Sebu Natural Soap atasi Masalah Kulit Wajah

Cegah penuaan dini dengan perawatan wajah secara rutin

Menjadi tua adalah  sunatullah, ketentuan dari yang Maha Kuasa dan kodrat alam tapi menjadi nampak tua sebelum waktunya adalah yang paling dihindari para perempuan, benar gak?

Memasuki usia kepala 4, saya udah ga bisa ngaku-ngaku Mahmud alias  mamah muda hehehe. Garis halus sudah  muncul di wajah,  kalau senyum pipi menurun.  Pipi sudah tidak sekenyal dulu.  Sempat tidak pede tapi ya harus ikhlas dengan usia yang memang bertambah tua hehehe. Sekarang sih pede aja apalagi banyak teman yang seusia. Berusaha maksimal merawat kulit wajah agar penuaan terjadi dengan semestinya, sesuai usia biologis.

My mom, me and my daughter 

Nah buat teman-teman yang masih muda, jangan abaikan lho perawatan wajah yang benar karena salah satu hal yang dapat mencegah terjadinya menuaan dini adalah perawatan kulit wajah yang benar, teratur dan dilakukan sedini mungkin, sejak remaja. Tentunya pemilihan pembersih wajah, pelembab dsb disesuaikan dengan jenis kulit dan usia.

Untuk remaja putri mulai biasakan membersihkan wajah dipagi dan sebelum tidur dengan pembersih yang bahan kimianya soft atau lebih baik dengan bahan alami agar tidak terjadi efek samping.

Karena treatment membersihkan wajah itu penting untuk mencegah penuaan dini, maka memilih sabun muka yang tepat pun tidak kalah penting.

Mengenal bahan kimia sintesis dan alami dalam sabun pencuci muka

Kenali Gejala dan Segera Obati Pikun


Apa yang ada dipikiran teman-teman kalau mendengar kata pikun? Pelupa, orang yang sudah tua, lansia, nenek-nenek, kakek-kakek? Pikun atau dalam istilah kedokterannya Demensia Alzheimer memang diderita orang lanjut usia akibat terjadinya gangguan penurunan fungsi otak. Namun tidak semua orang lanjut usia mengalami pikun dan jangan beranggapan kalau sudah tua pikun itu  hal wajar. Padahal pikun bukan hal normal dalam proses penuaan. Pikun dapat beresiko menjadi penyakit (demensia) dan masyarakat menyebut kondisi ini sebagai pikun.

Alhamdulillah nenek (ibunya Bapak) saya di Bandung usianya 80 tahun lebih dan tidak pikun, masih aktif ke pengajian ibu - ibu (sebelum ada Pandemi Corona), bicaranya masih lancar hanya pendengarannya yang berkurang, begitupun mbah (orang tua dari Ibu) usianya menjelang 80 dan tidak pikun.  Saya jadi ingat mamah (ibu saya) pernah berpesan untuk membaca doa agar dijauhkan dari pikun, doa ini ada dirangkaian doa dzikir pagi petang. Mamah saya juga pernah bilang, rajin ibadah dan baca quran insyaallah dijauhkan dari pikun.

Ehm, memang apa hubungannya ibadah-baca kitab suci dengan tidak pikun? Benangnya merahnya saya dapat setelah mengikuti web binar Festival Digital Bulan Alzheimer Sedunia yang diadakan PT Eisai Indonesia dan Perhimpunan Dokter Spesialis Saraf Indonesia (PERDOSSI) dengan menggusung kampanye edukatif #ObatiPikun.

Dengan ibadah dan membaca kitab suci otak kita beraktivitas, berpikir, inilah yang  menyebabkan terhindar dari pikun. Otak itu ibarat pisau,  makin diasah makin tajam, bedanya kalau pisau di asah dengan batu asahan,   kalau otak diasah dengan cara dipakai untuk beraktivitas-berpikir. Jadi kalau teman-teman beragama non muslim bisa melakukan hal yang sama membaca kitab suci sesuai keyakinan agama teman-teman.

Selain itu lakukan hal berikut untuk mencegah pikun seperti direkomendasikan dr.  S. B Rianawati., SpS (K), salah satu narasumber acara; Menjaga kesehatan jantung, bergerak – berolahraga – produktif, mengkonsumsi sayur dan buah (gizi seimbang), menstimulasi otak, fisik, mental, spiritual dan bersosialisasi dan beraktivitas positif. Menjalani pola hidup sehat diantaranya tidak merokok, minum minuman beralkohol, tidur cukup, olahraga,

Otak itu ibarat pisau pisau makin diasah makin tajam

Tentang Demensia Alzheimer

Tips Menjaga Kesehatan Kulit

Menjaga kesehatan kulit bukan sekedar demi pernampilan tapi karena kulit memiliki peran besar dalam menjaga kesehatan tubuh. Sebagai bagian  terluar tubuh, kulit  melindungi kita dari paparan ultra violet, beragam zat kimia dan mikroorganisme yang berbahaya.

