Bali terkenal dengan wisata pantainya. Dua kali ke Bali tempat yang saya kunjungi juga kebanyakan pantai. waktu itu acara kantor. Tetapi ternyata ada banyak tempat wisata di Bali selain pantaiyang bisa menjadi tujuan wisata terutama untuk kamu yang suka
dengan fauna atau hewan. Pertama adalah Monkey Forest. Tempat wisata ini berada
di Jl. Monket Forest, Ubud, Gianyar, Bali. Tempat yang memiliki nama Mandala
Suci Wenara Wana ini sebenarnya merupakan cagar alam serta kompleks candi dan
di kawasan ini terdapat sekitar 749 ekor monyet ekor panjang sehingga tidak
heran jika kawasan ini disebut sebagai Monkey Forest. Namun, jika berada di
kawasan ini, selain harus menjaga kebersihan juga hindari memberi makan monyet
selain pisang misalnya kacang atau makanan yang tidak diperkenankan untuk
diberikan.
Bulan Agustus mendatang usia pernikahan saya
tepat 12 tahun, kalau melihat angka rasanya tak terasa tapi kalau flask back, mengingat – ngingat kejadian
masa lalu, kerasa manis pahitnya 12 tahun. Salah satu hal paling manis adalah
kehadiran anak – anak melengkapi kebahagian. Salah satu masa pahitnya adalah
saat cicilan KPR naik hampir 1 juta hehehe.
Kalau dibikin list bakal panjang tapi yang pahit
tidak perlulah diingat – ingat cukup jadi pelajaran. Yang pasti rentang waktu 12
tahun membuat saya makin bersyukur pada banyak nikmat yang dianugrahkan Sang Pencipta.
Yang pasti seiring bertambahnya usia
pernikahan, di mana anak – anak masih perlu didampingi, waktu berduaan dengan suami sudah makin
jarang. Kadang ingin bisa dua – duaan sekedar nonton ke bioskop. Kalau baca artikel - artikel tentang relationship
after marriage memang disarankan membuat waktu berkualitas dengan
suami/istri, tujuan tentu bukan sekedar nostalgia tapi mempererat komitmen,
rasa saling sayang, kekompakan dan waktunya komptemplasi diri, saat waktu untuk
berdua berkurang karena kesibukan pekerjaan dan mendampingi anak – anak, godaan
akan mudah menyusup. Yang sudah menikah you
know lah ya hehehe. Beragam godaan.
Terus kalau liburan berdua, anak – anak gimana
donk? Disinilah pentingnya perencanaan.
Assalamualaikum teman, happy long week end, postingan liburam siapa tahu bisa jadi rekomendasi
untuk liburan tengah tahun atau akhir tahun nanti. Seperti tertera di judulnya
part 2, tulisan ini bagian dua dari postingan Wisata Tangkuban Perahu. Walaupun
begitu tetap bisa dibaca tanpa perlu membaca bagian satunya kok.
Alhamdulillah impian liburan
mengajak anak – anak ke Tangkuban Perahu tercapai. Remeh banget ya impian
liburannya, saat yang lain jauh – jauh, ini mah ke Bandung lagi Bandung lagi hahaha.
Segitu juga bahagia pokoknya mah. Kalau dihitung-hitung ini ketiga kalinya saya
ke Tangkuban Perahu, tapi dua kali kunjungan sebelumnya, puluhan tahun lalu,
saat masih sma dan trekking, jalan
kaki via hutan Jayagiri bareng teman – teman dan guru Biologi.
Suasana pagi di Gunung Tangkuban Perahu
Setiap mudik ke Bandung kami
mager (males gerak) karena enggan macet-macetan, Pak suami sudah jenuh dengan
kemacetan yang dihadapinya setiap hari
pulang pergi kantor jadi dia tidak mau jika masa liburan macet – macetan lagi,
begitulah kira – kira saya menebak isi benaknya *sotoy*.
Sampai akhirnya kami tahu dari
tol Cipali ada pintu untuk masuk ke kota Subang. Jadi kalau pengen liburan ke daerah Bandung barat
(Lembang) lebih mudah, karena dari
Subang ya nyambung ke Bandung barat, dari situ baru ke Dago (rumah Ibu).
Kami ke tangkuban perahu bulan
November lalu. Dari Jakarta sekitar pukul 4 sore sampai Subang
sekitar magrib. Kami langsung menuju penginapan yang sudah di booking via traveloka. Niat setelah
makan malam jalan – jalan sekitaran Subang batal karena hari hujan. Jadilah
kami kruntelan di penginapan setelah kuliner di sekitar penginapan dengan menu
tidak asing tapi juga tidak pernah membuat saya bosan, sambal, pete bakar, dan
ikan bakar.
