11 Tahun Kumpulan Emak-emak Blogger, Berjejak dan Berbagi

11 Tahun Kumpulan Emak-emak Blogger, Berjejak dan Berbagi



Pagi di hari Sabtu    Januari, hujan turun cukup deras tapi tak menyurutkan niat saya untuk ikut acaranya ulang tahun komunitas Kelompok Emak-emak Blogger. Komunitas yang saya ikuti sejak tahun pertama komunitas ini dibentuk. Yap 11 tahun KEB menjadi teman perjalanan saya menjadi Blogger. Berawal dari ‘pelampiasan’ rasa suka cita menjadi ibu di blog, siapa sangka dari blog jadi pekerjaan sampingan.

Hujan memang tidak menyurutkan semangat untuk hadir di acara KEB tapi ada rasa was-was ketikahujan tak kunjung reda karena bukan perkara mudah menuju statsiun Rawa Buntu dari Rawa Kalong Bogor dengan kendaraan roda dua. Akhirnya hujan menyisakan rintik-rintik dengan jas hujan lengkap saya melaju menuju statsiun.

Acara syukuran ulang tahun Kumpulan Emak-emak Blogger  ke 11 ini diadakan di Bali Note Terrace,  Jl. Prof. Joko Sutono SH no 15  di Kebayoran Baru Jakarta Selatan. Sebuah café dengan nuansa bali, dan terdiri dari ruangan outdoor dan indoor.  

Acara dimulai selepas semua yang hadir, sekitar 50 orang dijamu makan siang dengan menu nasi Mandhi, ayam panggang, capcay ,

Upgrade Ilmu

Di acara syukuran ulang tahun KEB ini tentunya tidak hanya kumpul melepas rindu dan kopdar, ada 2 pengisi acara dengan materi yang menunjang perbloggeran.

Materi pertama dari CEO Infina.id Octora Irahadi  dengan judul ‘Cari Cuan Masa Kini’. Di era digital ini, peluang untuk mencari cuan makin terbuka lebar, terlebih saat pandemi, ketika diperlakukan WFH dan WFA (work from anywere). Yang pada akhirnya WFH dan WFA menjadi habbit bagi sebagian orang atau perusahaan memilih ini karena banyak sisi positifnya.

Keterkaitannya dengan Blogger dan Influencer? Tentunya menjadi peluang namun diperlukan konsistensi dan interaksi antara influencer dan follower.

Mas Octora pun membagikan bocoran, influencer seperti apa yang diinginkan/disukai brand yaitu influencer yang memiliki branding dirinya – personal branding. Bagaimana influencer memiliki branding? Tips dari mas Octora ada metode yang bisa diterapkan yaitu, COST Consistency, Objective, Socialize and Time.

Artinya harus konsisten dengan konten-konten yang kita sajikan, menentukan target penonton/follower, ada interaksi dengan follower. Saat menentukan personal branding tentukan dengan cocok dengan kesukaan, kemampuan, tujuan agar enjoy menjalaninya.

Materi ke dua dari Mas Ali Muakhir, seorang penulis yang sudah menerbitkan 333 buku. Wow! Materi yang dibawakan berjudul ‘Menulis Kisah Inspiratif dengan Metode Emak.’ Menyimak materi ini saya jadi tahu kenapa saya sering kalah lomba blog, karena tulisan kurang inspiratif hahaha. Yap tulisan saya kurang  memenuhi syarat yang disebut tulisan inspiratif yaitu;

Diciptakan untuk menggugah perasaan pembaca

Memberi kesan mendalam bagi pembaca

Berisi motivasi positif bagi pembaca

Memiliki pesan moral

Mulai menulis dengan metode Emak

Mas Ali Muakhir memberikan metode agar dapat menulis kisah inspiratif yaitu, Endapkan rasa, Mulai dengan membuat struktur, Apa pesan yang ingin disampaikan, Kapan tulisan tuntas.

Btw, setelah mendengarkan kedua materi ini jadi semangat ngonten dan nulis, peer buat saya yang perlu effort itu adalah konsisten. Duh suka rebutan waktu antara urusan rumah, rebahan dan ngonten.

KEB 11 Tahun  Berjejak dan Berbagi

Foto milik mba Katerina


Tema yang diambil pada perayaan ulang tahun KEB tahun ini adalah Berjejak dan Berbagi, sesuai tujuan KEB yang ingin menebarkan manfaat positif melalui jejak digital dan turut memperdayakan perempuan di ruang digital. KEB juga memberi dukungan pada gerakan nasional  literasi digital - siberkreasi. 

KEB juga berbagi manfaat secara materi, melalui program donasi yang setahu saya sudah dilakukan sejak lama, dari donasi untuk bencana, anggota yang membutuhkan dan yang baru ini donasi pada bidang pendidikan  di mana donasi yang terkumpul sebesar 2.500.000 dari program #KEBPeduli #KEBcharity11KRun diberikan kepada lembaga pendidikan anak usia dini RA Miftahul Jannah Noborejo, Salatiga.




Komunitas PPDN

Hadir juga pada acara ini Komunitas Perempuan pelestari budaya nusantara yang digagas mak Elisa Koraag, salah satu anggota KEB. 




Temu Kangen

Mengikuti syukuran ulang tahun KEB  bagi saya sekaligus menuntaskan rasa ingin bertemu langsung dengan teman-teman blogger yang selama ini kenal di media sosial atau blognya yang pernah saya baca dan tentu saja bertemu founder KEB mba Mira Sahid dan Indah Juli dan ternyata hadir juga  mak Icoel (Sumarti Saelan) makmin KEB yang sudah purna tugas. Bisa dibilang saya angkatan pertama anggota KEB jadi suka merasa sok akrab dengan founder dan makmin sebelumnya hahaha. Eh mungkin karena suka mengakrabkan diri juga dengan tegur sapa di medsos hehehe.

Di acara ini juga pertama kalinya bertemu Makmin KEB sekarang, Mak Elly Nurul dan Mak Chiechie selama ini hanya say hai di media sosial. Sayangnya ga sempat foto bareng, saat pulang agak terburu-buru karena sudah sore.

Selain bertemu blogger yang belum pernah bertemu sebelumnya hanya say komen di blog, medsos atau grup, saya juga ketemu blogger jadul, blogger seangkatan seperti Mak Myra Anas, Lidya Fitrian, Dewi S, mba Arin, mba Nunung dan mba Ruth Nina yang terakhir ketemu 12 tahun lalu di event majalah parenting. 

