Tampilkan postingan dengan label being mom. Tampilkan semua postingan

Empat Kiat Optimalkan Tumbuh Kembang Anak di Masa Transisi

Kiat Keluarga Indonesia Optimalkan Tumbuh Kembang Anak di Masa Transisi

Tumbuh kembang anak

Melewati dua tahun pandemi dengan menghabiskan lebih banyak waktu di rumah saja menumbuhkan kebiasaan baru, bukan hanya bagi orang dewasa juga anak-anak. Kini, memasuki masa transisi menuju kehidupan normal (Aamiin), kembali pada rutinitas di luar rumah seperti sekolah, bekerja dan bersosialisasi. Bagi orang dewasa atau remaja, mungkin perubahan ini tidak terlalu membuat ‘kaget’ secara sosial dan emosional, tapi bagaimana dengan anak usia dini yang dua tahun sosialisasinya terbatas di rumah dan hanya keluarga lalu bersekolah, berinteraksi dengan lingkungan baru? Mereka kehilangan tingkat interaksi yang merupakan tonggak penting bagi perkembangan sosial emosionalnya.  Pertanyaan yang mungkin ada juga di benak para mama yang memiliki anak usia dini atau baru masuk Sekolah Dasar. Melalui masa taman kanak-kanak tanpa bertemu langsung (sangat jarang) temannya lalu langsung masuk SD bertemu teman dan lingkungan  baru.


Webinar Hari Keluarga Nasional


Dalam merayakan kehangatan Hari Keluarga Nasional yang jatuh pada tanggal 29 Juni lalu, Danone Indonesia menyelenggarakan kegiatan webinar dengan tema Kiat Keluarga Indonesia Optimalkan Tumbuh Kembang Anak di Masa Transisi dengan pembicara dr. Irma Ardiana, MAPS Direktur Bina Keluarga Balita dan Anak, dokter spesialis tumbuh kembang anak Dr.dr. Bernie Endyarni Medise, Sp.A(K), MPH dan ibu inspiratif Founder Joyful Parenting 101 Cici Desri.

Narasumber 


Peran keluarga untuk tumbuh kembang anak optimal  di masa transisi



Dalam kata sambutannya Arif Mujahidin sebagai Corporate Communication Director Danone Indonesia mengatakan; Masa transisi jadi kesempatan baik bagi orangtua mengoptimalkan tumbuh kembang anak terutama sosial emosionalnya. Dukungan orangtua melalui pola asuh yang tepat menjadi sangat penting karena anak tergantung pada orangtua untuk memenuhi kebutuhan dasarnya seperti memberikan rasa aman, akses pengajaran, dan kebutuhan nutrisi. Anak membutuhkan orangtua untuk  memantau dan mengoptimalkan tumbuh kembangnya  sehingga  tumbuh menjadi anak hebat.

Sebagai perusahaan ramah keluarga  Danone Indonesia menginisiasi forum-forum edukasi, berkolaborasi dengan komunitas, orang tua dan pihak terkait mengenai kesehatan, nutrisi, pengasuhan dan keluarga. Selain itu Danone Indonesia sudah memberikan cuti melahirkan pada karyawan perempuan dan cuti 10 hari bagi para Ayah sejak 5 tahun lalu.



Harapannya dengan diadakannya webinar ini, kesadaran masyarakat meningkat akan pentingnya kolaborasi orangtua untuk memberikan stimulus yang tepat agar perkembangan aspek sosial emosional anak optimal. Peran keluarga sangat penting dalam mendukung anak ke kehidupan sosial dan pengasuhan kolaboratif untuk mengembangkan kapasitas anak agar menjadi anak dengan  pribadi hebat.

Harta yang paling berharga adalah keluarga dan keluarga adalah bagian penting dari sebuah negara dan bangsa, lanjut Arif Mujahidin.

Hari Keluarga Nasional 2022

Hari Keluarga Nasional tahun ini pemerintah mengangkat tema “Ayo Cegah Stunting Agar Keluarga Bebas Stunting.” Stunting menjadi tema utama karena kurang lebih 40% anak Indonesia mengalami stunting. Stunting bukan hanya menghambat pertumbuhan anak secara fisik (anak pendek) juga kecerdasannya, termasuk kecerdasan sosial dan emosionalnya. Peran keluarga sangat besar untuk mencegah anak stunting.

Pengasuhan 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK)  menjadi sangat penting untuk memastikan kebutuhan nutrisi dan psiko-sosial sejak janin sampai dengan anak usia 23 bulan. Peran Tim Pendamping Keluarga menjadi krusial untuk mendampingi keluarga beresiko stunting dalam pemberian informasi pengasuhan di Bina Keluarga Balita. Pola asuh yang tepat dari orangtua dinilai mampu membentuk anak yang hebat dan berkualitas di masa depan.

Menurut dr. Irma Ardiana, MAPS Direktur Bina Keluarga Balita dan Anak, Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), Gaya pengasuhan mempengaruhi perkembangan kognitif, emosional dan sosial anak. Pengasuhan bersama menekankan komunikasi, negosiasi, kompromi dan pendekatan inklusif untuk pengambilan keputusan dan pembagian peran keluarga. “Pengasuhan bersama antara ayah dan ibu menawarkan cinta, penerimaan, penghargaan, dorongan, dukungan, nutrisi, dan akses ke aktivitas untuk membantu anak memenuhi millestone aspek perkembangan merupakan hal penting.”





Empat  Kiat Mengoptimalkan Perkembangan Sosial Emosional  Anak di Masa Transisi

Perkembangan sosial dan emosional anak diantaranya meliputi kemampuan berinteraksi dengan orang lain dan bagaimana anak memahami perasaan dirinya dan orang lain.