Jalan – jalan bareng keluarga itu
seru, tapi lebih seru kalau jalan – jalan bareng keluarga besar, tapi sayangnya
tidak bisa sering dilakukan selain karena sulitnya mencari waktu yang pas juga biaya yang tidak sedikit. Sekitar dua
tahun lalu saya berlibur bersama
keluarga besar ke Lembang dan Ciater. Nah, di Ciater ini kita mendapat tempat
penginapan yang pas untuk liburan rame – rame, harga bersahabat, kapasitas besar, makanan
enak dan komplit, arena berenang dan bermain anak yang luas dan masjid luas yang
bagus dan bersih.
Salah satu
destinasi wisata impian saya adalah Bali, walaupun sudah pernah ke Bali dua
kali tapi karena acara dari kantor (waktu jaman saya masih ngantor 4 tahun
lalu) rasanya beda karena bareng teman –mteman
kantor bukan dengan keluarga. Yang ngagenin dari Bali selain keindahan alam dan
budayanya adalah oleh – olehnya yang bikin kalap karena harganya bersahabat. Semoga
suatu saat bisa ke Bali bareng keluarga dan
berikut tempat wisata sejarah yang ingin saya kunjungi di kota Denpasar.
Sebagai jantung utama Provinsi Bali,
Kota Denpasar ibarat wajah yang menggambarkan keindahan alam dan budaya pulau
dewata. Nyatanya, Denpasar memang memiliki beragam wisata sejarah dan edukasi,
yang dijamin mampu membuka jendela pengetahuan Anda terkait budaya dan
kehidupan masyarakat Bali.
Apa saja? Berikut beberapa tempat
wisata edukasi dan sejarah di Kota Denpasar yang wajob dikunjungi.
Bicara soal impian traveling ke luar negeri,
maunya yang deket – deket dulu, pertimbangannya ya dana hehehe. Salah satu
impian saya bisa halan – halan ke negeri asalnya Upin – Ipin, film yang jadi
favorit anak – anak di rumah. Bukan hanya saya, negara ini ternyata jadi tujuan
favorit sebagian masyarakat Indonesia lho salah satunya karena jarak yang dekat
dan transportasi yang mudah didapat. Malaysia
memiliki 11 negara bagian dan menawarkan banyak destinasi wisata yang layak dikunjungi.
Setelah browsing – browsing di internet, ini
katanya tempat wisata yang harus dikunjungi saat jalan-jalan ke Malaysia;
Jembatan Putrajaya
sumber:
makemytrip.com
Bagi yang ingin merasakan suasana eropa,
Jembatan Putrajaya adalah tempat wisata di Malaysia yang patut dikunjungi.
Dengan tur wisata yang buka pada hari sabtu dan minggu, kita bisa melihat
gedung-gedung pemerintahan, kantor, dan juga istana sultan. Pada malam harinya,
Jembatan Putrajaya akan terlihat indah dengan lampu yang bersinar di sekeliling
jembatan.
Menara Kembar Petronas
sumber: musement.com
Jalan-jalan ke Malaysia tanpa mengunjungi
Menara Kembar Petronas seperti pergi ke Bogor tanpa menikmati kolam air panas Gunung Panjang. Ya, Menara Kembar Petronas seakan menjadi
destinasi yang wajib dikunjungi. Di gedung yang pernah menjadi menara tertinggi
di dunia ini terdapat sebuah jembatan dengan ketingggian 170 meter yang
menghubungkan kedua menara.
Dari atas sana kita bisa berfoto ria dengan
latar belakang pemandangan kota Kuala Lumpur. Meskipun loket baru akan dibuka
pukul 09.30, namun sangat disarankan untuk mulai mengantre tiket masuk pada
pukul 06.00 pagi.
Jalan Alor
sumber:
telegraph.co.uk
Masih di Kuala Lumpur, tempat wisata di
Malaysia yang satu ini merupakan surga bagi pecinta kuliner. Jalan Alor
merupakan jalan lurus yang di kiri dan kanan jalan berderetan restoran yang
menawarakan beraneka makanan istimewa.
Yang membuat menarik dari jalan ini adalah
semua restoran menggelar kursi dan meja di depan bangunan hingga nyaris
menutupi jalan. Jika kalian ingin mencoba aneka kuliner, disarankan untuk menanyakan harga terlebih dahulu. Di beberapa
restoran harga makanan bisa ditawar loh.