Semoga KEB semakin solid dan lebih banyak menebar manfaat. Untuk Founder dan Makmin KEB terima kasih banyak.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

[Parenting] Ngopi bareng anak gadis

Diajak ngopi anak gadis!? Jujurly kaget.

Begini awal percakapannya.

“Mah ngopi yuk?”

“Ngopi di mana? Ngopi aja di bengkel,” saya menunjuk bengkel Pak suami yang juga jualan kopi.

“Ada kopi Nako di Pamulang, deket Winataharja,”

“Iya tahu, kan kita pernah lewat situ.”



Sekitar setahun lalu Pak Suami ngajak saya dan anak-anak mampir ke  di Kopi Nako Baranangsiang Bogor, saat ke Bandung kami juga sempat lewat (iya lewat doank) kopi Nako, jadi kayaknya ingatan si anak gadis sama kopi Nako ini cukup lekat.

“Ngopi yuk mah di sana, aku bayarin deh.”
“Hah bener nih,” percaya ga percaya ditraktir kopi sama anak gadis. Si anak gadis memang punya uang beberapa ratus ribu karena Desember 2022 lalu dapat uang hasil hobinya. Akan saya ceritakan dipostingan berikutnya, biar ada bahan tulisan hehehe.

Jadilah hari senin saat libur cuti bersama imlek kemarin kami cus ke kopi Nako Pamulang. Yang membuat hati saya berbunga-bunga bukan karena ditraktirnya tapi anak abg mengajak mamanya ekplore tempat baru dan nyobain nongkrong di kedai kopi itu sesuatu lho.

Apakah dia mengangap Mamanya asik? Ehm, rasanya ga 100% benar, karena saya merasa bukan tipe mama asik. Lebih dominan dan otoriter sebagai orangtua. Tapi kami punya beberapa kesamaan yang membuat obrolan kami nyambung, salah satunya sama-sama suka baca novel walaupun sekarang saya sudah sangat jarang baca novel, tapi karena di rumah banyak novel yang saya koleksi sejak masih gadis dan kalau ngomongin buku Mamanya tahu jadilah nyambung. Sama-sama pengen nulis buku walaupun si anak gadis masih bingung pengen nulis apa dan dari mana mulainya heuheu. Dia terinspirasi dari buku-buku Tere Liye yang setahun ini dibacanya, banyak buku seri Tere Liye sudah dibacanya termasuk seri yang paling banyak, Bumi. Buku-buku itu dipinjamnya dari perpus sekolah atau teman-teman sekolahnya. 

Selain itu si anak gadis adalah teman curhat. Yap biasanya saya curhat sama anak gadis kalau lagi kesel sama Bapaknya hahaha. Entahlah cara ini bijak atau tidak, tapi rasanya lega kalau sudah curhat. Namanya juga rumah tangga ya jalannya ga selalu mulus, ada salah paham, ada beda pendapat, ada selisih paham. Daripada curhat di medsos ya kan. 

Hubungan saya dan anak gadis, kayak kopi, manis tapi ada pait-paitnya hahaha. Kami suka bersitegang kalau soal beresin kamar, pembatasan hp dan quota. Si anak gadis suka sok sibuk jadi tidak sempat atau asal-asalan beresin kamarnya sehingga handuk masih nyangkut di kursi saat dia berangkat sekolah. Mukena tidak dilipat, dsb. Berkali-kali kejadian dan berkali-kali saya ngomel. Inisiatifnya masih kurang. Ya si anak gadis memang dijuluki 'si paling sibuk' di rumah, sibuk organisasi di sekolah, jadi pengurus organisasi kepanduan dan kesiswaan, sibuk ekskul juga. Gurunya pernah nyebut si anak gadis aktivis. 

Si anak gadis dan anak bujang juga pernah mengkritik katanya, Mama kalau nyuruh suka marah-marah. Saya ngeles donk,”Mama marah kalau pada ga nurut. Diminta beresin kamar, iya iya aja udah ngomel baru dikerjakan. Diminta ke warung, sambil jalan wajahnya cemberut.”

Sepertinya anak-anak merasa beresin kamar sendiri, meletakkan barang pada tempatnya lagi sehabis digunakan, bantu beres-beres rumah adalah hal sepele dan tidak penting, jadi abai. Saya sebaliknya sangat menekankan karena hal kecil itu bekal hidup mandiri. Kemandirian berawal dari hal kecil. Bentuk tanggung jawab pada dirinya sendiri dan orang lain. Ya begitulah, panjang lebar nasehat diulang-ulang dengan harapan mereka paham dan tumbuh jadi anak mandiri dan punya inisiatif.

Lanjut ke cerita ngopi. Kami menghabiskan waktu di kopi Nako kurang lebih 1.5 jam, waktu yang menurut si anak gadis kurang karena dia belum selesai nulis diarynya.



Apa daya telepon sudah berdering-dering dari anak bujang yang minta dijemput pulang dari bengkel. Kami memang tidak  bilang mau ngopi sama anak bujang karena kalau bilang pasti dia ingin ikut, tidak  mungkin tidak ingin ikut.

Apa yang kami bicara 1.5 jam, keinginan-keingian si anak gadis, mau ini itu. Pengen ngopi bareng lagi tapi lama katanya jadi Mama bawa laptop aja, dia juga mau bawa laptop buat gambar.

Si anak abg yang sedang mencari jati diri, ingin menjadi seseorang, ingin ini itu tapi ingin seperti orang lain juga. Ingin nampak asik, gaya dan merasa sudah besar.

Agar tetap on track saya kasih nasehat sedikit-sedikit, intinya hemat hahaha, boleh ngopi di tempat seperti ini tapi sekali-kali dan uang sendiri, kalaupun sudah bekerja tetap ya harus mengeluarkan uang seperlunya, tetap harus punya tabungan/investasi. Saya kasih contoh soal keuangan saya dan Abinya, bagaimana kami mengeluarkan uang seperlunya walaupun mampu, agar memiliki tabungan sehingga saat ada kejadian tak terduga, kami survive. Saya contohkan juga bagaimana ibu saya (neneknya) mengajari saya soal menggunakan uang sesuai keperluan bukan keinginan.