“Sebab itu aspek sosial dan emosional sangat penting bagi anak untuk mencapai semua aspek kehidupannya dan bersaing di fase kehidupan selanjutnya dimulai dari remaja hingga lanjut usia. Oleh karena itu  penting bagi orangtua untuk memiliki pemahaman yang baik mengenai perkembangan sosial emosional anak khususnya di masa transisi pasca pandemi, tutur Dr. dr. Bernie Endyarni Medise, Sp.A(K), MPH dokter spesialis tumbuh kembang anak. Gangguan  perkembangan emosi dan sosial dapat mempengaruhi terjadinya masalah kesehatan di masa dewasa, seperti gangguan kognitif, depresi dan potensi penyakit tidak menular.”



Ada 3 faktor yang berpengaruh pada tumbuh kembang anak yaitu faktor genetik, nutrisi  dan lingkungan. Faktor lingkungan terdiri dari faktor protektif (yang meliputi pemberian imunisasi dan perawatan kesehatan) stimulasi dan pola asuh. Faktor genetik adalah faktor yang tidak bisa diintervensi karena sifatnya bawaan. Jika dikerucutkan ada empat  faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang anak yang bisa dioptimalkan yaitu;

Nutrisi

Nutrisi menjadi faktor penting karena perkembangan sel dan otak anak terbentuk sejak terjadi pembuahan dan terus berlanjut secara maksimal hingga 1000 hari pertama. Persiapan nutrisi harus dilakukan ibu sejak merencanakan kehamilan.

Perkembangan otak anak


Bahkan menurut dr. Irma Ardiana, MAPS Direktur Bina Keluarga Balita dan Anak BKKBN, persiapan harus dimulai sejak remaja, sesuai prinsip siklus keluarga. Remaja sehat tanpa seks bebas (free seks), tidak menikah dini dan bebas napza, akan menumbuhkan remaja yang sadar akan pentingnya perencanaan masa depan. Seperti persiapan dan perencanaan menikah, memiliki anak dsb. Remaja tanpa seks bebas dan napza tentunya akan sehat secara fisik dan mental.

Setelah bayi lahir, pemberian nutrisi yang tepat dan gizi seimbang terus dilakukan, agar tumbuh kembang anak optimal dan menjadi anak hebat.  

Protektif

Faktor protektif meliputi perlindungan anak terhadap penyakit seperti dengan pemberian imunisasi, menjaga kesehatan dan kebersihan tubuh.

Menjaga sistem pencernaan agar tetap sehat karena kecerdasan otak berhubungan erat dengan sistem percernaan yang sehat.  Cara menjaga sistem pencernaan sehat adalah dengan mengkonsumsi makan makanan bernutrisi dan gizi seimbang

Stimulasi

Stimulasi atau kegiatan yang dilakukan untuk merangsang kemampuan dasar agar anak tumbuh dan berkembang secara optimal.

Namun stimulasi yang diberikan harus disesuaikan dengan usia perkembangan anak. Dokter Bernie, ada 8 prinsip stimulasi yang bisa jadi pegangan orangtua yaitu;

Namun stimulasi yang diberikan harus disesuaikan dengan usia perkembangan anak. Dokter Bernie, ada 8 prinsip stimulasi yang bisa jadi pegangan orangtua yaitu;

  • Stimulasi dilakukan sesuai usia dan tahapan perkembangan anak
  • Stimulasi dilakukan berulang kali
  • Tahapan perkembangan anak bersifat individual, artinya setiap anak berbeda dan tidak bisa dibandingkan dengan anak lainnya.
  • Stimulasi untuk semua aspek perkembangan anak
  • Stimulasi dilakukan dengan rasa cinta, kasih sayang dan menyenangkan
  • Stimulasi dilakukan sambil bermain, jangan memaksa
  • Stimulasi dapat dilakukan dengan atau tanpa menggunakan alat bantu/peraga sederhana yang aman
  • Memberi anak reward

Pola asuh 

Umumnya kita mengenal dua jenis pola asuh yaitu otoriter dan permissive.

Pola asuh otoriter, dimana orangtua berkuasa atas anak-anak, lebih sering melakukan perintah dalam pengasuhan tanpa diskusi-mendengarkan anak). Anak dituntut menurut apapun yang dikatakan orangtua.

Pola asuh Permissive, orangtua yang terlalu melindungi anak-anaknya sehingga longgar aturan dan serba boleh. Terlalu banyak mentoleransi kesalahan anak dengan dalih, masih anak-anak.

Pola asuh yang baik yang bisa menggabungkan keduanya, ada saatnya orangtua harus tegas dan memiliki kontrol atas anak-anak, ada saatnya mendengarkan, menghargai ide/pendapat anak.

Cara mengajarkan sosial emosional pada anak

  • Anak-anak suka meniru orang dewasa, libatkan mereka sejak dini dalam melakukan tugas-tugas sederhana
  • Melibatkan anak  dalam mengambil keputusan/pendapat keluarga
  • Mengajarkan anak empati terhadap teman-teman mereka
  • Memperluas cakrawala anak dan memelihara kepekaan mereka. Membiarkan mereka menemukan dan mengenal bagaimana kehidupan orang dewasa dan anak-anak dalam sesuatu yang baik dengan orang lain.
  • Mengajak anak melakukan hal baik dengan orang lain
  • Mengajari anak mengelola emosi/perasaan
  • Membicarakan dan menjelaskan pada anak berbagai macam emosi/perasaan


Joyful Parenting ala Mama Cici Destri



Cici Destri, Mama dua anak yang juga founder komunitas  membagikan pengalamannya bagaimana ia dan suami mendorong anak agar dapat mengungkapkan pikiran dan perasaannya secara verbal. Peran guru di sekolah cukup berperan untuk memantau perkembangan anak dengan cara bagaimana anak mengikuti kegiatan dan tugas di sekolah.

