Dampak Ekonomi dan Kematian Penyakit TB

Tidak seperti tulisan-tulisan mengenai tuberkolusis yang sudah saya posting sebelumnya (bisa dilihat di serba-serbi tubercolusis bagian katagori), yang bersifat klinis maka di tulisan ini akan membahas dampak ekonomi yang ditimbulkan penyakit TB.

Dampak Ekonomi Penyakit TB
Sakit selalu memiliki dampak ekonomi karena untuk sembuh dibutuhkan biaya yaitu biaya untuk perawatan dan obat. Terlebih jika penyakit yang di derita butuh proses panjang untuk bisa sembuh seperti TB yang membutuhkan waktu 6 bulan mengkonsumsi obat. Waktu penyembuhan bisa lebih panjang jika TB yang diidap adalah TB resisten atau TB MDR.

Di Indonesia TB adalah pembunuh nomor satu diantara penyakit menular dan peringkat 3 dari 10 penyakit pembunuh seperti, stroke, kanker dan diabetes. Menurut data Riskesdas 2007, setiap hari diperkirakan 186 meninggal karena TB

Selama ini, banyak orang  termasuk saya, merasa bahwa dampak ekonomi suatu penyakit hanya dirasakan penderita dan keluarganya namun jika ditelusuri lebih lanjut ternyata bisa memberi dampak lebih besar yaitu pada negara. 

gambar dari sini 

Dampak ekonomi pada penderita dan keluarga
Bagaimana TB memberi dampak ekonomi pada penderitanya, kan OAT tersedia gratis? Benar sekali. Namun perlu diingat TB umumnya menyerang usia produktif (15-55 tahun). Dan saat seseorang terjangkit TB ada banyak kemungkinan yang dilakukan. Penderita pengobatan secara tuntas sehingga sembuh total atau lalai melakukan pengobatan sehingga menderita TB resisten atau TB MDR.

Jika dia seorang karyawan dan menderita TB MDR besar kemungkinan dia resign dari tempat kerja karena pengobatan untuk TB MDR memerlukan penderita datang ke klinik atau rumah sakit secara periodik, kemungkinan kedua dia dikeluarkan dari tempat kerja dengan alasan khawatir menulari karyawan lain atau mencemari produk - jika dia bekerja di perusahaan farmasi atau makanan bagian factory (bukan di office) yang harus higienis. 

Dan faktanya Menurut survey yang dilakukan oleh WHO penderita MDR-TB di dunia cukup besar dan cenderung meningkat. Indonesia sendiri menempati peringkat ke 8 dari 27 negara dengan TB MDR terbanyak di dunia. Diperkirakan penderitanya sekitar 6900. 1,9% adalah TB MDR dari pasien baru dan 12% dari pasien yang sudah mengalami pengobatan.

Jika penderita adalah tulang punggung keluarga, bisa dipastikan ekonomi keluarga akan langsung timpang terlebih jika sampai meninggal. Jika penderita adalah seorang istri dan ibu dari anak-anak, maka ada beban ekonomi dan mental secara tak langsung pada keluarga. Anak-anak kurang terperhatikan dan mungkin menambah biaya karena memerlukan asisten untuk melakukan pekerjaan rumah tangga yang biasanya di lakukan istri.

Jika penderita perlu di rawat akan ada biaya tambahan, yaitu biaya ‘operasional’ keluarga untuk mendampingi selama di rumah sakit dalam hal ini ongkos dan biaya makan. Dan penelitian menunjukkan 75% pasien TB harus mengambil pinjaman atau berhutang untuk biaya pengobatan dan biaya sehari-hari.

Dampak ekonomi pada negara
Pemerintah menggratiskan OAT namun bukan berarti pemerintah mendapatkan OAT secara gratis. Walaupun ada bantuan pendanaan dari organisasi dunia diantaranya dari Global Fund, tapi tidak 100%. Dan selain OAT, pelayanan kesehatan TB gratis termasuk pemeriksaan klinis seperti rontgen, tes mantox dan tes dahak.

gambar dari sini
Dan dana hibah asing bersifat sementara dan akan berkurang seiring majunya perekonomian dalam negara. Dan pada tahun 2016 pemerintah mentargetkan 80% dana untuk pelayanan program tuberkulosis bersumber dari domestik, dengan tiga sumber yaitu meningkatkan pembiayaan pemerintah pusat dan daerah, asuransi dan kontribusi swasta seperti CSR serta penerapan program yang efektif dan efisien. 

Pemerintah  mengambil sebagian dana untuk menggratiskan OAT dan pelayanan kesehatan TB lainnya dari anggaran pendapatan dan belanja negara atau APBN. Artinya jika penderita TB bertambah otomatis beban pemerintah akan bertambah. Sebaliknya jika penderita TB berkurang, dana untuk pembiayaan TB berkurang sehingga dananya  bisa digunakan untuk perbaikan di bidang pendidikan atau fasilitas publik lainnya.