Saat di sana kami melihat sepasang anak muda rangkulan, saya nasehatin soal hubungan lelaki perempuan. Karena dia sekolah islam dan ada kegiatan keputrian sejak sekolah dasar (setiap jumat) yang salah satu kajiannya tentang fiqih, saya jadi tidak terlalu sulit menasehati, bagaimana seharusnya hubungan lelaki dan perempuan dalam islam sebelum menikah karena godaannya besar, bisa lebih dari sekedar ingin pelukan.

Begitulah sekelumit obrolan santai kami diselingin satu cup kopi, es lemon dan kentang goreng di suatu siang menjelang sore.

 

 

 

 

Blackmores Peduli ‘Tukar Botol’ Kumpulkan 3.783 Botol Plastik

Indonesia darurat sampah plastik 

Tahukan teman-teman jika Indonesia sudah memasuki ‘masa’ darurat sampah plastik, saking banyaknya sampah plastik yang dibuang dan terus meningkat setiap tahun. Berdasarkan dari data Asosiasi Industri Plastik Indonesia (INAPLAS) dan Badan Statistik Nasional (BPS) sampah plastik di Indonesia mencapai 64 juta ton/pertahun dan sebagian terbuang ke laut. Peningkatan sampah plastik ini belum dibarengi upaya pengelolaan yang maksimal, sehingga sampah plastik banyak terbuang ke laut atau mencemari tanah. 

Sumber gambar ; pojokjabar 


Seperti kita ketahui, plastik adalah sampah yang membutuhkan waktu penguraian yang sangat lama, bisa mencapai ratusan tahun, jadi dengan banyaknya sampah plastik tanpa dibarengi pengelolaan yang baik dan maksimal akan mencemari sungai, laut dan tanah, terlebih sebagian  masyarakat Indonesia masih suka buang sampah sembarangan, tak heran di sepanjang jalan kerap kita temui sampah plastik, termasuk di tempat wisata termasuk area pantai. Sedih ya,  salah satunya kurang masifnya edukasi mengenai sampah pada masyarakat. Tidak semua tempat wisata atau area publik dipasangi spanduk ‘jangan buang sampah sembarangan’. Yang buang sampah sembarangan kalau ditegur malah galak heuheu. Padahal masalah sampah ini membawa ancaman serius.

Dampak luas sampah plastik adalah merusak ekosistem laut dan kesehatan manusia. Dari 10 juta metric ton sampah yang terhanyut di laut, 10 persennya berasal dari daratan. Padahal jika diolah dengan baik sampah plastik daur ulang dapat menghasilkan keuntungan sebesar Rp 16.379.472 perbulan dari 40 ton sampah plastik. Tapi untuk bisa mencapai itu dibutuhkan kolaborasi serta komitmen dari semua pihak agar bisa dikelola atau didaur ulang.

Sampah botol plastik lebih mudah dikelola

Beberapa waktu saya mengikuti webinar tentang pengelolaan sampah, salah satu point yang saya tangkap yang dikemukakan narasumbernya adalah sampah botol plastik lebih mudah diolah daripada sampah plastik kemasan. Narasumber memberi contoh, jika misalnya dia lebih memilih membeli kecap dalam botol daripada isi ulang jadi saat memilah sampah sebelum dibuang, sampah botol dikumpulkan dan diberikan pada pengepul yang rutin mengambil ke perumahannya.

Bagaimana dengan sampah botol plastik yang tidak dikelola dan dibuang begitu saja? Sampah botol plastik penyumbang bencana banjir karena jika terbuang ke sungai dapat menyumbat aliran sungai.  Jika mencemari tanah, sampah botol plastik akan membutuhkan waktu urai 450 hingga 1000 tahun.

Blackmores luncurkan program ‘Tukar Botol’

Sumber gambar lifepack


Teman-teman tentu pernah mendengar atau tahu atau malah mengkonsumsi Blackmores. Blackmores adalah merek suplemen multivitamin dari Australia. Kehadiran Blackmores di Indonesia melalui Kalbe Blackmores Nutrition (KBN) merupakan perusahaan joint venture antara PT Kalbe Farma Tbk dan Blackmores Ltd Australia yang berkomitmen menyediakan solusi kesehatan alami kepada masyarakat Indonesia, dengan supplement berbahan dasar alami, berkualitas tinggi, teruji klinis.

Secara global sudah lebih dari 90 tahun Blackmores terus berkomitmen untuk memberikan nutrisi terbaik dari alam dan juga pada kualitas dan keberlanjutan lingkungan.

Blackmores juga berkomitmen untuk mewujudkan kepedulian terhadap kebersihan lingkungan, khususnya ekosistem laut melalui program Blackmores Peduli ‘Tukar Botol’ , seperti diungkapkan Country Head Kalbe Blackmores Nutrition, Dickson Susanto mengatakan,’Blackmores percaya bahwa menjaga kelestarian dan kesehatan lingkungan laut merupakan hal penting untuk dilakukan bersama demi terciptanya ekosistem laut yang bersih sebagai awal dari kesehatan. Untuk itu, sejalan dengan target pemerintah daam menurunkan sampah plastik di laut hingga 70% pada tahun 2053, Blackmores Indonesia telag menjalankan program Blackmores Peduli ‘Tukar Botol’ yang merupakan langah bersama untuk mempermudah masyarakat mengelola sampah botol plastik untuk kualitas lingkungan dan kehidupan Indonesia yang lebih baik.



Sebagai produk suplemen manfaat untuk membantu menjaga kesehatan harian tubuh, Blackmores Odourless Fish Oil terus berkomitmen menjaga kualitas produk dan lingkungan secara beriringan mulai dari memastikan kualitas sumber minyak ikan terpilih, pengemasan yang modern hingga permasalahan sampah produk yang juga harus diperhatikan. Maka dari itu, Blackmores terus mendukung berbagai upaya yang dapat mendorong penurunan atau pencemaran sampah plastik di laut.

Melalui program Blackmores Peduli ‘Tukar Botol’ yang berlangsung sejak 1 September hingga akhir tahun 2022, Blackmores Indonesia telah berhasil mengumpulkan 3.783 botol plastik bekas vitamin. Selanjutnya botol plastik yang telah terkumpul dikelola dan didaur ulang oleh eRecyle (organisasi pengelolaan daur ulang sampah plastik), guna mencegah sampah botol plastik mencermari laut. Blackmores mengucapkan terima kasih kepada semua konsumen yang telah ikut berpartisipasi serta para mitra yang sudah mendukung program ini, sebagai upaya untuk menjaga kebersihan lingkungan.

