Tampilkan postingan dengan label traveling. Tampilkan semua postingan

Inilah 5 Tempat Wisata di Bali Selain Pantai untuk Penyuka Fauna

Bali terkenal dengan wisata pantainya. Dua kali ke Bali tempat yang saya kunjungi juga kebanyakan pantai. waktu itu acara kantor. Tetapi ternyata  ada banyak tempat wisata di Bali selain pantai yang bisa menjadi tujuan wisata terutama untuk kamu yang suka dengan fauna atau hewan. Pertama adalah Monkey Forest. Tempat wisata ini berada di Jl. Monket Forest, Ubud, Gianyar, Bali. Tempat yang memiliki nama Mandala Suci Wenara Wana ini sebenarnya merupakan cagar alam serta kompleks candi dan di kawasan ini terdapat sekitar 749 ekor monyet ekor panjang sehingga tidak heran jika kawasan ini disebut sebagai Monkey Forest. Namun, jika berada di kawasan ini, selain harus menjaga kebersihan juga hindari memberi makan monyet selain pisang misalnya kacang atau makanan yang tidak diperkenankan untuk diberikan.

sumber foto kintamani.id

Tips Merencanakan Liburan Ulang Tahun Pernikahan

Bulan Agustus mendatang usia pernikahan saya tepat 12 tahun, kalau melihat angka rasanya tak terasa tapi kalau flask back, mengingat – ngingat kejadian masa lalu, kerasa manis pahitnya 12 tahun. Salah satu hal paling manis adalah kehadiran anak – anak melengkapi kebahagian. Salah satu masa pahitnya adalah saat cicilan KPR naik hampir 1 juta hehehe.

Kalau dibikin list bakal panjang tapi yang pahit tidak perlulah diingat – ingat cukup jadi pelajaran. Yang pasti rentang waktu 12 tahun membuat saya makin bersyukur pada banyak nikmat yang dianugrahkan Sang Pencipta.

Yang pasti seiring bertambahnya usia pernikahan, di mana anak – anak masih perlu didampingi,  waktu berduaan dengan suami sudah makin jarang. Kadang ingin bisa dua – duaan sekedar nonton ke bioskop. Kalau baca  artikel - artikel tentang   relationship after marriage memang disarankan membuat waktu berkualitas dengan suami/istri, tujuan tentu bukan sekedar nostalgia tapi mempererat komitmen, rasa saling sayang, kekompakan dan waktunya komptemplasi diri, saat waktu untuk berdua berkurang karena kesibukan pekerjaan dan mendampingi anak – anak, godaan akan mudah menyusup. Yang sudah menikah you know lah ya hehehe. Beragam godaan.

Terus kalau liburan berdua, anak – anak gimana donk? Disinilah pentingnya perencanaan.

Wisata Tangkuban Perahu, Kawah Domas #Part2

Assalamualaikum teman, happy long week end, postingan liburam siapa tahu bisa jadi rekomendasi untuk liburan tengah tahun atau akhir tahun nanti. Seperti tertera di judulnya part 2, tulisan  ini bagian dua dari  postingan Wisata Tangkuban Perahu. Walaupun begitu tetap bisa dibaca tanpa perlu membaca bagian satunya kok.

Kawah domas 

Yang mau baca bagian satunya bisa di WisataTangkuban Perahu, Kawah Ratu.


Wisata Alam Gunung Tangkuban Perahu Kawah Ratu (part 1)

Alhamdulillah impian liburan mengajak anak – anak ke Tangkuban Perahu tercapai. Remeh banget ya impian liburannya, saat yang lain jauh – jauh,  ini mah ke Bandung lagi Bandung lagi hahaha. Segitu juga bahagia pokoknya mah. Kalau dihitung-hitung ini ketiga kalinya saya ke Tangkuban Perahu, tapi dua kali kunjungan sebelumnya, puluhan tahun lalu, saat masih sma dan trekking, jalan kaki via hutan Jayagiri bareng teman – teman dan guru Biologi.


Suasana pagi di Gunung Tangkuban Perahu

Setiap mudik ke Bandung kami mager (males gerak) karena enggan macet-macetan, Pak suami sudah jenuh dengan kemacetan yang dihadapinya setiap  hari pulang pergi kantor jadi dia tidak mau jika masa liburan macet – macetan lagi, begitulah kira – kira saya menebak isi benaknya *sotoy*.

Sampai akhirnya kami tahu dari tol Cipali ada pintu untuk masuk ke kota Subang. Jadi  kalau pengen liburan ke daerah Bandung barat (Lembang)  lebih mudah, karena dari Subang ya nyambung ke Bandung barat, dari situ baru ke Dago (rumah Ibu).

