Cegah dan Atasi Anyang-anyangan dengan Prive Uri-cran

Bebas Anyang-anyangan, silaturahmi lancar
Perjalanan mudik dan libur lebaran, pasti banyak mampir ke toilet umum, saya prepared dengan membawa Uri-cran selain tetap bersihkan toilet umum yang mau kita gunakan dan bawa selalu persediaan air mineral. Memang apa hubungannya bebas anyang-anyangan dan silaturahmi ke kampung halaman?

Karena faktanya,  berdasarakan  survey 5 dari 10 perempuan pernah mengalami Anyang-anyang dan besar kemungkinan terinfeksi bakteri E.coli yang ada di toilet umum. Ini pengalaman  kami kena Anyang-anyangan karena menggunakan  toilet umum sembarangan.

Perempuan dan Anyang-anyangan
Keluhan paling familiar bagi seorang perempuan selain pms (post menstruasi syndrome) adalah Anyang-anyangan. Bedanya pms datang rutin sebulan sekali, Anyang-anyangan mungkin sekali dua kali dalam hidup tapi membekas rasanya. Rasa tidak enaknya, maksudnya hehehe. 

Dibeberapa daerah Anyang-anyangan disebut dengan istilah lain, contoh kalau orang sunda bilangnya, jeungjeuriheun

Anyang-anyangan adalah gejala awal infeksi saluran kemih yang ditandai dengan sakit buang air kecil dan buang air kecil keluar sedikit-sedikit padahal rasanya mau mengeluarkan banyak. Jika sudah parah, buang air disertai darah dan demam. 80% penyebab sakit buang air kecil ini karena masuknya bakteri E.Coli ke dalam saluran kemih dan menyebabkan infeksi.

Kok bisa bakteri E.Coli masuk ke saluran kemih? Bakteri E.Coli masuk melalui vagina karena beberapa hal berikut; dari toilet yang kita pakai tidak bersih, sering menahan pipis, air yang digunakan untuk membasuh setelah buang air kecil tidak bersih, arah membasuh yang salah setelah BAB.

Mesjid Agung Banten dan Keraton Surosuwan, Saksi Bisu Kejayaan Kesultanan Banten



Hari beranjak sore ketika saya, Pak suami dan anak-anak, sampai di pelantara parkir masjid Agung Banten. Perlu berputar-putar mencari tempat parkir karena bingung, ini tempat parkir atau area pasar. Kondisinya becek dan sesak dengan tenda-tenda pedagang yang tak rapih dan tak teratur. Ternyata tempat parkir dan area pedagang ditempat yang sama. Tidak kebayang kalau hari libur dan banyak pengunjung (kami kesana hari senin), cigana pabaliut. Dan tiba-tiba merasa menyayangkan karena terkesan kumuh, sementara di depan menjulang    masjid Agung Banten yang kokoh dan bersahaja.

Rumah Nyaman ala Kami

Ternyata tidak mudah mewujudkan rumah nyaman ala rumah nyaman  majalah arsitektur atau desain interior yang suka kami intip;  kinclong, tertata dan matching. Lha iyalah karena butuh modal yang lumayan hahaha.

Eit, tapi keterbatasan budget bukan alasan untuk tidak memiliki rumah idaman yang nyaman, kuncinya adalah penyesuaian dengan kemampuan keuangan kita. Dan rumah nyaman versi kita belum tentu sama dengan orang lain atau seperti di majalah, karena rasa nyaman terkait rasa dan disesuaikan dengan kebiasaan dan usia penghuni rumah. Rumah nyaman versi yang memiliki anak kecil (balita) pasti beda donk dengan rumah nyaman dengan penghuni semua orang dewasa (semua anaknya sudah besar).

Rumah  idaman versi saya dan Pak Suami  adalah homy, nyaman, tidak mencolok, dan terkesan welcome. Tapi kalau diminta untuk menjabarkan seperti apa homy-nya,  kami bingung hahaha. Intinya sih sederhana tapi nyaman, rapi dan bersih.

Alhamdulillah rumah yang kini kami tempati sudah nyaman menurut kami. Berikut rumah nyaman ala kami;

Rumah nyaman dengan modal sesuai kantung
Bagi kami rumah (terlihat) nyaman versi majalah haruslah sebatas inspirasi bukan panutan plek tumplek, selain harus disesuaikan dengan keuangan juga disesuaikan dengan selera dan hobi. 