Dampak ekonomi lain yang ditimbulkan TB tidak dalam bentuk hitungan rupiah secara langsung, seperti;

  1. Kerugian produktivitas akibat disabilitas. Waktu produktif berkurang karena sakit. Jika penderita TB seorang karyawan maka produktivitasnya akan berkurang karena sakit
  2. Kerugian produktivitas  akibat kematian prematur. Jika penderita TB meninggal maka jumlah tenaga produktif berkurang.
Pertumbuhan ekonomi bangsa secara keseluruhan bisa terganggu karena jumlah usia produktif berkurang terlebih saat ini setiap tahun ditemukan 460.000 kasus baru TB.

Mengurangi dampak ekonomi TB
Sebagai negara berkembang, salah satu masalahnya adalah kemiskinan dan kemiskinan sering terkait dengan tingginya jumlah penyakit menular diantaranya TB.

Dan faktanya, TB juga banyak menjangkiti kelas menengah perkotaan (menjadi penyebab kematian no  4 setelah stroke, diabetes dan hipertensi) hal itu karena lingkungan kotor (polusi rokok dan asap kendaraan) dan pola makan tidak sehat (makan hanya berdasarkan selera lidah bukan memilih makanan sehat), sehingga daya tahan tubuh menjadi lemah dan mudah terjangkiti penyakit menular.

Seperti kata pepatah mencegah lebih baik daripada mengobati. Maka yang bisa kita lakukan adalah melakukan pola hidup sehat; mengkonsumsi makanan sehat dan menjaga kebersihan lingkungan. Dan peduli, untuk menemukan dan penyembuhkan penderita TB jika ada dilingkungan sekitar.



Tulisan ini diikutsertakan dalam Lomba Blog TB sesi 6


Referensi :
www.pppl.kemkes.go.id
www.kesehatan.kompasiana.com


Wordless Wednesday - A Letter from My Daughter

Pada beberapa keadaan Azka mengungkapkan perasaannya melalui tulisan spontan dan selalu membuat kami, saya dan Abinya cekikikan sekaligus mewek hahaha. Surat-surat itu kami simpan dalam folder khusus berikut gambar dan coretan hasil karyanya yang lain. One day you will have a life of your own and we will miss you...I ask God bless and protect U always (6 th, 12 mei 2014)




Sponsored Video : Lifebuoy's Tree of Life

Tidak ada yang bisa melampaui cinta seorang ibu untuk anaknya atau kesedihan kehilangan anak .

Beberapa daerah di Indonesia, sebagian daerah Jawa dan Sumatra, memiliki tradisi unik yaitu menanam pohon untuk memperingati peristiwa bersejarah bagi diri dan keluarganya seperti pada 7 bulan kehamilan, kelahiran dan pernikahan. Tradisi ini telah ada sejak ratusan tahun lalu yang tujuannya dimaksudkan untuk mewariskan anak cucu dengan hasil pohon yang dapat di manfaatkan. Sayangnya seiring waktu dan kemajuan jaman, tradisi ini mulai dilupakan, hanya sebagian kecil dari masyarakat yang masih melakukan tradisi ini.

Salah satu Desa yang masih melakukan tradisi menanam pohon saat kelahiran bayi adalah desa di mana seorang ibu muda bernama Utari tinggal. Keluarga Utari menanam pohon saat dirinya melahirkan, sayang anaknya meninggal sebelum  usianya mencapai 5 tahun. Keadaan ini meninggalkan luka yang sangat mendalam dan mengguncang jiwa Utari.

Kematian yang umumnya disebabkan oleh diare yang sebetulnya dapat di cegah dengan cara yang sederhana yaitu mencuci tangan. Tindakan sederhana mencuci tangan dengan sabun dapat mencegah banyak penyakit diantaranya diare dan pneumonia yang merupakan penyebab utama  kematian balita setiap harinya di dunia.

Tahun lalu Lifebuoy melakukan gerakan mengajarkan kebiasaan mencuci tangan yang sehat di desa Thesgora India. Dan terbukti mengurangi diare dari 36% menjadi 5%. Dan tahun ini gerakan mencuci tangan yang sehat  akan di lakukan di Indonesia.

Dan di bawah ini adalah video kampanye penyelamatan jiwa dari Lifebuoy.
Selama 10 tahun terakhir, sabun Lifebuoy telah berpartisipasi dalam membantu mencegah kematian akibat diare dan pneumonia  dengan mengajarkan anak-anak  melakukan tindakan sederhana yaitu mencuci tangan dengan sabun. Lifebuoy diluncurkan di Inggris oleh Lever Brothers pada tahun 1895, dengan tujuan untuk membasmi wabah kolera.  Pada tahun 1917 William Hesketh Lever dianugerahi gelar Lord Leverhulme atas kontribusinya terhadap pendidikan kesehatan dan kebersihan.

Ingin  membantu anak-anak mencapai ulang tahun kelima mereka dengan berbagi video ini dan cerita Utari di media sosial dengan # helpachildreach5 "


Postingan ini di sponsori oleh Lifebuoy tapi isi tulisan adalah tanggung jawab penulis.


