang saya lihat, dimanapun saya berada dan melihat (nunggu antrian di rs, mall, restoran, termasuk di rumah), sangat (sangat) hampir tidak ada anak yang memanfaatkan gadget untuk membaca. Bagi anak gadget telah identik dengan game dan sosmed. Game edukatif, tapi seberapa besar mengedukasi anak? Padahal banyak cerita atau ebook yang bisa di download sehingga gadget bisa jadi media portable untuk anak membaca di manapun berada.


Tapi saya percaya, para mama atau calon mama yang terkabung dalam KEB  mama yang cukup bijak memanfaatkan gadget untuk si kecil dan suka membaca. Karena mama di sini pasti ingin menularkan hobi menulis pada anak-anak, apapun profesi mereka kelak. Tapi bukan berarti pula saya men’judge’ bahwa mama yang tidak ngeblog tidak bijak terhadap penggunaa gadget oleh anak.

Interaksi saya dengan para mama yang juga tetangga atau teman kantor membuat saya melek,  ternyata masih banyak mama, di era digital ini yang bangga karena sedikit  membaca.  Padahal akses untuk membaca saat ini mudah dan murah, melalui internet di gadget. Dengan alasan mengandalkan insting atau pola kebiasaan. Tentu tidak salah tapi jaman berubah, tantangan yang dihadapi si kecil kelak pun berubah dan orangtua adalah  sekolah pertama anak-anak.  

Cepatnya pertumbuhan kelas menengah secara ekonomi diikuti   terjadinya ketimpangan sosial.  Sebagian orang mudah mengakses informasi namun tidak memanfaatkannya dengan maksimal sebagian merasa sukar  dan mahal untuk mengakses informasi.

Perlu ruang untuk menjembatinya. Dan sebuah ide atau gagasan tidak bisa berjalan sendirian, dibutuhkan komunitas untuk saling berbagi dan mendukung. Itu salah satu alasan saya berkabung di komunitas Kelompok Emak-Emak Blogger dan mengikuti pemilihan Srikandi Blogger. Karena pada akhirnya saya tidak hanya butuh dukungan berupa komentar di postingan blog tapi langkah nyata.
Walaupun begitu ide mengikuti ajang ini  bagi saya tetap bisa dibilang nekat karena aktivitas ngeblog saya belum konsisten alias belum bisa rutin mengisi blog secara berkala dengan alasan klasik tidak sempat.  Dan sejujurnya, kadang memprioritaskan posting untuk sebuah lomba karena hadiahnya yang menggiurkan.  Saya mungkin bukan blogger sejati tapi suka menulis, sesekali berburu lomba nulis dan menginginkan ide dan gagasan saya terwujud.

Beberapa ide dan gagasan yang ingin saya wujudkan jika menjadi Srikandi Blogger adalah:

  1. Bersinergi atau mempererat sinergi dengan komunitas lain yang memiliki misi dan visi mirip..
  2. Parenting class untuk para ibu yang tidak bisa mengakses informasi  melalui internet, buku atau majalah buku karena keterbatasan ekonomi
  3. Bekerja sama dengan penerbit buku dan komunitas buku untuk mendukung gerakan cinta baca.

Jadi Srikandi Blogger, bersiap untuk menjadi agen perubahan!

Marketing dan Kemasan


Oleh-oleh seminar wanita wirausaha femina 2013 (part 1)

Tgl 2 februari 2013 lalu saya mengikuti seminar wanita wirausaha femina, hadir bukan sebagai wanita pengusaha tapi wanita yang ingin memiliki wirausaha. Salah satu materi yang diberikan adalah mengenai kemasan, dengan pemateri Dody Achmad Sagir, seorang dosen FRSD ITB.


Mengutif kata-kata kang* Dody, kemasan (sebuah produk) adalah pengantar cerita. Cerita bagus penjualan bagus. Kita harus tahu benar cerita produk yang akan dikemas sebelum mulai mendesain. Jika tidak, kita hanya akan membuat kemasan yang (mungkin) lucu, menarik, seru tapi bukan desain yang baik dan tepat.


Kemasan akan mewakili dalam mengkomunikasikan keunikan (produk) kepada calon konsumen. Karena kemasan memegang peranan penting dalam strategi marketing.


foto dgn bob merdeka, founder and ourner ma icih

Nah, karena saya suka baca n menulis, kesimpulan yang saya dapat mengenai pentingnya kemasan saya disambungin sama cover, desain dan ilustarasi sebuah tulisan atau buku. Di seminar itu kang Dody gak sama sekali ngebahas ini lho, jadi kalau ada kesalahan pada tulisan di paragraf selanjutnya itu kesalahan saya.  

Bagi saya ngomongin buku gak bisa lepas dari desain cover selain isi dan penulisnya. Cover buku sama dengan kemasan seperti yang dibilang kang Dody, sebagai pengantar cerita. Jika penulisnya sudah terkenal biasanya orang tidak terlalu memperhatikan bagus tidaknya cover tapi untuk penulis baru, dengan tingkat popularitas biasa, cover buku menjadi sangat penting seperti halnya endorsment (saya termasuk yang pernah ketipu dengan endorsment – isi buku ternyata tidak sebagus endorsment yang ditulis)


Cover buku simple yang mengingatkan tapi eye catching, membuat penasaran tapi belum tergerak untuk membeli baru setelah baca review dan ide ‘tiger mom’ nya jadi headline sebuah sebuah majalah karena dinilai kontroversial, saya merasa harus membeli buku ini. Dan isinya, inspiratif walaupun tidak semua hal dalam buku ini bisa diterapkan. Review buku bisa diintip disini.


Ini buku yang awal tahun saya beli dan baca, covernya jelek menurut selera saya tapi karena buku ini masuk nominasi 10 dari buku khatulistiwa literari award (KLA) dengan penulis yang cukup ternama saya merasa harus membacanya. Ehm, buku yang cukup memacu adrenalin, berisi, dengan thema yang di gusung berbeda dengan buku-buku Tere Liye sebelumnya yang melow – belum sempat direview. 


 Tahu donk buku ini, masuk dalam list 1000 buku yang wajib dibaca sebelum mati. Covernya cukup vulgar tapi isinya tidak. Cukup tebal jadi jika tak punya waktu membacanya, nonton saja filmnya, di jamin membuat kesan, pengen nonton lagi dan mewek. Kalau membaca kita bakal dibuat kagum dengan penulis dalam menciptakan tokoh – tokoh utamanya, karakternya kuat . Margaret Mitchell pandai dalam menggambar karakter tokoh dari dialog, deskripsi bahasa tubuh dan gesture)

Tambahan lain dari kang Dody, bedakan kemasan (cover buku bagi saya, dengan desain baru (bentuk dan warna). Jadi ingat cover buku salah satu buku Dewi Lestari (dee) seri supernova.



Bukan hanya buku tulisan pun perlu 'kemasan', dengan foto atau ilustrasi agar orang tertarik membaca dan tidak membosankan ketika dibaca. itu sebabnya kehadiran gambar/foto disarankan pada postingan blog.

Cover buku saya mana ya? hehe belum punya buku, semoga suatu saat.



*hehe bukannya sok akrab sama kang Dody nich (padahal gak kenal) karena kalau di panggil pak terlalu muda, kalau bicara logatna  sunda pisan .


Next posting Media Sosial dan Marketing pemateri Yoswohady