Kami ke tangkuban perahu bulan November lalu. Dari Jakarta sekitar pukul 4 sore sampai Subang sekitar magrib. Kami langsung menuju penginapan yang sudah di booking via traveloka. Niat setelah makan malam jalan – jalan sekitaran Subang batal karena hari hujan. Jadilah kami kruntelan di penginapan setelah kuliner di sekitar penginapan dengan menu tidak asing tapi juga tidak pernah membuat saya bosan, sambal, pete bakar, dan ikan bakar.  

Jalan - jalan Bersama Keluarga Besar



Jalan – jalan bareng keluarga itu seru, tapi lebih seru kalau jalan – jalan bareng keluarga besar, tapi sayangnya tidak bisa sering dilakukan selain karena sulitnya mencari waktu yang pas  juga biaya yang tidak sedikit. Sekitar dua tahun lalu saya  berlibur bersama keluarga besar ke Lembang dan Ciater. Nah, di Ciater ini kita mendapat tempat penginapan yang pas untuk liburan rame – rame, harga bersahabat, kapasitas besar, makanan enak dan komplit, arena berenang dan bermain anak yang luas dan masjid luas yang bagus dan bersih.


5 Tempat Wisata Sejarah di Kota Denpasar

Salah satu destinasi wisata impian saya adalah Bali, walaupun sudah pernah ke Bali dua kali tapi karena acara dari kantor (waktu jaman saya masih ngantor 4 tahun lalu)  rasanya beda karena bareng teman –mteman kantor bukan dengan keluarga. Yang ngagenin dari Bali selain keindahan alam dan budayanya adalah oleh – olehnya yang bikin kalap karena harganya bersahabat.   Semoga suatu saat bisa ke Bali bareng keluarga  dan berikut tempat wisata sejarah yang ingin saya kunjungi di kota Denpasar.

Sebagai jantung utama Provinsi Bali, Kota Denpasar ibarat wajah yang menggambarkan keindahan alam dan budaya pulau dewata. Nyatanya, Denpasar memang memiliki beragam wisata sejarah dan edukasi, yang dijamin mampu membuka jendela pengetahuan Anda terkait budaya dan kehidupan masyarakat Bali.
Apa saja? Berikut beberapa tempat wisata edukasi dan sejarah di Kota Denpasar yang wajob dikunjungi.

1. Museum Bali


Sumber : bali-indonesia.com

Jalan-Jalan ke Malaysia, Wajib Banget Datang ke Tempat-Tempat Ini

Bicara soal impian traveling ke luar negeri, maunya yang deket – deket dulu, pertimbangannya ya dana hehehe. Salah satu impian saya bisa halan – halan ke negeri asalnya Upin – Ipin, film yang jadi favorit anak – anak di rumah. Bukan hanya saya, negara ini ternyata jadi tujuan favorit sebagian masyarakat Indonesia lho salah satunya karena jarak yang dekat dan transportasi yang mudah didapat.  Malaysia memiliki 11 negara bagian dan menawarkan banyak destinasi wisata yang layak dikunjungi.
Setelah browsing – browsing di internet, ini katanya tempat wisata yang harus dikunjungi saat jalan-jalan ke Malaysia;
Jembatan Putrajaya


sumber: makemytrip.com
Bagi yang ingin merasakan suasana eropa, Jembatan Putrajaya adalah tempat wisata di Malaysia yang patut dikunjungi. Dengan tur wisata yang buka pada hari sabtu dan minggu, kita bisa melihat gedung-gedung pemerintahan, kantor, dan juga istana sultan. Pada malam harinya, Jembatan Putrajaya akan terlihat indah dengan lampu yang bersinar di sekeliling jembatan.

Menara Kembar Petronas

sumber: musement.com

Jalan-jalan ke Malaysia tanpa mengunjungi Menara Kembar Petronas seperti pergi ke Bogor tanpa menikmati kolam air panas Gunung Panjang. Ya, Menara Kembar Petronas seakan menjadi destinasi yang wajib dikunjungi. Di gedung yang pernah menjadi menara tertinggi di dunia ini terdapat sebuah jembatan dengan ketingggian 170 meter yang menghubungkan kedua menara.
Dari atas sana kita bisa berfoto ria dengan latar belakang pemandangan kota Kuala Lumpur. Meskipun loket baru akan dibuka pukul 09.30, namun sangat disarankan untuk mulai mengantre tiket masuk pada pukul 06.00 pagi.
Jalan Alor

sumber: telegraph.co.uk

Masih di Kuala Lumpur, tempat wisata di Malaysia yang satu ini merupakan surga bagi pecinta kuliner. Jalan Alor merupakan jalan lurus yang di kiri dan kanan jalan berderetan restoran yang menawarakan beraneka makanan istimewa.

