Aktivitas Kreatif Remaja Gen Z

Manfaat Internet bagi remaja generasi Z


Liburan sekolah akhirnya berakhir, anak-anak semangat kembali ke Sekolah. Yap setelah dua tahun sekolah daring, moment pergi ke sekolah sangat ditunggu-tunggu. Bahkan saat menjelang liburan semester kemarin si sulung mengeluh,”Aku ga mau libur sekolah. Sebel libur sekolah terus.” 

Si sulung (kelas 2 smp)  ga suka libur sekolah bukan karena hobi belajar, kutu buku atau rangking 1 dapat beasiswa,  ikut olimpiade science, itu sih harapan Mamanya heuheu. Sesekali dia ikut perlombaan mewakili sekolahnya tapi bukan bidang akademis.  Nilai akademisnya sampai saat ini alhamdulillah cukup baik. Si anak gadis pernah bilang sebel sama matematika  tapi saya selalu bilang mengerjakan soal matematika itu asik kayak main game. Jadi kenapa si anak gadis ga mau libur sekolah?

Si sulung  tipe anak supel dan senang berorganisasi, punya inisiatif jadi seksi sibuk kalau ada acara di sekolah sejak sekolah dasar. Kalau ada lomba antar kelas dia paling sibuk mengatur dan membuat rencana ini itu. Saya pernah menuliskan cerita masa sekolah dasarnya  tentang aktivitas di ekskul dan organisasi kepanduan di Masa-masa Indah di Sekolah Dasar.

Dua tahun pandemi menuntutnya belajar daring dan tidak berinteraksi dengan temannya secara langsung sempat membuatnya stress, murung dan uring-uringan sampai menemukan sesuatu lewat internet dan media sosial, ‘teman’ dan ‘mentor’ nya menggambar, dengan memfollow ilustrator-ilustrator senior. Dia memang suka menggambar sejak sekolah Taman Kanak-kanak.

"Ma, aku ikut webinar digital art ya, Mama bayar ya, aku kirim ke wa Mama form isiannya."

"Ma, ada webinar animasi, aku pengen ikutan, Mama bayarin ya. "

"Ma, kayaknya aku harus punya laptop sendiri, laptop Mama jadul tiap aku pake gambar  hang melulu ga bisa  ngerender," Laptop saya memang jadul, spesifikasi rendah karena peruntukan hanya untuk menulis, ngeblog.  Akhirnya laptop bapaknya dilungsurkan karena speknya cukup tinggi. 

"Memangnya dia bisa mengoperasikannya, kan beda, aplikasinya gambarnya juga beda,"tanya saya pada Suami. Beradaptasi pada sistem operasional baru kan agak ruwet, pikir saya. 

"Bisalah emang Mamanya," cibir suami.

Ternyata memang hanya butuh waktu satu hari si sulung beradaptasi dengan sistem operasional dan aplikasi baru di laptop barunya. 

Beberapa hari berikutnya, dia bertanya pada saya cara membuat blog. "Aku mau simpan gambar di blog Mah, bukan nulis kayak Mama, buat open commision gitu. Mama ngerti kan open commision?"

Moment-moment  yang menghentak kesadaran saya jika si sulung bukan anak kecil lagi. Inisiatif, keluwesannya beradaptasi dengan teknologi, caranya menentukan pilihan,  kemampuannya menerapkan atm  (amati, tiru dan modifikasi) dan menangkap peluang,  mengingatkan saya pada istilah generasi Z, generasi yang sejak kecil kenal dan akrab dengan gawai yang canggih. Internet menjadi bagian dari gaya hidup yang bermanfaat. 

Menurut Badan Pusat Statistik (BPS) Indonesia berdasarkan hasil sensus penduduk yang dilakukan tahun 2020, disebutkan bahwa generasi Z atau Gen Z merupakan penduduk yang lahir pada tahun 1997 hingga 2012 atau generasi yang berada pada rentang usia 10-25 tahun.  Sebuah generasi peralihan dari generasi millennial dengan teknologi-teknologi yang makin berkembang. 

Generasi Z yang akrab dengan teknologi digital dan menjadikannya bagian dari keseharian. Belajar tidak hanya dari bangku sekolah juga dari internet.

Selama pandemi si sulung ikut beberapa kali webinar tentang digital art, ikut lomba desain dan gambar walaupun belum sempat menang, saya senang karena wajah murungnya berangsur hilang. 

Ada saatnya dia bosan menggambar dan merasa tidak ada ide seperti saat menjelang liburan kemarin. “Terus aku ngapain di rumah? Liburannya lama lagi.”


Remaja generasi Z fasih dengan beragam aplikasi 
Boleh intip koleksi gambarnya di www.zahrayes.blogspot.com


"Ya, bantuin Mama aja beresin rumah,"saran saya, selama liburan sekolah otomatis porsi bantu pekerjaan rumah bertambah. 

Boleh intip animasi sederhana hasil si sulung, menggabungkan gambar dengan photoshop dan after effect



Suatu hari tanpa diduga  si anak gadis minta dibelikan ayam fillet katanya mau praktik masak. Dan jadilah masakan di foto ini, resepnya dia dapat dari  browsing di Google dan media sosial (instagram dan pinterest). Selang beberapa hari praktik masak  lagi. Berikut hasil masakannya, yang foto Mamanya karena memang suka motret makanan. Si sulung belum tertarik belajar memotret.

Praktikum anak gadis, resep browsing di internet


Kepribadian generasi Z

Keakraban Gen Z dengan teknologi membuat mereka mudah beradaptasi dengan perubahan di dunia digital. Gaya hidup yang banyak tergantung pada akses internet, belajar, bekerja dan aktivitas sehari-hari. Wawasan mereka lebih maju, lebih mampu menerima perbedaan. 

Selain itu kedekatan mereka dengan internet juga secara tidak langsung mempengaruhi kepribadiannya. Sering kita dengar anak jaman sekarang, kurang sopan-santun dan etikanya,  tak sabar dengan proses, tingkat kepedulian pada lingkungan sekitar yang rendah, sibuk dengan dunianya.

Menurut pakar perkembangan anak ini terjadi karena orangtua tidak mempersiapkan mental anak sebelum anak kenal teknologi internet. 

Kalau dalam agama yang saya anut, islam, ada istilah adab dulu baru ilmu, ibu/rumah adalah madrasah (tempat belajar) anak pertama. Artinya orang tua tidak bisa lepas tangan, menjadi pendamping anak mengenal internet dan membekalinya dengan ilmu kehidupan bermasyarakat (budi pekerti, norma dsb).

Tiga gaya hidup ini bisa membuat generasi Z, tidak hanya melek teknologi tapi punya kepedulian yang tinggi pada lingkungan sekitar;

1. Aktif di kegiatan sekolah seperti ekskul dan organisasi kesiswaan. 

2. Bergabung di komunitas hobi yang positif. 

3. Terlibat dalam isu/kegiatan yang berkaitan dengan lingkungan, agar mereka aware terhadap isu lingkungan yang terjadi di bumi ini. 

Ketiga kegiatan diatas membuat generasi Z berinteraksi dengan orang lain dan lingkungannya, sekaligus melatih kemampuan emosi dan sosialnya. 