 

  

[Kuliner] Menilik Jejak Kuliner Minahasa

Sajian  Istimewa di Akhir Tahun dengan Masakan  Minahasa

Indonesia Food Blogger. Lahir dan besar di Bandung, Bapak saya orang sunda tulen, ibu saya orang Madiun yang besar di tanah Sunda (Purwakarta), membuat lidah saya terbiasa dengan  menu makanan Sunda,   Jawa atau perpaduan keduanya. Ibu saya selalu menambahkan gula pada setiap masakannya termasuk sambal. Awalnya saya pikir memang resep sambal itu memakai gula, sampai akhirnya saya menikah dengan orang berdarah Sumatera Barat, yang spontan mengerutkan kening mencicipi sambal buatan saya untuk pertama kalinya.

“Kok rasanya manis?”

“Iya kan pake gula tapi tetap pedes kan?”

“Iya tapi rasanya aneh. Memangnya bikin sambal pake gula ya?”

Masakan Jawa memang terkenal dengan cita rasanya yang manis, masakan Sumatera Barat selain pedas juga kaya rempah. Sementara orang sunda, paling doyan lalapan,  sayuran mentah yang dimakan dengan sambal.

Ngobrolin cita rasa masakan nusantara yang beraneka ragam dan rasa tidak bisa dilepaskan dari budaya dan sejarah. Bagaimana budaya dan sejarah membentuk selera makan sebuah suku bangsa. Menurut pakar kuliner, William Wongso, “Tidak ada yang namanya makanan Indonesia, yang ada hanyalah masakan atau makanan daerah.” Pernyataan ini untuk menunjukkan sangat beranekaragamnya masakan daerah di Indonesia dan tidak bisa disamakan walaupun mirip.  Masakan Aceh dan Sumatra Barat, sama-sama pedas, berkuah santan dan kaya rempah, tapi cita rasa dan aromanya berbeda.

Karena lidah saya terbiasa makan masakan Sunda, Jawa dan Sumatra Barat (setelah menikah), untuk menyajikan hidangan istimewa di akhir tahun lalu,  saya menantang diri sendiri untuk mencoba masakan khas daerah lain di Indonesia yaitu masakan dari Menado Sulawesi Utara tantangan ini sekaligus diikutsertakan dalam IDFB Blog Challenge sebuah komunitas food blogger Indonesia. 

Woku, cita rasa Minahasa yang pedas dan kaya aroma





Perkenalan saya dengan kuliner Menado dimulai tahun  2012, saat itu ada acara kantor (jaman masih kerja) ke Menado. Kunjungan yang menjadi moment pertama kalinya  mencicipi pisang goreng di cocol sambal roa. Untuk orang sunda yang terbiasa mencocolkan lalapan mentah ke sambal tentu saja ini hal aneh, tapi ternyata enak. Kok bisa pisang goreng yang manis disandingkan dengan sambal yang bercita rasa pedas?

Ternyata karena lidah orang Minahasa (suku terbesar di Sulawesi Utara) terbiasa makan makanan pedas, hampir semua masakan Minahasa mengandung cabai. Selera pedas yang disukai masyarakat Sulawesi Utara ini bukan tanpa sebab, ada sejarah panjang yang berkaitan dengan kolonialisme yang terjadi di Indonesia. Sebagai Indonesia Food Blogger tentu tak sekedar menikmati makanan tapi menilik lebih jauh soal makanan khas Indonesia. 

Sebelum lanjut cerita sejarahnya, intip dulu resep khas Sulawesi Utara yang populer yaitu Woku. Woku ini merujuk pada bumbu, yang bisa dimasak dengan ikan, daging ayam atau sayuran. Saya mencoba masak woku ayam. 

Woku adalah menu favorit masakan Minahasa Sulawesi Utara. Bumbu kaya rasa dan aroma ini (aroma dari daun kemangi, daun jeruk, daun pandan) tidak hanya dipakai untuk ikan atau ayam, bisa juga untuk sayuran. Saya sendiri baru tahu lho jika bumbu Woku bisa digunakan untuk sayuran. Ehm, jadi pengen coba, kira-kira masak sayur apa yang cocok pake bumbu woku, ada saran?

Resep Ayam Woku

Bahan

1 ekor ayam, potong bersihkan

Minyak untuk menumis bumbu halus secukupnya

2 lembar daun jeruk

1 batang serai

2 ikat kemangi (atau sesuai selera)

1 batang daun bawang

2 lembar daun pandan

2 buah tomat, potong kasar

2 Cabe merah, iris kasar

Bumbu halus:

8 bawang merah

4 bawang putih

10 cabe merah

5 cabe rawit

½  ruas jari kunyit

½ ruas jari jahe  batang seraiserai

Cara membuat

Rebus ayam sebentar lalu buang airnya (untuk membersihkannya dari lemak)

Tumis bumbu halus hingga harum, tambahkan daun jeruk, serai, ayam tambahkan air sekitar 500ml dan garam lalu ungkep hingga bumbu meresap dan ayam empuk. Tambahkan air jika dirasa kurang.

Masukkan irisan daun bawang, cabe iris, tomat dan kemangi, masak sebentar. Angkat, hidangkan ayam woku dengan nasi hangat.

Pada masakan Sulawesi Utara ada istilah bumbu campur yaitu campuran bumbu yang terdiri dari serai, kemangi, daun kunyit dan daun jeruk. Bumbu campur ini hampir digunakan pada banyak masakan khas Sulawesi Utara. Bumbu campur ini menciptakan aroma yang khas pada masakannya. 

Perjalanan Cabai di Sulawesi Utara

Menurut buku antropologi kuliner yang saya baca, kegemaran masyarakat Minahasa (suku terbesar di Sulawesi Utara) akan makanan pedas berawal saat penjelajah Spanyol sampai ke Sulawesi (tahun 1521 M) karena cengkih, salah satu rempah yang diburu pada masa itu. Cengkih, rempah yang kemudian sering ditemui pada masakan daerah   Sumatera Barat dan Aceh tapi pada masakan khas Minahasa justru cengkih tidak ditemukan.