“Kami memahami bahwa fase membangun hubungan  baru merupakan sebuah keterampilan. Si kecil dapat menguasainya dengan dukungan yang tepat, terutama dari keluarga. Melalui interaksi sosial secara tatap muka langsung. Si Kecil mampu menumbuhkan rasa kepercayaan baru dan merasakan kenyamanan berada di lingkungan barunya. Dengan begitu, saya yakin si kecil bisa tumbuh menjadi anak hebat yang pintar, berani dan memiliki empati tinggi,” tutur Cici Desri.

Sesi tanya jawab 


Beberapa pertanyaan yang diajukan peserta webinar yang terdiri dari blogger dan media mungkin mewakili pertanyaan para Mama lain. 

1. Kiat apa untuk menumbuhkan rasa percaya diri  anak yang sebelum pandemi sudah aktif lalu mengalami masa pandemi dan menghadapi lingkungan baru? Bagaimana dengan anak yang lahir di masa pandemi? 

Menurut dokter Bernie, anak yang dulu aktif bersosialisasi lalu mengalami masa pandemi yang mengharuskan di rumah saja saat kembali ke masa transisi ini tidak akan mengalami kesulitan dengan sosialisasi hanya orang tua perlu mengarahkan dengan menasehati apa yang harus dilakukan. 

Untuk anak yang lahir di masa pandemi yang artinya saat ini usianya kisaran 1 sampai 3 tahun, sebenarnya sosialisasi sudah cukup dengan interaksi dalam keluarga karena secara tumbuh kembang anak, saat usia itu interaksi sosial yang dibutuhkan cukup dari keluarga, dengan ayah ibu saudara kandung atau kalau ada kakek nenek. 

2. Ketika pandemi, kesibukan orangtua bertambah karena menemani anak sekolah online, selain harus bekerja dan mengerjakan pekerjaan rumah. Kadang orangtua mengalami burn out, imbasnya orang tua mudah marah hingga mengeluarkan kata-kata kasar pada anak, apa efeknya pada anak? 

Yang harus diingat, orang tua harus menjadi role model untuk anak-anak dan secara tidak langsung anak akan meniru orang tua. Jadi sebisa mungkin orangtua menghindari berkata kasar pada anak. Dan harus diingat stimulasi pada anak harus dilakukan dengan cara menyenangkan dan terus menerus. 

 

 

Peluang Ngeblog Bersama Komunitas Penulis Ibu-Ibu Doyan Nulis

Peluang Ngeblog Bersama Komunitas Penulis Ibu-Ibu Doyan Nulis  

IIDN komunitas penulis perempuan 

Sekitar tahun 2008 saya mulai menulis blog (lagi), bertepatan dengan kelahiran anak pertama. Menyandang gelar baru sebagai seorang ibu ternyata membuat semangat menulis saya kembali muncul. Ya jadi penulis sempat menjadi cita-cta saya waktu sekolah dasar, seiring waktu cita-cita berubah terlebih saat masuk kuliah jurusan kimia, nulis di blog saat itu hanya iseng mencurahkan kegalauan heuheu.

Peran jadi ibu membuat semangat menulis karena ingin mengabadikan moment dengan anak yang nano-nano rasanya, ada senang, haru, sedih, khawatir hingga stress. Ya ternyata mengasuh si kecil ada saatnya membuat stress saat sakit misalnya atau tidak mau makan.  

Saat itu saya menulis blog di platform multiply dengan naman blog selalu berubah,  belum kepikiran punya blog dengan alamat nama sendiri. Tahun 2011 saya pindah ke platform blogger. Dari blog punya teman baru sesama blogger yang saling bertegur sapa  di komentar blog.

Mulai kepikiran, andai saja ada komunitas ibu-ibu yang sama-sama suka nulis atau ngeblog, bisa sharing, saling memberi masukan, pasti asik. Sampai suatu hari, seorang teman  memention saya di FB kalau ada komunitas baru dimana dia baru bergabung. Wah dari namanya aja udah langsung merasa cocok, Ibu-ibu Doyan Nulis. Bergabung dengan komunitas IIDN pada tahun pertama komunitas ini dibentuk oleh  Indari Mastuti, tahun 2010. Dalam waktu singkat komunitas ini sudah dikenal banyak orang terbukti selain meningkatnya jumlah member, profil komunitas  IIDN beberapa kali diliput media cetak (tahun 2010 media cetak, majalah dan tabloid masih banyak beredar). 

Kini usia komunitas IIDN sudah  12 tahun dan jadi komunitas penulis perempuan terbesar dengan jumlah member 21 ribu dan tersebar di seluruh wilayah Indonesia. Komunitas IIDN bisa dibilang komunitas menulis pioneer perempuan khususnya ibu-ibu. Kehadiran IIDN  menjadi wadah para penulis perempuan  khususnya ibu-ibu di Indonesia untuk berbagi pikiran, ide dan inspirasi  dan kalau memungkinkan mengkomersilkan tulisannya (dengan istilah writerpreneur).

Logo IIDN


          peluang ngeblog

Saya termasuk member yang lebih banyak memantau dan menyimak alias silent reader. Tidak terlalu aktif berkomentar, hanya sesekali mengikuti kegiatannya. Dari memantau dan menyimak jadi banyak belajar, yang  paling utama sih jadi semangat menulis. Terpacu menulis lebih baik dan menjadikannya komersil, dengan cara mengirim tulisan ke media cetak (tahun 2011  masih masih banyak media cetak yang menerima tulisan dari pembaca), menulis buku solo atau antologi. Uang memang bukan segalanya, tapi ada kesenangan tersendiri jika dapat uang dari menulis 😃.