Tidak ada kata terlambat mengenalkan anak pada teknologi internet 

Bagi saya bukan hal mudah menunda  anak  kenal  internet karena interaksi saya dengan internet dan media sosial sudah menjadi kebutuhan (karena saya pedagang  online dan Blogger),  interaksi anak dengan teman-temannya yang sudah akrab dengan internet dan media sosial  juga tak bisa dihindari. Ketika saya membatasi akses internet, mereka  ikut menonton youtube atau media sosial saat temannya nonton. Terlebih saya bukan tipe Mamah yang suka mengurung anaknya di rumah. Saya percaya saat anak bermain/berinteraksi dengan orang lain, kecerdasan sosial dan emosionalnya  terasah.  Resikonya, anak cepat kenal hal negatif. Sisi positifnya, hal negatif tersebut jadi bahan diskusi saya dan anak-anak.

Jika dulu, saat saya masih kuliah (1998-2003) bisa mengakses internet dan memiliki gawai itu sebuah previlage mungkin saat ini sebaliknya,  orangtua yang bisa menunda mengenalkan anaknya dari internet dan media social di  usia dini sebuah previlage.

Banyak Ibu termasuk saya (sering) menyerah pada tingkah laku anak lalu memberi gadget dengan alasan biar  anteng. Agar anak  mau makan, si anak dikasih tontonan youtube. Ya daripada  stress toh tidak bisa  jadi ibu sempurna – mencari pembenaran. It’s oke ceunah kalau sesekali karena kalau berkali-kali bisa jadi kebiasaan.

Siapa yang nonton tingkah menggemaskannya Prince Louis dan Princess Charlotte (Putra dan putri Pangeran Inggris Raya) yang beberapa waktu lalu wara-wiri di timeline IG saat mereka menghadiri perayaan  Latinum Jubilee- Perayaan 70 tahun Ratu Elizabeth naik tahta. Tingkah mereka menghadapi kebosanan saat acara itu, Pincess Charlotte beberapa kali tertangkap kamera membuka buku. Pince Louis mulai tantrum tapi Kate, William bahkan Kakeknya Charles, kompak menghadapinya dengan tenang dan berusaha menenangkan tanpa iming-iming gadget. Sungguh saya iri!

Dari artikel atau berita kita juga tahu jika  Bill Gates    memberikan anaknya gadget saat usia remaja. Mark  Zuckkerberg  pendiri facebook dan pemilik media sosial  tidak membiarkan anaknya gadget-an di usia dini.

Mungkin sebagian kita berpikir, apa anaknya ga akan gaptek?

Menurut pakar perkembangan anak,  teknologi adalah hal yang mudah dipelajari sehingga tidak masalah mengenalkan anak pada teknologi internet di atas 3 atau 5 tahun. Jangan merasa ‘berdosa’ karena tidak mengenalkan tonton youtube pada anak usia dini. Anak-anak bisa memahami teknologi dalam hitungan hari tapi butuh waktu lama mengajarkan adab, sopan santun, sikap empati, rasa tanggung jawab, memahami value dalam keluarga, agama dan masyarakat, memahami konsekuensi suatu perbuatan,  toleransi pada perbedaan, punya pendirian  dst.

Terus kita kudu piye yang sudah terlanjur mengenalkan anak pada internet dan media sosial lebih dini?

Paparan internet dan media sosial pada generasi Z di Indonesia

Berdasarkan data BPS tahun 2018,  90% anak muda Indonesia menggunakan internet untuk media social, untuk mengerjakan tugas hanya 31,12%.  Pada masa pandemi, penggunaan internet untuk belajar/mengerjakan tugas mungkin bertambah namun tidak lantas menurunkan menggunaan media sosial, dari pengamatan anak sendiri dan tetangga, anak-anak jadi mengenal media sosial lebih cepat, terutama Tiktok dan Youtube. Anak-anak jadi memiliki handphone sendiri pada usia lebih cepat untuk mengakses internet.

Berdasarkan riset yang digagas perusahaan independent berbasis kecerdasan buatan (AI) Neurosensum Neurosensum yang bertajuk Neorosensum Indonesia consumers Trend 2021: Social Media Impact on Kids  . Rata-rata anak Indonesia mengenal media sosial sebelum usia 7 tahun.  92% nak yang berasal dari kalangan ekonomi bawah  54% diperkenalkan media sosial sebelum usia 6 tahun. Survey ini dilakukan di empat kota besar di Indonesia Jakarta, Medan, Bandung dan Surabaya.

Yap, bicara soal internet pada generasi Z atau generasi yang berada pada rentang usia 10-25 tahun, tidak bisa dipisahkan dari media sosial. Internet membuat anak dan remaja mudah mengakses informasi yang mendukung pendidikan dan ilmu pengetahuan di saat yang sama mereka mengenal lalu mengakses media sosial, sengaja atau tidak sengaja. Seperti pengalaman anak terkecil saya dua tahun lalu, yang tiba-tiba membicarakan Tiktok padahal di gawai kami (saya, suami dan si sulung) tidak ada yang memiliki aplikasi Tiktok, ternyata dia ikut nonton saat temannya (tetangga) nonton. Begitupun awal mulanya si Anak Gadis kenal instagram. Walaupun saya punya akun instagram sejak 2012 untuk mendukung aktivitas ngeblog, saya tidak pernah memperlihatkan atau membicarakan soal instagram pada anak-anak. Usianya 10 tahun , saat dia bertanya,”Apa sih Mah Instagram? Teman-teman aku ngobrolin itu di sekolah.” Saat bertanya itulah saya menunjukkan akun instagram saya dan ngobrol kalau ‘pekerjaan’ Mamahnya ini yang keliatan cuma di rumah aja masak, nyuci dan beres-beres juga bikin konten.

Beberapa waktu kemudian si sulung bilang,”Ma, teman-teman aku punya instagram, memang boleh anak-anak punya?”

Suatu hari si Bungsu pun pernah bertanya,”Mama punya facebook?” Bingung donk karena saya tidak pernah memperlihatkan/membicarakan facebook. “Mamanya ALS punya facebook tahu Ma?”

“Iya biarin aja,” kata saya sambil tertawa. Tapi rupanya dia penasaran, dengan wajah lugu bertanya lagi,”Memangnya Mamah ga punya?” 

Dampak internet terhadap generasi Z

Manfaat internet banyak sekali, tapi kita bisa menutup mata pada dampak negatifnya. Kenal internet otomatis kenal media sosial, dampak negatif ekstrim media sosial pada  remaja, kasusnya sudah sering jadi headline berita,  seperti membuat konten dengan menghalangi truk hingga memakan korban tapi nyatanya tidak membuat kapok. Konten merusak fasilitas umum, seperti remaja yang menendangi pagar kayu di pinggir sungai sebuah taman kota.

Merasa harus eksis sehingga sibuk ngonten, malas sekolah. Ingin viral hingga nekad membuat konten berbahaya atau merugikan orang lain atau dirinya.

Dampak negatif lain termasuk yang tak kasat mata seperti menimbulkan kecemasan  sering juga dibahas para pakar psikolog perkembangan dan bagaimana mengatasinya, tulisan para ahli ini  bisa dengan mudah kita cari di google.  