Yang membuat menarik dari jalan ini adalah semua restoran menggelar kursi dan meja di depan bangunan hingga nyaris menutupi jalan. Jika kalian ingin mencoba aneka kuliner, disarankan untuk menanyakan harga terlebih dahulu. Di beberapa restoran harga makanan bisa ditawar loh.
Kek Lok Si

 sumber: bohemiantravelers.com
Kek Lok Si yang juga dikenal dengan Kuil Kebahagian Agung merupakan tempat ziarah Budhha dari berbagai negara, seperti Hong Kong Filipina, dan Singapura. Jika ingin menikmati keindahan Kek Lok Si, datanglah pada perayaan tahun baru Tiongkok.
Karena saat itulah Kuil dihiasi dengan puluhan lentera yang tergantung hampir di setiap penjuru. Di kuil ini juga kita bisa berlama-lama melihat pemandangan laut yang menawan, karena bangunan kuil yang menghadap ke laut.
Taman Nasional Bako


sumber: bambaexperience.com


Ingin merasakan hidup ditengah-tengah ratusan habitat, tanaman, dan juga margasatwa unik. Coba kalian kunjungi tempat wisata di Malaysia yang satu ini. Didirikan pada tahun 1957, Taman Nasional Bako menyajikan pemandangan pantai yang indah.
Di Taman Nasional ini juga terdapat sebuah danau air tawar dengan kesejukan khas hutan yang hening. Waktu yang tepat untuk melihat keunikan Taman Nasional Bako adalah saat sore hari, di mana kita bisa melihat aneka satwa seperti kera bekantan dan ratusan jenis burung sedang berkeliaran.
Pulau Payar

sumber: asiaatracttion.com

Tempat wisata di Malaysia kali ini merupakan tempat wisata populer bagi wisatawan asing. Tempat wisata tersebut ialah Pulau Payar. Jika berkunjung ke tempat wisata ini, kita mempunyai kesempatan melihat keindahan biota laut yang tidak bisa kita dapatkan di tempat lain.
Di pulau yang indah ini, hal yang sangat dilarang ialah memancing, jadi jika kita tidak ingin berurusan dengan dinas perikanan setempat, sebaiknya jauhi kegiatan tersebut.
Itulah beberapa daftar tempat wisata di Malaysia yang membuat banyak wisatawan ingin kembali ke sana. Jangan sampai dilewatkan setiap tempat seru di sana ya... Selamat berlibur.

Berpetualang dan Bermalam di Arus Liar Sukabumi

Teman-teman yang suka traveling pasti sudah tidak asing dengan nama Arus Liar, salah satu rafting yang ada di Citarik Sukabumi. Tapi Arus Liar tidak hanya menawarkan rafting lho, juga penginapan dengan tiga nuansa berbeda; camping ground, saung tepi sungai (serasa tinggal di desa), atau bungalow walaupun letaknya di tepi sungai namun nuansa sunyinya lebih terasa. Untuk yang hanya berlibur sekeluarga  saya kurang merekomendasikan di bungalow karena area terlalu luas kecuali di bungalow ada tamu lain yang menginap. Bungalow lebih cocok untuk acara gathering kantor karena dilengkapi tanah lapang untuk acara/permainan.

Saya memilih menginap di Saung tepi sungai yang disebut Kampung Ngaloen, dengan pertimbangan tempatnya pas tepi sungai jadi anak – anak bisa bermain dan bisa denger gemericik air sepanjang hari. Waraas pokokna mah.




Penginapan di tepi sungai

Tarif dan Fasilitas
Soal tarif cukup bersahabat, Rp 200.000,- permalam/orang sudah termasuk dua kali makan, pagi dan malam. Belum termasuk tarif rafting sebesar 200 (tarif sudah termasuk  makan siang).  Usia minimal untuk bisa ikut rafting 10 tahun. Kok murah amat? Karena yang ditawarkan penginapan ala – ala menginap di perkampungan jadi fasilitasnya sederhana, tapi tenang, kalau teman – teman pake provider dari si merah yang memang rada mihil, sinyal untuk internetan kuat hehehe. Bandingkan dengan provider lain yang saya juga pake (double sim) di tempat tinggal saya sekarang aja, pinggiran kab. Bogor dan Tangsel, sinyalnya lelet.



Memang tidak ada wifi? Di camp arus liarnya wifi gratis tapi kalau di penginapan harus beli.

Selain makan dua kali sehari, tempat tidur layak, tersedia air mineral  dan kamar mandi bersih. Tanpa tv, jadi yang terdengar hanya gemericik aliran air sungai, pokoknya terasa tinggal di desa jaman dulu. Cocok untuk niis dan rehat sejenak dari keriuhan dan kesibukan kota.