Orang Spanyol yang datang ke Sulawesi Utara selain untuk bertransaksi cengkih (pada akhirnya bukan transaksinya tapi perampasan hingga Spanyol rebutan dengan Belanda soal cengkih) juga memiliki misi menyebarkan agama. Para biarawan yang datang dan tinggal menanam cabai untuk dikonsumsi (campuran masakan), dari sanalah pohon cabai menyebar di Sulawesi dan dibudidayakan terlebih pada masa itu sebagian masyarakat Minahasa sudah bertani. Hingga kini Tomohon, salah satu daerah di Sulawesi Utara penghasil cabai terbesar di Sulawesi. 

Jalan-jalan ke Tomohon Sulawesi Utara 

Cabai sendiri berasal dari benua Amerika, sampai ke Eropa dibawa Columbus setelah doi nyasar ke sana (boleh baca ulasan buku Sejarah Rempah yang saya tulis di kompasiana/rinasusanti2), lalu sampai di Sulawesi Utara oleh para biarawan dari Spanyol. 

Sejarah Rempah. Citarasa yang melayarkan ribuan kapal. 

Klappertart



Klappertart, siapa tidak kenal kue asal Sulawesi Utara yang satu ini, manis, lembut dengan aroma kayu manisnya yang bikin ketagihan. Tak cukup makan satu cup, tak heran saya lebih suka membuatnya sendiri daripada membeli biar bisa makan sepuasnya hahaha. Makanan satu ini tak lepas dari sejarah penjajahan Belanda di Sulawesi Utara.

Sekitar tahun 1600 M, Belanda masuk ke Sulawesi Utara, berlahan tapi pasti mengusir keberadaan Spanyol. Pendudukan Belanda di Sulawesi Utara menyebabkan asimilasi dan akulturasi budaya termasuk dalam hal kuliner. Klappertart merupakan makanan berpaduan resep Belanda dan Indonesia . Penamaan kue ini sendiri berasal dari dua suka kata yaitu Klapper lafal yang diucapkan orang Belanda untuk kelapa, sedangkan tart dalam bahasa Belanda berarti kue. Jadi menurut referensi yang saya baca, orang Belanda yang tinggal di Sulawesi Utara dan  terbiasa membuat kue tart tertarik mencampurkan kelapa ke dalam adonan tartnya  karena melihat di Sulawesi Utara banyak kelapa. Eksperimen yang ternyata berhasil, terciptalah makan yang sangat enak, akh pokoknya enaklah si Klappertart ini.  Oh ya pilihan kacang kenari yang ditambahkan pada kue ini bukan tanpa sebab, tapi karena Sulawesi Utara sejak jaman dulu terkenal sebagai penghasil kacang kenari. Kue ini juga ditaburi kayu manis atau cinnamon, rempah yang sudah sejak dulu digunakan orang Eropa untuk aneka cake atau masakan.

Resep Klappertart

Bahan

Lapisan 1

300 gram daging kelapa muda

200 ml susu uht

300 ml air kelapa

60 gram terigu

60 gram maizena

200 gram kental manis

100 gram salted butter (atau margarine)

4 kuning telur

vanili

garam

Lapisan 2

4 putih telur

2 sdm gula pasir

2 sdm terigu

kayu manis, kismis dan kacang kenari secukupnya.

Cara membuat

Lapisan 1

Campurkan  tepung terigu, maizena, susu, air kelapa, aduk rata. Tambahkan susu kental manis dan salted butter. Panaskan dengan api kecil, aduk hingga kental. Dinginkan, lalu tambahkan kuning telur, mixer hingga tercampur rata. Tambahkan daging kelapa muda, aduk, tuang ke dalam wadah. Oven selama kurang lebih 25 menit. 

Lapisan 2

Sementara mengoven, siapkan lapisan 2. Kocok putih telur dan  gula pasir hingga kaku, tambahkan terigu, aduk dengan spatula. Tambahkan lapisan dua ke dalam wadah yang sudah berisi lapisan satu yang sudah matang, taburi kacang kenari dan kayu  manis, oven kembali selama 10 menit. Sajikan hangat atau dingin.


Tertarik mencoba kedua resep di atas? Rasanya enak-enak lho 


Referensi tulisan

Sejarah Rempah, Jack Turner , Penerbit Bambu

Antropologi kuliner Indonesia, Penerbit Gramedia. 

Goodbye 2022 Hello 2023

Goodbye 2022 Hello 2023

Harapan 2023 jika diasosiasikan dengan gambar 😊


Alhamdulillah diberi umur memasuki tahun 2023. Alhamdulillah atas nikmat iman dan sehat. Resolusi saya tahun 2023, melanjutkan resolusi tahun sebelumnya, begitu aja tiap tahun heuheu. Di post blog ini saya memang tidak akan menuliskan resolusi 2023. Berusaha agar  2023 lebih baik dari tahun sebelumya dalam segala hal, lebih baik secara kesehatan, keuangan, spiritual, untuk urusan pekerjaan  2023 harus berDUIT; doa, usaha, ikhlas dan tawakal.

Blog

Sedikit recap perbloggeran tahun 2022. Alhamdulillah di penghujung tahun mendapat kabar baik, saya mendapat lomba blog di Kompasiana dengan hadiah (lebih dari) lumayan, rasanya seperti menghapus kesedihan karena kalah di beberapa lomba blog yang saya ikuti tahun 2022. Beberapa lomba blog saya kerjakan dengan penuh totalitas. Iya saya merasa total mengerjakannya tapi apa daya kalah. Harus saya akui pemenang memang tulisannya lebih bagus. 

“Tulisan mba Rina biasa sih, ga ada dramanya,” begitu kira-kira komentar seorang teman yang juga blogger dan bernasib sama, jarang memang lomba blog hahaha. Tapi saya dan teman blogger  ini beda selera soal lomba blog yang diikuti, jadi bisa dibilang kami jarang ikut lomba yang sama.

Iya sih tulisan saya biasa banget, no drama, no pengandaian yang berlebihan. “Tulisan saya juga kalah lomba mba, yang menang tulisannya dramatis,” lanjut teman saya. Lalu kami tertawa bareng, karena ternyata kok penilaian kita sama soal drama.