Mulai deh memoles tulisan di blog dan dikirimkan ke media, coba-coba disusun jadi buku, rajin mengikuti seleksi antologi yang tidak hanya diadakan di IIDN tapi komunitas lain. Alhamdulillah beberapa tulisan parenting di blog setelah dipoles tayang di media cetak seperti Ummi, Parenting, AyahBunda, Femina dsb.

Boleh baca Pengalaman Menjadi Kontributor Majalah

Manfaat bergabung di komunitas

Yang saya rasakan setelah bergabung di komunitas yang memiliki kesamaan dengan hal yang kita sukai seperti komunitas IIDN ini,  selain menambah pertemanan, juga mendapat banyak insight, bisa mengikuti workshop dengan harga bersahabat bahkan kadang gratis, sharing menulis, info projek dan dorongan untuk tetap semangat menjalani hal yang kita sukai yaitu menulis. Memang kadang sampai di titik jenuh tapi dengan bergabung dan aktif di komunitas, titik jenuh akan terlampaui. Itu yang saya rasakan hingga bisa lebih dari 10 tahun ngeblog dan mendapat penghasilan sampingan dari blog. 

IIDN Reborn

Saya tidak ingat kapan tepatnya IIDN seperti vakum di FB. Jarang ada kegiatan atau update an status. Yang saya ingat Indari Mastuti membuat sekolah perempuan di Bandung dan tetap aktif dikegiatan literasi secara offline.

Sampai sekitar tahun 2020 (mohon koreksi jika saya salah), IIDN kembali aktif dengan diketuai mba Widyanti Yuliandri, sempat ada istilah IIDN reborn.

Saya ‘kenal’ mba Widyanti Yuliandari karena sama-sama gabung di komunitas Emak-emak Blogger. Yang paling saya ingat dari mba Wid ini buku Food Combining yang pernah ditulisnya. 


Mba Widyanti ketua IIDN dan buku solonya

Kata kenalnya saya gunakan tanda petik karena hanya kenal secara online, belum pernah bertemu langsung hehehe.

Program IIDN

 
Program IIDN
Sebagai komunitas penulis, IIDN memiliki banyak program menarik,  berupa diskusi dan aktivitas kepenulisan yang diposting di grup IIDN di FB. Setiap harinya mengangkat tema yang berbeda, teman-teman bisa mencarinya dengan hastag #SeninSemangat #SelasaBlog. #RabuBuku, #KamisKuis #JumatFIKSI dan #SabtuPUEBI.  Lengkapnya bisa teman-teman langsung mengunjungi grupnya di FB dan bergabung dengan komunitas IIDN.

Ada juga program yang memfasilitasi penulisan, penerbitan dan pemasaran buku anggota IIDN baik buku solo atau antologi, bekerja sama dengan penerbit Indie.

Selama pandemi IIDN sudah menerbitkan beberapa buku antologi dan solo yang ditulis anggotanya lho. 

IIDN bekerja sama dengan pihak luar (brand, instansi atau komunitas lain) untuk kegiatan yang berkaitan dengan kepenulisan. Lebih detail mengenai program di IIDN bisa langsung kunjungi website Ibu-ibu Doyan Nulis. 

Peluang Ngeblog di IIDN

Sebagai anggota lama IIDN saya tetap tim menyimak dan memantau 😀. Pernah juga ikut kegiatan workshop mengenai blog yang diadakan IIDN dan Indosat

Boleh baca Ngeblog bareng IM3 dan IIDN 

Dari sekian banyak lomba blog yang diadakan IIDN saya ikut sekitar  6 lomba. Hasilnya hanya dua kali menang, satu kali pemenang hiburan, sisanya kalah. Tidak semua lomba blog yang diadakan IIDN saya ikuti kalau temanya tidak saya kuasai atau tidak sempat, saya tidak ikut.

Ga kapok Rin sering ikut lomba dan masih sering kalah?  Kapok sih nggak tapi baper 😄. Btw, saya percaya mantra, setiap tulisan akan menemukan jodohnya, mungkin tidak melalui lomba tapi mendapat tawaran review produk, liputan blogger atau kerjasama lain.

Selain itu ada beberapa keuntungan mengikuti lomba blog walapun akhirnya kalah, yaitu;

  1. Mengasah kemampuan menulis

Sudah jadi rumus umum, banyak baca dan banyak menulis adalah salah satu cara bisa membuat tulisan yang baik,  enak dibaca dan dapat ‘feel’nya. Dengan ikut lomba blog kita ‘dipaksa’ mengerahkan semua kemampuan, termasuk mencari ide yang sekiranya beda dengan peserta lain. Mengasah kemampuan menulis termasuk jadi mampu menulis dengan kaidah bahasa Indonesia yang baik dan benar. Misal, jadi hapal mana kata baku dan tidak baku.

  1. Belajar kreatif

Mengikuti lomba blog menuntut kreatifitas, bukan hanya tulisan yang enak dibaca juga  alur tulisan yang mudah dipahami dan runut, kadang perlu didukung infografis atau desain pendukung tulisan lain. Intip-intip tulisan blogger yang rajin menang lomba memang biasanya idenya unik, out of the box, didukung gambar atau infografis baik. Saya belum bisa seperti itu, masih harus banyak belajar. 

Boleh baca Belajar Memotret dan Memasak 

  1. Menambah skill

Blogger jaman now dituntut tidak hanya bisa menulis jika ingin mendapat peluang dari lomba juga bisa memotret dengan baik (minimal enak dilihat), bisa mendesain canva untuk mendukung tulisan atau aplikasi lain. Jadi saat ikut lomba blog, kita ‘dipaksa’  menambah kemampuan lain selain nulis yang bisa mendukung tulisan di blog.