Karena anak-anak masih dibawah usia 10 tahun, saya tidak bisa ikutan rafting. Padahal pengen banget rafting secara terakhir kali rafting ya pas acara kantor 10 tahunan lalu. Semoga next time ada kesempatan. Tapi walaupun nggak bisa ikut rafting seneng banget karena liat anak-anak antusias dan sukacita main di tepi sungai. Di kota mana bisa kayak gini?

Jadi inget masa kecil, sesekali liat teman-teman yang kalau pulang sekolah berenang di Cikapundung kebetulan sekolah saya tidak terlalu jauh dari sungai tersebut dan banyak teman-teman yang rumahnya sekitar sungai Citarum. Karena saya tidak bisa berenang dan tidak punya nyali buat turun ke sungai jadi cuma lihat dari atas saja hahaha.

Saung terletak tepat di tepi  sungai jadi sementara Pak Suami dan teman-temannya rafting saya menemani anak-anak main di sungai. Sungai yang juga merupakan jalur rafting jadi saya sekalian nungguin Bapaknya anak – anak lewat.



Sungainya asli jernih tanpa sampah. Oh ya penginapan berupa saung yang diberi nama Kampung Ngaloen   berjumlah 10 saung. Dari camp Arus Liar (tempat administrasi) sekitar  1 km  dan hanya bisa dilewati jalan setapak, jadi mobil parkir di camp Arus Liar. Tak perlu khawatir soal keamanan di Kampung Ngaloen karena ada satpam yang menjaga 24 jam plus ada warung kecil yang menyediakan kebutuhan darurat seperti sikat gigi, sabun, kopi dan mie rebus. Jadi tak usah khawawatir kelaparan jika malam-malam, tinggal pesan indomie saja . Maklumlah kalau ke jalan raya  medannya tidak asik jika di tempuh malam-malam, horror hahaha.

Menurut cerita  dari bu warung dan Pak satpam, salah satu rahasia bersihnya sungai Citarik karena pemilik rafting (pemilik rafting di sekitar Citarik bukan hanya Arus Liar) turut mengedukasi masyarakat untuk menjaga kebersihan sungai dengan melarang buang sampah ke sungai dan melarang masyarakat menangkap ikan dengan cara diracun atau disetrum.

Masyarakat menuruti himbauan ini karena kehadiran rafting membuka lapangan kerja dan ekonomi terdongkrak. Terbukti di sekitar tempat – tempat rafting ada kios – kios yang menjual barang keperluan rafting seperti sandal gunung dan koas.

Rafting
Tarif rafting sebenarnya ada beberapa macam, tergantung panjang pendeknya jalur rafting yang kita pilih, makin ke hulu tarif bertambah karena berarti jalur rafting makin panjang. Pada saat-saat tertentu (sesi liburan atau cuaca sedang bersahabat) ada pilihan finish rafting di pantai Pelabuhan Ratu. Jarak Arus Liar ke Pelabuhan Ratu sendiri jika di tempuh dengan kendaraan pribadi hanya 1 jam.  Jadi bisa banget nginep dan rafting di Arus Liar terus menikmati sunrise atau sunset di Pelabuhan Ratu.

Tarif rafting dengan jarak menengah sebesar 200 ribu/orang, jika ingin finish sampai pelabuhan rabu nambah 100 ribu/orang.

Kami ke sini sekitar bulan Mei lalu, sebenarnya ini acara Pak Suami dan team di kantornya - acara atas inisiatif teamnya dalam rangka refresing  jadi biaya pribadi. Hanya Pak Suami dan satu temannya yang membawa keluarga tapi temannya belum memiliki anak.

Jalan Cikidang
Teman-teman tahu donk jalur ke Sukabumi itu macet. Untuk mencapai Arus Liar teman-teman bisa lewat jalur alternatif Cikidang, namun jalannya berkelok naik turun dengan tikungan atau turunan/tanjakan cukup tajam jadi tidak direkomendasikan untuk yang masih belajar nyetir. Bonusnya lewat sini, udaranya sejuk karena kanan kiri, kebun sawit, kebun karet, tanah – tanah yang masih perawan selain perkampungan. Perjalanan dari Bogor ke Citarik memakan waktu sekitar 3 jam jika jalan lancar. Saat kami kemari jalan tidak macet hanya di beberapa titik tersendat karena ada pasar atau perbaikan jalan.