Berikut beberapa peran kulit dalam kesehatan yang perlu kita ketahui;

Kulit merupakan bagian terluar tubuh sehingga memberikan perlindungan fisik dari sinar ultra violet dan bahan kimia berbahaya.

Kulit memiliki  sifat antibody yaitu berperan dalam mempertahanakan imunitas tubuh dalam melawan benda asing atau mikroorganisme berbahaya.

Kulit memiliki pori-pori yang berfungsi mengeluarkan keringat. keringat tak lain dari racun atau zat yang tidak diperlukan  tubuh.

Kelenjar dan pembuluh darah yang ada di kulit memungkinkan kulit untuk mengatur suhu tubuh. Dengan melakukan perawatan kulit, suhu tubuh akan terjaga dengan baik.

Kulit adalah indra peraba dengan berbagai reseptor dan saraf yang tersebar di seluruh permukaan kulit, berfungsi dalam menjalankan aktivitas keseharian. 

Kulit memfasilitasi pembentukan vitamin D, yang dibutuhkan untuk metabolisme tubuh.

Kulit memiliki nilai estetis yang memberi penampilan baik. Kulit segar dan sehat akan membuat tubuh secara keseluruhan terlihat sehat.

Tips menjaga kesehatan kulit

Bekal Ilmu Tak Akan Habis

Assalamualaikum teman- teman, siapa di sini yang sudah rindu banget sama orangtua di kampung halaman? Rindu serindu-rindunya sampai kadang nangis. Pengen pulkam tapi khawatir bawa virus karena ortu yang sudah lansia. Kerinduan yang membuat lebih khusyu mendoakan mereka. Mungkin ini salah satu hikmahnya pandemi.

Kalau ingat (rindu) orang tua otomatis ingat masa-masa nyamannya bersama mereka, ingat nasehat-nasehat mereka. Semakin bertambah usia, semakin sadar apa yang dinasehatkan/dicontohkan orang tua semua benar.

Saya inget banget, dulu paling malas membereskan tempat tidur, jadi kalau si mamah bilang

ngeles,”Nanti juga berantakan lagi, nanti juga ditidurin lagi.” Beresin kasur kan hal sepele kok si mamah rempong amat. Semakin besar sadar, intinya sih bukan sekedar beresin kasur tapi membiasana rapih dan ternyata suasana rapih membuat mood positif.

Nasehat Mamah lain yang kepake adalah soal mengelola keuangan dan menetapkan prioritas. Ibu saya bukan lulusan sarjana ekonomi tapi nasehat keuangannya banyak kemiripan dengan isi buku Prita Ghozie yang berjudul  Menjadi Cantik, Gaya dan Tetap Kaya (saya baca buku edisi lamanya terbitan tahun 2010) yang belum baca bukunya bisa intip reviewnya di Menjadi Canti, Gaya dan Tetap Kaya.

Mamah belajar mengelola keuangan berdasarkan  pengalaman hidup, keadaan memaksanya pintar-pintar mengatur keuangan dan menentukan prioritas yang paling penting dalam perannya sebagai ibu lima orang anak.

Pentingnya ‘Mengosongkan Gelas’ saat Belajar

Assalamualaikum teman- teman, apa kabar nih? Masa pandemi membuat orang banyak menghabiskan waktu di rumah walaupun yang bekerja sudah kembali work from office, selebihnya saat weekend tetap ya lebih banyak di rumah.  Kalau jalan-jalan atau ngemall pasti waktunya dibatasi (seperlunya), yang biasanya pulang kantor kongkow, sekarang hanya sesekali atau mungkin belum berani.

Yap, keadaan saat ini  tidak pernah sama lagi.
Karena lebih banyak di rumah, banyak orang mulai mengisinya dengan mempelajari hal baru, saya yakin teman-teman termasuk salah satunya. Yang biasanya jarang masak jadi rajin masak, yang biasanya nanem-nanem ala kadarnya mulai ngeborong tanaman - ngisi waktu dengan berkebun, ada yang belajar gambar, desain, baking, musik, pokoknya apapun. Dari yang awalnya sekedar mengusir kebosanan jadi serius.

Termasuk saya yang selama pandemi ini ngisi waktu dengan belajar food photography dan lebih rajin ngebon, boleh intip kebun saya di sini, mulai jualan online tanaman sekitar tahun 2017, Alhamdulillah berlahan tapi pasti mengalami kemajuan.

Memasak Sehat dan Menyenangkan di Masa Adaptasi Kebiasaan Baru

Live Healthy be Happy

Assalamualaikum teman-teman, semoga dalam keadaan baik, sehat lahir batin. Kalau ada rasa sedikit galau karena corona tak kunjung usai wajar, asal jangan sampai galaunya kebablasan sampai stress ga melakukan apa-apa hehehe. Life must go on, pandemi  ini ujian kesabaran - nasehat pada diri sendiri yang kadang galau karena belum bisa pulkam, ketemu Ibu, Bapak dan saudara – saudara.

Masih ngikutin anjuran pemerintah, ke luar rumah kalau urgent seperti belanja kebutuhan sehari-hari ke pasar atau mini market seminggu sekali dengan mematuhi protokol kesehatan, memakai masker dan membawa hand sanitizer.

