Yang Berubah di Prasekolah, AYAHBUNDA edisi no 9 mei 2015

Assalamu'alaikum

AYAHBUNDA edisi no 9 /04-017 mei 2015


Jaman sudah berubah, begitupun peraturan di prasekolah untuk beberapa hal sudah berubah. Dulu sesuatu yang dinilai biasa dan wajar, kini dengan alasan kesehatan dan kebersihan, di larang. contohnya, pengawasan bekal sekolah dan cara berbagi dengan teman. bekas gigitan, botol tempat minum tidak bisa dibagi dengan alasan kesehatan dan kebersihan. Apalagi yang berubah? Simak saja artikelnay di majalah Ayahbunda:)




#behindthescene 

Berbagi bahagia bersama tabloidnova.com

Berbagi bahagia bersama tabloidnova.com salah satunya adalah saat berhasil mempraktikkan resep yang ada di sana dan jadi menu kesukaan keluarga. Saya bukan mama yang jago masak jadi saat mempratikkan resep baru dan berhasil, rasanya luar biasa. Dan memasak enak adalah cara saya berbagi bahagia bersama keluarga. Tanda cinta saya untuk keluarga. Berbagi bahagia bersama tabloidnova.com yang lain adalah membaca cerpen di tabloid nova saat me time. Bahagia itu sederhana bukan?

resep dari tabloid nova yang jadi kesukaan keluarga
ikan kuah kuning 
Banyak hal-hal kecil di sekitar kita yang bahkan menjadi rutinitas dan menjadi sumber kebahagian jika kita mensyukurinya. Saya bahagia saat si kecil memeluk-meluk saya. Ibu menelpon, menanyakan kabar dan menyatakan kerinduan pada cucunya.

Inilah sekelumit cerita kebahagia lain dalam hidup saya

Ibu, adalah inspirasi kebahagiaan saya
Jika di tanya apakah masa kecil saya menyenangkan?  Saya jawab; Masa kecil saya sempurna karena;  bahagia bersama keluarga yang menyayangi dan bahagia bersama sahabat-sahabat masa kecil. 

Berkali-kali wirausaha bangkrut membuat bapak putus asa. Tapi Ibu bangkit tanpa putus harapan dan jarang mengeluh. Ibu membuka usaha laudry, kebetulan rumah saya terletak di lingkungan kost an mahasiswa, tanpa modal otomatis Ibu mengerjakannya tanpa mesin cuci. Untunglah usaha yang memeras tenaga itu tak berlangsung lama. Ibu beralih menjadi penjual makanan dan kue yang di titipak di toko, warung dan kantin sekolah di bantu Bapak.

Dengan tekadnya yang kuat Ibu berhasil menyekolahkan kami, kelima anaknya, bahkan sampai ke perguruan tinggi. Sampai sekarang saya masih amazing, bagaimana dengan segala keterbatasan itu kami bisa sekolah tinggi. Rejeki dari Tuhan memang tak bisa di ukur dengan hitungan matematis ya. Dengan doa dan usaha semua menjadi mungkin.

Di tengah keterbatasan, ibu selalu membuat kami bahagia bersama keluarga. Ibu banyak mengajarkan berbagi kebahagiaan dengan hal-hal kecil dan caranya mensyukuri apa yang ada.   Tak ada lauk, Ibu menyiasatinya dengan membuat nasi uduk atau bubur menado abal-abal. Saya sebut abal-abal karena hanya berisi campuran sayuran tanpa ikan heheh.

Secara tidak langsung Ibu mengajarkan bahwa cara berbahagia adalah tidak putus asa, memiliki mimpi,  mensyukuri apa yang ada dan berbagi kebahagiaan sesuai kemampuan.

inspirasi kebahagiaan saya 
Inspirasi kebahagiaan saya yang lain adalah buku. Ya buku.  Bukan, bukan karena orangtua saya membelikan banyak buku sehingga saya suka membaca justru sebaliknya. Saya tak pernah di belikan buku selain buku ajaran sekolah. Tapi dongeng Ibu saat mengantarkan saya tidur membuat saya ingin membaca banyak buku. Ada banyak buku di luar sana yang  tidak melulu soal pelajaran sekolah. Ada buku di luar  sana yang menceritakan bagaimana orang-orang menemukan sesuatu yang mengubah dunia dan menjadi inspirasi kebahagiaan banyak orang? Tapi di mana? Di sekolah (dasar) saya tidak ada perpustakaan. Pernah saya lihat salah satu lemari di ruang guru disesaki buku-buku tipis, berdebu dan lusuh. Saat saya intip ternyata ittulah buku-buku yang saya cari. Sayangnya hingga saya lulus sekolah dasar, perpustakaan sekolah tidak pernah ada. 