Kami suka rumah bernuansa alami; kayu dan hijau. Tapi menyeragamkan semua furnitur rumah dengan kayu jati terlalu mahal untuk ukuran kantung kami. Jadilah disesuaikan.  Kami pernah membeli furnitur second karena kualitasnya bagus dan harganya miring.

Beberapa perabot rumah hasil DIY (do it your self). Ini  karena Pak suami hobi bertukang hahaha. Kayu dari batang pohon rambutan ini disulapnya jadi meja kursi (dibantu satu tukang) saat libur kerja (weekend). Karena hobi dia enjoy mengerjakannya tanpa paksaan demi rumah idaman yang nyaman.

Hasil DIY Pak suami

Konsep DIY juga kami terapkan pada anak-anak untuk mengasah kreativitasnya.

Papan DIY Papanya, tempat printilan dan pigura DIY kaka

Rumah nyaman itu terorganisasi, rapih dan bersih
Terorganisasi artinya menempatan barang  dikelompokkan sesuai fungsinya. Misal semua perkakas Pak suami ditempatkan dalam box-box khusus agar tidak tercecer dan memudahkan saat akan memakai. Begitupun mainan atau barang milik anak-anak.

Untuk kerapihan, bagi kami relatif dan fleksibel karena kedua anak kami masih kecil dan suka main dengan mainannya. Jadi ada saatnya rapih (selesai main) ada saatnya rumah seperti kapal pecah. Jangan sampai rumah nyaman menghalangi kreativitas penghuninya.

Anak-anak dilibatkan dalam penataan ruang terutama yang berhubungan dengan ruang yang paling sering mereka tempati seperti kamar dan ruang keluarga (yang merangkap ruang tamu) karena disanalah mereka menghabiskan waktu bermain.

karpet dan box mainan yang kami beli di ruparupa.com

Rumah nyaman itu hijau
Hijau dari tanaman membuat mata dan udara nyaman. Memanfaatkan sepetak tanah dipekarangan dengan menanam aneka bunga atau tanaman bumbu dapur.

Berkebun menimbulkan rasa senang lho karena saat tangan kita bersentuhan dengan tanah, tanah mengeluarkan enzim yang membuat kita menjadi nyaman. Begitu yang pernah saya baca di sebuah artikel majalah.



Rumah nyaman itu hemat energi
Rumah dengan  desain hemat energi yaitu memiliki sirkulasi udara dan cahaya baik. Sehingga saat siang hari tanpa lampu menyala pun ruangan cukup terang. Hemat energi hemat biaya, terlebih tarif listrik naik lagi ya teman. 


Rumah nyaman itu dilengkapi peralatan tukang
Apa hubungannya? Saya tidak menyadari hubungannya sampai Pak suami memiliki peralatan tukang yang lumayan lengkap dan dibelinya bertahap, sejak kami memiliki rumah. Dulu kami sempat kerepotan tidak memiliki tangga, sama repotnya ketika harus mengetuk paku ke tembok untuk memasang sesuatu, tembok jadi retak, sementara paku tidak rapih tertancap. Hal sepele tapi ternyata cukup membuat nyaman jika memiliki. Malah hemat karena tidak perlu memanggil tukang untuk hal-hal kecil dan sepele.

Jadi yang dulunya saya suka ngomel kalau suami beli perkakas (karena merasa tidak penting) kini manggut-manggut. Urusan seperti itu toh dia lebih mengerti. Untuk perkakas, Pak Suami percaya pada produk-produknya ACE Indonesia. Seperti bor, gerindra dan meja tukang ini. Peralatan tukang yang membantunya membuat beragam DIY di rumah.

peralatan 'hobi'  Pak suami 

Kalau untuk Ibu – ibu macam saya nyaman itu berarti peralatan dapur lengkap dan dapur resik hahaha. 




Tak heran kami suka hunting peralatan rumah di ACE Hardware karena lengkap termasuk peralatan hobi kami, hobi saya berkebun dan Pak suami nukang :D.

Menciptakan Waktu Berkualitas Bersama Anak

Berapa jam dalam sehari dihabiskan bersama anak-anak? Satu jam? Dua jam? Yakin sudah berkualitas? Tidak sekedar duduk di samping anak-anak, menjawab pertanyaan mereka tapi mata dan perhatian lebih fokus  pada smartphone di tangan;  menjawab WA (padahal bisa ditunda), buka sosmed untuk  komentar atau membuat status (padahal tidak urgent), melihat-lihat  foto kece di IG.

