Jualan #idemain

Beberapa waktu lalu saat belanja saya mendapat hadiah satu karton mie instan. Bingung donk karena kebanyakan dan kami tak pernah menstok mie instan di rumah sebagai antisipasi biar gak pengen mie terus. Kami mengkonsumsi mie instan seminggu sekali.

Ehm, sebagian di kasih si mba aja, sebagian buat saudara, sebagian....otak saya mulai menghitung-hitung dan bagi-bagi mie.

Kemudian si Azka celetuk. 
"Ma, asik donk kita bisa jualan. Jadi nanti mama banyak uang."
"Iya, Azka jualin aja, uangnya buat di tabung," timpal suami.
saya mengerti arah pembicaraan suami, dia berkali-kali berkata ingin sekali mengajarkan anak wirausaha sejak dini. Azka pernah saya tawari bawa kue ke sekolah untuk di jual tapi menolak katanya malu.

Azka pernah mengeluarkan kebutuhan sehari-hari, seperti teh, gula dan terigu, lalu memajangnya di depan rumah, katanya mau jualan.

Digital Sisterhood #EventFemina

58% yakin teknologi memungkinkan pemimpin untuk berkomunikasi dengan tim lebih mudah dan lebih cepat dan 77% anak-anak dan remaja terhubung, mengakses media sosial. 

Beberapa waktu lalu saya mendapat undangan dari majalah Femina untuk hadir di acara #wanitabicara dengan tema Digital Sisterhood – digital leadership dan digital parenting. Membaca temanya yang kekinian langsung book mark hari buat ikutan. Minta ijin suami dan pesen sama si mba buat nitip anak-anak pada hari itu.

Merasa harus jadi mama yang update soal digital karena menyangkut diri sendiri dan masa depan anak-anak. waalupun tema digital parenting sudah beberapa kali saya baca di majalah AyahBunda saya ga pernah bosan kalau ikut sesi parenting walaupun temanya sama karena percaya ikut ini akan merefresh ingatan soal pengasuhan.

Duh jadi kepanjangan nih prolognya. Langsung aja deh...

'Drama' di Kehamilan Pertama

Dua kali hamil, sama-sama hamil kebo. Saya tidak tahu dari mana istilah hamil kebo itu berasal. Hanya beberapa kerabat, teman dan tetangga yang kadang memberi istilah itu untuk kehamilan saya karena saat hamil tidak merasakan banyak keluhan. Tidak morning sick, tidak ngidam yang aneh-aneh, tekanan darah normal sampai melahirkan, mengalami bengkak di telapak kaki tapi masih dalam kondisi biasa – tidak sampai tidak bisa berjalan atau kesakitan. Selama hamil saya tidak pernah cuti kerja gara-gara keluhan kehamilan. Ada sih sedikit keluhan yaitu lemes, sering ngantuk dan sering buat air kecil, tapi masih dalam batasan sangat bisa di kendalikan.



Enak banget ya hamilnya...
Alhamdulillah, saya tidak henti bersyukur untuk hal itu. Tapi Tuhan selalu punya skenario untuk membuat hambanya bertambah kuat. Skenario untuk membuat hidup sesekali seperti naik roal coaster; deg-deg an, takut, senang, berharap-harap cemas dan melatih mental untuk tidak mudah menyerah pada keadaan.   .

[Sponsored post] Special Cake in World Baking Day

Yeay....It’s World Baking Day

Seperti yang sudah saya tulis di postingan sebelumnya, di event World Baking Day ini akan membuat kue untuk Azka, putri kami. Cup cakes coklat dengan blue band cake and cookies. Resep bisa dilihat di sini 

Seperti biasa dia selalu nampak bersemangat ketika melihat saya akan membuat kue.
“Aku yang mecahin telur.”
“Aku yang masukin terigu.”
“Aku yang menghias.”

Tapi sebelum membuat kue selesai, Azka sudah main dengan teman-temannya (anak tetangga) dan kembali ke rumah saat kue selesai di buat. 

Matanya berbinar-binar begitu melihat kue sudah berlapis krim, ehm mungkin agak aneh karena selama ini mamanya selalu membuat kue yang biasa, tanpa hiasan krim ini itu. 