Kita mungkin tidak dapat menunda anak mengenal Internet dan media sosial tapi bisa menjadi pendamping, partner dan penasehat, agar mereka bisa dengan bijak memanfaatkan internet dan media sosial.

Kita mungkin tidak dapat membatasi akses mereka pada internet dan media sosial tapi kita dapat menetapkan waktu screen time dan membatasi quota agar mereka bisa menentukan prioritas, paham mana yang penting dan tidak untuk kehidupannya kelak.

Kita mungkin tidak dapat memegang kendali sepenuhnya,  apa yang tidak boleh dan boleh mereka akses di inernet tapi kita bisa menanamkan value, norma kesusilaan dan pemahaman agama yang baik  agar mereka memiliki batasan sesuai norma agama dan etika. 

 

Gaya hidup dengan internet membuat Generasi Z bisa berkarya dan lebih kreatif sejak dini

Internet membawa dampak yang luar biasa pada perubahan jaman, teknologi, gaya hidup, kebiasaan bahkan cara pandang. Anak-anak dan remaja diperkotaan tumbuh lebih cepat secara kognitif. Anak-anak sekarang sudah kenal dan paham coding, jaman saya kayaknya kudu kuliah komputer buat paham percodingan. Begitupun dengan beragam aplikasi seperti photoshop, dulu hanya anak desain yang mahir photoshop sekarang anak smp bahkan sd sudah mahir gambar dengan aplikasi ini.

Beberapa remaja membuat konten di media sosial untuk mencari penghasilan, ada yang memang kontennya positif ada yang sekedar hahahihi. Harapannya semoga remaja pembuat konten ini membuat konten positif agar vibes positifnya menular pada remaja lain.

Salah satu contoh kesuksesan berkarya saat usia dini dengan bantuan internet adalah Rich Brayn, berawal dari membuat konten musik rap di Youtube hingga akhirnya berkarir musik di Amerika secara profesional pada usia muda. 

Remaja saat ini banyak yang sudah mahir membuat game dan animasi sederhana. Tak sedikit dari  mereka bisa secara otodidak, tanpa les tapi belajar secara mandiri dari internet (youtube).

Ya pilihannya ada pada orangtua, bagaimana mengarahkan anak-anak dan remaja, agar memanfaatkan internet sebaik mungkin dengan positif.

Saya selalu menanamkan pesan pada kedua anak saya, internet itu pake kuota, kuota itu tidak gratis alias harus dibeli, kalau dibeli tidak dimanfaatkan sebaik-baiknya rugi dan mubajir. Jangan buat nonton yang tidak ada manfaatnya, konten tidak jelas.  Budget Mamah untuk membeli kuota terbatas karena kebutuhan tidak hanya internet/kuota.

Suka diledekin Mamah pelit kuota tapi akhirnya mereka paham maksudnya. Dan agar penggunaan internet di rumah maksimal manfaatnya saya menerapkan ini pada anak-anak;

Pendidikan adalah prioritas

Salah satu yang saya tanamkan pada anak-anak adalah pentingnya pendidikan termasuk pendidikan agama dan sosial.  Sekolah dengan bertanggung jawab. Karena  pendidikan adalah modal masa depan. Apapun cita-cita mereka, ingin jadi apapun mereka kelak saat dewasa, sekolah /menuntut ilmu dulu. Karena ilmu yang membuat mereka bisa beradaptasi dengan perkembangan jaman.

Menetapkan waktu screen time

Jangankan anak-anak, saya pun kalau udah buka gawai, scrool mendsos, baca berita yang lagi hangat, lihat-lihat aplikasi resep masakan,  suka lupa waktu. Tapi karena saya sudah dewasa, sudah memiliki alarm yang namanya kewajiban. Yap ada kewajiban  yang harus ditunaikan selain terus-terusan mantengin gawai. Memasak, ngeblog, membuat konten, menemani anak belajar dsb. Saya tahu kapan waktunya mengakses internet, kapan harus berhenti.

Anak-anakpun punya kewajiban tapi karena rasa tanggung jawab mereka masih bertumbuh-belum sebesar orang dewasa, orang tua harus mengingatkan. Untuk itulah perlu menetapkan waktu screen time atau membatasi waktu anak mengakses internet. 

Pagi bangun tidur, sekolah tanpa gawai. Kecuali si Anak Gadis yang sudah bawa gawai ke sekolah. Walaupun pihak sekolah menetapkan aturan tidak membuka gawai saat pelajaran sekolah berlangsung, saya kerap mengingatkan kembali aturan itu.

Saat libur sekolah dibatasi juga. Saya lebih banyak mendorong si anak  bungsu main dengan teman-temannya. Keuntungan rumah di perkampungan pinggiran kota, anak-anak masih senang main sepeda, ke sawah, empang dan layangan. Si Anak Gadis sudah tidak main seperti adiknya lagi tapi waktu screen time tetap dibatasi dan dia sudah paham tanpa saya cereweti.

Merekomendasikan akun media sosial inspiratif 

Walaupun Si Anak Gadis tidak menunjukkan tanda-tanda betah di dapur (selalu manyun kalau diminta bantuin Mamah masak), saat dia punya akun IG  saya memintanya  mengikuti beberapa akun masak dan food photography yang kontennya tidak sekedar masak dan moto tapi ada sentuhan seninya. Bukan hanya akun masak saya pun merekomendasikan si anak gadis mengikuti  akun milik photographer kenamaan Indonesia, mengikuti akun pablik pigure seperti  gubenur Jabar Ridwan Kamil karena inspirasi jejak karya arsitekturnya, kepemimpian dan gaya humorisnya. Merekomendasika untuk mengikuti akun DIY, akun media massa, akun pecinta/aktivis  lingkungan.

Saya pikir ini salah satu cara mengajak anak ‘membaca’ lingkungan sekitarnya, membuka  wawasan dan terinspirasi untuk berkarya. Dulu media saya ‘belajar’  majalah atau acara tv, sekarang majalah jadi barang langka, acara tv banyak gimmick atau gossip artis.

Membatasi kuota

Saya bilang ke anak-anak bahwa kemampuan kami untuk internet sekian ratus ribu, jadi mengusahan kuota senilai itu cukup selama satu bulan. Keterbukaan ini membuat anak-anak aware terhadap akses internet alias tidak boros untuk menonton tontonan konten yang tidak penting. 

Mendorong anak untuk aktif dan kreatif

Totte bag desain si sulung
Salah satu dampak internet terhadap generasi Z adalah sikap lebih senang/anteng dengan gadget, kurang bisa bersosialisasi yang lebih parah, tidak peduli pada sekitar. Saya mendorong anak-anak untuk aktif di kegiatan sekolah dan lingkungan rumah, saya percaya saat mereka berinteraksi dengan orang lain, kemampuan emosi dan sosialnya terasah. 

Si sulung saya sarankan membuat IG untuk menyimpan gambar-gambarnya, sampai saat ini konsisten isinya gambar hasil karyanya, tanpa foto diri. Mulai merambah membuat blog isinya gambar karyanya sekaligus tempat jualannya, yap dia mulai menerima pesanan. Selama ini hanya teman sekolahnya yang suka pesan gambar untuk ucapan selamat ulang tahun.