Untuk mengetahui lebih lanjut  kunjungi akun dan website resmi Lifebuoy di bawah ini.
facebook
YouTube
Twitter
Lifebuoy Website




Being Mom isn’t Always Easy

Seorang teman yang baru tahu saya udah jadi irt, bertanya dengan wajah kebingungan,”Terus di rumah ngapain?” saya maklum kalau dia bingung, mungkin tak terbayangkan kalau dia ada di posisi seperti saya.
“Ya, ngurus anak. Pengennya produktif seriusin hobi nulis tapi ternyata rempong,” jawan saya sambil tertawa.

Yap, walaupun untuk urusan cuci setrika dan ngepel rumah di bantu asisten pulang hari tetap saja merasa kerepotan membagi waktu antara untuk anak-anak dan diri saya produktif.

“Sebenarnya gak ada istilah gak ada waktu, loe aja yang gak bisa menej waktu,”ujar suami waktu saya ngeluh untuk kesekian kalinya soal waktu.  Hehe kayaknya dia mulai kesal dengan keluhan saya. Iya sih, kalau di pikir-pikir saya kebanyakan tidur, kalau udah ngelonin anak-anak, blas ketiduran bangun-bangun pagi. kalaupun tengah malam bangun untuk bikin si kecil susu tidur lagi kecuali ada dl.

Jadi saya sungguh salut dengan irt yang saya kenal di dunia maya dan bisa produktif. Ngeblog iya, kontes sering menang, nerbitin banyak buku pula.

Saya lebih sering menulis banyak terutama bikin tulisan untuk kontes blog kalau anak-anak tidur siang. Tapi Azka paling susah di minta tidur siang, daripada saya esmosi akhirnya saya menawarkan,”Oke, gak tidur siang tapi gak nonton dan jangan ganggu mama. Mama mau ngetik. “

Azka ngangguk-ngagguk kegirangan dan mainlah seorang diri.
“Ya nggak bisa gitu, harusnya Mama tegas, Azka harus tidur siang.”
Iya sih tapi...oke saya salah, egois ;p

Dan Azka, walaupun sudah diminta jangan ganggu mama tetap selalu menginterupsi, minta ini itu atau nanya ini itu yang bikin gak konsen.

“Ma, tolong bukain ini donk, aku gak bisa?” pintanya dengan intonasi takut-takut.
Atau,”Ma, nanti klo udah ngetik bantuin aku nulis surat ya.” Saat mama menoleh, Azka buru-buru berkata,”Tapi nanti aja kok kalau mama udah selesai ngetiknya.

Rasa kesal saya seketika menguap  saat melihat ekspresi tak enak hati di wajah Azka. Ternyata tak mudah untuk total menjadi seorang mama, yang seharusnya ‘ada’ dan ‘siap’ saat anak-anak terjaga.



TB, HIV dan Ko-Infeksi TB-HIV adalah Tantangan Bersama

(alhamdulillah,  tulisan ini jadi juara untuk lomba blog TB sesi 5)

Sesi 5 menulis tentang TB. Bosan? Nggak lah karena setiap sesi memiliki tema berbeda dan yang pasti pengetahuan saya mengenai penyakit TB bertambah. Awalnya, sebelum ikut kontes blog ini, penyakit TB selalu mengingatkan saya pada seorang tetangga yang meninggal karena TB, belasan tahun lalu. Di benak saya TB adalah penyakit penakutkan dan tidak bisa disembuhkan. Kini saya tahu, TB bisa disembuhkan jika diobati secara teratur sesuai petunjuk dokter. serba-serbi tentang TB bisa dilihat di serba-serbi tuberculosis katagori blog ini.

Kali ini bahasannya tentang TB dan HIV. Apa hubungannya TB dan HIV? Saya juga baru tahu lho jika TB dan HIV itu berhubungan ketika saya googling untuk mengikuti tema di sesi 5 ini.
TB dan HIV



Persamaan TB dan HIV, keduanya digolongkan sebagai penyakit yang mematikan atau menyebabkan kematian.

Perbedaannya;
  1. TB dapat disembuhkan
  2. HIV tidak dapat disembuhkan tapi bisa dikendalikan sehingga penderita dapat hidup berkualitas dan produktif.
  3. TB disebabkan oleh bakteri mycobacterium tuberculosis dan menyerang berbagai organ tubuh tapi terutama dan umumnya menyerang paru-paru.
  4. HIV atau Human Immunodeficiency Virus di sebabkan oleh virus,  menyerang sistem kekebalan tubuh dan melemahkan kemampuan tubuh untuk melawan penyakit yang datang. Penyakit yang umum dan biasapun menjadi berat jika menginfeksi penderita HIV
  5. Penularannya;
TB ditularkan melalui udara yaitu saat penderita batuk atau bersin, kuman yang keluar akan tersebar ke udara dan jika terhirup orang sehat yang kekebalan tubuhnya lemah akan terjangkit.
Sedangkan HIV ditularkan melalui darah, cairan mani (bukan sperma), cairan vagina dan air susu ibu (ASI).