Di tengah kebingungan dimana saya bisa mendapatkan buku pinjaman dengan cuma-cuma,  seorang guru ngaji membawakan buku masa kecilnya ke mushola dan boleh di pinjam sesukanya lalu  seorang ibu tua kaya yang rumahnya tak jauh membuka perpustakaan gratis setiap sabtu minggu jadi saya memiliki stok bacaan untuk seminggu. Hampir semuanya buku anak-anak dari fiksi sampai science . Saya duga buku-buku ini pasti koleksi buku anak-anaknya saat masih kecil.
Salah satu buku masa kecil yang menginspirasi kebahagiaan saya adalah seri Rumah Kecil Laura Inggalls Wilder.

Dari sanalah saya mulai merasakan indahnya berbagi kebahagiaan. Saat kecil mereka bahagia memiliki banyak buku kini mereka berbagi kebahagiaan dengan meminjamkan pada  anak-anak seperti saya. Mereka inspirasi kebahagiaan saya dan membuat saya bertekad kelak menjadi seperti mereka, bisa berbagi kebahagian dan menjadi inspirasi kebahagiaan seorang anak.

Buku-buku yang membuat saya bertekad harus lebih baik dari orangtua dan berbagi bahagia bersama keluarga. Benar bahwa bahagia tidak identik dengan materi, tapi akan lebih bahagia jika perut tidak lapar bukan?

Kesamaan suka membaca dan menulis juga yang akhirnya mempertemukan saya dengan seseorang yang akhirnya menjadi sahabat.

bahagia bersama sahabat 
Bahagia bersama sahabat adalah saat kami saling menyemangati, berbagi cerita, tukar pinjam buku dan tentu saja kadang janjian me time bersama.

Setelah menikah dan memiliki keluarga sendiri, insprasi kebahagiaan saya bertambah. Dialah suami dan kedua anak saya. Salah satu bahagia bersama keluarga khususnya anak-anak adalah membacakan buku untuk mereka. Kini, saya bisa membelikan buku pada anak-anak walaupun lebih banyak buku sale.
bahagia bersama keluarga
Suatu minggu saat kami berburu buku sale di sebuah toko buku gramedia, saya lihat suami memilih banyak buku anak dan meminta anak-anak memilih buku sesukanya.

Naluri hemat seorang ibu langsung keluar. Saya sortir buku-buku yang sudah dia dan anak-anak pilih.
 “Ini gak usah, Azka belum ngerti kalau baca ini. Ini kayaknya untuk anak kelas 3 atau 4 sd. Ini juga belum perlu Khalifah masih terlalu kecil untuk paham buku ini.”

“Tidak usah di pilih-pilih lagi kapan lagi ada buku murah. Kita  akan membuka perpustakaan untuk anak-anak cuma-cuma di rumah. Dulu kita susah membeli buku dan dari buku kita bisa seperti ini, jadi saatnya berbagi kebahagiaan dengan anak-anak yang seperti kita dulu.”

Haru. Ternyata saya dan suami memiliki mimpi yang sama namun baru sekarang terungkap.
Saya berharap buku-buku yang akan kami pinjamkan menjadi inspirasi kebahagiaan banyak anak-anak yang tak mampu membeli buku seperti saat kami masih anak-anak. 


Rencananya kami akan membuka perpustakaan tahun depan, (bukan) kebetulan rumah yang akan kami tempati tahun depan, tidak di perumahan seperti sekarang tapi di sebuah perkampungan di pinggiran kota dan lumayan jauh dari hiruk pikuk kota. 

Meksiko dan Cireng #celoteh

Meksiko
Suatu pagi, tiba-tiba Khalifah bilang,"Ma, aku pengen ke rumah Diego." Efek beberapa hari ini nonton dvd Go Diego Go.
Saya jadi teringat, saat Kaka seusianya, kakanya mengatakan hal yang mirip, bedanya, Kaka ingin ketemu Dora.

"Diego rumahnya jauh di Meksiko."
"Naik pesawat?"
"Iya."