Anak – anak Sungai
Sungai di depan penginapan Kampung Ngaloen karena landai dan berbatu jadi tempat main favorit anak – anak lokal terutama pada hari minggu (libur sekolah). Jangan merasa terganggu dengan kehadiran mereka karena mereka sekedar main, berenang, mencari ikan dan melihat orang – orang yang rafting lewat. Seru banget lihat wajah – wajah ceria mereka main air dengan leluasa dan tidak kenal takut berenang menantang arus. Mungkin mereka generasi penerus pemandu rafting atau seperti ini masa kecil para pemandu rafting saat ini, jadi mereka kenal betul arus Citarik. Tapi semoga mereka kelak buka hanya jadi pemadu tapi pemilik hehehe. Saat ini kebanyakan pemilik rafting orang – orang kota besar malah ada orang bule, cerita Ibu pemilik kios.

Add caption

Add caption


So, jika teman – teman berencana berlibur ke tempat berbeda, menikmati keindahan alam, budget minimal,  namun tidak terlalu jauh dari Jabodetabek, wisata ke Sukabumi bisa jadi alternatif.

Videonya bisa dilihat di sini https://youtu.be/JyC2WHBVX-k







Bermain Seru di Kidzania Bersama Papa Mama

Kalau dihitung - hitung sudah 3x si sulung ke Kidzania dan belum bosan. Kunjungan terakhir beberapa bulan lalu, field trip dari sekolah dengan tema profesi. sebelumnya saat TK B dan saat umur 3 tahun.
bukan hanya AZE yang belum bosan, mamanya juga hehehe.
“Asik tahu De, ke Kidznia,” kata AZE pada adiknya sepulang dari Kidzania.
“Aku juga mau ke sana iya kan, Mah?” kata Adik.

Cerita si kecil saya ke Kidzania bisa baca di Kidzania Memperkenalkan Masa Depan

Iya Adik belum pernah ke Kidzania tadinya berharap ada field trip  ke Kidzania dari sekolah (TK) tapi ternyata belum ada. Papanya sih udah janji mau ngajak Adik ke Kidzania sebagai hadiah ulang tahunnya bulan November mendatang.

Paling seru jadi pemadam kebakaran, beneran nyemprotin air lho

Mesjid Agung Banten dan Keraton Surosuwan, Saksi Bisu Kejayaan Kesultanan Banten



Hari beranjak sore ketika saya, Pak suami dan anak-anak, sampai di pelantara parkir masjid Agung Banten. Perlu berputar-putar mencari tempat parkir karena bingung, ini tempat parkir atau area pasar. Kondisinya becek dan sesak dengan tenda-tenda pedagang yang tak rapih dan tak teratur. Ternyata tempat parkir dan area pedagang ditempat yang sama. Tidak kebayang kalau hari libur dan banyak pengunjung (kami kesana hari senin), cigana pabaliut. Dan tiba-tiba merasa menyayangkan karena terkesan kumuh, sementara di depan menjulang    masjid Agung Banten yang kokoh dan bersahaja.

Create Your Travel Stories with Smartphone



Hari sabtu, minggu lalu saya berkesempatan mengikuti workshop short travel video with smartphone di Hotel Allium Tangerang dengan narasumber Teguh Sudarisman. Ada yang sudah tahu siapa beliau? Untuk teman-teman traveler blogger atau travel writer sosoknya sudah tidak asing lagi karena tulisan travelingnya yang sering menghiasi media massa atau  majalah khusus traveling kerap dijadikan rujukan para penulis perjalanan pemula.  Teman-teman bisa intip portofolio mas Teguh Sudarisman di www. TGIFmag.com atau intip IG di @teguhsudarisman. 

Setelah menempuh perjalanan yang cukup melelahkan (ternyata jarak dari Tangerang Selatan ke Tangerang itu lumayan jauh ya) saya sampai di Hotel Allium Tangerang dengan selamat, terlambat beberapa menit. Capek dan panas tapi semangat untuk mengikuti workshop ini.

Short Travel Video Workshop
Alasan saya begitu tertarik ikut  workshop smartphone videography  karena ingin memaksimalkan fungsi smartphone sebagai perangkat ngeblog. Terlebih saat ini keberadaan video dalam post blog membantu menaikkan page view. Kenapa? Karena semua orang suka menonton, sebaliknya tidak semua orang suka membaca. Menonton dinilai lebih praktis, efektif dan efisien dibanding membaca. Jadi keberadaan video dalam post blog sangat membantu ‘pembaca’ atau pencari informasi. Selain itu video sebagai pelengkap blog post membuat konten blog menjadi lebih menarik dan berisi.

Ada beberapa keungulan video dibanding teks seperti dipaparkan mas  Teguh Sudarisman diantaranya; Video lebih banyak menyentuh ‘rasa’ dibandingkan teks sehingga lebih efektif menyampaikan pesan. Lebih menarik untuk mempromoskan jasa atau produk dan mudah dibagikan keberbagai kanal media sosial seperti facebook dan instagram.