Tindakan yang bisa menularkan HIV adalah;
  1. Berhubungan intim dengan orang yang terinfeksi HIV
  2. Menggunakan jarum suntik yang sama
  3. Ibu yang terinfeksi HIV menyusui bayinya
Ko-infeksi  TB-HIV
Ko-infeksi TB –HIV adalah pasien TB dengan HIV dan ODHA dengan TB
Kombinasi TB dan HIV adalah penyakit yang mematikan dan menurut lapororan WHO pada tahun 2012 menyebutkan bahwa 320.000 dan 1,3 juta yang meninggal karena TB adalah orang yang mengidap HIV-AIDS (ODHA). Di Indonesia sendiri menurut dirjen pengendalian penyakit dan penyehatan lingkungan (P2PL) 3% kasus TB baru adalah mengidap HIV.  Dan penyebab utama kematian orang yang terinfeksi HIV/AIDS adalah karena terjangkit TB.

Bagaimana kombinasi ini bisa mematikan? Untuk memahaminya kita perlu lebih dulu tahu lebih detail mengenai HIV/AIDS

HIV/AIDS dan Sistem Kekebalan Tubuh
HIV membunuh salah satu sel darah putih yaitu sel CD4 yang merupakan bagian penting dari sistem kekebalan tubuh. Jika jumlah CD4 berkurang, sistem dalam tubuh menjadi lemah untuk melawan infeksi. Jumlah CD4 pada orang normal berkisar antara 500-1500.

Tes untuk menentukan CD4 tidak tersedia luas di Indonesia dan biayanya mahal. Jadi biasanya untuk mengetahui CD4 dilakukan tes TLC atau total lymphocyte count yaitu tes untuk menghitung jumlah total sel darah putih. TLC normal 2000. Jika CD4 orang yang terinfeksi HIV di bawah 200, setara dengan TLC 1000-1250, berarti sistem kekebalan tubuhnya rusak dan pada saat itu beragam infeksi dapat menyerang tubuh, infeksi yang di sebut infeksi oportunistik (IO), salah satunya TB. Pada saat itulah kekebalan tubuhnya akan melemah dan timbul berbagai penyakit. Kumpulan gejala penyakit akibat lemahnya sistem kekebalan tubuh inilah yang disebut AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome)

Sistem kekebalan tubuh orang yang terinfeksi HIV dapat di bantu dengan memakai obat antiretroviral (ARV).

Bagaimana TB menyerang penderita HIV?
Walaupun TB dianggap sebagai salah satu infeksi oportunitik, TB dapat menyerang pada saat kekebalan tubuh orang yang terinfeksi HIV masih tinggi atau pada jumlah CD4 normal (CD4 di atas 200).

Orang yang terinfeksi HIV tidak langsung sakit, bertahun-tahun mereka tidak nampak sakit bahkan kadang merasa dirinya terinfeksi HIV. Beraktivitas normal dan tidak mengalami gangguan kesehatan yang berat walaupun tanpa terapi ARV. Lamanya masa sehat itu tergantung bagaimana dia menjaga dan melakukan pola hidup sehat. Namun jika orang yang terinfeksi HIV tertular TB atau memiliki TB laten dalam tubuhnya, masa sehatnya akan pendek. CD4 nya akan turun terus sehingga infeksi lain dapat menyerang.

TB laten adalah di mana seseorang mempunyai bakteri mycobacterium tuberculosis dalam tubuhnya namun dalam keadaan tidak aktif atau tidur, sehingga penderita tidak merasakan sakit. Jika TB laten berada di tubuh orang yang terinfeksi HIV bakterinya akan cepat bangun dan aktif menyerang tubuh hal itu karena sistem kekebalan tubuh penderita HIV lemah. 60% ODHA yang terinfeksi TB laten akan menjadi TB aktif.

Jika TB menyerang penderita HIV saat sistem kekebalan tubuhnya lemah (CD4 sekitar 200), TB menyerang bagian tubuh selain paru seperti kelenjar getah bening, tulang dan sistem saraf.

Penyebab Sulitnya Menyembuhkan Ko-Infeksi TB-HIV
TB pada penderita HIV/AIDS bisa disembuhkan jika menyerang saat CD4 tinggi, namun bukan hal mudah karena pasien harus minum dua obat sekaligus yaitu ARV dan OAT. Selain jumlahnya menjadi banyak juga adanya efek samping yang disebabkan kedua obat tersebut.

Jika TB dialami ODHA saat sistem kekebalan tubuhnya rusak (CD4 rendah), umumnya tubuh tidak tahan menahan obat yang digunakan untuk menyerang infeksi.  Selain itu ko-infeksi TB - HIV di luar paru. Diagnosa TB yang menyerang diluar paru-paru cenderung lebih sulit, begitu pula menyembuhannya.
Dari paparan di atas dapat dipahami kenapa kombinasi TB dan HIV mematikan.

TB dan HIV; Tantangan ke depan
Seperti yang pernah di postingan mengenai TB sebelumnya di blog ini, Indonesia menempati peringkat ke 4 dengan jumlah TB terbanyak di dunia. Itu belum termasuk penderita TB laten yang tidak bisa terdeteksi. Namun menurut survey yang dilakukan WHO sepertiga total dari pupolasi dunia mengidap TB laten artinya ada kemungkinan penderita TB laten di Indonesia juga banyak.

sumber gambar dari sini 
Pada saat bersamaan perkembangan epidemi HIV di Indonesia termasuk yang cepat di kawasan Asia. Jumlah kumulatif kasus TB dari tahun 2005 sampai 2013 sebanyak 108.600 kasus.  Epidemi HIV di Indonesia merupakan epidemi terkonsentrasi di wilayah tertentu, seperti misalnya Papua, namun ada kecenderungan menjadi epidemi meluas pada beberapa propinsi. Dan TB merupakan infeksi menyerta yang terjadi pada ODHA sebesar 31.8 %. Menurut survey WHO pasien TB dengan HIV di Indonesia pada tahun 2013 7.5% meningkat dari tahun sebelumnya 3.5%.