Dia juga ada inisiatif mendesain barang dengan gambarnya seperti tote bag ini. Tentu saja Mamah yang diminta pertama kali order hahaha.

Sebagai orang tua saya masih tertatih-tatih membersamai anak dijaman teknologi ini, belajar dari pengalaman dan mengamati. Pada dasarnya, kita dibekali insting melakukan hal baik, orang tua


Empat Kiat Optimalkan Tumbuh Kembang Anak di Masa Transisi

Kiat Keluarga Indonesia Optimalkan Tumbuh Kembang Anak di Masa Transisi

Tumbuh kembang anak

Melewati dua tahun pandemi dengan menghabiskan lebih banyak waktu di rumah saja menumbuhkan kebiasaan baru, bukan hanya bagi orang dewasa juga anak-anak. Kini, memasuki masa transisi menuju kehidupan normal (Aamiin), kembali pada rutinitas di luar rumah seperti sekolah, bekerja dan bersosialisasi. Bagi orang dewasa atau remaja, mungkin perubahan ini tidak terlalu membuat ‘kaget’ secara sosial dan emosional, tapi bagaimana dengan anak usia dini yang dua tahun sosialisasinya terbatas di rumah dan hanya keluarga lalu bersekolah, berinteraksi dengan lingkungan baru? Mereka kehilangan tingkat interaksi yang merupakan tonggak penting bagi perkembangan sosial emosionalnya.  Pertanyaan yang mungkin ada juga di benak para mama yang memiliki anak usia dini atau baru masuk Sekolah Dasar. Melalui masa taman kanak-kanak tanpa bertemu langsung (sangat jarang) temannya lalu langsung masuk SD bertemu teman dan lingkungan  baru.


Webinar Hari Keluarga Nasional


Dalam merayakan kehangatan Hari Keluarga Nasional yang jatuh pada tanggal 29 Juni lalu, Danone Indonesia menyelenggarakan kegiatan webinar dengan tema Kiat Keluarga Indonesia Optimalkan Tumbuh Kembang Anak di Masa Transisi dengan pembicara dr. Irma Ardiana, MAPS Direktur Bina Keluarga Balita dan Anak, dokter spesialis tumbuh kembang anak Dr.dr. Bernie Endyarni Medise, Sp.A(K), MPH dan ibu inspiratif Founder Joyful Parenting 101 Cici Desri.

Narasumber 


Peran keluarga untuk tumbuh kembang anak optimal  di masa transisi



Dalam kata sambutannya Arif Mujahidin sebagai Corporate Communication Director Danone Indonesia mengatakan; Masa transisi jadi kesempatan baik bagi orangtua mengoptimalkan tumbuh kembang anak terutama sosial emosionalnya. Dukungan orangtua melalui pola asuh yang tepat menjadi sangat penting karena anak tergantung pada orangtua untuk memenuhi kebutuhan dasarnya seperti memberikan rasa aman, akses pengajaran, dan kebutuhan nutrisi. Anak membutuhkan orangtua untuk  memantau dan mengoptimalkan tumbuh kembangnya  sehingga  tumbuh menjadi anak hebat.

Sebagai perusahaan ramah keluarga  Danone Indonesia menginisiasi forum-forum edukasi, berkolaborasi dengan komunitas, orang tua dan pihak terkait mengenai kesehatan, nutrisi, pengasuhan dan keluarga. Selain itu Danone Indonesia sudah memberikan cuti melahirkan pada karyawan perempuan dan cuti 10 hari bagi para Ayah sejak 5 tahun lalu.



Harapannya dengan diadakannya webinar ini, kesadaran masyarakat meningkat akan pentingnya kolaborasi orangtua untuk memberikan stimulus yang tepat agar perkembangan aspek sosial emosional anak optimal. Peran keluarga sangat penting dalam mendukung anak ke kehidupan sosial dan pengasuhan kolaboratif untuk mengembangkan kapasitas anak agar menjadi anak dengan  pribadi hebat.

Harta yang paling berharga adalah keluarga dan keluarga adalah bagian penting dari sebuah negara dan bangsa, lanjut Arif Mujahidin.

Hari Keluarga Nasional 2022

Hari Keluarga Nasional tahun ini pemerintah mengangkat tema “Ayo Cegah Stunting Agar Keluarga Bebas Stunting.” Stunting menjadi tema utama karena kurang lebih 40% anak Indonesia mengalami stunting. Stunting bukan hanya menghambat pertumbuhan anak secara fisik (anak pendek) juga kecerdasannya, termasuk kecerdasan sosial dan emosionalnya. Peran keluarga sangat besar untuk mencegah anak stunting.

Pengasuhan 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK)  menjadi sangat penting untuk memastikan kebutuhan nutrisi dan psiko-sosial sejak janin sampai dengan anak usia 23 bulan. Peran Tim Pendamping Keluarga menjadi krusial untuk mendampingi keluarga beresiko stunting dalam pemberian informasi pengasuhan di Bina Keluarga Balita. Pola asuh yang tepat dari orangtua dinilai mampu membentuk anak yang hebat dan berkualitas di masa depan.

Menurut dr. Irma Ardiana, MAPS Direktur Bina Keluarga Balita dan Anak, Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), Gaya pengasuhan mempengaruhi perkembangan kognitif, emosional dan sosial anak. Pengasuhan bersama menekankan komunikasi, negosiasi, kompromi dan pendekatan inklusif untuk pengambilan keputusan dan pembagian peran keluarga. “Pengasuhan bersama antara ayah dan ibu menawarkan cinta, penerimaan, penghargaan, dorongan, dukungan, nutrisi, dan akses ke aktivitas untuk membantu anak memenuhi millestone aspek perkembangan merupakan hal penting.”





Empat  Kiat Mengoptimalkan Perkembangan Sosial Emosional  Anak di Masa Transisi

Perkembangan sosial dan emosional anak diantaranya meliputi kemampuan berinteraksi dengan orang lain dan bagaimana anak memahami perasaan dirinya dan orang lain.

“Sebab itu aspek sosial dan emosional sangat penting bagi anak untuk mencapai semua aspek kehidupannya dan bersaing di fase kehidupan selanjutnya dimulai dari remaja hingga lanjut usia. Oleh karena itu  penting bagi orangtua untuk memiliki pemahaman yang baik mengenai perkembangan sosial emosional anak khususnya di masa transisi pasca pandemi, tutur Dr. dr. Bernie Endyarni Medise, Sp.A(K), MPH dokter spesialis tumbuh kembang anak. Gangguan  perkembangan emosi dan sosial dapat mempengaruhi terjadinya masalah kesehatan di masa dewasa, seperti gangguan kognitif, depresi dan potensi penyakit tidak menular.”