Kek Lok Si
sumber: bohemiantravelers.com
Kek Lok Si yang juga dikenal dengan Kuil
Kebahagian Agung merupakan tempat ziarah Budhha dari berbagai negara, seperti
Hong Kong Filipina, dan Singapura. Jika ingin menikmati keindahan Kek Lok Si,
datanglah pada perayaan tahun baru Tiongkok.
Karena saat itulah Kuil dihiasi dengan puluhan
lentera yang tergantung hampir di setiap penjuru. Di kuil ini juga kita bisa
berlama-lama melihat pemandangan laut yang menawan, karena bangunan kuil yang
menghadap ke laut.
Taman Nasional Bako
sumber:
bambaexperience.com
Ingin merasakan hidup ditengah-tengah ratusan
habitat, tanaman, dan juga margasatwa unik. Coba kalian kunjungi tempat wisata
di Malaysia yang satu ini. Didirikan pada tahun 1957, Taman Nasional Bako
menyajikan pemandangan pantai yang indah.
Di Taman Nasional ini juga terdapat sebuah
danau air tawar dengan kesejukan khas hutan yang hening. Waktu yang tepat untuk
melihat keunikan Taman Nasional Bako adalah saat sore hari, di mana kita bisa
melihat aneka satwa seperti kera bekantan dan ratusan jenis burung sedang
berkeliaran.
Pulau Payar
sumber:
asiaatracttion.com
Tempat wisata di Malaysia kali ini merupakan
tempat wisata populer bagi wisatawan asing. Tempat wisata tersebut ialah Pulau Payar. Jika berkunjung ke tempat wisata ini, kita
mempunyai kesempatan melihat keindahan biota laut yang tidak bisa kita dapatkan
di tempat lain.
Di pulau yang indah ini, hal yang sangat
dilarang ialah memancing, jadi jika kita tidak ingin berurusan dengan dinas
perikanan setempat, sebaiknya jauhi kegiatan tersebut.
Itulah beberapa daftar tempat wisata di
Malaysia yang membuat banyak wisatawan ingin kembali ke sana. Jangan sampai dilewatkan
setiap tempat seru di sana ya... Selamat berlibur.
Teman-teman yang suka traveling pasti sudah tidak asing dengan
nama Arus Liar, salah satu rafting yang ada di Citarik Sukabumi. Tapi Arus Liar
tidak hanya menawarkan rafting lho, juga penginapan dengan tiga nuansa berbeda;
camping ground, saung tepi sungai
(serasa tinggal di desa), atau bungalow walaupun letaknya di tepi sungai namun
nuansa sunyinya lebih terasa. Untuk yang hanya berlibur sekeluarga saya kurang merekomendasikan di bungalow
karena area terlalu luas kecuali di bungalow ada tamu lain yang menginap.
Bungalow lebih cocok untuk acara gathering kantor karena dilengkapi tanah
lapang untuk acara/permainan.
Saya memilih menginap di Saung
tepi sungai yang disebut Kampung Ngaloen, dengan pertimbangan tempatnya pas tepi
sungai jadi anak – anak bisa bermain dan bisa denger gemericik air sepanjang
hari. Waraas pokokna mah.
Penginapan di tepi sungai
Tarif dan Fasilitas
Soal tarif cukup bersahabat, Rp
200.000,- permalam/orang sudah termasuk dua kali makan, pagi dan malam. Belum
termasuk tarif rafting sebesar 200 (tarif sudah termasuk makan siang).
Usia minimal untuk bisa ikut rafting 10 tahun. Kok murah amat? Karena
yang ditawarkan penginapan ala – ala menginap di perkampungan jadi fasilitasnya
sederhana, tapi tenang, kalau teman – teman pake provider dari si merah yang
memang rada mihil, sinyal untuk internetan kuat hehehe. Bandingkan dengan
provider lain yang saya juga pake (double sim) di tempat tinggal saya sekarang
aja, pinggiran kab. Bogor dan Tangsel, sinyalnya lelet.
Memang tidak ada wifi? Di camp
arus liarnya wifi gratis tapi kalau di penginapan harus beli.
Selain makan dua kali sehari,
tempat tidur layak, tersedia air mineral
dan kamar mandi bersih. Tanpa tv, jadi yang terdengar hanya gemericik
aliran air sungai, pokoknya terasa tinggal di desa jaman dulu. Cocok untuk niis
dan rehat sejenak dari keriuhan dan kesibukan kota.