Merasakan keharuman dan kesegaran baru Cussons Imperial Leather

Assalamualaikum 

mba Widi dan mba Rani
Bicara soal sabun Cussons Imperial Leather, otomatis  saya teringat Ibu. Ibu saya pengguna setia sabun batang (soap bar) Cussons Imperial Leather  dan inilah merk sabun pertama yang saya kenal. Keharumannya tahan lama, cocok untuk semua anggota keluarga dan awet ga cepat lembek, begitu kata Ibu saat saya mengusulkan ide untuk ganti sabun karena melihat iklan tv. Apa yang di katakan Ibu terbukti ketika akhirnya Ibu mencoba merk lain atas paksaan saya karena penasaran dengan iklan di tv. Saat itu saya masih duduk di bangku sekolah menengah pertama.

Saya jadi antusias begitu menerima undangan dari MommiesDaily untuk menghadiri re launching logo dan produk baru dari Cussons Imperial Leather pada tanggal 25 April 2015. Acara bertempat di Gold's Gym City Walk Sudirman. Pemilihan Gym sebagai tempat acara bukan tanpa sebab lho karena kami akan di ajak olahraga body vive bersama sebelum merasakan secara langsung kesegaran dan keharuman baru dari produk Cussons Imperial Leather.

Berbekal baju olahraga dan handuk, dompet juga tentunya :),  saya menuju tempat acara. Di sana bertemu beberapa teman sesama blogger yang selama ini cukup akrab di dunia maya.

Blogger Gathering with Cussons Imperial Leather

[Sponsored Post] Bereksperimen dengan Blue Band #worldbakingday

Assalamu'alaikum

Mencoba sesuatu yang berbeda


Akhir-akhir ini saya mulai mencoba praktik beragam resep kue sampai tergoda untuk membuat katagori khusus coba resep di blog saya yang lain www.catatanmamarina.blogspot.com. Tantangan terbesar saat mempraktikan kue  adalah mengalahkan rasa takut kue yang dibuat bantat terutama jika mempraktikkan resep baru alias belum pernah di praktikkan sebelumnya.  Kalau bantat bagaimana? Rugi bahan kue, terbuang percuma. Tapi kalau tidak mencoba kapan lagi? Oke, anggap saja ini sekalian modal untuk anak-anak bereksplorasi karena saya suka melibatkan mereka saat membuat kue. Jadi tidak ada yang sia-sia. Atau anggap saja latihan mental untuk berkompetisi rewardnya kalau anak-anak lahap makan kuenya *maksa*.

Do something you are afraid of! Taking risks make us happy. Trying a new activity, facing a fear or joining a new interest group can feel scary, but the rewards are worth it. People who take risks to be happier and more successful than ( Tips by Emma Kenny seorang psikolog).

Yap, saya harus mengalahkan rasa takut. Saya jadi teringat perkataan ibu; kue bantat,  selalu ada kemungkinan bisa di makan hanya rasa, penampilan dan teksturnya saja yang berbeda. Harusnya empuk karena tidak ngembang jadi keras ya nikmati aja toh masih terasa manis ☺. Jadi kenapa harus takut?

Bekerja dari rumah, antara idealisme vs kenyataan

Assalamu'alaikum

Idealisme vs kenyataan
Asiknya bekerja dari rumah dan pastinya di sepakati semua ibu adalah tumbuh kembang anak-anak terpantau. Bisa mengajarkan disiplin dengan lebih konsisten dan bisa mendeteksi bakat dan minat si kecil lebih dini. Bisa membentuk karakter anak yang mendekati ideal dan tetap memiliki penghasilan sendiri tanpa beranjak dari rumah. Mungkin hanya sesekali keluar rumah untuk urusan pekerjaan.

Saat memutuskan resign (resign pertengahan 2013) saya memiliki banyak rencana indah. Dari memiliki jam kerja khusus di rumah - misal jam 10 sampai 12 siang, (sementara si kecil di handle si mba pengasuhnya)  lalu jam 2 sampai jam 4 (saat anak-anak tidur siang) dan malam hari saat anak-anak dan pak suami tidur.  Sesekali ke  luar rumah untuk memenuhi undangan blogger atau bertemu narasumber tulisan.

Membuat planing agar bakat dan minat anak-anak terdeteksi sejak dini dengan membuat jadwal ‘main’ yang bisa memancing bakat dan minatnya. Dari memiliki kunjungan rutin ke museum, percobaan science sederhana, ngajarin hapalan al-qur’an, ide main dengan memanfaatkan barang bekas dan seabrek ide idealis lainnya.

Tapi rencana tinggal rencana terlebih setelah art yang menjadi andalan saya sejak bekerja memutuskan menikah dan tidak lagi bekerja pada kami. Anak-anak pun tak mudah di ajak kerjasama, tahu mamanya ada di rumah maunya nempel terus.