Ada 3 faktor yang berpengaruh pada tumbuh kembang anak yaitu faktor genetik, nutrisi  dan lingkungan. Faktor lingkungan terdiri dari faktor protektif (yang meliputi pemberian imunisasi dan perawatan kesehatan) stimulasi dan pola asuh. Faktor genetik adalah faktor yang tidak bisa diintervensi karena sifatnya bawaan. Jika dikerucutkan ada empat  faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang anak yang bisa dioptimalkan yaitu;

Nutrisi

Nutrisi menjadi faktor penting karena perkembangan sel dan otak anak terbentuk sejak terjadi pembuahan dan terus berlanjut secara maksimal hingga 1000 hari pertama. Persiapan nutrisi harus dilakukan ibu sejak merencanakan kehamilan.

Perkembangan otak anak


Bahkan menurut dr. Irma Ardiana, MAPS Direktur Bina Keluarga Balita dan Anak BKKBN, persiapan harus dimulai sejak remaja, sesuai prinsip siklus keluarga. Remaja sehat tanpa seks bebas (free seks), tidak menikah dini dan bebas napza, akan menumbuhkan remaja yang sadar akan pentingnya perencanaan masa depan. Seperti persiapan dan perencanaan menikah, memiliki anak dsb. Remaja tanpa seks bebas dan napza tentunya akan sehat secara fisik dan mental.

Setelah bayi lahir, pemberian nutrisi yang tepat dan gizi seimbang terus dilakukan, agar tumbuh kembang anak optimal dan menjadi anak hebat.  

Protektif

Faktor protektif meliputi perlindungan anak terhadap penyakit seperti dengan pemberian imunisasi, menjaga kesehatan dan kebersihan tubuh.

Menjaga sistem pencernaan agar tetap sehat karena kecerdasan otak berhubungan erat dengan sistem percernaan yang sehat.  Cara menjaga sistem pencernaan sehat adalah dengan mengkonsumsi makan makanan bernutrisi dan gizi seimbang

Stimulasi

Stimulasi atau kegiatan yang dilakukan untuk merangsang kemampuan dasar agar anak tumbuh dan berkembang secara optimal.

Namun stimulasi yang diberikan harus disesuaikan dengan usia perkembangan anak. Dokter Bernie, ada 8 prinsip stimulasi yang bisa jadi pegangan orangtua yaitu;

Namun stimulasi yang diberikan harus disesuaikan dengan usia perkembangan anak. Dokter Bernie, ada 8 prinsip stimulasi yang bisa jadi pegangan orangtua yaitu;

  • Stimulasi dilakukan sesuai usia dan tahapan perkembangan anak
  • Stimulasi dilakukan berulang kali
  • Tahapan perkembangan anak bersifat individual, artinya setiap anak berbeda dan tidak bisa dibandingkan dengan anak lainnya.
  • Stimulasi untuk semua aspek perkembangan anak
  • Stimulasi dilakukan dengan rasa cinta, kasih sayang dan menyenangkan
  • Stimulasi dilakukan sambil bermain, jangan memaksa
  • Stimulasi dapat dilakukan dengan atau tanpa menggunakan alat bantu/peraga sederhana yang aman
  • Memberi anak reward

Pola asuh 

Umumnya kita mengenal dua jenis pola asuh yaitu otoriter dan permissive.

Pola asuh otoriter, dimana orangtua berkuasa atas anak-anak, lebih sering melakukan perintah dalam pengasuhan tanpa diskusi-mendengarkan anak). Anak dituntut menurut apapun yang dikatakan orangtua.

Pola asuh Permissive, orangtua yang terlalu melindungi anak-anaknya sehingga longgar aturan dan serba boleh. Terlalu banyak mentoleransi kesalahan anak dengan dalih, masih anak-anak.

Pola asuh yang baik yang bisa menggabungkan keduanya, ada saatnya orangtua harus tegas dan memiliki kontrol atas anak-anak, ada saatnya mendengarkan, menghargai ide/pendapat anak.

Cara mengajarkan sosial emosional pada anak

  • Anak-anak suka meniru orang dewasa, libatkan mereka sejak dini dalam melakukan tugas-tugas sederhana
  • Melibatkan anak  dalam mengambil keputusan/pendapat keluarga
  • Mengajarkan anak empati terhadap teman-teman mereka
  • Memperluas cakrawala anak dan memelihara kepekaan mereka. Membiarkan mereka menemukan dan mengenal bagaimana kehidupan orang dewasa dan anak-anak dalam sesuatu yang baik dengan orang lain.
  • Mengajak anak melakukan hal baik dengan orang lain
  • Mengajari anak mengelola emosi/perasaan
  • Membicarakan dan menjelaskan pada anak berbagai macam emosi/perasaan


Joyful Parenting ala Mama Cici Destri



Cici Destri, Mama dua anak yang juga founder komunitas  membagikan pengalamannya bagaimana ia dan suami mendorong anak agar dapat mengungkapkan pikiran dan perasaannya secara verbal. Peran guru di sekolah cukup berperan untuk memantau perkembangan anak dengan cara bagaimana anak mengikuti kegiatan dan tugas di sekolah.

“Kami memahami bahwa fase membangun hubungan  baru merupakan sebuah keterampilan. Si kecil dapat menguasainya dengan dukungan yang tepat, terutama dari keluarga. Melalui interaksi sosial secara tatap muka langsung. Si Kecil mampu menumbuhkan rasa kepercayaan baru dan merasakan kenyamanan berada di lingkungan barunya. Dengan begitu, saya yakin si kecil bisa tumbuh menjadi anak hebat yang pintar, berani dan memiliki empati tinggi,” tutur Cici Desri.

Sesi tanya jawab 


Beberapa pertanyaan yang diajukan peserta webinar yang terdiri dari blogger dan media mungkin mewakili pertanyaan para Mama lain. 

1. Kiat apa untuk menumbuhkan rasa percaya diri  anak yang sebelum pandemi sudah aktif lalu mengalami masa pandemi dan menghadapi lingkungan baru? Bagaimana dengan anak yang lahir di masa pandemi? 

Menurut dokter Bernie, anak yang dulu aktif bersosialisasi lalu mengalami masa pandemi yang mengharuskan di rumah saja saat kembali ke masa transisi ini tidak akan mengalami kesulitan dengan sosialisasi hanya orang tua perlu mengarahkan dengan menasehati apa yang harus dilakukan. 

Untuk anak yang lahir di masa pandemi yang artinya saat ini usianya kisaran 1 sampai 3 tahun, sebenarnya sosialisasi sudah cukup dengan interaksi dalam keluarga karena secara tumbuh kembang anak, saat usia itu interaksi sosial yang dibutuhkan cukup dari keluarga, dengan ayah ibu saudara kandung atau kalau ada kakek nenek. 

2. Ketika pandemi, kesibukan orangtua bertambah karena menemani anak sekolah online, selain harus bekerja dan mengerjakan pekerjaan rumah. Kadang orangtua mengalami burn out, imbasnya orang tua mudah marah hingga mengeluarkan kata-kata kasar pada anak, apa efeknya pada anak? 

Yang harus diingat, orang tua harus menjadi role model untuk anak-anak dan secara tidak langsung anak akan meniru orang tua. Jadi sebisa mungkin orangtua menghindari berkata kasar pada anak. Dan harus diingat stimulasi pada anak harus dilakukan dengan cara menyenangkan dan terus menerus. 