Artinya jumlah ko-infeksi TB-HIV bertambah. TB sangat mudah ditularkan pada penderita HIV selain masa sehat penderita HIV akan semakin pendek yang berarti kualitas dan peroduktivitas mereka menurun, mereka pun akan menjadi sumber penularan TB.

Jadi tanpa penanganan yang tepat dan efisien terhadap penderita ko-infkesi TB - HIV, TB tidak akan mudah diberantas.

Di sinilah pentingnya pemberantasan yang kolaboratif antara TB dan HIV dan pemerintah sudah memulainya sejak tahun 2007. Adapun tujuannya;

  1. Membentuk mekanisme kolaborasi antara program TB dan HIV/AIDS caranya dengan memadukan layanan kesehatan untuk TB dan HIV. Caranya;
a.       Pasien TB dan HIV diobati dalam satu kunjungan ke satu klinik atau rumah sakit
b.      Kurangi resiko ODHA tertular TB dengan mengurangi waktu menunggu antrian saat di klinik atau rumah sakit
c.       Bila pasien TB di  curigai terinfeksi HIV segera di rujuk untuk tes HIV dan konseling
d.      TB pada ODHA dipercepat penanganannya
e.      Memberi pengobatan pencegahan dengan pemberian ARV dan kotrimoksasol
f.        Kepatuhan terapi TB dan HIV
g.       Petugas kesehatan di berikan pelatihan untuk menangani TB dengan HIV atau HIV dengan TB

sumber gambar dari sini
  1. Mengurangi dampak TB pada HIV
Seperti tertulis di atas, sistem kekebalan tubuh orang yang terinfeksi HIV lemah sehingga jika tertular TB, CD4 dalam tubuhnya yang harusnya menyerang virus HIV harus juga menyerang kuman TB, sehingga jumlah CD4 nya bisa menurun sangat drastis dan infeksi lain mudah menyerang sehingga dia menderita AIDS.

Untuk mengurangi dampak itu adalah dengan memberantas penyakit TB, caranya dengan cepat menemukan penderita TB dan menyembuhkannya. Karena setiap orang memiliki kemungkinan mengidap TB laten, maka diperlukan menumbuhkan kesadaran untuk selalu menjaga kesehatan tubuh dan lingkungannya, melalui pola hidup sehat.

     3.    Mengurangi dampak HIV pada TB
Sulit mendeteksi TB pada ODHA, karena pada saat sistem kekebalan tubuhnya lemah (CD4 200) berbagai infeksi lain bisa menyerang. Pengobatannya pun sulit karena obat yang akan dikonsumsi lebih banyak dengan resiko efek samping cukup besar. Dan ODHA memiliki peluang 50% terkena TB.

Untuk mengurangi dampak ini, pertama, kendalikan penularang HIV dengan cara tidak berhubungan intim selain dengan suami/istri dan menjauhi narkoba. Kedua, penting sekali mempercepat penanganan ODHA yang terkena TB dengan bantuan dokter dan petugas kesehatan yang tepat pula, agar terapi OAT dan ARV bisa dilakukan dengan aman.

Memberantas dan membunuh mata rantai penularan TB, HIV dan penyembuhkan pasein Ko-infeksi TB-HIV bukan hanya tugas pemerintah dan petugas kesehatan namun perlu dukungan dan kesadaran masyarakat dengan selalu menjaga kesehatan diri, lingkungan dan menerapkan gaya  hidup sehat termasuk setia pada suami/istri dan menjauhi narkoba.


Tulisan ini diikutsertakan dalam Blog Competition Temukan, Sembuhkan TB

Referensi tulisan
www.who.org




Koleksi Museum untuk Koneksi Masa Lalu, Kini dan Nanti

(Alhamdulillah, masuk juara  favorit di sini )
International Museum Day 
Tanggal 18 mei lalu adalah hari museum Internasional atau Internasional Museum Day artinya pada tanggal yang sama seluruh dunia merayakannya termasuk Museum Nasional Indonesia yang merupakan anggota dari Internasional Council of Museums (ICOM) sebuah organisasi non pemerintah dan merupakan komunitas museum internasional.  International Museum Day waktu hampir  bertepatan dengan hari jadinya Museum Nasional Indonesia yang ke 236.