Bukan ngiri sama pemenang tapi jadi pelajaran bagi kami untuk membuat strategi kalau ingin menang lomba tapi setelah dicoba ternyata saya ga bisa menulis yang dramatis apalagi soal pengalaman hidup, kalau ada hal dramatis tidak mau menuliskannya di blog, bagi saya ga semua hal pribadi terutama menyangkut keluarga/personal ditulis di blog.

Gimana rasanya kalah lomba blog padahal dikerjakan (merasa) dengan totalitas? Sedih dan baper, kadang pake uring-uringan. Untuk meminimalisir kebaperan, biasanya saya hapus  postingannya atau minimal postingan diedit jadi postingan organik, pesan sponsor lombanya dihapus, yang disisakan story tellingnya. 

Ngomongin lomba blog, menurut saya selera juri sedikit banyak berpengaruh. Sepuluh tahun jadi blogger dan selama itu pula saya suka ikut lomba, jadi (merasa) bisa meraba-rabalah, kalau jurinya ini sukanya seperti ini, kalau yang ngadain komunitas blog ini, seperti A  tulisan yang disukai, begitulah kira-kira.  Bisa meraba-raba ‘kemauan dan selera juri’ karena saya biasanya membaca karya-karya pemenang hehehe. Kalau  tahu selera juri harusnya kalau ikut lomba bisa menang donk karena bisa menyesuaikan tulisan dengan selera juri? Tidak semudah itu karena kadang tetap ada idealisme.  

Yah, begitulah curcol seputar lomba blog tahun ini. Kapok ga ikut lomba blog karena sering kalah? Ya kadang kapok, jadi tahun ini mau lebih selektif. Sebenarnya bukan hanya kalah lomba blog, saya pun beberapa kali kalah lombab foto/resep di Instagram.

Tulisan lomba di Kompasiana yang Alhamdulillah menang, menurut saya sih tanpa drama heuheu. Tulisannya bisa di baca di sini

Job dari perbloggeran atau endorse tahun 2022 lalu, Alhamdulillah lebih dari lumayan.

Keluarga

Tahun ini bisa dibilang tahun berat untuk saya dan suami, dengan cobaan yang membuat sesak nafas. Alhamdulillah bisa melaluinya seperti janji Allah swt, dalam kesulitan ada kemudahan.

Tahun 2023, tetap keep fight. Setiap orang, setiap keluarga punya masalah, ujian hidup. Karena ujian hidup yang membuat lebih bijak dan memberi perspektif yang berbeda tentang hidup. Dan kalau dipikir-pikir ujian hidup tidak seberapa dengan banyaknya nikmat yang diberi sang pencipta, nikmat yang kadang tidak kita sadari, seperti nikmat sehat, nikmat bisa makan enak- makan enak tidak harus diasosiakan makanan mahal karena dalam kondisi badan sehat (ga sariawan atau flu) makan bakso kampung seharga 10 ribu semangkuk aja nikmat. Coba kalau lagi sariawan, makan martabak keju aja sakit heheheh. Nikmat iman, nikmat dikelilingi keluarga, nikmat berkedip dsb.

Liburan

Setelah tinggal jauh dari orang tua, ternyata liburan termanis dan  terkesan ya di rumah orang tua, atau ini  karena saya anak rumahan, dari waktu gadis betah di rumah daripada keluyuran hahaha. 

Jadi bisa dibilang saya tidak punya impian liburan yang wah ke LN atau manapun, kalaupun ada impina pengen kesana-kemari,  ga ngebet, terwujud Alhamdulillah, nggak ya ga apa-apa, kecuali liburan plus umroh. Iya pengennya umroh terus lanjut jaan-jalan ke Turki, Yordania atau Al aqso. Aamiin semoga tercapai.

Jadi tahun ini saya cukup puas dengan jalan-jalan di kampung halaman, Cisitu Dago Bandung. Ke Braga, gramedia (karena di Bogor sini gramedia jauh sedangkan dari rumah mamah ke gramedia merdeka deket, jadi kalau ke Bandung anak-anak minta ke Gramedia), Forest walk Babakan Siliwangi, kuliner di Simpang Dago, naik bandros keliling Bandung, ke Alun-alun ya gitulah, Alhamdulillah nggak bosan. 

 

Bagaimana cerita teman-teman di tahun 2022? 

Stimulasi Anak dengan Masak Seru Bareng Ibu

 Stimulasi Anak  dengan Masak Seru Bareng Ibu 

Salah satu cara stimulasi  yang saya lakukan pada anak-anak saat kecil adalah mengajak mereka ke dapur. Agar ‘bermain’ di dapur aman, pastikan aktivitas tidak menggunakan benda tajam seperti pisau jadi biasanya mengajak membuat kue.

Banyak stimulasi yang bisa didapat saat anak-anak ‘bermain’ di dapur,  kosakata bahan makanan mereka akan bertambah, kinestetik terstimulasi karena anak akan terus bergerak dan bereksplorasi dengan alat dan bahan makanan yang ada di dapur, secara tidak langsung motorik halus akan terstimulasi,  saat mengajak anak membuat kue, anak akan berkenalan dengan timbangan dan angka. Dapur juga tempat yang  tepat dan aman untuk anak mengeksplorasi indra peraba, perasa dan penciumannya. Selain kecerdasan anak terstimulasi, mengajak anak beraktivitas di dapur juga meningkatkan bonding antara anak dan ibu.


Masak seru bareng ibu


Saya pernah menceritakan mengajak anak-anak di dapur saat mereka usia balita di sini. 

membekali life skill
Seiring usia,  ketika anak-anak  memasuki usia sekolah intensitas bermain di dapur jadi berkurang tapi kenangan saat mereka main di dapur sepertinya cukup melekat, jadi saat kembali diajak ke dapur untuk membuat makanan kesukaan seperti membuat dimsum, cake, aneka olahan ayam, pasta, mereka semangat. Tidak kaku jika diminta bantuan mamanya masak. Si Kaka yang duduk di kelas 3 SMP sudah punya inisiatif masak, dengan catatan yang dimasak makanan kesukaannya, olahan ayam dan telur. Si sulung senang waktu saya rekomendasikan beberapa akun masak dengan video masak estetik dalam negeri maupun luar negeri dan pernah  mencoba mempraktikkan resepnya.  