Karena anak-anak masih dibawah
usia 10 tahun, saya tidak bisa ikutan rafting. Padahal pengen banget rafting
secara terakhir kali rafting ya pas acara kantor 10 tahunan lalu. Semoga next
time ada kesempatan. Tapi walaupun nggak bisa ikut rafting seneng banget karena
liat anak-anak antusias dan sukacita main di tepi sungai. Di kota mana bisa kayak gini?
Jadi inget masa kecil, sesekali
liat teman-teman yang kalau pulang sekolah berenang di Cikapundung kebetulan
sekolah saya tidak terlalu jauh dari sungai tersebut dan banyak teman-teman
yang rumahnya sekitar sungai Citarum. Karena saya tidak bisa berenang dan tidak
punya nyali buat turun ke sungai jadi cuma lihat dari atas saja hahaha.
Saung terletak tepat di tepi sungai jadi sementara Pak Suami dan
teman-temannya rafting saya menemani anak-anak main di sungai. Sungai yang juga
merupakan jalur rafting jadi saya sekalian nungguin Bapaknya anak – anak lewat.
Sungainya asli jernih tanpa
sampah. Oh ya penginapan berupa saung yang diberi nama Kampung Ngaloen berjumlah 10 saung. Dari camp Arus Liar
(tempat administrasi) sekitar 1 km dan hanya bisa dilewati jalan setapak, jadi
mobil parkir di camp Arus Liar. Tak perlu khawatir soal keamanan di Kampung
Ngaloen karena ada satpam yang menjaga 24 jam plus ada warung kecil yang
menyediakan kebutuhan darurat seperti sikat gigi, sabun, kopi dan mie rebus.
Jadi tak usah khawawatir kelaparan jika malam-malam, tinggal pesan indomie saja
. Maklumlah kalau ke jalan raya medannya
tidak asik jika di tempuh malam-malam, horror hahaha.
Menurut cerita dari bu warung dan Pak satpam, salah satu
rahasia bersihnya sungai Citarik karena pemilik rafting (pemilik rafting di
sekitar Citarik bukan hanya Arus Liar) turut mengedukasi masyarakat untuk
menjaga kebersihan sungai dengan melarang buang sampah ke sungai dan melarang
masyarakat menangkap ikan dengan cara diracun atau disetrum.
Masyarakat menuruti himbauan ini
karena kehadiran rafting membuka lapangan kerja dan ekonomi terdongkrak.
Terbukti di sekitar tempat – tempat rafting ada kios – kios yang menjual barang
keperluan rafting seperti sandal gunung dan koas.
Rafting
Tarif rafting sebenarnya ada
beberapa macam, tergantung panjang pendeknya jalur rafting yang kita pilih,
makin ke hulu tarif bertambah karena berarti jalur rafting makin panjang. Pada
saat-saat tertentu (sesi liburan atau cuaca sedang bersahabat) ada pilihan finish rafting di pantai Pelabuhan Ratu.
Jarak Arus Liar ke Pelabuhan Ratu sendiri jika di tempuh dengan kendaraan
pribadi hanya 1 jam. Jadi bisa banget nginep dan rafting di Arus Liar terus
menikmati sunrise atau sunset di Pelabuhan Ratu.
Tarif rafting dengan jarak
menengah sebesar 200 ribu/orang, jika ingin finish sampai pelabuhan rabu nambah
100 ribu/orang.
Kami ke sini sekitar bulan Mei
lalu, sebenarnya ini acara Pak Suami dan team di kantornya - acara atas
inisiatif teamnya dalam rangka refresing jadi biaya pribadi. Hanya Pak Suami dan satu
temannya yang membawa keluarga tapi temannya belum memiliki anak.
Jalan Cikidang
Teman-teman tahu donk jalur ke
Sukabumi itu macet. Untuk mencapai Arus Liar teman-teman bisa lewat jalur
alternatif Cikidang, namun jalannya berkelok naik turun dengan tikungan atau
turunan/tanjakan cukup tajam jadi tidak direkomendasikan untuk yang masih
belajar nyetir. Bonusnya lewat sini, udaranya sejuk karena kanan kiri, kebun
sawit, kebun karet, tanah – tanah yang masih perawan selain perkampungan. Perjalanan
dari Bogor ke Citarik memakan waktu sekitar 3 jam jika jalan lancar. Saat kami
kemari jalan tidak macet hanya di beberapa titik tersendat karena ada pasar
atau perbaikan jalan.