Hari yang menurut saya istimewa, karena mengingatkan masyarakat termasuk saya akan pentingnya keberadaan museum. Terlebih sebagian masyarakat Indonesia memilih mengisi liburan atau weekend dengan mengunjungan ke museum masihlah asing. Itu terlihat saat saya mengunjungi beberapa museum bersama keluarga. Baru empat  museum yang sudah kami  kunjungi  dan karena anak-anak kami masih berusia balita museum yang kami kunjungi barulah museum –museum yang sekiranya dekat dengan dunia mereka sehingga mudah mereka pahami dua diantaranya museum yang memajang  replika sebuah ikan besar dan dinosaurus. Harapannya mereka menjadi terbiasa dan suka  saat diajak ke museum lagi, termasuk ke museum nasional yang sudah masuk dalam daftar eduwisata yang akan kami kunjungi. 

Menurut saya ada dua hal yang membuat masyarakat kurangnya berminat mengunjungi museum;
 1. Masyarakat kurang paham pentingnya mengunjugi museum.
2. Museum di nilai eduwisata yang kurang menarik untuk anak-anak  karena  monoton.

Itu juga yang saya rasakan saat mengajak anak-anak ke museum, kalau tak pandai bercerita ini itu mengenai objek yang dilihat, bisa dipastikan mekeka ingin segera pulang. Ada juga ruangan museum yang kurang menarik karena pencahayaan yang kurang sehingga terkesan suram dan menakutkan.

Umumnya anak-anak dan pelajar hanya mengunjungi museum saat acara yang diwajibkan sekolah untuk ikut.

Mengedukasi pentingnya mengunjungi museum dan membuat acara kunjungan ke museum menarik sebagai sebuah wisata keluarga, dengan memasang iklan di media massa, karena banyak masyarakat yang tidak tahu beragam kegiatan yang ada di museum. Dan dengan menyediakan jasa tur guide gratis, untuk setiap pengunjung jika diminta. Mengadakan berbagai event dan workshop secara periodik artinya tidak hanya saat hari besar museum. Dan ini saya lihat sudah dilakukan beberapa museum salah satunya MuseumNasional Indonesia yang secara kontinyu mengadakan beragam acara dari lomba menggambar, workshop sampai crafting. Dan dalam rangka memperingati hari jadinya kegiatan yang diselenggarakan bertambah banyak.



Mengenal lebih dekat Museum Nasional Indonesia
Sejarah singkat
Museum Nasional  Indonesia didirakan pada tahun 1778, berawal dari sekelompok intelektual Belanda mendirikan lembaga ilmiah dengan nama Bataviaasch Genootschap van Kunsten en Wetenschappen , (Royal Batavia Society of Arts and Sciences ) [ 2 ] badan swasta ini memiliki tujuan mempromosikan penelitian di lapangan di bidang seni dan ilmu pengetahuan , terutama dalam sejarah , arkeologi , etnografi dan fisika , dan menerbitkan berbagai temuan.

Selama masa pemerintahan Inggris di Jawa, Letnan Guberbur Sir Thomas Raffles menjadi direktur perkumpulan ini. Dan karena jumlah koleksi bertambah, pada tahun 1862 pemerintah Hindia-Belanda memutuskan membangun gedung museum baru di lokasi yang ada sampai sekarang yaitu jalan Merdeka Barat no 12.  Museum ini dibuka untuk umum pada tahun 1868.

sumber gambar wikipedia.org
Museum ini dikenal juga dengan sebutan museum gajah karena ada Gedung Gajah karena ada patung gajah dari perunggu di halamannya. Patung ini merupakan dari dari Raja Chulalongkorn dari pata tahun 1871. Dikenal juga dengan sebutan museum arca karena banyaknya arca yang dipajang di sana dari berbagai periode (tahun dan jaman berbeda). Dan museum ini dibuka secara resmi pada tahun 1868.

Mengenal koleksi yang ada di Museum Nasional Indonesia
 Koleksi yang ada di museum Nasional  digolongkan menjadi empat;
  1. Prasejarah. Koleksi zaman prasejarah berupa fosil tengkorak homo sapiens yang di temukan di wilayah Indonesia. Selain itu ada batu kampak, senjata kuno dan alat-alat dari batu.
  1. Numismatik dan Keramik. Keramik yang dikoleksi berkisar antara jaman Majapahit dan merupakan merupakan koleksi keramik dari Cina, Jepang, Vietnam dan negara asia lain.  Ditemukan keramik Cina dari berbagai dinasti yang berkuasa di Cina. Penelitian menunjukkan bahwa orang Cina berlayar ke India melalui Indonesia sedini Han Barat periode ( 205 SM sampai 220 Masehi)
  1. Etnography. Koleksi etnography berisi berbagai benda yang merupakan bagian dari kehidupan sehari-hari  termasuk artepak yang digunakan untuk beragam upacara adat masyarakat Indonesia dan diatur sesuai lokasi geografis. Termasuk di dalamnya harta berharga milik kerajaan jaman dahulu.
sumber fb museum nasional Indonesia
  1. Arkeologi adalah penemuan arkeolog ada yang berupa harta benda seperti emas atau artepak. Salah satu penemuan arkeolog yang berharga adalah patung Prajnaparamita yang merupakan dewi kebijakan. Arkeologi yang menunjukkan bagaimana perhiasan dan ornamen berharga di kenakan pada tubuh. Selain itu ada juga harta timbunan Wonoboyo yang terbuat dari emas.

sumber wikipedia.org
Museum Nasional koneksi dari masa lalu untuk masa kini dan masa mendatang
Kini museum nasional berumur 236 tahun, rentang waktu yang cukup panjang, bagaimana museum ini terus melakukan penelitian di bidang ilmu pengetahuan, seni dan budaya dan bisa terlihat  melalui koleksinya yang terus bertambah. Dan seyogyanya bertambahnya koleksi di barengi dengan bertambahnya kesadaran akan pentingnya kehadiran dan mengunjungi museum di masyarakat.