Dan  menurut sebuah survey yang dikutip dari Cisco jumlah penonton video dari tahun ketahun meningkat dan diperkirakan pada tahun 2018, 69% trafik internet dalam bentuk video. Untuk video di Youtube saja view perharinya mencapai 4 miliar.

Jadi menurut pendapat saya,  bagi seorang blogger bisa membuat video dengan smartphone adalah keniscayaan, kecuali ngeblognya sekedar menulis, tidak mencari peluang mendapatkan penghasilan heheheh.

Keuntungan membuat video dengan smartphone
Lebih ringan, ringkas dan tentunya murah. Kemampuan smartphone untuk merekam saat ini sudah Full-HD dan suara stereo. Bisa langsung diedit dan upload dari smartphone.

Kelemahannya tentu kualitas tidak sebagus dengan DLSR/mirrorless dan tidak bisa bokeh.

Kenapa video pendek?
Rata-rata rentang perhatian manusia sekitar 8,25 detik. Video berdurasi 1 menit terlalu pendek sedangkan lebih dari 5 menit teralalu panjang. Rentang video yang ideal pada kisaran 2-3 menit. Isi video bisa berupa dokumentar, berita, liputan, catatan pribadi atau feature.

foto pinjam dari FB mas Teguh 

10 Langkah membuat video
Apakah saya perlu membuat video? Bagi saya ya sebagai dokumentasi dan pendukung tulisan.

Menyiapkan perangkat keras untuk syut dan edit yaitu smartphone, tripod, atau tongsis dan perangkat pendukung lain yang dibutuhkan dan disesuaikan dengan kebutuhan saat syuting. Di sini mas Teguh memberikan tip dan trik memaksimalkan semua perangkat yang ada dan mudah di dapat (dengan harga terjangkau pula) untuk proses syuting. Seperti misalnya, menyiasati tongsis  agar bisa digunakan untuk men syut tempat tinggi. Tambahkan dengan tripod mini plus disolatif. Ide-ide kecil yang luar biasa. Yang  intinya, keterbatasan perangkat dan alat syuting jangan membuat patah arang untuk membuat video bagus.

tip dan trik :)
Salah satu perangkat pendukung yang direkomendasikan adalah tongsis merk Yung****. Wah kalau tongsis ini mah saya punya dari dulu tapi jarang dipake karena saya pikir kurang praktis karena tidak bisa dilipat pendek. waktu itu Pak suami yang beliin. Harganya terjangkau teman dan cukup stady untuk membuat video di rumah (saya membuat video memasak untuk lomba pake ini hehehe). Begini penampakan dari dekatnya. Dudukan bisa di buka pasang.

Menyiapkan software atau aplikasi membuat video
Mempelajari aplikasi membuat video
Proses syuting selesai yang tentunya terdiri dari beberapa shot, kita harus menyatukan menjadi sebuah video yang bercerita, untuk itu perlu aplikasi. Saat ini ada beberapa aplikasi yang ditawarkan. Mas Teguh merekomendasikan Power Director, karena mudah dan cukup lengkap.
Bagaimana menggunakan Power Director ini? Teman-teman bisa baca petunjuknya atau menonton tutorialnya di Youtube atau ikut workshop mas Teguh selanjutnya hehehe. Kabarnya dalam waktu dekat akan di adakan di Tangerang Selatan dan Yogyakarta. Nah pantengin aja FB nya karena selalu diumumkan di sana.

Mempelajari konsep dan teknik syuting
Konsep dan teknik syuting dapat dipelajari dengan menonton video-video orang lain yang bagus di Youtube, latihan melakukan syut atau mengikuti workshop.

Merencanakan liputan
Sebaiknya saat akan membuat video terencana. Merencanakan apa saja yang akan diliput dan konsep liputan yang ingin kita buat. Bisa dimulai dengan mencari informasi subjek yang akan di syut, membuat skenario, menentukan lokasi, mencari aktor/aktris, alat dan properti yang harus disiapkan, terakhir menghitung biaya. 

Jangan sampai sudah jauh-jauh ke suatu tempat bagus dan kita ingin membuat videonya, ternyata hasil video kurang maksimal karena persiapan kurang matang.

Melakukan syuting 
Agar saat merekam stabil, gunakan tripod atau tongsis,  posisi merekam dalam landscape, rekam sesuai waktu dan angle yang sudah direncanakan. 

Melakukan editing 
Editing dengan smartphone lakukan dengan satu aplikasi, misal power editor.
Upload di Youtube
Sharing dan promosi di media sosial.

narsis dulu yes...


foto pinjeman dari Teh Levina Mandalagiri

Allium Hotel Tangerang 
Usai membeberkan teori membuat video dengan smartphone mas Teguh langsung menantang kami semua  peserta workshop  untuk membuat short video dengan lokasi Hotel Allium.  