Anak – anak Sungai
Sungai di depan penginapan
Kampung Ngaloen karena landai dan berbatu jadi tempat main favorit anak – anak lokal
terutama pada hari minggu (libur sekolah). Jangan merasa terganggu dengan
kehadiran mereka karena mereka sekedar main, berenang, mencari ikan dan melihat
orang – orang yang rafting lewat. Seru banget lihat wajah – wajah ceria mereka
main air dengan leluasa dan tidak kenal takut berenang menantang arus. Mungkin
mereka generasi penerus pemandu rafting atau seperti ini masa kecil para
pemandu rafting saat ini, jadi mereka kenal betul arus Citarik. Tapi semoga
mereka kelak buka hanya jadi pemadu tapi pemilik hehehe. Saat ini kebanyakan
pemilik rafting orang – orang kota besar malah ada orang bule, cerita Ibu
pemilik kios.
Add caption
Add caption
So, jika teman – teman berencana
berlibur ke tempat berbeda, menikmati keindahan alam, budget minimal, namun tidak terlalu jauh dari Jabodetabek,
wisata ke Sukabumi bisa jadi alternatif.
Kalau dihitung - hitung sudah 3x
si sulung ke Kidzania dan belum bosan. Kunjungan terakhir beberapa bulan lalu,
field trip dari sekolah dengan tema profesi. sebelumnya saat TK B dan saat umur
3 tahun.
bukan hanya AZE yang belum bosan,
mamanya juga hehehe.
“Asik tahu De, ke Kidznia,” kata
AZE pada adiknya sepulang dari Kidzania.
Iya Adik belum pernah ke Kidzania
tadinya berharap ada field trip ke Kidzania
dari sekolah (TK) tapi ternyata belum ada. Papanya sih udah janji mau ngajak Adik
ke Kidzania sebagai hadiah ulang tahunnya bulan November mendatang.
Paling seru jadi pemadam kebakaran, beneran nyemprotin air lho
Hari beranjak sore ketika saya, Pak
suami dan anak-anak, sampai di pelantara parkir masjid Agung Banten. Perlu
berputar-putar mencari tempat parkir karena bingung, ini tempat parkir atau
area pasar. Kondisinya becek dan sesak dengan tenda-tenda pedagang yang tak
rapih dan tak teratur. Ternyata tempat parkir dan area pedagang ditempat yang
sama. Tidak kebayang kalau hari libur dan banyak pengunjung (kami kesana hari
senin), cigana pabaliut. Dan tiba-tiba merasa menyayangkan karena terkesan
kumuh, sementara di depan menjulang
masjid Agung Banten yang kokoh dan bersahaja.
Hari sabtu, minggu lalu saya
berkesempatan mengikuti workshop short travel video with smartphone di Hotel
Allium Tangerang dengan narasumber Teguh Sudarisman. Ada yang sudah tahu siapa
beliau? Untuk teman-teman traveler blogger atau travel writer sosoknya sudah
tidak asing lagi karena tulisan travelingnya yang sering menghiasi media massa
atau majalah khusus traveling kerap dijadikan rujukan para penulis perjalanan pemula. Teman-teman bisa intip portofolio mas Teguh
Sudarisman di www. TGIFmag.com atau intip IG di @teguhsudarisman.
Setelah menempuh perjalanan yang
cukup melelahkan (ternyata jarak dari Tangerang Selatan ke Tangerang itu
lumayan jauh ya) saya sampai di Hotel Allium Tangerang dengan selamat,
terlambat beberapa menit. Capek dan panas tapi semangat untuk mengikuti
workshop ini.
Short Travel Video Workshop
Alasan saya begitu tertarik ikut workshop smartphone videography karena ingin memaksimalkan fungsi smartphone sebagai
perangkat ngeblog. Terlebih saat ini keberadaan video dalam post blog membantu menaikkan
page view. Kenapa? Karena semua orang suka menonton, sebaliknya tidak semua
orang suka membaca. Menonton dinilai lebih praktis, efektif dan efisien
dibanding membaca. Jadi keberadaan video dalam post blog sangat membantu
‘pembaca’ atau pencari informasi. Selain itu video sebagai pelengkap blog post
membuat konten blog menjadi lebih menarik dan berisi.
Ada beberapa keungulan video
dibanding teks seperti dipaparkan mas
Teguh Sudarisman diantaranya; Video lebih banyak menyentuh
‘rasa’ dibandingkan teks sehingga lebih efektif menyampaikan pesan. Lebih
menarik untuk mempromoskan jasa atau produk dan mudah dibagikan keberbagai kanal
media sosial seperti facebook dan instagram.