Beberapa waktu lalu ikut lomba blog yang diadakan IIDN yang salah satu syaratnya membuat video (masak) reel, dari ikut lomba ini kemampuan saya membuat video masak bertambah. 

Jadi belajar bikin video masak
Yang rapih


Boleh baca Kraft Crolette, Kreasi Keju Asli Kaya Nutrisi 

  1. Jadi bahan tulisan untuk update blog

Udah lama ga update blog, selain sok sibuk kadang merasa tidak ada ide? Ada yang sama? Dengan mengikuti lomba blog jadi ada bahan tulisan untuk update blog. Biasalah ya kalau dipaksa ide bisa datang atau sebaliknya ide dipaksa datang 😃.

  1. Belajar legowo

Kalah lomba blog itu, bikin baper, apalagi kalau sudah merasa mengerjakan dengan maksimal. Bapernya bisa berhari-hari, itu yang saya rasakan. Dari kekalahan saya belajar legowo, ikhlas walaupun tidak semudah yang diucapkan/ditulis, tetep ya suka greget, tetap suka ada penyesalan, coba nulis ini, coba tambahin ini itu sampai  akhirnya ya sudahlah kalah -  ikhlas.

  1. Belajar dari tulisan pemenang

Setelah move on  dari kekalahan, intip tulisan pemenang. Dari sana jadi tahu apa yang membuat tulisan tersebut menang dan saya kalah. Idenya unik, tulisan runut dan enak dibaca, didukung infografis yang menarik, layout blog post yang membuat pembaca betah  dsb. Saya mungkin tidak bisa mempelajari  semua tapi setidaknya ada gambaran tulisan yang menarik seperti apa yang disukai juri lomba blog.

Peluang lain dari Blog

Setiap tulisan akan menemukan jodohnya

Peluang blog tidak hanya dari lomba, dengan rajin update blog, aktif di media sosial, gabung di komunitas, peluang lain akan datang, seperti; Review produk, blogger dikirim produk untuk direview di blog dan media sosial, mendapat fee dan produk. Liputan acara online/offline, blogger diundang ke acara yang diadakan brand (selama pandemi secara online) dan diminta menuliskannya diblog dan mendapat fee. Placement post, blogger dikirim tulisan untuk post di blog dan mendapat fee.

Sama halnya dengan lomba blog yang ditulis dengan sepenuh hati agar menang, menulis blog liputan atau review produkpun sebaiknya dilakukan dengan totalitas, tulisan baik, foto pendukung oke dsb agar pemberi pekerjaan (komunitas atau agensi) puas dengan hasil kerja kita. Dan harus sesuai deadline, setor molor dari deadline, auto ditandain dan ga diajak lagi hehehe. 

Butuh proses dibarengi dengan keaktifan di media sosial untuk bisa mendapat peluang dari blog

Program IIDN untuk Blogger Pemula

Buat teman-teman yang ingin memulai ngeblog, tapi bingung mulai dari mana, harus ngapain agar  blognya mendatangkan cuan? Skill apa aja yang dibutuhkan saat ini untuk jadi blogger selain menulis? Teman-teman bisa gabung di komunitas IIDN karena  IIDN punya program keren-keren nih buat blogger pemula, seperti;

  • Tips ngeblog yang di share setiap hari selasa dan workshop mengenai kepenulisan dan blog. 
  • Workshop yang berhubungan dengan blog. Yang terbaru IIDN mengadakan workshop  bulan Mei lalu mengenai Google Analytics yang tujuannya meningkatkan performa blog.
  • IIDN juga sudah meluncurkan buku khusus tentang blog yang ditujukan untuk blogger pemula.

Sumber foto fb komunitas IIDN


So, buat teman-teman yang mau mendapat peluang dari blog, bisa bergabung dengan komunitas IIDN dan mengikuti program-programnya, cus intip grupnya di Facebook atau instagram.

 

 

Belajar memasak dan memotret makanan dari kontes ke kontes

Belajar memasak dan memotret makanan dari kontes ke kontes

Blog post ini sekaligus dokumentasi keisengan tapi serius, serius tapi santai ikut lomba-lomba masakan di instagram dan blog. 

Ternyata menang kontes masak dan atau motret makanan itu bikin ketagihan ya 😃. Tapi kalau dihitung-hitung,  frekuensi kalahnya masih lebih banyak daripada menangnya. Ya walaupun hadiahnya ga gede-gede amat lumayanlah ya buat jajan, masak enak dan beli props foto hehehe. 



Kalau menang happy, kalau kalah ya baper. Tapi kebaperan kalah lomba memasak dan motret ini tidak sebaper ikut lomba blog, mungkin karena lomba blog itu butuh effort yang lebih besar, ngonsep dan nulisnya berhari-hari, bahkan bisa seminggu, terutama untuk lomba yang diniatkan menang, kalau faktanya kalah, nah ini bikin baper berhari-hari 😅.

Supaya bapernya tidak berkepanjangan, siapkan mental untuk kalah, menghibur diri, hitung-hitung belajar nulis, masak dan motret.

Boleh baca Belajar Food Photography untuk Pemula 

Tapi motivasi pertama saya belajar masak dan motret bukan karena kontes sih. Motivasi belajar masak karena si sulung  gtm, waktu itu usianya baru 3 tahun,  pulang kantor ke gramedia cari buku resep makanan/camilan khusus batita, ternyata  resepnya bisa digunakan untuk keseharian camilan/makanan seluruh keluarga, sejak itu suka praktik-praktik resep dari buku. Tahun 2014 kenalan dengan instragram, impian pengen bisa motret cakep yang pernah tersirat di masa remaja (waktu remaja suka baca majalah Hai dan ada rubrik foto kiriman pembaca, sejak itu pengen punya kamera dan bisa motret) muncul lagi. Pilihan jatuh pada makanan karena bisa motret di rumah aja. Maklumlah ya saya jarang halan-halan, bukan ga suka  halan-halan tapi budget untuk halan-halan terbatas 😃.