Hotel ini memiliki desain yang unik sehingga memiliki daya tarik tersendiri. Terletak tidak jauh dari bandara internasional Soekarno-Hatta. Dilengkapi dengan fasilitas meeting room, fitnes centre, swimming pool dan restorannya yang cozy.

salah satu sudut di Paris-Lyon Cafe Hotel Allium

Makanannya tak kalah lezat donk 










Berikut short video travel saya;



Biar makin mahir harus sering latihan bikin video dan  nonton video bagus sebagai bahan belajar, bisa intip youtubenya mas Teguh Sudarisman di sini .

Nah buat teman-teman yang berminat belajar membuat video dengan smartphone dengan mas Teguh Sudarisman bisa pantengin FB nya, kabarnya akan diadakan di Tangsel dan Yogyakarta dalam waktu dekat.

Wisata dan Belanja bersama Honestbee dan Kriya Indonesia di Museum Tekstil Jakarta

Menghabiskan akhir pekan di mall bagi sebagian besar masyarakat urban  dinilai pilihan ‘wisata’ paling efektif dan efisien  karena bisa dilakukan sambil berbelanja dan kuliner. Tak heran jika mall selalu penuh terutama pada tanggal – tanggal setelah gajian.  Walaupun adakalanya bosan ngemall terlebih seiring usia anak-anak, play ground sudah tidak lagi menarik minat mereka, acara ke mall tetap menjadi agenda rutin keluarga muda masyarakat urban setiap bulan  dengan alasan belanja bulanan.

Padahal  bisa lho tetap belanja bulanan tanpa ke mall, jadi waktu ke mall bisa diganti dengan berwisata ke tempat lain, jadi setiap bulan bisa mengunjungi tempat wisata dalam kota berbeda. Wisata yang tentunya   membuka wawasan baru untuk kita dan anak-anak. Seperti misalnya mengajak anak-anak menjelajah museum.  Mengunjungi museum secara tidak langsung membuat kita belajar sejarah dan budaya bangsa.



Bermain di Taman Kaulinan Bogor

Banyak yang berubah begitu saya menginjakkan kaki ke kota Bogor terhitung sejak saya pindah dari kota ini tiga tahun lalu. Perubahan yang membuat saya berdecak kagum karena menjadi rapih, tertata dan teratur. Tapi kami sempat bingung karena beberapa ruas jalan dua jalur kini menjadi satu jalur. Untuk sesaat kami harus berputar arah kesana kemari. Perubahan lain yang membuat saya terkesima adalah  gapura ke daerah pecinan kota Bogor yaitu Surya Kencana. Ehm, jadi ingat masa – masa tinggal di Bogor, kuliner di sini bareng teman kantor saat jam makan siang hari jumat. Melewati Istana Bogor, teringat saat hampir tiap akhir pekan kemari untuk memberi makan rusa bersama kedua si kecil saya, kini trotoarnya jadi lebih lebar, makin nyaman untuk mengajak anak-anak melihat dan memberi makan rusa-rusa.

Bogor
Hari minggu lalu saya kembali menjejakkan kaki di Kota Bogor, jalan-jalan plus melihat langsung peresmian sebuah taman bermain untuk anak-anak yang  di Lapangan Sempur, Taman Kaulinan. 

Dua Jam Jalan-Jalan di Yogyakarta

Disela kegiatan Mombassador SGM Eksplor 2016 saya kopdar  sama mba Wien, sobat di grup contesmania. Kopdar pertama saya dan mba Wien tahun 2013 ketika sama-sama menang lomba menulis Sariwangi yang berhadiah camping  di Sariater Subang, berlanjut ngobrol di grup WA hingga saat ini. Meminjam istilah mba Wien, kami memang memiliki kesamaan frekuensi, macam radio saja ya hahaha.



Bisa baca Cerita tentang Mombassador SGM Eksplor di Temu Bunda SGM 2016

Berpetualang saat Liburan ala Anak-Anak

adventure is out there
Liburan artinya rehat sejenak dari rutinitas, pergi ke suatu tempat, bersenang-senang dan santai.  Bersenang-senang bukan berarti lupa diri lho tapi sekedar have fun and enjoy

Disadari atau tidak berlibur membuat belajar banyak hal, menambah pengalaman baru dan menambah rasa syukur pada sang Pencipta atas nikmat yang kita rasakan dan nikmat ciptaan-Nya. ‘Pelajaran’ dari berlibur inilah  yang  membuat pulang berlibur  jadi lebih bersemangat, menemukan ide  dan badan terasa lebih fresh walaupun secara fisik lelah, kebersamaan keluarga pun makin erat dan kompak.