Dan menurut sebuah survey yang dikutip dari Cisco jumlah penonton video dari tahun ketahun meningkat dan diperkirakan
pada tahun 2018, 69% trafik internet dalam bentuk video. Untuk video di Youtube saja view perharinya mencapai 4 miliar.
Jadi menurut pendapat saya, bagi
seorang blogger bisa membuat video dengan smartphone adalah keniscayaan, kecuali ngeblognya sekedar menulis, tidak mencari peluang mendapatkan penghasilan heheheh.
Keuntungan membuat video dengan smartphone
Lebih ringan, ringkas dan tentunya murah. Kemampuan smartphone untuk merekam saat ini sudah Full-HD dan suara stereo. Bisa langsung diedit dan upload dari smartphone.
Kelemahannya tentu kualitas tidak sebagus dengan DLSR/mirrorless dan tidak bisa bokeh.
Kenapa video pendek?
Rata-rata rentang
perhatian manusia sekitar 8,25 detik. Video berdurasi 1 menit terlalu pendek sedangkan lebih dari 5 menit teralalu panjang. Rentang video yang ideal pada kisaran 2-3 menit. Isi video bisa berupa dokumentar, berita, liputan, catatan pribadi atau feature.
foto pinjam dari FB mas Teguh
10 Langkah membuat video Apakah
saya perlu membuat video? Bagi saya ya sebagai dokumentasi dan pendukung tulisan.
Menyiapkan
perangkat keras untuk syut dan edit yaitu smartphone, tripod, atau tongsis dan perangkat pendukung lain yang dibutuhkan dan disesuaikan dengan kebutuhan saat syuting. Di sini mas Teguh memberikan tip dan trik memaksimalkan semua perangkat yang ada dan mudah di dapat (dengan harga terjangkau pula) untuk proses syuting. Seperti misalnya, menyiasati tongsis agar bisa digunakan untuk men syut tempat tinggi. Tambahkan dengan tripod mini plus disolatif. Ide-ide kecil yang luar biasa. Yang intinya, keterbatasan perangkat dan alat syuting jangan membuat patah arang untuk membuat video bagus.
tip dan trik :)
Salah satu perangkat pendukung yang direkomendasikan adalah tongsis merk Yung****. Wah kalau tongsis ini mah saya punya dari dulu tapi jarang dipake karena saya pikir kurang praktis karena tidak bisa dilipat pendek. waktu itu Pak suami yang beliin. Harganya terjangkau teman dan cukup stady untuk membuat video di rumah (saya membuat video memasak untuk lomba pake ini hehehe). Begini penampakan dari dekatnya. Dudukan bisa di buka pasang.
Menyiapkan software atau aplikasi membuat video
Mempelajari aplikasi membuat video
Proses syuting selesai yang tentunya terdiri dari beberapa shot, kita harus menyatukan menjadi sebuah video yang bercerita, untuk itu perlu aplikasi. Saat ini ada beberapa aplikasi yang ditawarkan. Mas Teguh merekomendasikan Power Director, karena mudah dan cukup lengkap.
Bagaimana menggunakan Power Director ini? Teman-teman bisa baca petunjuknya atau menonton tutorialnya di Youtube atau ikut workshop mas Teguh selanjutnya hehehe. Kabarnya dalam waktu dekat akan di adakan di Tangerang Selatan dan Yogyakarta. Nah pantengin aja FB nya karena selalu diumumkan di sana.
Mempelajari
konsep dan teknik syuting
Konsep dan teknik syuting dapat dipelajari dengan menonton video-video orang lain yang bagus di Youtube, latihan melakukan syut atau mengikuti workshop.
Merencanakan liputan
Sebaiknya saat akan membuat video terencana. Merencanakan apa saja yang akan diliput dan konsep liputan yang ingin kita buat. Bisa dimulai dengan mencari informasi subjek yang akan di syut, membuat skenario, menentukan lokasi, mencari aktor/aktris, alat dan properti yang harus disiapkan, terakhir menghitung biaya.
Jangan sampai sudah jauh-jauh ke suatu tempat bagus dan kita ingin membuat videonya, ternyata hasil video kurang maksimal karena persiapan kurang matang.
Melakukan syuting
Agar saat merekam stabil, gunakan tripod atau tongsis, posisi merekam dalam landscape, rekam sesuai waktu dan angle yang sudah direncanakan.
Melakukan editing
Editing dengan smartphone lakukan dengan satu aplikasi, misal power editor.