Kenalan dengan instagram jadi kenal akun uploadkompakan, komunitas belajar memotret. Belajar motret makanan dari member upload kompakan dengan menerapkan prinsip ATM, amati tiru dan modifikasi. Belajar dari 2014 tapi kemajuan motet makanan saya segitu-gitu aja karena kurang keuyeung kalau orang sunda bilang, istilah pak suami, ga fokus. 

Kontes Resep Blue Band

Kontes masak  dan motret yang pertama kali saya menangi adalah  kontes recook resep kuker  no oven yang diadakan Blue Band tahun  2017.  Resep sudah disiapkan Blue Band jadi kita hanya recook dan foto hasilnya.

Kuker putri salju 

Saya ikut dua resep, kuker putri salju dan nastar, ini sekaligus jadi pegalaman  pertama saya praktik kuker karena selama ini kalau lebaran, pesen kuker sama mamah. Walaupun saat itu saya sudah mulai suka ngoprek di dapur tapi bikin kuker belum tertarik karena terbayang butuh waktu lebih lama daripada memasak.


Membuat nastar untuk pertama kalinya 

Tapi motivasi hadiah mengalahkan keengganan, jadilah mencoba membuat  kuker. Apalagi pemenang yang dipilih 10, jadi peluang menang lumayan besar. Hadihnya stand mixer Phillips dan voucher sudexo sebesar 1 juta rupiah. Saat ikut lomba ini saya ga berekspektasi terlalu tinggi, apalagi ini kali pertama membuat kuker jadi begitu menang rasanya surprisenya. Hadiah mixernya saya jual karena di rumah sudah punya mixer, vouchernya dipake jajan dan makan-makan.

Kontes Resep Skippy

Lomba resep Skippy yang saya ikuti lebih dari sekali. Kemenangan pertama lomba resep Skippy yang diadakan sama Blogger Perempuan. Karena lomba diadakan di bulan Ramadan (2019) jadi saya memilih resep kuker kacang.

Terpilih jadi pemenang hiburan dengan hadiah uang tunai 250 ribu dan produk Skippy.


Kuker kacang


Kemenangan kedua, lomba yang diadakan Skippy diakun instragramnya sebagai 5 pemenang utama dengan hadiah uang tunai sebesar 250 ribu. 



Brownies resep erlina lim


Lomba Blog Perjalanan Memasak bersama Rinnai

Tahun   Rinnai mengadakan lomba blog dengan tema pengalaman memasak bersama kompor Rinnai. Kebetulan kompor gas di rumah merk Rinnai, pas sama temanya. Menang juara dua hadiahnya kompor gas Rinna  dan wajan anti lengket. Kompor gasnya saya hadiahkan pada adik sebagai hadiah nikah karena pas dapat hadiah ini adik mau nikah.

Link blog Rinnai Menemani Perjalanan Belajar Memasak 


Kontes Resep Santan Kara

Pemenang favorit di edisi 47 

Kontes resep dan masak terbanyak yang saya ikuti adalah kontes masak yang diadakan santan KARA, dari 50 periode kontes yang diadakan, saya ikut sekitar 5 periode.   Kontes masak dengan durasi terpanjang, kurang lebih  2 tahun  kontes masak yang diadakan santan KARA, dengan total 


50  periode, setiap periode durasinya 2 minggu, bulan ini masuk periode 50 sekaligus periode terakhir. Deadline pertengahan Mei jadi buat teman-teman yang mau coba ikutan masih ada waktu nih. Saya coba ikut lagi, baru upload satu resep, niatnya mau nama 1 resep lagi.

Kontes masak santan Kara ini dimulai tahun 2020 awal pandemi. Saat itu ramai tagar dirumah aja. Para pekerja wfh, ibu-ibu jadi lebih banyak memasak sendiri daripada beli. tagar di rumah aja jadi salah satu tagar wajib kontes masak KARA saat itu, periode berikutnya, tagar ini sudah tidak ada.

Kemenangan pertama kontes santan Kara edisi 9, sebagai pemenang hiburan hadiahnya produk kara sebanyak satu dus, payung dan celemek. Saya upload lebih dari 1 resep jadi tidak tahu yang mana yang kepilih jadi pemenang hiburan hehehe.

Pemenang hiburan periode 9


Kemenangan kedua kontes edisi  47, sebagai pemenang favorit hadiahnya uang tunai 300 ribu. 

Kontes Blog dan Resep Mondelez dan Kraft

Kontes blog Mondelez diadakan oleh IIDN, selain nulis blog juga recook resep dalam bentuk video, Alhamdulillah jadi pemenang hiburan dengan hadiah hampers. 

Lomba blog Kraft diadakan 2x, lomba pertama kalah dan lumayan bikin baper karena merasa udah totalitas hahaha. Lomba kedua Alhamdulillah menang juara 3 dengan hadiah uang tunai 500 ribu dan hampers Kraft.




Kontes Blog dan Resep  Menu Ramadan Emak-emak Blogger

Ramadan kemarin , begitu pengumuman udah diniatin mau ikutan dan ingin menang, jadi usaha maksimal dengan bikin reels resep heuheu. Peserta tidak terlalu banyak, jadi peluang memang besar. Alhamdulillah juara 2 dengan hadiah uang tunai 300 ribu.