Apa pentingnya mengunjungi museum? Museum adalah media edukasi belajar sejarah, seni dan budaya. Dua cabang  ilmu pengetahuan yang acap kali diabaikan karena dinilai tidak terkait erat dalam kehidupan keseharian.

Padahal sejarah, kebudayaan dan seni adalah batu bijakan untuk sebuah bangsa menjadi maju dan besar. Mengutif perkataan bung Karno; Bangsa yang besar adalah bangsa yang tidak pernah melupakan sejarah bangsanya sendiri.

Dalam pemahaman saya, sebuah bangsa akan bergerak maju dengan perpegang pada sejarah bangsanya. Artinya, dia akan belajar dari sejarahnya bagaimana menjadi besar. Pengambil hal positif dari masa lalu untuk kemajuan bangsanya dan belajar dari kesalahan masa lalu agar tidak terulang.

Selain teks tertulis, sejarah bisa di pelajari dari benda peninggalan masa lalu. Saksi bisu masa lalu ini menceritakan banyak hal secara tersirat dengan jujur. Mungkin kita pernah dengar kalimat; Sejarah tergantung penguasa. Walaupun sejarah tidaklah bisa seratus persen dirubah tapi  pada beberapa hal memang bisa di manifulatif. Namun dengan adanya bukti berupa benda atau artepak sejarah tidak mudah di rubah demi kepentingan penguasa atau satu golongan tertentu.

Beberapa hal yang bisa dipelajari dari melihat koleksi museum Nasional yang membuat kita terhubung dengan masa lalu namun memajukan peradaban.

  1. Koleksi  jaman prasejarah, wilayah Indonesia ternyata sudah di huni mahluk yang di sinyalir sebagai cikal bakal manusia yaitu homo sapiens yang merupakan cikal bakal mahluk hidup berbudaya.
  2. Dari melihat koleksi etnoelogy dan archeology kita menjadi tahu nenek moyang bangsa ini   memiliki kecintaan dan kemampuan  seni dan budaya yang tinggi. Yang seharusnya membuat generasi muda kini dan nanti terpacu untuk lebih  kreatif dan imajinatif dalam hal seni. Atau menjadikan karya seni masa lalu sebagai pijakan untuk membangun kreatifitas.
  3. Dari koleksi artepak, terlihat bahwa nenek moyang kita memiliki kebudayaan yang tinggi. Beberapa tradisi budaya masih hidup sampai kini seperti beberapa tradisi di batak, bali dan daerah lain. Tradisi lokal yang penuh kearifan. Bagaimana mereka menghargai alam dan sesama manusia sehingga terjadi keseimbangan. Di beberapa daerah ada budaya larangan menebang tanpa menanam terlebih dahulu. Dan  budaya gotong royong.
  4. Koleksi keramik yang diketahui berasal dari berbagai negara asia, menunjukkan sudah terjalinnya kerja sama antar bangsa saat itu. Kerjasama yang dalam bentuk perdagangan yang kemudian terjadi proses asimilasi budaya. Salah satu kebudayaan yang sudah menjadi bagian dari budaya bangsa ini adalah kebudayaan Tionghoa.
  5. Dari koleksi arca dengan jumlah yang cukup besar dari berbagai periode (jaman) kejayaan Hindu dan Budha di Indonesia, kita bisa belajar sikap terbuka pada kebudayaan baru dari generasi masa lalu. Seperti kita tahu kebudayaan Hindu dan Budha berasal dari India dan Cina. Sikap terbuka yang membentuk corak kebudayaan baru. Dan sikap tolerasi karena pada perkembangannya kemudian agama Islam dan Kristen masuk dan kini menjadi agama mayoritas. Kedatangan kedua agama diterima  tanpa perpecahan atau peperangan. Malah masuk melalui budaya Hindu dan Budha.
  1. Koleksi yang ada di Museum Nasional tidak hanya merupakan warisan budaya bangsa Indonesia. Ada juga milik negara lain tapi di temukan di wilayah Indonesia atau di dapat melalui pertukaran antar peneliti. Ini menunjukkan kebudayaan sebuah bangsa tidaklah berdiri sendiri tapi merupakan proses panjang penciptaan dan asimilasi yang melewati batas geografis. Pada perkembangan modern terjadi yang disebut bentuk kerjasama.
Koleksi museum membuat koneksi
Paparan di atas sejalan dengan tema International  Museum Day tahun ini yaitu museum collections make connections  yang artinya bahwa museum adalah lembaga yang membantu menciptakan ikatan antara pengunjung , generasi dan budaya di seluruh dunia hidup .