Upload di Youtube
Sharing dan promosi di media sosial.
narsis dulu yes...
foto pinjeman dari Teh Levina Mandalagiri
Allium Hotel Tangerang
Usai membeberkan teori membuat video dengan smartphone mas Teguh langsung menantang kami semua peserta workshop untuk membuat short video dengan lokasi Hotel Allium.
Hotel ini memiliki desain yang unik sehingga memiliki daya tarik tersendiri. Terletak tidak jauh dari bandara internasional Soekarno-Hatta. Dilengkapi dengan fasilitas meeting room, fitnes centre, swimming pool dan restorannya yang cozy.
salah satu sudut di Paris-Lyon Cafe Hotel Allium
Makanannya tak kalah lezat donk
Berikut short video travel saya;
Biar makin mahir harus sering latihan bikin video dan nonton video bagus sebagai bahan belajar, bisa intip youtubenya mas Teguh Sudarisman di sini .
Nah buat teman-teman yang berminat belajar membuat video dengan smartphone dengan mas Teguh Sudarisman bisa pantengin FB nya, kabarnya akan diadakan di Tangsel dan Yogyakarta dalam waktu dekat.
Menghabiskan akhir pekan di mall bagi sebagian besar
masyarakat urban dinilai pilihan
‘wisata’ paling efektif dan efisien karena bisa dilakukan sambil berbelanja dan
kuliner. Tak heran jika mall selalu penuh terutama pada tanggal – tanggal
setelah gajian. Walaupun adakalanya
bosan ngemall terlebih seiring usia
anak-anak, play ground sudah tidak lagi menarik minat mereka, acara ke mall
tetap menjadi agenda rutin keluarga muda masyarakat urban setiap bulan dengan alasan belanja bulanan.
Padahal bisa lho tetap belanja bulanan tanpa ke mall,
jadi waktu ke mall bisa diganti dengan berwisata ke tempat lain, jadi setiap
bulan bisa mengunjungi tempat wisata dalam kota berbeda. Wisata yang
tentunya membuka wawasan baru untuk kita dan anak-anak.
Seperti misalnya mengajak anak-anak menjelajah museum. Mengunjungi museum secara tidak langsung
membuat kita belajar sejarah dan budaya bangsa.
Banyak yang berubah begitu saya
menginjakkan kaki ke kota Bogor terhitung sejak saya pindah dari kota ini tiga
tahun lalu. Perubahan yang membuat saya berdecak kagum karena menjadi rapih,
tertata dan teratur. Tapi kami sempat bingung karena beberapa ruas jalan dua
jalur kini menjadi satu jalur. Untuk sesaat kami harus berputar arah kesana
kemari. Perubahan lain yang membuat saya terkesima adalah gapura ke daerah pecinan kota Bogor yaitu Surya
Kencana. Ehm, jadi ingat masa – masa tinggal di Bogor, kuliner di sini bareng
teman kantor saat jam makan siang hari jumat. Melewati Istana Bogor, teringat
saat hampir tiap akhir pekan kemari untuk memberi makan rusa bersama kedua si
kecil saya, kini trotoarnya jadi lebih lebar, makin nyaman untuk mengajak
anak-anak melihat dan memberi makan rusa-rusa.
Bogor
Hari minggu lalu saya kembali
menjejakkan kaki di Kota Bogor, jalan-jalan plus melihat langsung peresmian
sebuah taman bermain untuk anak-anak yang di Lapangan Sempur, Taman Kaulinan.
Disela kegiatan Mombassador SGM Eksplor
2016 saya kopdar sama mba Wien, sobat di
grup contesmania. Kopdar pertama saya dan mba Wien tahun 2013 ketika sama-sama
menang lomba menulis Sariwangi yang berhadiah camping di Sariater Subang, berlanjut ngobrol di grup
WA hingga saat ini. Meminjam istilah mba Wien, kami memang memiliki kesamaan
frekuensi, macam radio saja ya hahaha.
Liburan artinya rehat sejenak
dari rutinitas, pergi ke suatu tempat, bersenang-senang dan santai. Bersenang-senang bukan berarti lupa diri lho tapi
sekedar have fun and enjoy .
Disadari atau tidak berlibur membuat
belajar banyak hal, menambah pengalaman baru dan menambah rasa syukur pada sang Pencipta atas nikmat yang kita rasakan dan nikmat ciptaan-Nya. ‘Pelajaran’ dari berlibur
inilah yang membuat pulang berlibur jadi lebih bersemangat, menemukan ide dan badan terasa lebih fresh walaupun secara fisik lelah, kebersamaan keluarga pun makin
erat dan kompak.