Untuk anak yang memasuki usia remaja mengajak mereka memasak di dapur sama dengan membekalinya life skill. Bukan mereka harus jago masak tapi minimal tidak kaku jika keadaan mengharuskan mereka memasak, misalnya saat jadi anak kost tinggal di luar kota bahkan luar negeri. 


Dimulai dari Rinnai

Rinnai awet
  Bicara soal masak – memasak di dapur  tidak lepas dari kompor.       Masak atau baking pasti perlu kompor. Kompor yang saya gunakan di rumah adalah kompor Rinnai. Kompor sebagai salah satu teman wajib anda di dapur.  Kompor Rinnai menemani perjalanan memasak saya selama berumah tangga, kurang lebih 17 tahun!


Saya pernah menuliskannya di sini Perjalanan Memasak Bersama Rinnai

Berawal dari seorang sepupu yang menghadiahi kompor Rinnai saat kami menikah. Setelah 10 tahun,  kompor hadiah pernikahan itu kami lungsurkan  dan menggantinya dengan Rinnai yang baru. Pilihan jatuh kepada Rinnai karena awet, masalah yang terjadi biasanya hanya pada tungku api dan itu bisa dibeli dengan mudah di toko peralatan rumah tangga online ataupun offline



Rice Cooker Miyako

Selan Rinnai, peralatan dapur yang menemani perjalanan  adalah Rice Cooker Miyako. Pilihan jatuh pada Miyako karena kualitasnya terjamin, nasi matang sempurna dan pulen. 











Kolaborasi Miyako x Rinnai

Dalam rangka merayakan hari ibu, natal dan tahun baru 2023. Rinnai berkolaborasi dengan Miyako. Miyako x Rinnai, mengadakan kompetisi foto dengan tema “Masak Seru Bareng Ibu” yang berlangsung dari tanggal 1-30 desember 2022. Foto yang mengabadikan momen bahagia ibu melakukan aktivitas di dapur bersama buah hati tercinta dan mempostingnya di laman instagram.

Kompetisi foto ini bertujuan agar para ibu dapat berbaur dengan anak-anak mereka serta memberikan edukasi positif kepada anak-anak akan banyaknya kegiatan positif yang dilakukan di rumah bersama keluarga. dari kegiatan tersebut dapat tercipta moment seru di hari ibu dan dapat berlanjut ke kegiatan sehari-hari. Kegiatan memasak di dapur juga menjadi pilihan kegiatan positif agar anak-anak tidak terus menerus terpapar oleh gadget dan bisa menyerap hal-hal poitif yang dapat dilakukan di dapur bersama ibu.

Kegiatan ini juga sejalan dengan fokus  Miyako dan Rinnai yang ingin mengajak para ibu untuk terus semangat dalam menjalani perannya sebagai “Super Mom” yang selalu memberikan yang terbaik.

kompetisi foto ini menantang kreativitas para ibu yang aktif di media sosial untuk ikut serta mengabadikan momen seru di dapur bersama buah hati.

Selain kompetisi foto Miyako x Rinnai juga mengadakan Live Cooking demo di instagram pada 23 desember 2022 dengan menggunakan beberapa produk Miyako dan Rinnai dengan beragam hadiah menarik. Untuk para ibu yang ikut kompetisi ini dapat ikut Live Cooking demo tanpa registrasi. live cooking demo akan berlangsung pukul 9.00 – 10.00 wib di instagram Rinnai (@rinnai_Indonesia) dan pukul 14.00-15.00 wib di instagram Miyako (@miyako_indonesia)

Puncak kompetisi ‘Masak Seru Bareng Ibu’, pemenang kompetisi akan mendapat kesempatan untuk masak bersama chef Norman Ismail secara langsung di studio Miyako dan Rinnai. Pemenang utama yang sudah terpilih dan diumumkan secara langsung di media sosial Miyako dan Rinnai. Info untuk memenangkan hadiah produk-produk Miyako dan Rinnai dengan total hadiah puluhan juta rupiah dan ratusan merchendice menarik lainnya. 

 

 

 

 



 

 

 











Impian Liburan ke Alam Bebas

Impian Liburan ke Alam Bebas

Ujian sekolah anak-anak baru selesai, minggu depan pembagian raport, setelah itu liburr….

Tapi sejujurnya saya belum merencanakan liburan kemana  selain ke Bandung. Iya ke Bandung lagi dan lagi. Sebenarnya kalau ke Bandung bukan sekedar liburan tapi jenguk orang tua hehehe, jadi biar hemat ya sekalian saja mencari tempat wisata di sana. Liburan keluarga kami  memang belum pernah jauh-jauh, masih seputaran Jawa Barat dan Banten. Kalau mencari suasana pantai, kami memilih Banten, pantai Anyer, Carita, dst. Kalau liburan dengan suasana alam pegunungan, pilihan kami ke Lembang Bandung, Subang, Puncak, Sukabumi dan Cianjur. Entah sudah berapa kali mengunjungi kota-kota tersebut tapi menjajaki tempat wisata yang berbeda. Beberapa pernah saya tuliskan di blog ini. Kebanyakan tempat liburan yang kami kunjungi adalah wisata alam seperti pantai, pegunungan, sungai, hutan pinus dan danau. Entah kenapa kami belum bosan mengunjungi tempat-tempat seperti itu, salah satunya mungkin karena  wisata alam membawa kedamaian dan keheningan yang membuat rileks.

Manfaat wisata alam

Berlibur ke alam tidak hanya memanjakan mata, ada banyak manfaat yang tanpa disadari kita peroleh, selain pengalaman baru, berikut manfaat yang saya rasakan ketika wisata alam;

Meningkatkan mindfulness

Kata mindfulness akhir-akhir ini kerap terdengar dan diasosikan untuk banyak hal. Ada mindfulness parenting, mindfulness meditation, mindfulness therapy dsb. Sebenarnya apa sih arti mindfulness? Mindfulness artinya kesadaran penuh akan diri sendiri saat ini, tidak menoleh pada masa lalu atau menerawang masa depan.

Wisata alam dapat melatih mindfulness karena di tengah keheningan alam dengan pemandangan alam yang membuat kita kagum, kita akan fokus pada moment itu dan menumbuhkan kesadaran keberadaan diri di kehidupan ini.