Dan ini tentunya harus diikuti dengan kemudahan akses mengunjungi dan melihat koleksi museum, koleksi museum yang relevan dengan berbagai kepentingan masyarakat sebagai pengunjung seperti  anak-anak, pelajar, mahasiswa, peneliti dan masyarakat luas dari beragam kalangan dan umur. Artinya akses dan koleksi museum mengikuti isu – isu  perkembangan jaman dan keadaan. Jika tidak begitu bukan tidak mungkin museum akan ditinggalkan karena terlihat tak menarik dan kuno untuk dikunjungi.

salah satu bentuk workshop yang sangat menarik. sumber foto fb museum nasional
Museum Nasional Indonesia sendiri  sudah melakukan banyak terobosan untuk menarik pengunjung dan menjadi bagian dari masyarakat,  terlihat dari koleksi yang terus up date seperti terlihat di ruang ilmu pamer pengetahuan dan teknologi ini

sumber fb museum nasional Indonesia

Dan beragam kegiatan komtemporer untuk menarik mengunjung dari berbagai kalangan masyarakat, salah satunya  craft day yang sudah beberapakali diadakan.

Melalui tema koleksi museum membuat koneksi, tujuan yang  dibangun museum bukan lagi sebagai media cerita dan saksi bisu dari sejarah tapi bagaimana museum berperan dalam  pemberdayaan masyarakat, dari sejarah, budaya dan seni masa lalu untuk masa kini dan masa mendatang.

Tulisan ini diikutsertakan dalam Lomba Esai Blog 236 tahun Museum Nasional Indonesia

referensi tulisan :

www.museumnasional.or.id
www.icom.museum
www.wikipedia.org
facebook museum nasional Indonesia 


Mengenal TB Resistan Obat

TB resistan obat adalah TB yang disebabkan oleh kuman Mycobacterium tuberculosis yang telah mengalami kekebalan terhadap OAT.  Ada dua tipe TB resistan obat, pertama yang disebut MDR-TB atau Multi Drug Resistant Tuberculosis. MDR-TB merupakan bentuk TB yang tidak merespon terhadap standar 6 bulan pengobatan yang menggunakan obat standard atau yang biasa di sebut first-line yaitu obat yang terdiri dari isoniazid dan rifampicin. Dibutuhkan waktu 2 tahun untuk mengobati MDR-TB dengan obat yang 100 x lebih mahal di bandingkan pengobatan standard.

TB resistan obat kedua di sebut Extensively Drug Resistant Tuberculosis atau XDR TB adalah TB  MDR disertai dengan kekebalan terhadap OAT lini kedua yaitu golongan fluorokuinolon dan setidaknya satu obat anti TB lini kedua suntikan seperti kanamisin, amikasin dan kapreomisin.

Bakteri penyebab TB akan resistan terhadap OAT diantaranya jika penderita tidak mendapatkan pengobatan, menjalani pengobatan tapi tidak teratur meminum obatnya, dosis yang diberikan petugas kesehatan tidak tepat baik panduan, dosis, lama pengobatan dan kualitas obat.

Adapun yang memiliki peluang  mengidap TB resistan obat adalah;
*Pasien TB yang tidak menelan obatnya secara teratur  
*Sakit TB berulang serta mempunyai riwayat mendapatkan pengobatan TB
*Tinggal di wilayah yang banyak penderitan TB resistan obat
*Kontak dengan seseorang yang menderita TB resistan obat

Menurut survey yang dilakukan oleh WHO penderita MDR-TB di dunia cukup besar dan cenderung meningkat. Indonesia sendiri menempati peringkat ke 8 dari 27 negara dengan TB MDR terbanyak di dunia. Diperkirakan penderitanya sekitar 6900. 1,9% adalah TB MDR dari pasien baru dan 12% dari pasien yang sudah mengalami pengobatan.

Diagnosis TB Resistan Obat, TB MDR dan TB XDR dilakukan oleh petugas kesehatan dengan uji tertentu secara biokimia dan pemeriksaan biakan serta uji kepekaan terhadap OAT.

Pengobatan TB resistan obat dan  TB MDR  lebih sulit, membutuhkan waktu yang lebih lama dan dosis yang lebih tinggi atau OAT yang lebih keras dan ini tentunya menimbulkan efek samping obat yang pada penderita yang cukup serius. Waktu yang dibutuhkan biasanya antara 18-24 bulan dan harga OAT lebih mahal dari OAT untuk TB yang belum resistan. Harganya bisa mencapai 100x lebih mahal.

Pengobatan TB XDR jauh lebih sulit karena pilihan OAT nya lebih terbatas.

Namun tetap bisa disembuhkan jika ditangani dengan cepat dan ketersedian obat di rumah sakit ada. Pada intinya pasien harus disiplin mengikuti petunjuk pengobatan yang disarankan dokter dan memiliki keinginan kuat untuk sembuh.

Tapi pencegah lebih baik daripada mengobati. Adapun langkah pencegahan yang bisa dilakukan adalah mendiagnosis secara cepat pasien yang di duga TB resistan obat. Kemudian diobati dengan dosis yang tepat.

Cegah penularannya dengan cara menjaga lingkungan tempat tinggal pasien TB resistan obat dan pelayanan terpadu yang diberikan petugas kesehatan.