Salah
satu tempat wisata yang ingin saya kunjungi adalah kota Semarang. Kenapa?
Karena saya ingin lebih dekat mengenal wisata budaya dan sejarahnya yang selama
ini hanya saya baca di buku atau lihat di tv.
Semarang, kota
yang dipenuhi jejak sejarah, dan terkenal dengan kulinernya yang masih kental
dengan kuliner khas Tionghoa. Memang Semarang membuat kita melihat beberapa
sejarah Tionghoa tertinggal di sana, seperti kuil Sam Phoo Kong yang kini
selain dijadikan salah satu object wisata juga merupakan tempat beribadah
masyarakat Semarang peranakan China. Daerah Pecinan di Jalan Lombok-Semarang, yang banyak terdapat
kuil-kuil. Memasuki daerah Pecinan benar-benar seperti berada di negeri tirai
bambu. Sejenak kita akan lupa tengah berada di kota Semarang.
Resto Kampung Anggrek BSD. Pernah dengar? Tepatnya terletak di Jalan Raya BuaranVictor Serpong. Saya dan Pak suami mampir ke resto ini karena penasaran dengan namanya. Ya, kenapa dinamai Kampung Anggrek? Apa didalamnya banyak bunga anggrek? Apa sekalian jualan anggrek? Sebagai pedagang anggrek saya penasaran donk.
Jadilah suatu hari beranjak sore sekitar pukul dua siang kami mampir ke resto ini, asli bukan karena lapar, karena kami baru makan dan melewati resto ini menuju rumah.
"Ngopi-ngopi aja ," kata Pak Suami.
Wah, resto ini resik dan adem. Nuasa etnik dan alam berpadu jadi satu. Ada beberapa pohon anggrek memang tapi jumlahnya tidak seberapa jadi rasanya kurang pas jika lantas dinamai Kampung Anggrek.
Salah satu kota tujuan mudik lebaran saya selain Bandung adalah Purwakarta, kota tempat keluarga besar Ibu tinggal. Orangtua Ibu bukan asli
Purwakarta tapi perantauan. Jadi sebelum ke Bandung saya mampir ke Purwakarta
dan bertemu Ibu, Bapak dan adik-adik saya di sini (semacam meeting poit) malam
harinya (kadang menginap) kami konvoi pulang ke Bandung – tempat keluarga besar Bapak.
Apa yang ada di benak teman-teman
tentang kota Bandung? Walkotnya Ridwan Kamil, tiris (dingin), banyak oulet,
taman kotanya bertema, mojangna gareulis (uhuk), tempat kuliner dan belanja
murah (dibandingkan Jakarta), wisata ke Lembang ....
Akh kalau ngomongin Bandung buat saya mah tak bisa
diungkapkan dengan kata-kata. Lahir, besar, mendapatkan jodoh sampai lahiran
anak pertama ya di Bandung heuheu.
Nah, ngomongin Bandung tak bisa
tidak dilepaskan dari budayanya, walaupun orang lebih mengenal Bandung sebagai wisata kuliner dan belanja. Mengenalkan kebudayaan daerah pada anak-anak tidak selalu membosankan lho, tergantung cara penyampaiannya. Dan menurut saya penting mengenalkan keanekaragaman budaya bangsa pada anak-anak karena dapat menumbuhkan
sikap toleransi, dan menumbuhkan rasa bangga terhadap bangsanya.
Udara yang sejuk, perkebunan
teh dan air panas alam, adalah tiga hal yang menjadi daya tarik Ciater Subang.
Tak heran setiap akhir pekan jalan menuju kemari selalu macet, saat long weekend
lebih macet. Tapi walaupun tahu menuju
Ciater macet, tetap saja ada yang ingin berlibur kesana, salah satunya saya dan
keluarga besar.
Awalnya saya sempat menolak ke
Cianter dengan alasan macet.
“Keun macet mah da usumna,
nikmati weh. Mun teu ayeuna iraha deui.”
Artinya kurang lebih seperti ini,
biarin macet karena memang musim macet,
kalau tidak sekarang kapan lagi.
Iya juga, secara gitu ya,
kapan bisa piknik bareng lagi? Cari waktunya itu lho yang susah, waktu bisa
bareng. Yap, ini ceritanya big family
trip. Selain bersama Mamah dan Bapak juga keempat adik saya. Satu adik saya
bersama suami dan anaknya, tiga adik saya masih bujangan.