Meningkatkan rasa syukur

Kesibukan kota yang hiruk pikuk, dengan tuntutan kebutuhan hidup yang setiap hari bertambah, kadang membuat lupa bersyukur. Sibuk menjemput rejeki, mengeluh karena lelah, tapi lupa jika kenikmatan terbesar sebenarnya sudah kita miliki seperti kesehatan, mata yang bisa melihat, telinga yang bisa mendengar dst.

Wisata alam akan menyuguhkan keindahan alam yang membuat berdecak kagum lalu menumbuhkan kesadaran betapa kecil keberadaan kita, betapa bersyukurnya memiliki mata untuk melihatnya. Betapa

Mengurangi pola hidup konsumtif dan hedonis

Mata dan perhatian akan tertuju pada alam bukan deretan toko atau jajajan yang membuat kalap. Jika pun membeli oleh-oleh harganya tidak seberapa.

Recharge semangat dan energi

Wisata alam umumnya jauh dari hiruk pikuk kota, dengan suasana tenang dan damai. Kondisi ini mencharge rasa excited, kreativitas dan keaktifan.

Sarana edukasi untuk anak-anak mencintai dan menjaga alam

Kerusakan bumi yang terjadi secara berlahan tapi pasti, salah satunya karena pemanasan global, adalah hal serius dan berdampak besar untuk masa depan anak-anak. Dengan mengajak anak-anak wisata alam, mereka akan mudah paham dengan isu lingkungan dan menumbuhkan rasa kepedulian pada alam.

 

Liburan Impian #

Liburan wisata alam yang kami sekeluarga lakukan memang tidak jauh, bukan tidak ingin liburan jauh melintasi pulau tapi budgetnya belum cukup heuheu. Masih tahap menabung. Jadi kalau diminta menuliskan, liburan impian bareng keluarga kemana, saya punya beberapa wish list, baik di dalam maupun di luar negeri, tapi yang akan saya tulis di sini liburan impian di dalam negeri, menyesuaikan dengan budget. Salah satu liburan impian keluarga adalah ke Nusa Tenggara Timur, pilihan ini jatuh karena kami ingin mengunjungi Pulau Komodo (melihat komodo dari dekat) dan ke Padang Savana.

Keinginan mengajak anak-anak ke tempat itu karena mereka memiliki impian untuk berkunjung ke alam ‘liar’. Impian yang berawal dari kegemaran mereka membaca seri komik science terjamahan korea yang temanya kehidupan di alam liar. Satu seri yang terdiri dari beberapa buku bisa dibaca anak-anak hingga berkali-kali. Anak-anak juga antusias kalau menonton film dokumentar tentang alam liar. Sampai si sulung punya impian ingin bekerja Taman Nasional di Afrika. Ya bukan berkunjung tapi bekerja. Menginjak remaja (duduk di bangku smp) si sulung sempat mengungkapkan keinginan itu lagi tapi dengan satu kegalauan katanya kalau kerja di hutan Afrika, takut ga ada waktu buat menggambar hahahah.

Jadi sebelum jauh-jauh ke Taman Nasional Afrika, mereka harus kenal dulu Taman-taman nasional di Indonesia. Agar mereka juga punya gambaran lebih real, seperti apa sih bekerja di ‘alam liar’.

 

Pulau Komodo

Kalau ngobrolin binatang purba seperti Dinosaurus, anak bujang di rumah yang kini duduk di kelas 5 SD, sudah hatam. Buku bertema Dinosaurus di rumah ada lebih dari 3, hampir setiap ke Bandung mampir ke museum Geologi. Dari buku yang dibacanya dia tahu kalau Komodo adalah salah satu keturunan binatang purba yang tersisa hingga saat ini di bumi. Jadi melihat Komodo dari dekat adalah impiannya.

Komodo hanya ada pulau Komodo yang terletak di Nusa Tenggara Timur. Di namai pulau komodo karena di sinilah hidup Komodo, binatang yang menurut penelitian adalah salah satu binatang jaman purba yang tersisa di muka bumi.  Pulau Komodo adalah habitat Komodo yang tersisa saat ini.

Hal menarik lain di pulau Komodo adalah adanya padang Savana. Ya daya tarik pulau Komodo tidak hanya Komodonya juga pemandangan alamnya yang luar biasa seperti pada Savananya. Savana ini berbatasan dengan Nusa Tenggara barat.

Agar kunjungan ke pulau Komodo muatan edukasinya lebih besar dari sekedar melihat kehidupan Komodo, kami akan mendorong anak-aak  berbincang para pawang Komodo dan masyarakat sekitar mengenai kehidupan Komodo sehari-hari. Sehingga mereka punya gambaran, seperti apa sih ‘bekerja’ di alam liar? Apa benar sebagus yang terekam di film-film dokumentar di NatGeo.

Labuan Bajo

Karena Pulau Komodo ini terletak tak jauh dari Labuan Bajo tentu kami tidak akan melewatkan tempat wisata lain yang ada di Labuan Bajo seperti;

 Pulau Rinca

Pulau ini terletak tidak jauh dari pulau Komodo, dengan kontur yang masih alami, menjelajahnya akan lebih terasa seperti berpetualang.

Pulau Padar

Dari pulau Rinca dipisahkan oleh selat Lintah. Pulau ini terkenal dengan kontur perbukitannya. Dari atas bukit akan terlhat pemandangan pantai 3 warna.

Pink Beach

Dinamai Pink Beach karena pasir pantainya yang berwarna pink.

 

Rencana berlibur ke Pulau Komodo

Berangkat dari Bandara Soekarno Hatta Jakarta dengan pesawat ke Labuan Bajo NTT

Sampai di Labuan Bajo langsung menuju hotel untuk check ini. Istirahat di hotel sambil menikmati pemadangan sekitar hotel sambil mencari sewa kendaraan untuk esok hari.

Mencari tempat kuliner yang tidak jauh dari hotel.

 

Setelah sarapan langsung bersiap menuju Pulau Komodo dengan kendaraan sewaan.

Menghabiskan satu hari di pulau Komodo. Explore pulau Komodo tidak hanya mengamati kehidupan Komodo juga menikmati pemandangan di pulau ini yang menurut banyak referensi para traveller sangat cantik dan eksotik.

Hari kedua

Sea time. Mengunjungi pantai pink .

 

 

Untuk kemudahan rencana ini, kami akan memesan

 

 

 

 

 

 

 

 

pesawat

 

Penginapan/hotel

Pemesanan tiket tempat wisata