Boleh baca Kreasi es kelapa muda untuk tajil 

Boleh baca Resep gyoza dan dimsum ayam 

Boleh baca Resep nastar dan biji ketapang 

Boleh baca Resep opor ayam dan dendeng balado 


Yang harus diperhatikan saat ikut kontes masak dan motret makanan

Ketika berniat ikut kontes, pasti ada keinginan menang, begitu pula saya. Dari pengalaman kalah saya banyak belajar gimana supaya menarik perhatian juri dan jadi pemenang. Penarik perhatian pertama foto, karena itu yang akan terlihat juri sebelum baca caption atau resep, jadi usahakan foto jelas (ga blur).

1. Foto menarik dan rapih. Jika foto dengan produk, produk harus terlihat jelas, tidak blur atau logo/tulisan brand terpotong. Berikut hal yang harus diperhatikan ketika mengikuti kontes masak dan atau motret makanan;

2. Perhatikan ketentuan lomba. Saat upload foto, pastikan tagar dan semua persyaratan seperti mention atau tag sesuai ketentuan. Salah hastag bisa tidak terdeteksi juri dan karya kita lolos dari penilaian. Ini pernah saya alami, foto ga keintip juri karena salah hastag, walaupun belum tentu memang tapi kan rasanya sia-sia hikhiks

3. Perhatikan konsep dan tema lomba. Tema dan konsep lomba sedikit banyak berpengaruh pada resep yang dilirik juri. Misal jika tema lebaran/ramadan, pilih resep yang khas ramadan dan lebaran. Jika tema makanan tradisional atau daerah, pilih makanan yang memang khas daerah tertentu.  

4. Jika tantangan adalah kreasi resep kreasi sendiri, pastikan resep modifikasi hasil karya kita unik. Misal yang sempat viral baru-baru ini, bakwan ala chef, resep dasarnya bakwan sayuran tapi ditambah potongan sosis jadi hal unik dan beda.

5. Jika lomba masak adalah Recook biasanya kualitas foto jadi penilaian utama.

6. Menentukan konsep foto. Setelah memutuskan mau masak apa buat kontes, mulai rancang juga konsep fotonya jangan sampai ketika makanan matang masih bingung mau fotonya gimana (angel, stylish dsb), karena beberapa makanan jika dingin atau lama, saat dipotret  warnanya berubah, tidak fresh, lebih layu jika ada sayuran kecuali teman-teman punya trik photography profesional untuk menyiasati ini.

Tantangan mengikuti kontes masak dan motret makanan

Tantangan mengikuti kontes masak dan motret makanan saat ini adalah makin banyaknya saingan terutama saingan dari para suhu food photography. Beberapa suhu food photography   yang rajin ikut kontes resep masak dan motret adalah mba  Puji Hamzah , Nunung Nurosyiah, Lia Joen dsb, pokoknya banyak, member-member upload kompakan yang udah ciamik hasil fotonya. Dan mereka langganan menang. 

Jujurly, suka jiper duluan kalau mau ikut kontes foto resep dan makanan dan mereka ikutan heuheu. Tapi rejeki ga akan tertukar, jadi coba aja dulu…

Untuk menghadapi tantangan tersebut adalah dengan melatih skil memotret dan rajin masak. Ya biar ga boros kan enaknya masakan sendiri sehari-hari aja yang dipotret.

Malu memulai?

Duh malu mau ikut kontes foto, ada yang kepikiran seperti itu? Sama tapi kalau menuruti malu kapan mulainya. Oh ya foto untuk kontes sekalian juga foto untuk upload di shutterstock atau microstock  tapi produk lomba jangan disertakan, ya siapa tahu laku di shutterstock iya kan hehehe.

Ide Kegiatan di Rumah untuk Praremaja dan Remaja

Ide Kegiatan di Rumah untuk Praremaja dan Remaja

Di rumah aja karena pandemi

Salah satu gambar si Kaka dengan Photoshop


Anak-anak di rumah udah berusia 10 dan 13 tahun, sudah ga mempan diajak ngisi waktu di rumah dengan bikin origami, bikin kerajinan dari dus bekas (pernah si adik bareng teman-temannya bikin kerajinan dari dus bekas indomie, idenya comot dari youtube), sudah ga bisa diminta duduk manis terus mendengarkan Mamanya baca buku. Saat usia mereka delapan tahunan paling seneng dibacain buku, sampai mulut Mamanya pegel. Masa-masa itu sudah lewat.

Mereka sedang di usia butuh tantangan, sudah punya keinginan dan pendapat sendiri, sudah bisa menentukan mana yang disukai, mana yang tidak. Yang menurut kita asik belum tentu asik menurut mereka.

Tantangan lain sebagai  orangtua jaman now dari praremaja dan remaja sudah banyak yang tergantung sama gadget, ditambah pandemi yang membatasi ruang mereka sekolah dan main di luar rumah, makin lengket sama gadget. Kelengketan ini bisa positif bisa negatif, kalau main game melulu tanpa terarah tentu efeknya negatif.

Di rumah, si adik nih yang lengket sama hp. Dulu si Kaka baru punya hp (lungsuran) kelas 6 (sebelumnya barengan sama hp Mamanya), itupun karena PJJ, Niatnya baru dikasih saat SMP. Si adik kelas 4 sudah punya hp (lungsuran) karena kebutuhan PJJ.

Si Kaka punya hp saat sudah terbiasa sibuk dengan kegiatan ini itu (ekskul dan hobi) jadi saat punya hp sendiri, biasa aja, ga ngegame lama-lama (karena ga suka, bosan dan bikin mata puyeng, katanya). Si Adik sebaliknya, kalau ga dibatasi ya anteng main game di hp. Beruntung main gamenya ga sampai top up buat ini itu karena saya ga kasih uangnya, pake uang jajan juga ga bisa karena jatah jajannya cuma 5 ribu sehari, biasanya habis buat jajan siomay pas ngaji. Dan alhamdulillahnya, si Adik  ada rasa takut dan tahu kalau ngegame kelamaan ga bagus. Beruntung juga tinggal di perkampungan yang masih banyak empang dan kebun (tetangga), jadi anak-anak kadang menghabiskan waktu di sana, kadang main sepeda dan hujan-hujanan bareng.