Selang beberapa jam si mba yang bantu beres-beres di rumah datang, Khalifah langsung nyeletuk,"Mba, Dede mau ke Meksiko, mba ga diajak."
Si mba balik godain Khalif,"Khalif ga di ajak ke rumah mas Adit." Adit anak s mba yang seumur Kaka, kelas 1 sd.

Sore hari, saat Khalifah main berdua Kakanya, terdengar percakapan.
"Ka, Dede mau ke Meksiko ke rumah Diego."
"Jauh, De."

"Kaka pernah ke Meksiko?"
"Nggak, kata Abi Meksiko jauh." keduanya bercakap-cakap dengan mimik serius. Saya menahan tawa. 


Cireng
Saya bikin cireng ebi atas permintaan Kaka. Saat  lagi goreng Khalifah mendekat.
"Ma, Dede tahu bahasa inggrisnya ikan..bla,,,bla...," Dia menyebutkan beberapa kosa kata dalam bahasa Indonesia dan Inggris.
Saya memberi pujian.

Terakhir dia nanya,"Ma, ma kalau cireng bahasa Inggrisnya apa?"

Musuh dalam selimut

Artikel mengenai menyusui di AB. Ada kalanya kendala menyusui dari orang-orang terdekat dan yang menyayangi kita, suami, orangtua, mertua atau sahabat. Dengan alasan kasihan melihat kita kecapean atau baby nangis, menyarakan memberi sufor. Bagaimana menghadapinya?

Di ulas tuntas dalam artikel ini dengan narasumber dokter spesialis kandungan sekaligus konselor laktasi bersertifikat dr. Amalia D., SpOG., IBCLC. Praktik di RSIA Hermina



One Stop Shopping di Shopious

Kabar baik untuk para online shoppers, termasuk saya, kini  ada direktori toko online fashion di Indonesia yaitu www.shopious.com. Sekali membuka situs ini kita   akan di pertemukan dengan banyak pilihan produk fashion dari berbagai toko online yang selama ini berada di media sosial seperti instagram.



Untuk beberapa barang saya memilih membeli secara online dengan pertimbangan kepraktisan dan hemat.  Hemat waktu dan uang, berhubung kemacetan Jakarta yang wow banget.

Tak usah khawatir dengan penipuan karena toko online yang tergabung di shopious sudah terdaftar dan terverifikasi datanya oleh tim  Shopious. Karena Shopious bersifat direktori, jadi jika kita sudah menemukan barang yang akan di beli, tinggal berhubungan langsung dengan penjualnya yang kontaknya sudah tersedia di sana.

Berburu buku sale

Ada positifnya saat terjebak kemacetan di tengah kota kami memilih isoma ke mall terdekat jika mesjid terlalu jauh untuk di jangkau. Kalau sudah ke mall tak lengkap jika tak mampir ke toko buku. dan betapa beruntungnya saya, beberapa kali mampir ke mall tanpa sengaja, pas ada sale buku.

gimana ga kalap 

Memenuhi AKG harian anak dengan MPASI fortifikasi

Menyerap seperti spons

Selalu banyak hal tak terduga yang membuat hati seorang mama seketika berbunga-bunga. Berbunga-bunga ketika si kecil mengungkapkan perhatian dengan cara tak terduga.  Seperti yang saya alami dan saya yakin semua mama pernah mengalami dengan cara yang berbeda.

“Ma hujan, jemurannya udah diangkat?” tanya si kecil Khalifah.
Atau saat saya terbatuk-batuk, dia mengambilkan segelas air putih tanpa di minta. Persis seperti yang saya lakukan saat dia terbatuk-batuk.

Kali lain saya mendengar percakapan Khalifah dengan kakaknya.

“Kaka, kalau makan gak boleh ngomong nanti masuk tenggorokan batuk.”
“Dia ngerokok, nanti paru-parunya hitam. Iya kan, Ka.”
“Ini otot Dede, mana otot Kaka?”

Celetukan –  celetukan itu keluar karena Khalif kerap ikut mendengarkan saat saya membacakan buku mengenai tubuh untuk Kakaknya. Buku yang saya beli  saat sale di sebuah toko buku. Buku yang awalnya saya niatkan untuk di baca Kaka jika sudah kelas dua atau tiga sekolah dasar tapi begitu sampai rumah keduanya  antusias minta di bacakan dan minta di ulang berkali-kali. Siapa sangka Alif diam-diam bisa mencernanya. Kami jadi makin semangat membelikan mereka buku terutama saat sale dengan alasan supaya hemat hehehe.