 

 

Nikmati Puasnya Ngopi Sehat dan Hemat dengan Buka Tabungan Online

Nikmati Puasnya Ngopi Sehat dan Hemat dengan Buka Tabungan Online


Kebiasaan ngopi di café maupun warung kopi sederhana telah menjadi budaya bagi anak muda zaman sekarang. Terlebih dengan hadirnya layanan buka tabungan online yang menawarkan potongan harga untuk yang hobi ngopi, kini aktivitas tersebut menjadi lebih menyenangkan.

Di sisi lain, Indonesia adalah negara yang kaya akan produk kopi berkualitas. Kopi khas Indonesia bahkan tidak kalah kualitasnya dengan kopi dari luar negeri.

5 Jenis Kopi Lokal Terbaik

Ikuti cara buka tabungan online yang mudah di bawah ini untuk mendapatkan potongan harga yang bisa menjadi solusi untuk menghemat pengeluaran kamu yang suka ngopi. Namun sebelum itu, yuk, intip terlebih dahulu jenis kopi lokal apa saja yang wajib kamu jajal kelezatannya.

  1. Kopi Gayo Khas Sumatera 

Sumatera adalah salah satu daerah penghasil biji kopi berkualitas. Sebut saja salah satunya kopi gayo khas Aceh yang teksturnya encer dan tidak terlalu pekat serta memiliki keasaman yang seimbang.

  1. Kopi Arabika Kintamani Khas Bali

Pulau Dewata tidak hanya memiliki spot wisata bertaraf internasional. Kualitas kopi arabika khas Bali khususnya Kintamani juga tidak kalah populer. Bahkan kopi ini sudah diekspor hingga ke Jepang, Arab hingga Eropa.

Dengan buka tabungan online kamu bisa mencoba kopi yang terkenal ini dan mendapatkan cashback.

  1. Kopi Arabika Khas Toraja

Pernah mendengar kopi Toraja? Siapa sangka kalau minuman yang satu ini juga tidak kalah terkenal. Kopi Toraja adalah minuman yang tidak memiliki after taste pahit yang mengganggu.

  1. Kopi Robusta Khas Temanggung

Selain arabika, Indonesia juga memiliki kopi robusta yang tidak kalah lezat. Salah satu kopi robusta terbaik yaitu khas Temanggung yang punya aroma unik khas tembakau dengan rasa pahit yang pekat.

  1. Kopi Arabika Java Ijen Raung

Yang terakhir ada jenis kopi Arabika Java Ijen Raung khas Bondowoso yang pertama kali diekspor pada tahun 2011 lalu. Sampai saat ini, negara kita sudah berhasil mengekspornya ke berbagai negara karena minuman ini punya cita rasa yang khas.

5 Tips Sehat Memesan Kopi di Kedai Kopi

Kesempatan mendapatkan cashback untuk transaksi ngopi di kedai kopi semakin banyak, salah satunya dengan cara buka tabungan online yang juga semakin mudah.

Akan tetapi, tetap perhatikan kesehatan saat meminum kopi. Berikut sudah kami rangkum tips sehat minum kopi di café atau kedai kopi bagi yang menikmati cashback dengan memanfaatkan rekening online.

  1. Hindari Terlalu Banyak Susu dan Gula

Pada dasarnya kopi merupakan minuman yang bermanfaat. Alangkah baiknya memesan minuman kopi dengan gula dan cream secara terpisah. Dengan begitu kamu bisa mengatur gula dan cream atau susu agar tidak terlalu banyak sehingga manfaat kopi bisa kamu rasakan.

  1. Minum Kopi Tanpa Gula Saat Liburan

Di saat liburan biasanya kamu akan menghabiskan waktu dengan bermain, salah satunya nongkrong di café-café. Perlu kamu ketahui, semakin banyak mengkonsumsi kopi dengan kandungan gula, maka akan semakin banyak asupan gula yang kamu konsumsi. Maka lebih baik tidak menggunakan gula sama sekali seperti kopi V60.

  1. Memilih Cortado untuk yang Suka Espresso Level Ringan

Seperti yang kamu ketahui, espresso merupakan minuman kopi dengan tingkat kepekatan pahit yang tinggi. Namun jika kadar pahitnya menurutmu terlalu tinggi, cobalah untuk memilih cortado yang lebih ringan.

  1. Memilih Kopi Dark Roast yang Aman Bagi Lambung

Ingin menikmati potongan harga ngopi di kedai kopi melalui buka tabungan online? Sebelum itu, pastikan kamu tidak memiliki lambung yang sensitif agar bisa menikmati setiap kopi yang kamu pesan. Sebut saja salah satunya dark roast untuk yang memiliki lambung sensitif.

  1. Meminta Saran Minuman Kopi Terbaik

Bingung menentukan menu kopi yang sesuai? Tidak ada salahnya kamu percayakan pilihan minuman kopi kepada barista. Mereka memiliki sejumlah rekomendasi kopi terbaik yang sesuai selera kamu.

Cara Buka Tabungan Online agar Ngopi Lebih Hemat

Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, kini dengan hanya buka tabungan PermataME kamu bisa menghemat pengeluaran ngopi setiap bulan. Pasalnya ada penawaran menarik berupa cashback atau potongan harga.

Dengan penawaran tersebut kamu bisa menghemat pengeluaran. Untuk yang ingin mendapatkan cashback ngopi dari buka tabungan online kamu bisa langsung membukanya di aplikasi PermataMobile X.

Melalui PermataMobile X kamu bisa mendaftar menjadi nasabah PermataME,  salah satu produk tabungan unggulan untuk anak muda zaman sekarang.

Kenapa Harus di PermataME?

Salah satu alasan kenapa harus buka tabungan online PermataME yaitu karena ada penawaran cashback untuk yang suka ngopi. Selain itu juga punya banyak kelebihan yang sudah kami rangkum berikut:

1.  Proses Pengajuan Cepat

Proses pengajuan atau buka tabungan online PermataME sangat mudah dengan persyaratan yang tergolong ringan. Kamu bisa membuka langsung di aplikasi PermataMobile X.

Untuk kamu calon nasabah, harus datang ke kantor cabang untuk dilakukan verifikasi data. Selebihnya kamu bisa mengajukan lewat PermataMobile X

2.  Cashback Ngopi, Transportasi Online dan Belanja Online

Dapatkan 30% cashback untuk yang suka ngopi di kedai kopi dan nonton, 20% cashback belanja online serta 10% cashback untuk transportasi online.

3.  Gratis Biaya Tarik Tunai di Seluruh ATM

Kamu bisa melakukan tarik tunai secara gratis di seluruh ATM di dalam maupun luar negeri. Syaratnya yaitu untuk ATM yang berlogo VISA/PLUS dan minimum saldo sebelum transaksi sebesar Rp1 Juta.

4.  Mendapatkan Kartu Debit Eksklusif

Bagi yang buka tabungan online PermataME, kamu berhak mendapatkan kartu debit eksklusif yang didesain secara khusus.

5.  Promo Eksklusif

Pemegang atau pemilik PermataME debit card juga berhak menikmati berbagai promo eksklusif.