Tapi tetap ya masa PJJ ini yang mengharuskan full di rumah membuat kewalahan. Mungkin kalau teman-teman yang anaknya home schooling sudah punya pattern kegiatan jadi menghabiskan banyak waktu di rumah pun ga masalah, udah punya kegiatan full. Saya, biasanya melepas anak-anak ke sekolah,  sekarang  disuruh di rumah, agak puyeng hahaha.

Mau ga mau beradaptasi, gimana nih biar kegiatan anak-anak berimbang, ga melototi hp aja. Soal ini saya kerap diskusi sama suami, urun rembuk mencari kegiatan untuk anak-anak.

Berikut kegiatan yang dilakukan anak-anak di rumah

Mencari dan mendukung hobinya

Sebelum pandemi si Kaka untuk kelihatan minatnya pada gambar cukup besar, jadi begitu pandemi yang mengharuskan di rumah saja, Bapake membelikannya dan mengajarinya gambar dengan aplikasi Photoshop dan edit after effect, kini sedang mencoba aplikasi adobe.

Dia enjoy menggambar, jarang gabut. Malah saya dan suami yang suka minta dia berhenti gambar dan ngedit.

Si Adik masih belum kelihatan minatnya selain seperti kebanyakan anak-anak suka main roblok dan mine craft. Jadi rencanya mau kursus coding, kemarin sempat ikutan trialnya.

Si Adik suka gambar juga tapi sepertinya masih ikut-ikutan Kakanya.

Belajar musik secara online

Mengajari anak-anak bermain musik bukan karena ingin anak-anak jadi musikus, tapi sebagai pengisi waktu, biar kalau gabut ga ngegame atau nonton melulu heuheu. Karena biaya kursus musik mahal, sarana belajarnya pake aplikasi. Si Kaka sempat kursus saat TK tapi sebentar. Adik full belajar via aplikasi, Alhamdulillah bisa baca not balok dan kunci lagu.

Belajar dari aplikasi 


Jujurly, kami agak maksa belajar mereka musik, mau ga mau harus main kalau jadwalnya main organ. Tapi karena kami tidak punya target khusus, sekedar bisa, jadi mereka enjoy-enjoy aja.

Aplikasi bisa teman-teman cari google store dan diunduh gratis. Biasanya mereka menyediakan trail sebelum langganan/berbayar.

Belajar bahasa inggris secara online

Di era sekarang ini, kemampuan bahasa inggris sangat diperlukan, jadi sayang sekali jika waktu di rumah saja yang cukup banyak ga dimanfaatkan untuk belajar bahasa Inggris, terlebih seiring pandemi banyak kursus online bahasa Inggris dengan harga terjangkau.

Membaca buku

Membaca buku kebiasaan yang masih saya terapkan, bedanya saat praremaja mereka sudah baca buku sendiri dan buku yang mereka baca/beli sudah bukan pilihan Mama dan Bapaknya. Kami hanya memantau, memastikan buku yang dipilih sesuai usianya. Biasanya mereka membeli buku via online di marketplace (mereka masukin keranjang, bapaknya yang diminta cek out hehehe). Buku yang sedang mereka gandrungi komik Conan, Donald Bebek (edisi lama tentunya, banyak dijual di marketplace), kungfu boy, komik science korea dan Tintin. Agar hemat biasanya kita beli yang seken.

Jika anak suka bermedia sosial, arahkan ke hal positif

Ini cerita di Kaka di rumah yang punya akun Ig sejak kelas 4 sd, isinya dokumentasi gambar dia, jadi kalau intip akunnya hampir tidak ada postingan dirinya sendiri atau kegiatan lain selain gambar. Pernah saya kasih saran sesekali posting dirinya tapi dia ga mau hehehe.

Baru-baru ini saya dorong untuk rajin post di ig dengan secara rutin dengan kontent gambar, lebih terarah, sesuai hobi dan semoga jadi manfaat. Efek dicerewit Mamanya, main medsos boleh tapi harus punya aturan sendiri, ga boleh cuma untuk narsis, apalagi joget-joget heuheu. 

Olahraga rutin

Sedang berusaha konsisten untuk olahraga rutin bareng. Hari minggu biasanya kami jalan kaki ke sport center yang dekat rumah.

Hari sabtu Adik les berenang (setelah 2 tahun terpotong pandemi). Si Kaka sudah setahun ini aktif bela diri TS  (setelah setahun vakum karena pandemi).

 

Jadwal  olahraga bareng

Olahraga secara rutin membuat badan bugar dan anti mager heuheu. Dan yang pasti olahraga bisa menjadi imunitas tubuh di saat pandemi. Dan jangan lupa  memastikan kebutuhan makanan mereka yang bernutrisi dan bervitamin terlebih saat pandemi ini, asupan nutrisi yang baik sama dengan menjaga kekebalan tubuh. Ikhtiar untuk menghindar dari virus covid sudah ditunaikan.  Baru minggu lalu si Adik mendapat vaksin ke-2.

Untuk teman-teman yang diberi cobaan sakit terkena virus covid, semoga  diberi kesabaran, positif thingking dan semangat sembuh. Salah satu ikhtiar untuk mempercepat pemulihan dari  adalah dengan mengkonsumsi vitamin. Salah satu vitamin  yang direkomendasikan adalah vitamin isoman


Teman-teman punya ide lain? Share di kolom komentar donk