Ya itulah yang kadang-kadang saya lakukan. Walaupun kadang-kadang tetap saja ada perasaan feeling quilty kalau ingat atau diingatkan. Gimana jika anak-anak sudah kenal gadget dan mereka memperlakukan saya seperti itu, saat mengobrol dengan saya  tapi mata dan tangan sibuk ke gadget. Padahal kan tidak sopan. Tapi mereka menirunya dari saya.

Togerther More Lotte Choco Pie

Menciptakan Premium Bonding Moment

Benar yang dikatakan psikolog Novita Tandry, saat acara Blogger Gathering Together More Lotte Choco Pie yang mengambil tema quality time, banyak pengetahuan tidak menjamin mudah dipraktikkan. Dan godaan terbesar kebanyakan para Mama saat ini adalah lebih perhatian sama  gadget. Duh kesentil.

Week end Gardening; Microgreens

Ada yang weekend nya di rumah selain saya? Bosan weekend dirumah? Kadang iya tapi kalau tiap akhir pekan jalan-jalan, bisa-bisa gajian Paksu ga cukup sampai akhir bulan hahaha.
Tapi ada kalanya memang ingin menghabiskan akhir pekan di rumah saja, beres-beres rumah (never ending job), mencoba resep baru, nonton  atau berkebun.

Dipostingan ini saya akan nulis tentang berkebun, khususnya Microgreens. Ada yang pernah dengar? Walaupun katanya  Microgreens sudah dipopulerkan sejak tahun  1997 dan mulai populer di beberapa negara, saya baru tahunya sekitar dua bulan lalu saat ikut workshop Microgreens di Arumdalu Lab Serpong Tangsel.

Foto pinjaman dari Arumdalu Lab
Arumdalu Lab itu semacam laboratorium  tanaman milik Arumdalu Privat Resort di Belitung. Resort yang menyajikan makanan organik dan Arumdalu Lab ini kebun penelitiannya. Well, saya dan paksu langsung pengen punya kebun kayak gini. Ditanami beragam tanaman yang bisa dikonsumsi atau obat dna tanaman asli Indonesia yang sudah hampir langka keberadaannya. Tapi beli tanah ga semurah beli gorengan hahaha, jadi mari berdayakan saja teras rumah.

Tips Memilih Kemeja

Memiliki berat tubuh tidak ideal, terkadang membuat seorang wanita merasa minder dan tidak percaya diri memakai berbagai model pakaian. Namun seiring dengan perkembangan dalam dunia fashion, hal tersebut kini tidak perlu dikhawatirkan lagi. Berbagai model dan desain khusus yang dirancang oleh para penggerak fashion, seakan kini mampu menjawab rasa kekhawatiran tersebut. salah satu model baju yang kini banyak diperuntukkan bagi wanita bertubuh berisi adalah kemeja wanita  khusus yang didesain agar dapat membuat tampilan para wanita terlihat lebih langsing.

Tiga Kisah Memesona


Kisah pada Suatu Hari
Pernah terpesona seseorang karena apa yang dilakukannya mengingatkanmu untuk melakukan kebaikan yang sama? Saya pernah, mungkin berkali-kali, yang membuat saya berpikir, mungkin ini cara Allah mengingatkan untuk saya melakukan kebaikan lebih banyak dan lebih sering pada siapapun, tanpa pandang bulu dan tanpa pamrih. Kebaikan yang mungkin nilainya tak seberapa bagi pemberinya tapi bagi penerimanya luar biasa. Seperti kejadian  yang saya alami hari sabtu kemarin, saat diburu waktu untuk segera memesan layanan angkutan umum online tiba-tiba sinyalnya on off,  cek quota masih banyak. Saya terus berusaha memesan angkutan online, berharap begitu klik pas ada sinyal. Kurang lebih selama 30 menit saya mencoba.Tapi yang terjadi malah muncul tulisan no internet connection, lalu tiba-tiba layar   handphone hitam. Akh, saya kehabisan baterai. Terpaksalah jalan kaki menuju ruas jalan besar yang jaraknya sekitar 500 meter dengan menenteng barang bawaan yang cukup berat.

Sampai di depan jalan raya saya berdiri menunggu angkot dengan pasrah. Ya pasrah karena lokasi saya di pinggiran kota dimana taksi jarang lalu lalang, angkot yang lewat hanya satu trayek dan itu pun suka lama atau penuh karena lebih suka ngetem di stasiun.