6.  Gratis Biaya Transfer

Nikmati gratis biaya transfer online yang menggunakan layanan PermataMobile X, ATM dan juga PermataNet.

Itulah manfaat dan keuntungan yang bisa kamu peroleh jika buka tabungan online PermataME. Tertarik untuk mendapatkan cashback saat ngopi? Instal aplikasi PermataMobile X dan buka tabungan PermataME sekarang juga!

Energi Terbarukan, Boiler Biomassa Berbahan Bakar Sekam Padi

Energi Terbarukan, Boiler Biomassa Berbahan Bakar Sekam Padi 

Perubahan iklim dan tantangan global

Perubahan iklim dan pemanasan global bukan sekedar isu atau masalah yang akan dihadapi di masa depan, tapi sudah mulai terjadi. Dampaknya sudah mulai terasa seperti perubahan cuaca yang ekstrim, gelombang panas, mencairnya es di kutub dan beberapa gunung tinggi.

Hasil pengamatan BMKG, sejak tahun 2016 hingga 2020 terjadi anomali antara 0.6-0.8 derajat celsius. Kenaikan suhu secara rata-rata yang terjadi di Indonesia ini mengakibatkan mencairnya salju abadi di Puncak Jaya, Papua. Fenomena lain munculnya siklon tropis seroja yang mengakibatkan banjir bandang dan longsor di Nusa Tenggara Timur pada tahun 2021. Fenomena siklon ini harusnya jarang terjadi di wilayah tropis namun dalam 10 tahun ini sering terjadi.

Study terbaru dari IPCC (Intergoverment Panel on Climate Change) melaporkan jika suhu bumi diperkirakan naik 1.5 derajat dalam waktu kurang dari 20 tahun, ini meleset dari target perjanjian paris (Paris Agreement) dimana para pemimpin dunia berjanji memperlambat laju pemanasan global dengan mengurangi gas emisi carbon yang dihasilkan industri. Kenaikan suhu bumi sebesar 1.5 derajat   terlihat kecil padahal dampaknya cukup serius terutama untuk biodata laut dan pencairan es di kutub.

Tentunya dampak negatif ini akan meningkat jika kita tidak mengurangi emisi karbon. Perubahan iklim harus dikendalikan karena dampaknya dapat memicu krisis pangan, kekurangan gizi dan menurunnya status kesehatan masyarakat.

Untuk mengendalikan laju perubahan iklim pemerintah menargetkan pada tahun 2025, 23% Industri di Indonesia sudah beralih ke energi baru yang terbarukan, seperti memanfaatkan energi surya, gelombang, geothermal,  angin, biomassa dan lain-lain.

One Planet One Health

Target yang ditetapkan pemerintah untuk mengurangi emisi karbon tentunya harus didukung semua pihak yaitu, masyarakat, pemangku kebijakan dan industri.

Danone Indonesia dengan visi One Planet One Health turut memitigasi dampak perubahan iklim dan berupaya berinovasi dengan menggunakan energi terbarukan. Danone berkomitmen menggunakan energi terbarukan hingga 100% pada tahun 2030.

Untuk mencapai  target ini, Danone mulai menggunakan energi terbarukan sejak dua tahun  dengan memanfaatkan solar sel (tenaga surya) di salah satu pabriknya sehingga menurunkan emisi karbon sebesar 5800 ton CO2/tahun.  

Inagurasi Boiler Biomassa Berbahan Bakar Sekam Padi Pertama di Jawa Tengah

Pada hari Rabu 15 Juni 2022  lalu, saya menghadiri secara online Inagurasi Boiler Biomassa Berbahan Bakar Sekam Padi Pertama di Jawa Tengah, yang dihadiri VP General Secretary Danone Indonesia Ibu Vera Galuh, Gubenur Jawa Tengah yang diwakili Sekretaris Daerah Provinsi Jateng Bapak Sumarno, SE.,MM, Direktur Bioenergy  ESDM Dr. Edi Wibowo, Kepala dinas ESDM Provinsi Jateng dan Bupate  Klaten yang diwakili sekretaris daerah Klaten Bapak Jajang.

Seperti disampaikan Ibu Vera Galuh,  Danone Specialize Nutrition Indonesia sebagai perusahaan yang menggusung visi One Planet One Health Indonesia percaya bahwa kesehatan bumi dan kesehatan manusia saling berkaitan oleh sebab itu Danone berkomitmen meminimalkan jejak karbon selain menghasilkan produk yang sehat berupa nutrisi untuk Ibu dan anak dengan proses yang ramah lingkungan.

VP General Secretary Danone Indonesia

Danone SN Indonesia bekerja sama dengan Berkeley Energy  Commersial Industrial Solution  (BECIS) untuk memanfaatkan energi terbarukan dari Boiler Biomass yang berbahan baku sekam padi sehingga dapat mengurangi jejak karbon hingga 32%. BECIS merupakan penyedia layanan energy terbarukan di ASIA. 

BECIS dengan prinsip   decarbonisasi, desentralisasi dan digitalisasi  energi menjadi kunci perusahaan menjalankan operasionalnya secara berkesinambungan,  mendukung komitmen Danone SN Indonesia melalui keahlian yang dimilikinya untuk membangun dan mengoperasikan Boiler Biomassa berbahan bakar sekam padi. 

Boiler biomassa ini  beroperasi di pabrik PT Sarihusada Generasi Mahardhika Prambanan Factory. Peletakan batu pertama Boiler Biomassa berbahan bakar sekam padi ini dilakukan pada 26 April 2021. 

Hanna Ikavalco dari BECIS 


Sekretaris daerah Jawa Tengah yang mewakili Gubenur 

Pembangunan dan pengoperasian Boiler Biomassa ini mampu menurunkan emisi karbon sebesar 8.300 ton CO2/tahun sehingga dapat mengurangi jejak karbon yang dihasilkan dari proses produksi di pabrik Prambanan hingga 32%.

Pemanfaatan energi terbarukan ini juga mendukung program Pemerintah Indonesia untuk meningkatkan bauran energi baru terbarukan hingga 23% pada tahun 2025 dan mencapai karbon netral pada tahun 2060.

Pihak pemerintah Jateng berharap apa yang dilakukan Danone dengan inovasi energi terbarukannya menginspirasi perusahaan lain untuk menggunakan energi terbarukan. Dan berharap Danone Indonesia akan terus berkolaboarasi dengan petani dan peternak secara berkesinambungan, seperti diungkapkan sekretaris daerah Jateng.

Boiler biomassa berbahan bakar sekam padi dan ekonomi sirkular

Boiler Biomassa berbahan bakar sekam tidak hanya menciptakan energi baru terbarukan yang ramah lingkungan namun menciptakan ekonomi sirkular bagi petani sekitar pabrik.

Pengoperasian Boiler Biomassa


Sekam yang digunakan untuk boiler biomassa di pabrik SGM Klaten ini didapat dari petani sekitar pabrik (Klaten). ini menjadi nilai tambah untuk para petani karena seperti kita ketahui selama ini, sekam hasil penggilingan padi selama ini dianggap ‘sampah’, karena nilai ekonominya yang sangat rendah. Pemanfaatan sekam alakadarnya biasanya sebagai campuran media tanam.