OTA (Online Travel Agency) Membuat Dunia Dalam Genggaman


Sumber gambar: www.agoda.com

Salah satu tempat wisata yang ingin saya kunjungi adalah kota Semarang. Kenapa? Karena saya ingin lebih dekat mengenal wisata budaya dan sejarahnya yang selama ini hanya saya baca di buku atau lihat di tv.

Semarang, kota yang dipenuhi jejak sejarah, dan terkenal dengan kulinernya yang masih kental dengan kuliner khas Tionghoa. Memang Semarang membuat kita melihat beberapa sejarah Tionghoa tertinggal di sana, seperti kuil Sam Phoo Kong yang kini selain dijadikan salah satu object wisata juga merupakan tempat beribadah masyarakat Semarang peranakan China. Daerah Pecinan di Jalan  Lombok-Semarang, yang banyak terdapat kuil-kuil. Memasuki daerah Pecinan benar-benar seperti berada di negeri tirai bambu. Sejenak kita akan lupa tengah berada di kota Semarang.

Kampung Anggrek Buaran Serpong

Resto Kampung Anggrek BSD. Pernah dengar? Tepatnya terletak di Jalan Raya BuaranVictor Serpong. Saya dan Pak suami mampir ke resto ini karena penasaran dengan namanya. Ya, kenapa dinamai Kampung Anggrek? Apa didalamnya banyak bunga anggrek? Apa sekalian jualan anggrek? Sebagai pedagang anggrek saya penasaran donk.


Jadilah suatu hari beranjak sore sekitar pukul dua siang kami mampir ke resto ini, asli bukan karena lapar, karena kami baru makan dan melewati resto ini menuju rumah.

"Ngopi-ngopi aja ," kata Pak Suami.
Wah, resto ini resik dan adem. Nuasa etnik dan alam berpadu jadi satu. Ada beberapa pohon anggrek memang tapi jumlahnya tidak seberapa jadi rasanya kurang pas jika lantas dinamai Kampung Anggrek.



Geliat Gerabah Plered Purwakarta


Satu set Teh Poci

Salah satu kota tujuan mudik lebaran saya  selain Bandung adalah Purwakarta, kota tempat keluarga besar Ibu tinggal. Orangtua Ibu bukan asli Purwakarta tapi perantauan. Jadi sebelum ke Bandung saya mampir ke Purwakarta dan bertemu Ibu, Bapak dan adik-adik saya di sini (semacam meeting poit) malam harinya (kadang menginap) kami konvoi pulang ke Bandung –  tempat keluarga besar Bapak.


Menikmati Alunan Bambu di Saung Angklung Udjo Bandung

Apa yang ada di benak teman-teman tentang kota Bandung? Walkotnya Ridwan Kamil, tiris (dingin), banyak oulet, taman kotanya bertema, mojangna gareulis (uhuk), tempat kuliner dan belanja murah (dibandingkan Jakarta), wisata ke Lembang ....

Akh kalau  ngomongin Bandung buat saya mah tak bisa diungkapkan dengan kata-kata. Lahir, besar, mendapatkan jodoh sampai lahiran anak pertama ya di Bandung heuheu.

Nah, ngomongin Bandung tak bisa tidak dilepaskan dari budayanya,  walaupun orang lebih mengenal Bandung sebagai wisata kuliner dan belanja.  Mengenalkan kebudayaan daerah pada anak-anak tidak selalu membosankan lho, tergantung cara penyampaiannya. Dan menurut saya penting mengenalkan keanekaragaman budaya bangsa pada anak-anak karena dapat menumbuhkan sikap toleransi, dan menumbuhkan rasa bangga terhadap bangsanya. 

Ke Saung Angklung Udjo

Bermalam di Lembah Sarimas Resort & Hotel

Udara yang sejuk, perkebunan teh dan air panas alam, adalah tiga hal yang menjadi daya tarik Ciater Subang. Tak heran setiap akhir pekan jalan menuju kemari selalu macet, saat long weekend lebih macet. Tapi walaupun  tahu menuju Ciater macet, tetap saja ada yang ingin berlibur kesana, salah satunya saya dan keluarga besar.

Awalnya saya sempat menolak ke Cianter dengan alasan macet.
Keun  macet mah da usumna, nikmati weh. Mun teu ayeuna iraha deui.”
Artinya kurang lebih seperti ini, biarin  macet karena memang musim macet, kalau tidak sekarang kapan lagi.

Iya juga, secara gitu ya, kapan bisa piknik bareng lagi? Cari waktunya itu lho yang susah, waktu bisa bareng.  Yap, ini ceritanya big family trip. Selain bersama Mamah dan Bapak juga keempat adik saya. Satu adik saya bersama suami dan anaknya, tiga adik saya masih bujangan.
Baiklah, mari bermacet-macetan.