Masak apa nih hari ini? Ada yang rajin masak sejak pandemi? Samaa…Tos dulu donk. Efek anak-anak di rumah terus, suami juga seminggu 2 kali WFH. Skill masak bertambah, lebih hemat dan sehat tentunya. Tapi jujur saja kadang saya bosan dengan masakan sendiri jadi sesekali pesan online atau beli jualannya teman, hitung-hitun saling bantu, iya kan?

Sebagai ibu rumah tangga tanpa asisten, dan sejak PJJ merangkap jadi guru pendamping anak-anak, harus pintar-pintar mengatur waktu antara pekerjaan rumah lain, memasak, melakukan hobi dan jualan online. Sok sibuk banget ya hehehe. Ya kalau ga sibuk bosan karena di rumah terus.

New Normal ala Saya

Assalamualaikum Teman, 

Yang menggoda dari  new normal ini bukan pengen ngemall atau jalan-jalan tapi pengen pulkam. Dan sepertinya hal ini bukan hanya dirasakan saya, tapi banyak orang.  Dari obrolan beberapa grup WA, ada beberapa teman yang sudah pulkam, ada yang ke Bandung, Sukabumi bahkan Jawa Tengah.

“Udah nggak ada pemeriksaan, ga perlu surat bebas covid,” jelas teman, seperti menyemangati saya untuk mudik. Tapi saya masih nahan diri, pertama masih khawatir apalagi kedua orang tua sudah lansia, nenek saya sudah usia 80 lebih. Khawatir secara tidak langsung kami membawa virus untuk mereka, atau sebaliknya, kami membawa virus dari sana, padahal anak kedua saya punya asma. 

Satu lagi yang memberatkan saya pulkam, ada aturan di kantor suami untuk melarang karyawan ke luar kota, kalau urgent  harus laporan. Dan jika di kantor ada yang positif kantor akan tutup .

Duh tanpa ada yang positif aja, perusahaan tempat suami kerja sudah terimbas, jangan sampai deh di kantornya ada yang positif.

Sebagian orang beranggapan new normal ya menjalani kehidupan seperti biasa hanya pake masker (face  shield) dan bawa hand sanitizer. Tapi menurut saya anggapan ini kurang tepat mengingat jumlah yang positif masih meningkat  tajam.

Sebagian orang beranggapan, biasa saja. Biasanya orang-orang santuy ini dan merasa covid-19 hanya ada di ‘kota’ yang kampungnya aman, tidak ada teman dan tetangga yang kena jadi merasa semua baik-baik saja. Ini yang saya rasakan di kampung tempat saya tinggal, di pinggiran kota. Saking santuynya, orang pake masker diledekin. Untungnya anak-anak woles, efek 3.5 bulan di rumah aja dan corona jadi obrolan keseharian, mereka woles kalau diledek teman atau tetangga (dewasa) karena kalau main maskeran. Oh ya sudah 3 minggu ini anak –anak diperbolehkan main sepeda dan layangan sama teman-temannya (anak tetangga) tapi pake masker. Karena main sepeda dan layangan  otomatis jaga jarak.

Cara Saya Menyikapi New Normal

Melakukan protokol kesehatan, maskeran kalau ke luar rumah dan bawa hand sanitizer. Belanjaan langsung dicuci-cuci sebelum masuk kulkas dan tempat penyimpanan bahan makanan kering.

Masih manut sama nasehat, kalau tidak penting tidak kemana-mana. Jadi selama new normal ini masih belum pernah ke mall atau toko besar favorit seperti gramedia dan toko perabot , aslinya udah kangen pengen cuci mata ke sana hahaha.

Tetap produktif, ga kemana-mana bukan berarti ga produktif donk apalagi jaman internet seperti sekarang. Alhamdulillah masa pandemi ini orang jadi suka tanaman, jualan online tanaman saya kecipratan rejeki ini. Boleh intip-intipnya instagramnya anggrek.hias 


Mini monstera koleksi anggrek.hias 


Mengusir kebosanan dengan mencoba hal baru. Bosan banget di rumah, kalau mau jujur saya stress. Kalau udah stress sampai ubun-ubun pengennya lari pulkam ke rumah ibu. Penyebab stressnya terlalu pribadi untuk dibahas hehehe. Yang pasti every family has own battle terlebih di masa pandemi seperti ini.  Salah satu stress release saya menyibukkan diri dengan tanaman dan moto-moto makanan. Lumayan efektif karena jadi sibuk dan capek.

Kelonggaran yang saya dan keluarga lakukan saat new normal ini, ke pasar, kalau biasanya hanya ke warung sayur kini seminggu sekali ke pasar dan toko bahan kue. Anak-anak boleh main sepedaan sama temannya.




Kebiasaan yang sudah jadi keseharian, mencuci barang belanjaan termasuk saat anak-anak jajan. Lucunya mereka jajan eskrim terus dicuci, es krimnya jadi cair lalu mereka masukin ke kulkas beberapa jam baru dimakan.

Bagaimana nih cara teman – teman menyikapi new normal? Yuk dishare