Sekam padi diangkut dari petani sekitar menuju fasilitas boiler dengan truk.

sekam padi

Lalu muatan dibongkar di gudang dan dipindahkan ke ruang pembakaran.

menuju ruang pembakaran 

Sekam dibakar, panas dari proses pembakaran ini akan menghasilkan uap bertekanan atau steam. 

uap hasil pembakaran

Uap dialirkan melalui pipa menuju PT Sari Husada pabrik Prambanan sebagai sumber panas untuk menjalankan proses produksi.

Pengaliran steam


PT Sarihusada Generasi Mahardhika

Proses pembakaran sekam menghasilkan 2 material sisa yaitu gas buang dan abu sekam. Gas buang akan diolah sebelum dibuang sehingga mencapai standar yang baik untuk lingkungan. Sedangkan abu sekam yang banyak mengandung silika dapat digunakan sebagai pupuk organik yang dapat meningkatkan produktivitas pertanian.




Empat  manfaat biomassa

Mengurangi emisi karbon ke atmosfer

Mengurangi biaya bahan bakar

Mewujudkan ekonomi sirkular

Mengurangi limbah pertanian

Prosesi Inagurasi 

Prosesi Inagurasi yang dilakukan VP General Secretary Danone Indonesia, Direktur Biomassa ESDM, perwakilan gubenur Jateng dan perwakilan Bupati Klaten dilakukan dengan secara bersama-sama meletakkan tangan pada 

Talkshow Boiler Biomassa berbahan bakar sekam padi

Talkshow boiler biomassa


Talkshow yang merupakan rangkaian acara dari Inagurasi boiler biomassa berbahan bakar sekam padi ini dihadiri 3 narasumber yaitu;  Karyanto Wibowo, selaku  Sustainable Development Director Danone Indonesia. Dr. Ir. Sujarwanto Dwiatmoko, M.Si selaku kepala daerah ESDM Jateng dan Marzuki Mohamad (kill the DJ) selaku Rapper dan pegiat pertanian. 

Sujarwanto Dwiatmoko, memaparkan bahwa Jateng sudah menggunakan energi terbarukan sekitar 21,32 % dengan sumber energi terbarukan yang bermacam-macam, seperti tenaga surya, panas bumi, boimassa dan yang terbaru dan masih dalam proses rencana adalah memanfaatkan gelombang air laut. Jateng memiliki potensi energi terbarukan yang sangat besar terutama dari panas bumi (geothermal) yang bersumber dari gunung-gunung yang ada di Jateng. 

Jateng berkomitmen mendukung target pemerintah mencapai 27% energi terbarukan pada tahun 2025.

Pemerintah Jateng mengapresiasi langkah yang dilakukan Danone yang tidak hanya beralih pada energi berbarukan juga bagaimana proses membuat energi terbarukan dari biomassa sekam padi ini berdampak secara sosial ekonomi pada petani sekitar.

Karyanto Wibowo menuturkan, memilih  biomassa sekam padi untuk energi terbarukan dengan pertimbangan ketersediaan bahan yang memang  terdapat di sekitar pabrik yaitu pertanian. Boiler Biomassa berbahan bakar sekam padi ini berkapasitas 6 ton steam/jam dan merupakan boiler biomassa berbahan bakar sekam padi terbesar di Indonesia. 

Pemanfaatan energi terbarukan dari sekam padi berkontribusi untuk menciptakan sirkulitas produk pertanian dan mensejahterakan petani di sekitar. 

Kisah inspiratif dari Pak Marjuki atau dikenal dengan nama panggung Kill the DJ yang kini menjadi pegiat pertanian di Klaten. Berawal dari kerinduannya tinggal di desa seperti masa kecilnya dan kegelisahan karena banyak generasi muda lebih suka merantau dan mencari pekerjaan di kota-kota besar, padahal menurutnya di desa pun bisa menjadi sejahtera dari bertani. Salah satu cara mensejahterakan petani yang dilakukan pak Marjuki dengan menjual langsung hasil pertanian ke konsumen langsung. 

Semoga makin banyak generasi muda jadi petani modern sehingga menjadi petani bisa sejahtera. 






(Resep) Lemon Cake

(Resep) Lemon Cake

Lemon cake, salah satu cake yang saya sukai, sayangnya orang-orang rumah kurang suka, lebih suka cake tape keju atau brownies kukus atau panggang.



Kalau buka pinterest dengan keywoard food photograpy, cake ini banyak muncul dengan macam-macam style yang menggugah selera. Intip reels video masak  atau food photographynya horang bule, cake ini sering muncul juga, dari style klasik sampai modern.     

Lemon cake ini sepertinya cake yang umum di Eropa, seumum kita mengenal  cake tape. Di sana ga ada cake tape kali ya? Heuheu

Dihitung-hitung baru dua kali bikin cake ini, didorong rasa penasaran dengan rasanya dan kalau  nonton video masaknya di akun instagram teh Ayudiah Respati,  Momylicious, cara membuatnya mudah, seperti membuat cake biasa, hanya ditambah parutan kulit lemon dan air perasan lemon. Di atasnya diberi  gula yang sudah dicampur air perasan lemon, apa ya istilah gula ini, ada yang tahu?

Rasanya manis asem dengan aroma lemon yang menyegarkan. Pokoknya enak kalau menurut lidah saya yang memang suka cita rasa makanan agak asem.

Dan seperti biasa  kalau saya praktik kue sekalian untuk  objek belajar motret.

Foto pertama kali bikin lemon cake tahun 2020, sekalian nyoba belajar motret dengan mode  darkmood. 



Ini paling atas,  foto lemon cake hasil praktikum kedua kalinya,  minggu lalu. Kali ini divariasikan dengan keju karena terpaksa. Ceritanya saat lemon cake ini sudah jadi dan siap di foto, tiba-tiba kucing loncat ke atas meja, kue jatuh ke lantai dengan posisi terbalik. Dengan berat hati lapisan atas yang ada gulanya dipotong dan dibuang. Biar tetap cantik saat  difoto, ditaburi keju parut.  Tetap ya targetnya harus cantik difoto karena setiap praktik bikin kue niatnya sekalian buat belajar moto.

Bahan

125 g campuran mentega dan butter

110 g gula pasir

3 kuning telur (pisahkan putihnya)

140 g tepung terigu

1 sdt baking powder

1 sdm kulit lemon parut (kulit bagian luarnya yang berwarna kuning)

75 g air perasan lemon

Lapisan gula

150 g gula halus

4 sdm air perasan jeruk lemon

Cara membuat

Kocok campuran butter dan margarin hingga lembut tambahkan kulit jeruk, gula pasir dan kuning telur, kocok hingga mengembang.

Tambahkan air perasan lemon, terigu (yang sudah dicampur baking powder dan diayak), aduk rata.

Kocok putih telur pada wadah terpisah, masukkan pada adonan cake. Masukkan ke dalam loyang loap ukuran 22 x 10 atau bulat dengan diameter 15 cm.

Panggang di oven pada suhu 170 derajat selama kurang lebih 25 menit. Biarkan cake dingin, lalu kucuri dengan lapisan gula.



BTS